ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman berbagai vegetasi tumbuhan yaitu pada
strata pohon, anakan, dan semai yang terdapat di Arboretum Universitas Riau. Penelitian dilaksanakan di
Arboretum Univeristas Riau pada tanggal 25 dan 27 Oktober 2018. Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah pancang, tali rafia, meteran, dan alat tulis. Pada analisis keanekaragaman vegetasi tumbuhan dilakukan
dengan teknik sampling plot kuadrat dengan jalur/transek sepanjang 100 m 2. Dengan plot ukuran 10 x 10 m2
untuk pohon, 5 x 5 m2 untuk anakan dan 1 x 1 m2 untuk yang masih tergolong semai. Parameter pengukuran
meliputi KR (Kerapatan relatif), FR (Frekuensi relatif), DR (Dominansi relatif), INP (Indeks Nilai penting), dan
H’(Indeks keanekaragaman). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada area sekitar Arboretum
Universitas Riau memiliki tingkat keanekaragaman jenis vegetasi pohon yang rendah, sedangkan anakan dan
semai memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tergolong sedang.
Kata kunci : Vegetasi Tumbuhan, Strata, Keanekaragaman Jenis
PENDAHULUAN
Salah satu penyusun hutan adalah vegetasi. Vegetasi atau komunitas tumbuhan
merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam tumbuhan yang hidup bersama di suatu
tempat. Komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lain
yang saling beriteraksi. Dengan saling berinteraksi membuat ekosistem semakin berlangsung
lama. Sehingga vegetasi pada tumbuhan secara alami pada wilayah tersebut merupaka
pencempuran hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan mengalami perubahan drasris.
Vegetasi selalu dinamis dan selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Dengan
itulah maka perlu melakukan kegiatan analisis vegetasi. Vegetasi merupakan bagian hidup
yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. (Yulia, 2011)
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri
maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh
serta dinamis. Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. (Cecep Sumarna, 2014)
Analisis vegetasi merupakan cara adalah mempelajari susunan dan bentuk vegetasi
yang ada. Hutan adalah komponen terpenting dari kehidupan manusia maupun keseimbangan
ekologi, oleh karenanya potensi yang meliputi komposisi jenis tumbuhan dominasi jenis
kerapatan dan lainnya sangat perlu diukur. Hal ini sangat penting untuk menentukan perlakuan
yang harus dilakukan dari suatu luasan hutan. Hal yang diselidiki dan diukur dalam ekologi
hutan alam adalah tegakan. analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan
bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari
susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan
sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut (Yulia, 2011).
Pengambilan data yang luas arealnya belum diketahui, paling efektif menggunakan
cara transek. cara ini paling baik untukmempelajari perubahan stratifikasi vegetasi menurut
topografi dan elevasi, selanjutnya untuk penentuan petak ukur (plot) menggunakan metode
sistematik sampling. Aspek-aspek vegetasi yang perlu diketahui antara lain: [1] Ada atau tidak
adanya jenis tumbuhan tertentu; [2] Luas basal area; [3] Kerapatan; [4] Frekuensi; [5]
Dominansi; [6] Indeks nilai penting. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
keanekaragaman vegetasi tumbuhan yang terdapat di Arboretum Universitas Riau.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Arboretum Univeristas Riau pada tanggal 25 dan 27
Oktober 2018. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pancang, tali rafia, meteran,
dan alat tulis.
Pengumpulan data analisis vegetasi dilakukan dengan teknik sampling plot kuadrat
dengan jalur/transek. Pada areal sampling dibuat transek yang terdiri atas plot. Transek dibuat
memanjang memotong topografi dengan jarak antara transek 100 m2. Sepanjang transek
dibuat plot ukur [a] 10 x 10 m2 (pengamatan tingkat pohon). Di dalam petak ukur 10 x 10 m2
terdapat petak ukur [b] 5 x 5 m2 (pengamatan tingkat anakan), dan [c] 1 x 1 m2 (pengamatan
tingkat semai). Diamati, dihitung jumlah vegetasi, dan dianalisis keanekaragaman vegetasi.
5x5
1x1
10 x 10
100 m2
Gambar 1. Transek Vegetasi
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa komposisi jenis strata pohon, anakan dan
semai di kawasan Arboretum Universitas Riau ditemukan 11 jenis tumbuhan. Komposisi
jenis vegetasi tumbuhan tertinggi di kawasan Arberetum Kampus Universitas Riau adalah
spesies A yaitu sebanyak 23 individu. Untuk komposisi jenis vegetasi strata tumbuhan
terendah adalah spesies I dan K yaitu sebanyak 2 individu.
1. Kerapatan (Density)
Berdasarkan hasil praktikum, banyaknya individu dalam areal (kerapatan) ditemukan:
PO HO N a na ka n sema i
120 140 130 60
100 110 50
TINGKAT KERAPATAN
100 120
Tingkat kerapatan
Tingkat kerapatan
80 50
100 80 40
80 40
80 70 30 30
60 50 60 30
40 60 50 20 18.18 20 20 22.73
40
20 40 26 20 13.64 13.64
10 16 10 22 14 9.09 9.099.0910
20 20 12 10 4.55
0 0 0
A B C D F A G B H I D J K A B L C
spesies SPESIES SPESIES
K KR K KR K KR
Gambar 2. Grafik Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Relatif Pohon, Anakan, dan Semai
2. Frekuensi (Frequency)
Tabel 2. Frekuensi dan Frekuensi Relatif strata Pohon, Anakan, dan Semai
SPESIES POHON ANAKAN SEMAI
F FR F FR F FR
A 0,4 33,33333 0,4 21,05263 0,1 6,666666667
B 0,7 58,33333 0,1 5,263158 0,2 13,33333333
C 0,1 8,333333 - - 0,4 26,66666667
D - - 0,4 21,05263 0,1 6,666666667
F - - 0,7 36,84211 - -
G - - 0,3 15,78947 - -
H - - 0,2 10,52632 - -
I - - - - 0,1 6,666666667
J - - - - 0,1 6,666666667
K - - - - 0,2 13,33333333
L - - - - 0,3 20
31.26
tingkat kerapatn
120 35 29.79 40
30 33.64
100 25 22.53 30 24.85 22.42
80 20 20.3
60 2015.76
17.88
15.76
15
40 20.89 10 10
20 5
0 0 0
A B C F G H I J K Z X C V B N M L
spesies spesies spesies
Pohon 0,884640918
Anakan 1,61628
Semai 2,0998469
Berdasarkan grafik diatas, H’ tertinggi dimiliki oleh semai (2,09), lalu pancang
(1,61) kemudian pohon (0,88). Semakin besar H’ suatu komunitas maka semakin baik pula
komunitas tersebut.
Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa selama pengamatan, jumlah
Berdasarkan perhitungan (Pi LN Pi) memiliki indeks vegetasi tumbuhan yang bervariasi.
Kriteria indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon Wienner (Odum, 1996): H’<1 =
tingkat keanekaragaman jenis rendah. 1<H<3 = tingkat keanekaragaman jenis sedang.
H’>3 = tingkat keanekaragaman jenis tinggi.
Indeks keanekaragaman spesies (H’) menggabungkan kekayaan spesies dan
kemerataan dalam satu nilai. Indeks keanekaragaman seringkali sulit diinterpretasikan
karena nilai indeks yang sama bisa dihasilkan dari berbagai kombinasi kekayaan spesies
dan kemerataan. Nilai keanekaragaman yang sama bisa dihasilkan dari suatu komunitas
yang tingkat kekayaan spesiesnya rendah tetapi kemerataannya tinggi atau komunitas
dengan kekayaan spesies tinggi namun kemerataannya rendah. Keanekaragaman spesies
menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan variasi spesies tumbuhan dari suatu
komunitas (Susantyo, 2011)
KESIMPULAN
Bedasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kerapatan yang tertinggi
terdapat pada kerapatan anakan yaitu 130, frekuensi yang tertinggi terdapat pada frekuensi
pohon yaitu 58,33, sedangkan dominansi hanya terdapat pada pohon yaitu 64,4. Nilai indeks
nilai penting yang tertinggi terdapat pada INP pohon yaitu 162,74. Pohon memiliki tingkat
keanekaragaman jenis yang rendah, sedangkan anakan dan semai memiliki tingkat
keanekaragaman jenis yang tergolong sedang.
Daftar Pustaka
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara
Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
Suwondo dan Nursal. 2018. Panduan Praktikum Ekologi. Pekanbaru: Jurusan Pendidikan
Biologi Universitas Riau.
Yulia. 2011. Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan (Ekotum) Analisa Vegetasi (Minimal
Area). Pontianak Prodi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Mipa Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Tjitrosoepomo,. G. 2002. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Universitas Gajah Mada
Press. Yogyakarta