Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN MELATI PUTIH (jasminum sambac)


Pranto Wati
1605111568
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikann Universitas Riau
prantowati@yahoo.com

ABSTRAK
Tanaman melati putih (jasminum sambac) berpotensi untuk barbagai manfaat. Pupuk kandang
dianggap mampu untuk mencukupi pertumbuhan tanaman. Dilakukan penelitian di kawasan
laboratorium PMIPA Universitas Riau pada tanggal 13 Oktober – 13 November 2018. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman
melati putih (jasminum sambac) di laboratorium PMIPA Universitas Riau. Penelitian ini bersifat experimen
dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pengumpulan data dilakukan
dengan teknik Analisis Varian untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan dan
tanaman control. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter
batang, dan jumlah bunga. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman melati putih (jasminum sambac).
Kata kunci: jasminum sambac, pupuk kandang, pertumbuhan, analisis varian

PENDAHULUAN
Bunga melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman bunga hias berupa
perdu berbatang pendek yang hidup menahun dan tumbuh di daerah tropis
seperti di Indonesia. Bunga melati (Jasminum sambac) terdapat hampir disetiap
daerah di Indonesia terutama di Pulau Jawa (Kurniawan dkk, 2011).
Bunga melati merupakan salah satu bunga yang digunakan masyarakat secara
luas, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, sangat bermanfaat dan banyak
diperlukan sebagai bahan baku industri. Di Indonesia penggunaan minyak atsiri
bunga melati dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai
industri, misalnya pada industri kosmetik, sabun, parfum, farmasi, dan aroma
terapi.
Pupuk kandang ayam dapat memberikan kontribusi hara yang mampu
mencukupi pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang ayam
mengandung hara yang lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya (Santosoet al,
2004)
Pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan tekstur tanah, agregat tanah,
daya pegang air, kapasitas tukar kation, dan meningkatkan unsur hara bagi tanaman
kandungan kotoran ayam dalam setiap tonnya adalah 10 kg N, 8 kg P205, dan 4
kg K2O (Baherta, 2002). Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur. (Elisman, 2001)
Berdasarkan permasalahan diatas maka dilakukan penelitian analisis pengaruh
pemberian pupuk kandang pada tanaman melati putih (jasminum sambac). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam
dan sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melati putih (jasminum
sambac).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada 13 Oktober - 13
November 2018 di kawasan Laboratorium PMIPA Universitas Riau. Adapun alat
yang digunakan pada praktikum adalah cangkul, tali plastik, dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum adalah anakan bunga melati (jasminum
sambac), tanah kebun, pupuk kandang (kotoran ayam), dan polybag. Penelitian ini
bersifat experimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik Analisis Varian untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan dan tanaman control. Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang, dan jumlah
bunga. Selama 1 bulan penanaman dilakukan pengamatan dan pengukuran sebanyak
5 kali, dimulai dari awal menanam dan minggu pertama sampai minggu keempat
penanaman.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 5 perlakuan dengan pengulangan
sebanyak 3 kali dengan tanaman sebanyak 15 polybag. Perlakuan yang digunakan
adalah dengan pemberian dosis pupuk yang berbeda, yaitu; P0 (variabel control), P1
(diberi pupuk sebanyak 100 gr), P2 (diberi pupuk sebanyak 200 gr), P3 (diberi pupuk
sebanyak 300 gr), dan P4 (diberi pupuk sebanyak 400 gr). Susunan Rancangan Acak
Lengkap adalah sebagai berikut:
P 4.2 P 1.1 P 0.3 P 1.3 P 4.1
P 2.2 P 3.1 P 2.3 P 0.2 P 1.2
P 3.3 P 0.1 P 4.3 P 2.1 P 3.2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan data dari 5 parameter yang
berbeda, yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang, dan jumlah
bunga.
1. Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian, tinggi tanaman melati putih dari pengukuran
T in g g i T an am an (cm )

pertama sampai pengukuran ke-V sebagai berikut:


20 Tinggi Tanaman Melati Putih
10
0
I II III IV V

Pengukuran ke-
P0 P1 P2 P3 P4

Grafik 1. Tinggi tanaman melati putih (jasminum sambac) pada 5 kali pengukuran.
Berdasarkan grafik 1 dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengukurannya
tinggi tanaman melati ada yang tetap dan ada juga yang bertambah. Tanaman yang
paling tinggi adalah tanaman dengan perlakuan 1 (yang diberi pupuk sebanyak 100
gram), Hal ini terjadi karena nutrisi unsur hara yang ada pada P0 (Variabel
kontrol) belum tercukupi. Namun, pada P2, P3, dan P4 mengalami peningkatan
tinggi yang baik juga.
Pupuk kandang mengandung unsur hara nitrogen yang berfungsi untuk
pembentukan asimilat, terutama karbohidrat dan protein serta sebagai bahan
penyusun klorofil yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Adanya nitrogen
yang cukup pada tanaman akan memperlancar proses pembelahan sel dengan
baik karena nitrogen mempunyai peranan utama untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan khususnya pertumbuhan batang sehingga memicu pada
pertumbuhan tinggi tanaman (Riyawati, 2012)

2. Jumlah Daun
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah daun pada tanaman melati putih dari
pengukuran pertama sampai pengukuran ke-V sebagai berikut:
15 Jumlah Daun Melati Putih
Jumlah Daun

10
5
0
I II III IV V

Pengukuran ke-
P0 P1 P2 P3 P4
Grafik 2. Jumlah daun tanaman melati putih (jasminum sambac) pada 5 kali pengukuran.
Berdasarkan grafik 1 dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengukurannya
jumlah daun melati ada yang tetap, ada juga yang bertambah, dan ada juga yang
berkurang. Tanaman yang paling tinggi adalah tanaman dengan perlakuan P1
(yang diberi pupuk sebanyak 100 gram). Dalam pengukuran jumlah daun ada yang
berkurang karena mengalami ambibisi atau kerontokan.
Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan vegetatif, termasuk
pembentukan tunas daun hingga menjadi daun dewasa karena adanya unsur
nitrogen. Namun unsur nitrogen memiliki sifat mobil di dalam tanaman. Adanya
sifat unsur nitrogen yang demikian, menyebabkan nitrogen selalu diangkut dari
daun tua ke daun yang lebih muda sehingga daun tanaman yang tua lebih
menderita akibat kekurangan nitrogen, selanjutnya daun tua yang kekurangan
nitrogen tersebut kemudian mengalami absisi dan rontok (Ashari, 1995).

3. Lebar Daun
Berdasarkan hasil penelitian, lebar daun pada tanaman melati putih dari
pengukuran pertama sampai pengukuran ke-V sebagai berikut:
Lebar Daun (cm)
4 Lebar Daun Melati Putih

0
I II III IV V

Pengukuran ke-
P0 P1 P2 P3 P4
Grafik 3. Lebar daun tanaman melati putih (jasminum sambac) pada 5 kali pengukuran.
Berdasarkan grafik 3 dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengukurannya
lebar daun tanaman melati ada yang tetap dan ada juga yang bertambah. Daun
yang paling lebar dimiliki oleh tanaman dengan perlakuan 2 (yang diberi pupuk
sebanyak 200 gram), Namun pada perlakuan ini mengalami penurunan pada
pengukuran kedua dan selanjutnya. Hal ini dikarenakan daun yang paling lebar
tersebut mengalami absisi pada minggu pertama. Namun, pada P0, P1, P3, dan P4
juga mengalami peningkatan lebar daun.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan suatu proses penting
dalam perkembangbiakan suatu tanaman. Proses pertumbuhan ditandai dengan
terjadinya peningkatan beberapa bagian tanaman seperti peningkatan tinggi
tanaman, panjang daun, lebar daun, dan berat seluruh begian tanaman (Aisyah,
2011)

4. Diameter Batang
Berdasarkan hasil penelitian, diameter batang pada tanaman melati putih dari
pengukuran pertama sampai pengukuran ke-V sebagai berikut:
Diameter Batang (cm)

0.4 Diameter Batang Melati Putih


0.2
0 I II III IV V

Pengukuran ke-
P0 P1 P2 P3 P4

Grafik 4. Tinggi tanaman melati putih (jasminum sambac) pada 5 kali pengukuran.
Berdasarkan grafik 4 dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengukurannya
diameter batang tanaman melati ada yang tetap dan ada juga yang bertambah.
Tanaman yang paling besar diameternya adalah tanaman dengan perlakuan 3
(yang diberi pupuk sebanyak 300 gram), Hal ini terjadi karena nutrisi unsur hara
khususnya N tercukupi dengan baik namun tidak berlebihan.
Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang besar pada setiap tahap pertumbuhan
tanaman, khususnya pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun
(Hasibuan, 2006)

5. Jumlah Bunga
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah bunga pada tanaman melati putih dari
pengukuran pertama sampai pengukuran ke-V sebagai berikut:
6 Jumlah Bunga Melati Putih 5

Jumlah Bunga
4
4
2 22 222
2 1 1 111 1 111
0000 000 0
0
I II III IV V

Pengukuran ke-
P0 P1 P2 P3 P4
Grafik 5. Jumlah bunga tanaman melati putih (jasminum sambac) pada 5 kali pengukuran.
Berdasarkan grafik 5 dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengukurannya
jumlah bunga melati sangat sedikit, dan hampir tidak ada pada pengukuran ke-I
dan ke-II. Pada pengukuran berikutnya terdapat beberapa bunga, dan jumlah bunga
yang paling banyak adalah pada P3 di pengukuran ke-V. Hal ini terjadi karena
nutrisi unsur hara yang ada pada P3 sudah tercukupi. Pada fase generatif,
kebutuhan unsur P tinggi, karena unsur ini berperan dalam perangsangan bunga.
Pada saat tanaman dewasa dan mulai berbunga, proporsi pemberian pupuk
dengan kandungan P dan K tinggi perlu ditingkatkan agar perkembangan bunga
tidak terganggu (Yusnita, 2010)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada setiap parameter
menghasilkan tanaman terbaik dengan berbeda perlakuan. Untuk tinggi tanaman dan
jumlah daun perlakuan yang terbaik adalah P1. Untuk lebar daun perlakuan yang
terbaik adalah P2. Untuk diameter batang dan jumlah bunga perlakuan yang terbaik
adalah P3. Melalui Analisis varians dapat diketahui pada setiap parameternya
menunjukkan bahwa F Hitung < Ftabel yang artinya adalah pemberian pupuk organik
(kotoran ayam) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
tanaman melati putih (jasminum sambac) dalam kurun waktu 1 bulan.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura (Aspek Budidaya). Universitas Indonesia. Jakarta
Baherta. 2009. Respon Bibit Kopi Arabika Pada Beberapa Takaran Pupuk Kandang
Kotoran Ayam. Jurnal Ilmiah Tambua, 8 (1) :467-472.
Elisman, R. 2001. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan bibit kopi Arabika (Coffee Arabika Var. Kartika 1). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Taman Siswa. Padang Sari et al.,2006).
Hasibuan, B. E. 2006. Ilmu Tanah. FP USU. Medan.
Kurniawan K, 2011. Pengaruh Campuran Lemak Sapi dan Margarin serta Jenis
Pelarut dalam Proses Ekstraksi Minyak Melati Mengguna kan Sistem
Enflurage. Malang. Diakses 1 Desember 2018.
Riyawati. 2012. Pengaruh residu pupuk kandang ayam dan sapi pada pertumbuhan
sawi (Brassica juncea L.) di Media Gambut. Skripsi. Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
Salisbury, F.B dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Santoso, B., F. Haryanti dan S.A. Kadarsih. 2004. Pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi serat tiga klon rami di
lahan aluvial Malang. Jurnal Pupuk. 5(2):14-18.
Yusnita. 2010. Perbanyakan In VUro Tanaman Anggrek. Penerbit Universitas
Lampung. Bandar Lampung. 128 hlm.

Anda mungkin juga menyukai