Anda di halaman 1dari 76

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Diterbitkan atas Kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Diterbitkan atas Kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI)

Acuan
Endang Sutarya, Rendra Kusuma Wijaya, Lardian Isfandri, Wiwik Sriyanti, dan E. Kuswara, Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani, Jakarta, FIELD Indonesia, 2010

Penerbitan ini didukung oleh HIVOS

Farmers Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD), Jalan Teluk Peleng No. 87 A, Kompleks Perumahan TNI AL, Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Tel. 021-7820479; 33101515; Fax. 021-7820479 Email: fieldind@indosat.net.id Website: www.field-indonesia.org; www.thefieldalliance.org; www.alivefp3.org; www.pedigrea.org

Penyusun: Endang Sutarya, Rendra Kusuma Wijaya, Lardian Isfandri, Wiwik Sriyanti, dan E. Kuswara Editor, Illustrasi, Cover, dan Tata Letak: Triyanto PA

September 2010 Buku ini diterbitkan atas kerjasama antara FIELD Indonesia, HIVOS, dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indnesia (IPPHTI)

Hivos Regional Office Southeast Asia Jl. Kemang Selatan XII/No. 1 Jakarta Selatan 12560 Indonesia Tel. +62-21-7883757; 7892489 Fax. +62-21-7808115 hivos@hivos.or.id www.hivos.nl/english

FIELD Indonesia Jalan Teluk Peleng No. 87 A, Kompleks Perumahan TNI AL, Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Tel. +62-21-7820479; 33101515; Fax. +62-21-7820479 fieldind@indosat.net.id

Sekretariat Pusat IPPHTI Dusun Mandungan I, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta Tel/Fax: +62-274-7492047 petaniphtindo@indo.net.id

Daftar Isi
Daftar Isi ......................................................................... v

Pengantar ........................................................................

vii

Bagian Pertama: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani ....................................................... 1. Keanekaragaman Hayati .............................................. 2. Gen, Sel, dan Sifat Keturunan ....................................... 3. Pemetaan Bahan Baku Persilangan ................................. 4. Varietas Idaman ........................................................ 5. Analisa Bahan Baku Persilangan ..................................... 6. Fase-fase Pertumbuhan Tanaman ................................... 7. Morfologi Tanaman Padi .............................................. 8. Analisa Genotip dan Lingkungan .................................... 9. Teori dan Praktek Persilangan Tanaman Padi ...................... 10. Teknik Seleksi .......................................................... 11. Pendokumentasian .................................................... 12. Rencana Tindak Lanjut ...............................................

1 3 6 8 10 12 15 18 25 31 37 45 48
Daftar Isi

Bagian Kedua: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan ............... 1. Pertanian Berkelanjutan dan Globalisasi .......................... 2. Tiga Pandangan Ekosistem ........................................... 3. Memetakan Permasalahan Lapangan ............................... 4. Gender ..................................................................

51 53 56 59 62

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Daftar Isi

vi

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar

enih dalam dunia pertanian merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dalam usaha pertanian. Dalam beberapa dekade terakhir ini sumber genetik lokal sudah sangat menurun dan sebaliknya petani sangat tergantung oleh varietas unggul baru. Hal ini yang secara tidak langsung telah mendukung terciptanya kepunahan varietas-varietas lokal yang mempunyai ketahanan terhadap ekosistem setempat. FIELD Indonesia bekerja sama dengan yayasan PEDIGREA (Participatory Enhancement of Diversity of Genetic Resources in Asia) dan IPPHTI Kabupaten Indramayu sejak tahun 2003-2008. Kemudian HIVOS-Asia melanjutkan dukungan terhadap program tersebut mulai tahun 2009 hingga sekarang, melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani. Dari hasil pengembangan program tersebut telah dihasilkan galur-galur padi dan sayuran lokal yang sudah mulai stabil dan mempunyai sifat adaptif terhadap ekosistem lokal.
Pengantar

Dari pembelajaran program tersebut proses memfasilitasi sekolah lapangan pemuliaan tanaman secara partisipatif akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan pendidikan bagi masyarakat secara luas. Oleh karena itu kami mencoba membukukan proses proses Sekolah Lapangan tersebut yang diperuntukan bagi pemandu Sekolah Lapangan dan masyarakat umum yang berminat dalam pengembangan pemuliaan tanaman secara partisipatif. Buku ini disusun dari perpaduan teori pemuliaan tanaman dan hasil implementasi di tingkat petani pemandu. Dengan demikian panduan ini telah diuji coba selama kurang lebih 7 tahun, sehingga panduan ini memungkinkan dipakai oleh petani pemandu. Namun demikian tentu saja panduan ini belum sempurna. Oleh karena itu kami merasa senang jika ada saran dan kritik atau ide baru untuk meningkatkan kualitas panduan ini. Kami sampaikan terima kasih kepada IPPHTI Kabupaten Indramayu atas kerjasamanya dalam mengembangkan program ini, juga kepada para petani pemulia tanaman di Kabupaten Indramayu yang telah menjadi narasumber dalam penulisan buku panduan ini.

Jakarta, September 2010 FIELD Indonesia

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

vii

Pengantar

viii

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAGIAN PERTAMA

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN

Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 1

Keanekaragaman Hayati

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Hutan hujan, salah satu ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikro-organismeserta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami apa arti pemuliaan dan kerangka pemuliaan pada tanaman. 2. Memperluas wawasan dan pengetahun peserta tentang berbagai keanekaragaman hayati, ekosistem, spesies, varietas, dan gen serta hubungannya.
Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Kerangka Pemuliaan Tanaman

Datangkan dari luar Evaluasi varietas


BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Rehabilitasi

Kekayaan varietas yang ada

Silangkan/ Kawinkan Seleksi

3. Selain itu diharapkan peserta juga menjadi paham bahwa kegiatan pemuliaan dan penyilangan adalah satu usaha dalam rangka peningkatan keanekaragaman hayati.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok.

Waktu: 1,5 jam

Langkah-langkah 1. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan pemuliaan, lalu tanyakan juga perbedaan antara pemulia, mulia, dan pemuliaan. 2. Selanjutnya bahaslah secara singkat kerangka pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan dengan menggunakan bagan kerangka pemuliaan tanaman (rehabilitasi, introduksi dari luar, evaluasi, silangkan seleksi).

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

3. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud keanekaragaman. Tulislah tulis semua jawaban peserta. Tanyakan juga apa bedanya dengan keragaman. 4. Lalu, tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati. 5. Tanyakan juga secara umum, mahluk hidup dibagi menjadi berapa jenis dan apakah hubungan satu dengan yang lainnya. Catatan: Secara umum mahluk hidup dibagi 4 jenis yaitu manusia, tumbuhan, hewan, dan pengurai) 6. Tanyakan juga hal tersebut kepada peserta saat membahas keanekaragaman ekosistem, spesies, varietas, dan gen. Akhirilah dengan membahas dalam bentuk diskusi kelompok sejauh mana pentingnya masingmasing keanekargaman tersebut dan apa hubungan satu sama lainnya.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pertanyaan Diskusi: Mengapa keanekaragaman hayati penting? Mengapa keanekaragaman spesies penting? Mengapa keanekaragaman ekosistem penting? Mengapa keanekaragaman varietas penting? Mengapa keanekaragaman gen penting?

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 2

Gen, Sel, dan Sifat Keturunan

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu, atau bisa juga katakan penentu sifat keturunan. Mahluk hidup terdiri dari organ-organ, setiap organ terdiri dari beberapa jaringan, dan setiap jaringan merupakan kumpulan sel yang punya bentuk dan fungsi yang sama. Di dalam sel terdapat inti sel dan di dalam inti sel itulah terdapat gen. Sedangkan sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sebagai contoh, organ pada tanaman adalah akar, batang, daun, buah, bunga. Sedangkan jaringan contohnya jaringan pengangkut. Sedangkan untuk gen misalnya saja bahwa padi Ciherang mempunyai sifat-sifat tahan terhadap kekeringan, umurnya pendek, tidak tahan kresek.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami tentang apa itu gen, sel, dan sifat keturunan. 2. Mengajak petani peserta mengetahui hubungan mempelajari gen, sel dan sifat keturunan dengan pemuliaan tanaman yang akan dilakukan.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat dan penjelasan.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah: 1. Tanyakan pada peserta apakah yang menyusun sebuah mahluk hidup dari mulai organ jaringan sel - gen. Siapa yang menentukan akhirnya mahluk tersebut berbentuk seperti apa. Catatlah semua jawaban peserta tanpa dikritisi terlebih dahulu. 2. Jelaskan secara singkat kepada peserta apa yang dimaksud dengan gen, lalu gen tersebut ada di mana. 3. Berikan perumpamaan yang mudah dicerna, misalnya saja tentang bila orang kulit hitam menikah dengan orang kulit putih, apa yang terjadi, dan seterusnya.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 3

Pemetaan Bahan Baku Persilangan

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta menggali dan mengetahui berbagai jenis tanaman padi yang ada di masing-masing lokasi dari dahulu sampai sekarang. 2. Mengetahui berbagai jenis tanaman padi yang bisa dijadikan bahan baku persilangan yang masih tersedia, atau mencari di mana kira-kira varietas yang diharapkan tersebut berada.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban.

Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah: 1. Tanyakan dan ingatkan kembali kepada peserta tentang apa yang dimaksud dengan keanekaragaman varietas dan apa fungsinya serta manfaatnya. 2. Tanyakan pada peserta ada berapa jenis varietas yang sebenarnya ada di daerahnya masing-masing. Tanyakan juga sudah berapa yang hilang, dan berapa yang masih ada.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

3. Ajaklah peserta membentuk kelompok berdasarkan lokasi masing-masing. Selanjutnya mintalah mereka mendata berbagai jenis varietas tanaman padi yang pernah ada dan masih ada di wilayah mereka. Mintalah pada mereka untuk membuat keterangan tentang ciri khas dari masingmasing varietas yang mereka sebutkan tersebut. 4. Ajaklah pula peserta untuk membuat batasan waktu memulainya (misalnya tahun 1970). 5. Presentasikan hasil diskusi kelompok tersebut, dan secara bersama ajak mereka mengambil kesimpulan apa yang terjadi pada varietas padi yang ada. 6. Ajak pula peserta secara curah pendapat tentang manfaatnya melakukan kegiatan pemetaan bahan baku.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Contoh pemetaan bahan baku hasil persilangan


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Varietas Uyek Cere Rante Benganan Bagidal Ketan lokal P.B Pelita Cisadane I.R. 64 Pandan Wangi Mesir Towuti Ciherang Hibrida T.M. Sintanur Rojo lele 70 V V V V V V Tahun 80 90

V V V V V V -

V V V V V V V

2000 V V V V V V V V V V -

Keterangan Karena umur lama dan datang varietas baru. Uyek dan Ketan lokal merupakan 2 varietas padi yang bisa bertahan selama 5 dekade dari tahun 70-2010, karena tahan terhadap kering dan cocok di daratan Parigi. Sudah banyak pengalaman varietas ini dicobakan ke sawah atau sebaliknya varietas sawah ke daratan. Namun kedua varietas ini masih menunjukkan sifat yang lebih baik untuk ditanam di daratan dibanding varietas yang lainnya. Jadi keberadaan 2 varietas selam 5 dekade ini bukan karena sifatnya yang unek akan tetapi lebih karena cocok dengan tanah desa tersebut.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 4

Varietas Idaman

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Varietas idaman adalah varietas harapan petani yang mempunyai banyak kelebihan sehingga memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang kecil. Salah satu jalan untuk memperoleh varietas idaman adalah dengan cara menyilangkan atau mengawinkan dua varietas yang berbeda. Tapi, sebelum kita menyilangkan, kita harus menganalisa apa kriteria-kriteria varietas idaman yang kita inginkan. Apabila kita sudah bisa menentukan kriterianya, maka akan mudah untuk menentukan bahan induk yang akan disilangkan.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami apa yang dimaksud dengan varietas idaman. 2. Mendorong petani peserta mampu mengindentifikasi berbagai ciri dari varietas idaman mereka.

Alat dan Bahan: Kertas plano dan spidol.

Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan presentasi.

Waktu: 1 jam.

10

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Langkah-langkah: 1. Tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan varietas idaman. Tulislah semua jabawan peserta. 2. Tanyakan juga pada peserta apa kira-kira kriteria yang diharapkan pada varietas idamannya. 3. Bagilah peserta ke dalam kelompok kecil berdasarkan asal mereka, lalu persilakan mereka menyusun kriteria varietas idaman yang mereka inginkan berdasarkan wilayahnya masing-masing.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Catatan: Adapun kriteria varietas idaman biasanya, adalah: Produksi tinggi Anakan banyak Umur maksimal 100 hari Tahan roboh Tahan hama penyakit Malai panjang berisi Warna beras putih bening Biji panjang bulat Rasa nasi pulen Tidak boros pupuk Tinggi tanaman sedang-sedang saja Tahan kekeringan Keluar malai serempak Rendemen tinggi Kerontokan sedang Aroma biasa Beras bisa disimpan lama

Dari kriteria di atas, tentunya tidak dapat kita wujudkan dalam satu hasil persilangan. Tapi, dengan adanya kriteria di atas kita bisa memprioritaskan yang mana saja masuk kebutuhan kita.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

11

PETUNJUK LAPANGAN - 5

Analisa Bahan Baku Persilangan

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Analisa bahan baku adalah suatu proses memilih suatu varietas yang akan dijadikan bahan untuk persilangan. Dengan proses ini diharapkan bisa memperoleh tetua yang baik yang mempunyai banyak keunggulan dibanding varietas lain. Cara menganalisanya dengan menggolongkan bahan baku menurut asalnya, yaitu varietas lokal, varietas baru, dan varietas kerabat liar. Varietas lokal adalah varietas yang ada pada suatu daerah. Kelebihan varietas lokal adalah sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan gennya asli dan belum diotak-atik, sehingga varietas ini pada umumnya berumur panjang dan batangnya tinggi. Varietas baru adalah varietas hasil persilangan. Kelebihan varietas baru adalah pada umumnya mempunyai keunggulan di bidang produksi tinggi, tetapi mempunyai kekurangan berupa kemampuan adaptasi yang kadang cocok hanya di satu daerah dan belum tentu cocok di wilayah lain. Sedangkan varietas kerabat liar adalah varietas yang tumbuh di hutan dan tidak dibudidayakan manusia. Padi-padi yang tidak diketahui secara jelas asal usulnya, atau padi tadinya diperoleh dari hasil seleksi petani secara tidak sengaja dari pecahan varietas unggul atau varietas lokal juga masuk golongan ini. Ketiga jenis varietas di atas dapat diperoleh melalui Balai Penelitian Benih (Balitpa), dari jaringan petani antar daerah, dan bank benih milik petani

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami teknik menganalisa bahan baku persilangan. 2. Mengajak petani peserta memahami hubungan analisa bahan baku persilangan dengan kegiatan pemuliaan tanaman.

12

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Alat dan Bahan: Kertas koran, spidol, dan lakban kertas. Metode: Diskusi kelompok kecil dan pleno, serta curah pendapat. Waktu: 2 jam.

Langkah-langkah: 1. Diskusikan dengan peserta mengenai tujuan dan informasi singkat tentang analisa bahan baku persilangan.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

2. Ajaklah peserta untuk melihat kembali kriteria varietas idaman yang mereka telah buat. Lalu coba tanyakan pada peserta bagaimana cara mendapatkan varietas idaman tersebut. 3. Beri penjelasan tentang cara menentukan induk yang dapat medekati kriteria dari varietas idaman yang diinginkan dengan langkah sebagai berikut: Pilihlah 6 varietas yang kira-kira dapat mewakili kriteria varietas idaman yang diinginkan. Induk tersebut bisa dari varietas unggul, varietas lokal maupun kerabat liar. Selanjutnya buatlah kolom yang terdiri dari no, kriteria varietas idaman, dan kolom 6 varietas yang terpilih. Buatlah rengking 1 6 (disesuaikan dengan jumlah varietas yang dianalisa). Nilai 6 menjadi angka tertinggi dan angka satu adalah angka terendah dari kiriteria varietas idaman tersebut. Jumlahkan angka yang ada di masing-masing kolom varietas. Dua varietas yang memiliki jumlah angka terbesar adalah yang terpilih menjadi indukan.

4. Persilakan peserta menjadi kelompok berdasarkan lokasi masing-masing, lalu buatlah perangkingan seperti cara di atas. 5. Mintalah petani peserta mempresentasikan hasilnya.

Contoh: Untuk memperoleh hasil persilangan yang mempunyai banyak kelebihan, maka kita perlu memiliki tetua / induk yang berkualitas. Untuk bisa mendapatkannya dari sekian banyak induk itu kita harus memprioritaskan induk itu menjadi empat atau enam calon tetua. Kemudian dari enam calon tersebut kita rangkingkan, dari hasil perengkingan tersebut, maka kita akan

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

13

mendapat dua calon tetua dengan nilai tertinggi yang diharapkan bisa mempunyai banyak kelebihan dibanding induk-induk yang lainnya. Adapun cara perengkingannya adalah: BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Nilai yang akan kita berikan adalah 6 untuk yang tertinggi, dan 1 untuk yang terendah. Diharapkan 6 calon induk, mewakili varietas baru dan lokal. Aspek yang kita gunakan untuk perengkingan adalah aspek kriteria varietas idaman. Setelah direngkingkan, masing- masing calon tetua hasilnya kita jumlahkan, dan dua calon tetua dengan nilai tertinggi itulah yang kita jadikan induk/tetua persilangan kita.

Contoh Cara Perangkingan:


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Aspek Produksi Tinggi Umur Pendek Anakan Banyak Rasa Nasi Enak Tahan Hama Penyakit Malai Panjang Beras Putih Keluar Malai Serempak Tinggi Sedang Tidak Boros Pupuk Tahan Kering Rendemen Tinggi Kerontokan Sedang Beras Tahan Lama Aroma Biasa Tahan Roboh Biji Panjang JUMLAH Varietas Lokal Longong Menur 1 2 5 1 1 2 5 6 6 4 1 2 5 6 1 2 2 1 5 6 5 6 1 2 1 3 6 5 1 3 3 1 4 3 55 53 Varietas Baru IR 64 IR Kebo 3 6 6 2 6 3 4 1 3 5 3 6 4 1 6 4 6 3 4 1 4 3 5 4 6 2 4 2 6 2 4 6 6 5 91 57 Var . Tdk Populer 99 4 4 5 2 1 4 3 3 5 3 2 3 4 1 4 2 1 49 Muncul 5 3 4 3 2 5 2 5 4 2 1 6 5 3 5 5 2 62

Dari hasil perengkingan, kita peroleh calon tetua yang mempunyai nilai tertinggi yaitu IR 64 dan Muncul. Sehingga dua varietas itulah yang akan kita jadikan induk/tetua persilangan kita.

14

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 6

Fase-fase Pertumbuhan Tanaman

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Fase pertumbuhan tanaman padi adalah tahapan pertumbuhan tanaman dari mulai semai sampai dengan benih itu menghasilkan benih baru. Ada 4 tahap fase pertumbuhan tanaman padi, yaitu: 1) Fase vegetatif cepat dimulai dari pertumbuhan bibit sampai jumlah anakan maksimum; 2) Fase vegetatif lambat, mulai dari jumlah anakan maksimum sampai keluarnya primodia (bakal malai); 3) Reproduksi, mulai dari fase keluarnya primordia sampai malai berbunga; dan 4) Produksi, mulai keluarnya bunga sampai saat panen. Perkembangan tanaman secara umum ada dua tahapan, yaitu fase vegetatif adalah fase dimana tanaman tumbuh, membentuk daun, anakan, batang dan cabang; dan fase generatif adalah fase dimana tanaman berkembang biak membuat keturunan baru, seperti membentuk bunga, buah dan biji.
Skema fase pertumbuhan tanaman padi Vegetatif Cepat Vegetatif Lambat Reproduksi Panen

Semai s/d jumlah anakan maksimum

Jumlah anakan maksimum s/d primordia

Primordia s/d malai berbunga

Malai berbunga s/d saat panen Hari*

Hari*

Hari*

Hari*

* Tulis di sini berapa hari sesuai dengan lahan studi

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

15

Hubungan fase pertumbuhan dengan umur tanaman padi dan produksi: Lama fase vegetatif cepat, reproduksi dan fase pematangan butir pada umumnya hampir sama. Perbedaan umur antara macam-macam varietas padi disebabkan karena ada perbedaan waktu dari fase vegetatif lambat. Varietas yang berumur panjang (lebih dari 130 hari) pada umumnya mempunyai fase vegetatif lambat artinya pembentukkan primordia setelah jumlah anakan maksimum dicapai (periodenya lebih panjang). Pada varietas yang berumur pendek (kurang dari 130 hari), terjadi saling tindih (overlap) antara vegetatif cepat dengan reproduksi artinya pembentukan primordia sudah terjadi sebelum jumlah anakan maksimum dicapai. Vegetatif yang lama mengakibatkan bertambahnya jumlah anakan yang dibentuk tetapi persentase anakan yang menghasilkan malai cenderung menurun. Jumlah malai per rumpun ditentukan pada fase vegetatif, sedangkan persentase gabah isi dan bobot per 1000 butir ditentukan pada fase generatif.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Contoh fase pertumbuhan tanaman padi pada beberapa umur: a. Masa tanam 90 hari
Sebar 15 15 Tanam Primordia 30 30 Masa Berbunga Panen

b. Masa tanam 120 hari


Semai 20 Anakan 12 Primordia 7 Keluar Malai 7 Kemendel 13 Panen 10

7 Tanam

8 Mapak Anak

15 Bunting

7 Masak Susu

20 Bobot Sangga

16

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

c. Masa tanam 150 hari


Semai 30 60 Tanam Primordia 30 30 Masa Berbunga
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panen

Tujuan: 1. Peserta paham fase-fase pertumbuhan tanaman padi. 2. Peserta paham pentingnya mempelajari fase-fase pertumbuhan dikaitkan dengan kegiatan pemuliaan tanaman.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat.

Waktu: 1 jam.

Langkah-langkah: 1. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan fase pertumbuhan tanaman. Tulislah semua jawaban peserta. 2. Ajaklah petani peserta untuk menguraikan tahapan pertumbuhan tanaman padi menurut mereka. 3. Selanjutnya, tanyakan juga pada petani peserta berapa umur dari masing-masing tahapan pertumbuhan tanaman padi tersebut. Bedakan juga antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi (vegetatif dan generatif). 4. Ajaklah juga petani peserta untuk melihat hubungan antara fase pertumbuhan tanaman dengan umur dari tanaman tersebut.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

17

PETUNJUK LAPANGAN - 7

Morfologi Tanaman Padi

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Latar Belakang: Wujud sebuah tanaman sebenarnya terbagi menjadi bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing tetapi saling terkait satu sama lain. Bagianbagian ini kadang juga menjadi ciri khas dan karakter dari tanaman tersebut. Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman dinamakan morfologi. Peserta kegiatan pemuliaan tanaman akan sangat penting untuk dapat mengetahui bagian-bagian tanaman secara lengkap termasuk fungsinya, terutama fungsi dan bagian-bagian bunga.

Tujuan: Mengajak petani peserta memperdalam pemahaman mengenai morfologi tanaman. Secara lebih spesifik, petani peserta memahami bagian-bagian bunga serta fungsi dan letaknya.

Waktu: 60 menit

Metode: Curah Pendapat, diskusi kelompok, diskusi pleno, dan presentasi.

Alat dan Bahan: 1. Kertas karton, spidol, lakban, gunting, dan pisau cutter. 2. Tanaman padi yang sedang berbunga, bunga sayuran satu rumah, dan bunga sayuran dua rumah.

18

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Langkah-langkah: 1. Secara curah pendapat, tanyakan pada peserta apa yang dimaksud dengan morfologi tanaman. Catatlah semua jawaban peserta. Lalu coba uraikan pergertian dari morfologi secara arti kata. 2. Tanyakan kembali pada peserta, apa manfaatnya mempelajari ilmu ini, lalu hubungkanlah dengan kegiatan penyilangan, dan kegiatan analisa genotop dan lingkungan dimana di dalamnya terdapat pengamatan terhadap bagian-bagian tanaman. 3. Bagilah peserta menjadi 3 kelompok. Persilakan mereka menggambar bagian-bagian tanaman padi beserta fungsinya. Selain itu persilakan juga mereka menggambar berbagai bunga tanaman sayuran (yang satu rumah dan dua rumah). Mintalah pada peserta untuk jangan lupa menuliskan fungsi dari masing-masing bagian tanaman yang mereka gambar tersebut. 4. Secara khusus mintalah peserta untuk menggambar bunga tanaman padi lebih detail dengan menggunakan kaca pembesar. 5. Mintalah perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Tanyakanlah pada peserta lainnya, apakah ada hal-hal yang kurang jelas atau dianggap tidak tepat.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

19

Bahan Bacaan

Asal Usul Tanaman Padi


Tanaman Padi mempunyai nama latin oriza sativa termasuk sub famili dari oryzoideae dengan genus oryza merupakan rumput semiakutik yang berasal dari lembah Himalaya dan pegunungan di Selatan dan Tenggara Asia. Padi dianggap sebagai satu dari tanaman budidaya tertua dan telah dibudidayakan di Cina dan India sekurangnya 5.000 tahun.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tanaman padi diadaptasikan untuk ditanam pada tanah tergenang air tetapi juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang tidak tergenang. Tanaman padi termasuk golongan tanaman semusim atau berumur kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi. Tanaman padi terdiri dari tiga ras berdasarkan eko-geografi yaitu Indica, Javanica, dan Japonica. Indica merupakan jenis yang utama ditanam di daerah tropis dan sub tropis. Javanica ditanam khususnya di Indonesia dan beberapa pulau tetangganya. Japonica ditemukan di zona yang lebih dingin dari subtropis dan zona sedang.

Karakteristik Ras (oriza sativa) Daun Anakan (tiller) dan sturktur tanaman Butiran

Javanica

Lebar, kaku, hijau terang.

Anakan rendah, struktur tanaman tinggi.

Panjang, lebar, tebal dengan ekor (tugi) panjang sampai tidak berekor, sedikit pecah. Butiran pendek, bundar tanpa ekor sampai ekor panjang, sedikit pecah. Panjang sampai pendek, ramping, kebanyakan tidak berekor.

Japonica

Sempit, gelap, hijau.

Anakan sedang, stuktur tanaman pendek sampai sedang.

Indica

Lebar sampai sempit, hijau terang.

Anakan besar dan struktur tanaman mulai dari tinggi sampai sedang.

20

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Morfologi Tanaman Padi (Mengenal bagian-bagian luar tanaman Padi)


Vegetatif: Akar Batang Daun
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Generatif: Malai Bunga Buah


Vegetatif

Generatif

Akar: 5-6 hari setelah berkecambah akar serabut yang pertama akan keluar. 15 hari perkembangan akar serabut sangat pesat. Letak susunan akar tidak dalam 20-30 cm, akar banyak keluar mengambil zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas. Tanam dangkal dan tidak selalu tergenang oleh air, akan membentuk akar yang kokoh dan sehat. Akar tumbuh pada bagian ujung bawah tanaman padi, tetapi bila pada bagian buku-buku batang padi selalu tergenang air maka pada daerah sekitar buku akan keluar akar yang mengakibatkan perkembangan tanaman padi terhambat.

Akar akibat penanaman terlalu dalam, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anakan Akar serabut

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

21

Batang (Vegetatif): -. Tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan dipisahkan oleh buku. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman merupakan sifat baka (keturunan), adapun adanya perbedaan tinggi dari satu keturunan disebabkan oleh pengaruh keadaan lingkungan. Tinggi tanaman padi yang normal biasanya antara 80-120 cm. Pada buku-buku yang terletak paling bawah, mata ketiak yang terdapat antara ruas batang dan upih daun tumbuh menjadi batang skunder yang serupa dengan batang primer, batang sekunderpun akan tumbuh batang tersier dan seterusnya, ini dinamakan proses anakan. Cara membedakan varietas melalui batang: Lihat warna garis yang dibentuk pada bagian paling bawah batang.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Daun (Vegetatif): Terdiri dari: Helai daun memanjang seperti pita. Pelepah daun menyelubungi batang (upih). Antara helai daun dan upih terdapat lidah daun berguna untuk memberikan dukungan kepada bagian buku yang jarinya empuk.

Cara membedakan varietas melalui daun yaitu: 1. Lihat panjang dan warna lidah daun. 2. Lihat panjang dan lebar helai daun. 3. Lihat besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai

Perbedaan antara tanaman padi dengan bukan padi, adalah kalau padi, pada pertemuan antara batang dengan daun terdapat: lidah daun, upih, dan anting-anting. Bukan padi adalah salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada

Malai (Generatif): Terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Sumbu utamanya adalah ruas buku terakhir.

22

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai dengan butir diujung malai. Cara mengukur kepadatan malai yaitu perbandingann antara banyaknya bunga per malai dengan panjang malai: Jumlah bunga = bunga/cm Panjang malai
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Cara membedakan varietas yaitu: Panjang malai Kepadatan malai Banyaknya cabang tiap malai Jumlah butir tiap-tiap malai

Bunga (Generatif) Bunga padi: Tidak mempunyai perhiasan bunga Berkelamin dua jenis Jumlah benang sari ada 6 Tangkai sari pendek dan tipis Kepala sari besar dan mempunyai dua kandung serbuk sari 2 kepala putik berbentuk malai Warna kepala putik putih atau unggu tergantung varietas Tangkai bunga 2 sekam mahkota, yang terbawah disebut lemma sedangkan lainnya disebut palea 2 lodicula yang terletak pada dasar bunga berperan penting dalam proses pembukaan palea.

Proses Penyerbukan alami: Pada waktu bunga terkena panas, lodicula mengembang karena ia menghisap air dari bakal buah.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

23

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengembangan lodicula mendorong lemma dan palea terpisah dan membuka. Pengembangan ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk yang kemudian menumpahkan tepung sarinya ke kepala putik. Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.

Buah: Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir padi, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk gabah (sekam). Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu: dinding luar (epicarpium), bagian tengah (mesocarpium), bagian dalam (endocarpium). Buah sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak di bagian sentral lemma. Pada lembagi terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik.

24

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 8

Analisa Genotip dan Lingkungan

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Analisa genotip dan lingkungan, adalah aktivitas mingguan yang dilakukan selama pelaksanaan Sekolah Lapangan Penganekaragam Tanaman, sebagai panduan bagi peserta untuk melakukan pengamatan, mengambil data, menganalisis data, dan mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya di lahan studi. Kegiatan analisa genotip dan lingkungan tersebut dimulai dari pembenihan sampai panen. Kegiatan ini sama dengan kegiatan analisa agroekosistem pada kegiatan Sekolah lapangan Pengendalian Hama T erpadu (SLPHT).

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami apa itu analisa genotip dan lingkungan. 2. Mendorong petani peserta untuk selalu melakukan analisa genotip dan lingkungan dengan baik. 3. Melatih petani peserta melakukan inventarisir data dan informasi yang perlu diambil untuk kepentingan analisa genotip dan lingkungan.

Pokok Bahasan: 1. Pengamatan genotipe: Peserta mengamati dan mencari data dari sifatsifat yang muncul dari setiap varietas yang ditanam, misalnya: jumlah
Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

25

daun, mulai berbunga, puncak produksi, rasa buah dan lain-lain. Pengamatan ini terkait langsung dengan penentuan dari varietas idaman yang menjadi tujuan penyilangan. 2. Pengamatan lingkungan: Peserta mengamati dan mengambil data yang terkait dengan lingkungan baik biotik (hama, penyakit, musuh alami), abiotik (cuaca, air, tanah), dan perlakuan manusia (pemupukan, penyemprotan dan lain-lain). 3. Hubungan antara genotipe dan lingkungan: Peserta mengamati hubungan antara sifat-sifat yang muncul dari tanaman dengan kondisi lingkungan. Misalnya, bila diberi pupuk tanaman akan seperti apa?, bila cuaca panas seperti apa? dan seterusnya.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Metode: Praktek lapangan, diskusi kelompok kecil, pleno, dan presentasi.

Waktu: 120 menit.

Alat Bahan: Lahan praktek, kertas plano, spidol, dan krayon.

Langkah-langkah: 1. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan analisa genotip dan lingkungan. (Berikan kata kunci bahwa analisa genotip dan lingkungan mirip dengan analisa agro-ekosistem dalam kegiatan SLPHT?) 2. Tanyakan pada petani peserta apakah proses yang wajib dilakukan dalam melakukan analisa genotip dan lingkungan. 3. Secara lebih rinci ajaklah peserta untuk lebih menguraikan proses pada analisa genotip dan lingkungan tersebut, mulai dari pengamatan, menggambar dan mengisi data, presentasi dan diskusi, dan penentuan langkah tindak lanjut ke depannya. 4. Secara khusus bahas juga bersama peserta tentang ekosistem dasar terkait dengan hubungan dan interaksi antara tanaman padi dengan lingkungannya serta apa pengaruhnya. 5. Ajaklah peserta ke lahan studi yang ditanami berbagai jenis varietas padi. 6. Sebelumnya, mintalah dahulu mereka untuk membagi diri dalam kelompok kecil. Masing-masing kelompok akan mengamati satu varietas tanaman padi. Jumlah anggota dalam kelompok kecil disesuaikan dengan

26

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

jumlah varietas yang ada, tetapi minimal dalam satu kelompok terdiri dari 2 orang dan maksimal 5 orang. 7. Mintalah mereka melakukan rangkaian proses analisa genotip dan lingkungan yang dimulai dengan pengamatan, menggambar dan mengisi data, presentasi dan diskusi, dan penentuan tindak lanjut ke depannya. 8. Ajaklah peserta untuk memahami bahwa proses ini merupakan siklus belajar orang dewasa. Analisa genotip dan lingkungan selanjutnya penting untuk dilakukan secara utuh dan terus-menerus dalam setiap pelaksanaan sekolah lapangan.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Catatan: 1. Agar data yang diperoleh lebih valid, beritahulah peserta bahwa sebelum mengamati, tentukan dahulu tanaman yang akan diamati. Sebaiknya tanaman yang diamati terdiri dari tiga ajir (mewakili lahan secara diagonal). Setiap ajir terdiri dari 4 rumpun tanaman yang diamati. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh mulai dari bawah sampai atas. Sebelum tanaman digoyang-goyang sebaiknya perhatikan dahulu kondisinya serta berbagai serangga yang ada. 2. Pada proses menggambar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Di bagian tengah, gambarlah tanaman yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan (warna dan bentuk gambar harus sama dengan tanaman yang di lapangan, jangan direkayasa). Di bagian kanan, gambarlah hama yang ditemukan dan pupulasinya. Di bagian kiri, gambarlah musuh alami dan populasinya. Bila cuaca terang gambarlah matahari. Bila berawan gambarlah matahari yang sebagian tertutup awan. Bila mendung, maka yang digambar awan saja. Gambarlah juga perlakuan yang diberikan manusia (gambar orang memupuk bila dilakukan pemupukan, Gambar orang menymprot bila dilakukan penyemprotan). Pergunakan warna untuk memperjelas gambar (tanaman sehat warna hijau, tanaman sakit warna kuning dan seterusnya).

Sedangkan pada proses pengisian data, setiap rumpun diambil datanya lalu di buat rata-ratanya. Isilah sesuai dengan tabel pengamatan yang disediakan.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

27

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

3. Pada proses presentasi dan diskusi seluruh peserta membahas hasil pengamatan mereka, melalui presentasi masing-masing kelompok (dalam bentuk gambar). Presentasi dilakukan oleh salah seorang anggota kelompok, ditunjuk secara bergantian setiap minggu. Setiap presentasi diikuti dengan dialog antar peserta. Dalam kesempatan ini, pemandu perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan ekosistem pada fase minggu itu. Setelah seluruh kelompok presentasi, diskusi dilanjutkan dengan pengambilan keputusan mengenai tindakan yang perlu dilakukan dalam minggu itu, dengan mempertimbangkan hasil pengamatan minggu-minggu sebelumnya. Gambar ekosistem mingguan disimpan untuk dibandingkan dengan gambar pada minggu berikutnya. 4. Sebagai panduan dasar dapat menggunakan panduan ekosistem dasar di bawah ini.

EKOSISTEM DASAR
Tujuan: Mengajak petani peserta untuk mengetahui dan menjelaskan keseimbangan unsur-unsur ekosisten dan aliran energi yang terjadi di dalamnya.

Waktu: 180 menit.

Bahan dan Alat: Kertas koran, spidol, krayon, loupe, kantong plastik atau botol serangga, dan lain-lain.

Langka-langkah: 1. Jelaskan secara singkat tentang tujuan dan materi pokok kegiatan ini. Pemandu bisa mulai dengan bertanya, apa saja yang terdapat pada kebun kita? Catatlah semua jawaban peserta tanpa perlu diklarifikasi. Kemudian tanyakan, kenapa semua itu ada di kebun? Apa hubungannya dengan tanaman kita? Apa fungsinya? Bagaimana kalau itu semua atau sebagian tidak ada? 2. Bagilah peserta dalam kelompok kecil (5 6 orang). Kemudian bagikan kepada masing-masing kelompok kantong plastik/botol serangga. Masing-masing mengamati, mencatat, dan bila perlu tangkap apa saja yang ditemukan untuk digambar. Pembagiannya: Satu kelompok ke kebun monokultur (sayuran atau lainnya, tanaman semusim).
Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

28

Satu kelompok ke kebun tumpangsari (tanaman semusim 10 tanaman). Satu kelompok ke kebun tanaman tahunan (10 tanaman). Satu kelompok semak-semak sekitar kebun ( 1 x 1 m). Satu kelompok ke kebun yang tak ada tanamannya (bera, 1 x 1 m)

3. Setelah selesai, mintalah petani peserta kembali ke tempat diskusi untuk menggambar dan menulis di kertas plano tentang apa saja yang ditemukan saat pengataman. Jangan lupa kondisi setiap areal, misalnya panas, mendung, gerimis. Diskusikan pada setiap kelompok apa dan bagaimana hubungan semua organisme yang ditemukan, gambar di kertas plano dan tarik garis hubungan di antaranya. 4. Diskusikan di dalam kelompok, apa akibatnya jika kondisi di bawah ini: Adanya penyemprotan insektisida yang membunuh semua serangga dan musuh alami. Kemudian terjadi perpindahan pemakan tanaman (hama) pada areal tersebut. Tanaman resisten atau tahan terhadap pemakan tanaman (hama) sehingga tidak ada serangga pemakan tanaman di areal tersebut, apa yang terjadi? Bagaimana dengan musuh alami? Tanaman tidak ada atau mati, bagaimana ekosistemnya? Apa pentingnya tanaman sehat dan pentingnya musuh alami? Apa kebun perlu diamati secara rutin? Mengapa? Apa kesimpulan dari kegiatan ini?

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

5. Mintalah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu simpulkan apa pelajaran yang diperoleh dari pembelajaran hari ini.

Variasi: Untuk pendalaman bagi peserta tentang materi ini: 1. Beri penjelasan tentang apa yang akan kita lakukan. 2. Ajaklah peserta keluar ruangan atau mencari tempat yang lapang untuk bermain peran. 3. Ajaklah peserta bermain peran, dimana setiap peserta akan berperan sebagai unsur-unsur dalam eksosistem kebun (dari hasil pengamatan sebelumnya), apa saja yang ditemukan, misal matahari, tanaman, sayur, ulat, cacing, seresah, laba-laba dan lain-lain.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

29

4. Mintalah masing-masing peserta mengikat tangannya dengan seutas tali, kemudian diikatkan pada teman lainnya sesuai perannya. Misalnya, pemakan tanaman diikatkan ke tanaman, tanaman diikatkan ke matahari dan lainnya sesuai garis hubungan aliran energi dalam rantai makanan. 5. Ajak peserta untuk membayangkan apa yang terjadi pada setiap unsur (yang diperankan), bila: BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tanaman disemprot dengan insektsida, fungisida, herbisida, apa saja yang mati? (peran yang mati duduk, yang lainnya tetap berdiri). Tanaman tahan hama, sehinga tidak ada hama, bagaimana dengan musuh alami? Apa yang dimakan musuh alami? Tanaman subur dan rimbun, apa yang terjadi? Cuaca mendung, kemudian panas dan selanjutnya gerimis, apa yang terjadi? Hujan terus-menerus? Tanaman mati, apa yang terjadi ? Apalagi...?

30

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 9

Teori dan Praktek Persilangan Tanaman Padi

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami bahwa persilangan merupakan salah satu cara pemuliaan tanaman padi. 2. Mendorong petani peserta memahami teori persilangan mulai dari sinkronisasi bunga, pengebirian sampai dengan penyerbukan. 3. Mengajak petani peserta memahami berbagai metode persilangan pada tanaman padi dan tujuannya. 4. Mendorong petani peserta mampu melakukan kegiatan pengebirian dan penyerbukan pada tanaman padi.

Pokok Bahasan: Sinkronisasi bunga, pengebirian, dan penyerbukan.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, lakban kertas, tanaman padi yang baru berbunga 1/3 bagian malainya, tanaman padi yang sedang berbunga, gunting kecil, tusuk gigi atau duri salak, kertas wajik (sampul), kaca pembesar.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

31

Metode: Curah pendapat dan praktek langsung.

Waktu : 7 jam.

Langkah-langkah: 1. Bukalah sessi ini dengan mengingatkan pada petani peserta tentang pentingnya penganekargaman gen tanaman padi. Lalu hubungkan dengan beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut dimana di antaranya adalah penyilangan dan seleksi. 2. Selanjutnya, lakukan curah pendapat untuk membahas apa yang dimaksud dengan persilangan, dan apa saja metodenya. 3. Setelah itu, bahaslah cara-cara yang harus dilakukan dalam melakukan penyilangan. Bahaslah juga waktu yang tepat untuk pengebirian dan penyerbukan. 4. Selanjutnya, ajaklah petani peserta untuk melihat dan mecari tanaman padi yang siap untuk dikebiri dan diserbuki esok harinya. 5. Kemudian, bagilah para petani peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil (masing-masing beranggotakan 2 orang). Persilakan mereka untuk melakukan pengebirian pada tanaman yang telah disediakan (setiap kelompok 1 pot tanaman padi). Setelah selesai mengebiri lakukan penutupan menggunakan kertas wajik yang telah dibentuk sedemikian rupa membentuk kantong/amplop. 6. Esok harinya, sekitar jam 06.00 pagi, ajaklah peserta ke lapangan untuk mencari malai padi yang siap akan menyerbuk. Masing-masing kelompok kecil mengambil sekitar 5 malai. (Cirinya biasanya sudah 1/3 -1/2 bagian bunga sudah keluar dari pembungkus daun bendera). 7. Taruhlah tanaman padi yang telah dikebiri di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari langsung (tapi tidak terkena angin). Malai padi yang telah diambil, dimasukan dalam wadah yang berisi air. Biarkan sekitar dari tangkai malai terendam air. Simpan juga di tempat yang terkena sinar matahari langsung (tapi tidak terkena angin secara langsung). 8. Tunggulah sampai bunga jantan betul-betul masak. Cirinya, bila bunga ditempelkan ke kuku, maka serbuk sarinya akan menempel di kuku. 9. Sebelum menyerbuki hasil pengebirian, sebaiknya malai-malai padi pada tanaman tersebut ditutupi dengan menggunakan kantong plastik atau dihalangi dengan kertas, agar tidak terjadi penyerbukan sendiri.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

32

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

10. Lakukan penyerbukan beberapa kali, sesuai ketersediaan bunga jantan. Semakin banyak diserbuki semakin baik. Pada prinsipnya, bunga yang dikebiri akan siap diserbuki ketika bunga betinanya juga sudah matang. Secara umum masing-masing bunga memiliki waktu yang berbeda matangnya atau tidak serempak. Penyerbukan yang dilakukan berulangulang menjamin terjadinya persilangan dengan baik karena serbuk sari dan putiknya sama-sama matang. 11. Tutuplah kembali malai yang telah diserbuki dengan kertas wajik. Sebelumnya berilah tulisan pada tutup malai tersebut dengan menyebutkan (nama pejantan, nama induk, nama penyilang, waktu penyilangan, dan tempat penyilangan). 12. Setelah selesai ajaklah peserta kembali ke ruangan. Lakukan curah pendapat untuk membahas tentang perawatan tanaman yang telah disilangkan sampai dengan panen. 13. Bahas juga bersama peserta tentang cara menyemai dan menanam tanaman padi hasil persilangan yang tumbuh.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

33

Metode Persilangan
Persilangan adalah menggabungkan dua atau lebih varietas yang berbeda menjadi satu varietas yang sesuai dengan keinginan. Ada 4 metode persilangan yang biasa digunakan yaitu:

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Silang tunggal: Menggabungkan dua varietas yang berbeda

A X B F1

Silang ganda: Menggabungkan empat varietas yang berbeda. Tujuannya untuk mempersingkat waktu pertanaman F1

A X B F1 F1 A X B F1 X C F1

C X D F1

Silang puncak: Jika sifat-sifat yang diinginkan ada pada tiga varietas yang berbeda.

Silang balik (back cross): Jika sifat yang diinginkan dari salah satu tetua belum keluar.

A X B F1 X A atau B F1

Untuk persilangan membutuhkan alat dan bahan. Adapun bahannya adalah satu rumpun padi yang beru keluar 1/3 malai, sedangkan alat yang dibutuhkan berupa: gunting, pinset/tusuk gigi, amplop, spidol, klip, label, ember, dan lakban.

34

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Cara Menyilangkan Padi


1. Cari malai padi yang baru keluar sepertiga bagian. 2. Buka seluruhanya usahakan daun bendera jangan sampai rusak. 3. Yang sepertiga malai dibuang karena sudah menyerbuk sendiri. 4. Bagian bawah dari malai yang masih muda dibuang karena belum siap kawin. 5. Malai tersebut kita jarangi (dibuang sebagian agar jarak antar butir lebih renggang), sisakan 20- 30 butir. 6. Butir padi dipotong miring membentuk 45 derajat setengah bagian, agar memudahkan kita untuk mengebiri (emaskulasi). 7. Buang bunga jantannya yang berwarna kuning dan berjumlah enam pasang 8. Pada waktu mengebiri jangan sampai merusak putik, karena apabila putik mati maka tidak bisa diserbuki. 9. Setelah bunga jantan dibuang, malai ditutup dengan amplop agar tak terserbuki oleh bibit dari luar. 10. Amplop yang digunakan untuk menutup diberi keterangan varietas apa yang disilangkan, tanggal persilangan, dan nama penyilang.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

12. Waktu pengebirian dilakukan dari jam 2 siang sampai selesai. 13. Esoknya pagi-pagi kita ambil pejantan yang diinginkan. 14. Untuk pengambilan pejantan maksimal jam 6 pagi, ini dimaksudkan agar malai belum menyerbuk sendiri. 15. Ciri induk jantan yang baik adalah yang baru keluar sepertiga malai. 16. Alat untuk pejantan adalah gelas dan air panas apabila diperlukan. 17. Sediakan gelas yang berisi air, untuk air harus sesuai cuaca: Cuaca mendung dengan air suam-suam. Cuaca panas dengan air biasa. 18. Pejantan kita buka seluruhnya dan taruh di atas gelas berisi air. 19. Lalu pejantan kita jemur, waktu penjemuran kira-kira dari jam 8 pagi sampai dengan siap kawin. 20. Ciri-ciri pejantan siap kawin apabila: a) Pejantan sudah mekar, b) Sentuh bunga jantan dengan ujung kuku, apabila serbuk sari menempel

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

35

di kuku maka pejantan siap kawin, c) Usahakan dalam penjemuran bunga jantan terlindungi dari terpaan angin agar serbuk sari tidak hilang. 21. Setelah pejantan siap kawin maka amplop pada induk betina kita buka, lalu serbuk sari kita masukkan ke malai yang dikebiri dengan cara malai jantan disentuh dengan jari agar serbuk sari masuk dan menyerbuki induk betina.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

22. Pengecekan dilakukan 5 hari sampai satu minggu, dan panen dilakukan 20-25 hari setelah persilangan. 23. Panen dilakukan dengan gunting lalu dijemur dengan amplopnya untuk dikecambahkan.

Cara perkecambahan benih hasil persilangan Perkecambahan (TIM): Letakan benih satu per satu di atas kain basah. Tutup kain tersebut dengan menggunakan kain lagi dan gulung seperti menggulung tikar. Biarkan selama 2-3 hari.

Cara penyemaian benih dari perkecambahan, ke perseamaian, dan di sawah Penanaman dapat dilakukan pada ember atau talam dengan media tanah sawah biasa atau kompos, agar mudah dalam pengontrolan. Letakan benih pada media satu per satu. Pada umur persemaian 10-15 hari benih dipindahkan ke sawah seperti biasa. Satu benih per rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm. Pemelilharaan di sawah seperti biasa.

36

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 10

Teknik Seleksi

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami berbagai metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan seleksi. 2. Petani peserta memahami cara-cara melakukan seleksi.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, lakban kertas, dan lahan Seleksi

Metode: Curah pendapat dan praktek di lahan seleksi

Waktu : 4 jam.

Langkah-langkah: 1. Bukalah sessi ini dengan menjelaskan tujuan materi seleksi. 2. Tananyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan seleksi. Selanjutnya lakukan curah pendapat dengan peserta tentang tujuan kegiatan seleksi.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

37

3. Galilah juga bersama peserta apa pentingnya melakukan seleksi, baik pada tanaman hasil persilangan maupun tanaman padi secara umum terkait dengan kebutuhan benih. 4. Berikan penjelasan pada petani peserta tentang berbagai metode seleksi berikut cara untuk melakukannya. 5. Ajaklah peserta untuk melihat langsung lahan seleksi (tanaman padi F3F6). Pesilakan mereka untuk melakukan seleksi sesuai dengan keterangan yang telah diberikan.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

6. Sebagai catatan pada peserta, dalam melakukan seleksi saat memanen jangan lupa untuk menyimpan sebagian hasil seleksi (mencegah bila terjadi kegagalan saat tanam).

Bahan Bacaan
Seleksi adalah suatu proses pemilihan benih yang sesuai dengan varietas idaman. Seleksi dilakukan untuk memilih galur-galur sebagai hasil dari pemecahan gen akibat penyilangan, sehingga diperoleh galur yang paling mendekati dengan varietas yang diidamkan. Seleksi juga dilakukan agar tidak terjadi terlalu banyak galur yang dipilih. Berikut ini dijelaskan tentang berbagai metode yang dapat digunakan dalam melakukan seleksi berbagai galur padi.

Metode Bulk (Kasar)


Seleksi bulk sering dimanfaatkan untuk menghasilkan galur-galur toleran terhadap lingkungan. Pada F1 populasi dari persilangan varietas pendek dengan varietas lokal tinggi pada umumknya gagal menghasilkan galurgalur yang baik. Pada generasi lanjut (F6-F7), bila tidak dipilih tanaman pendek, maka hampir semua populasi terdiri dari tanaman tinggi, karena tanaman pendek yang diinginkan punah akibat persaingan bebas selama proses mendelisasi F2-F7. Berikut prosedur pemilihan menurut metode bulk: 1. Tanamlah 10-20 bibit F1, jarak tanam 25 x 25 cm. 1 bibit/rumpun. Kedua tetua ditanam di samping F1 sebagai kontrol. 2. Segeralah buang tanaman yang sama persis dengan tetua terutama induknya. 3. Amati sifat dominan pada F1.

38

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

4. Jika kedua tetua dari varietas yang murni, maka perumbuhan tanaman pada F1 akan seragam. 5. Gabungkan semua hasil tanaman, sebagian disimpan untuk cadangan sebagian lagi untuk benih F2. 6. Buatlah pertanaman bastar F2-F5, masing-masing 5000-6000 tanaman setiap generasi tanaman 2-3 bibit/rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm, dan panen hasilnya semua tanpa pemilihan. 7. Tanamlah F6, kurang lebih 5000 tanaman, 1 bibit/rumpun, pilih 500 tanaman yang baik untuk pertanaman head-row trials pada F7. 8. Buat pertanaman head row trials pada F7 dari 500 tanaman terpilih pada F6. Setiap galur ditanam 20-25 bibit, 1 bibit/rumpun, jarak 25 x 25 cm. Amati keseragaman pertumbuhan pada setiap galur dan bandingkan dengan varietas standar. 9. Pilihlah 50-100 galur yang baik dan merata pertumbuhannya. Gunakan sebagian galur terpilih untuk berbagai pengujian dan sebagian lagi untuk pertanaman observasi pada F8. 10. Buatlah pertanaman observasi F8 dari 50-100 galur terpilih, ukuran petak 1 x 5 m, 1 bibit/rumpun, jarak tanam 25 x 25 cm. Tanamlah varietas standar pada setiap 10 galur yang diuji. 11. Pilih galur-galur yang lebih baik dari varietas standar. Galur-galur tersebut akan ditanam pada uji daya hasil pendahuluan maupun lanjutan di beberapa lokasi sentra produksi (F9-F11).
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Metode Pedigree
Merupakan metode yang sangat efektif untuk memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat dominan seperti umur, tinggi tanaman, serta beberapa resistensi terhadap hama dan penyakit. Seluruh keragaman genetik yang timbul pada F2 diamati dengan cermat dan dipilih hanya tanaman-tanaman yang menonjol pertumbuhannya. Pertanaman F2 dan seleksi galur selanjutnya ditanam dengan jarak 25 x 25 cm, 1 bibit/rumpun. Kelengkapan data pengamatan dan pendukung lainnya harus betul-betul lengkap agar pada galur-galur selanjutnya mudah dalam pengelolaanya. Berikut prosedur pemilihan menurut metode pedigree: 1. Pertanaman F1 sama halnya dengan metode bulk. Buang tanaman yang menyerbuk sendiri. Gabungkan hasil pertanaman F1 untuk benih pertanaman F2. 2. Buatlah pertanaman F2, kurang lebih 5000 bibit, jarak tanam 25 x 25 cm, 1 bibit/rumpun, pilih kurang lebih 500 tanaman yang baik (sesuai dengan varietas idaman).

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

39

3. Buatlah tanaman head row trials (F3) dari 500 tanaman terpilih dari F2. Setiap galur ditanam 20-25 bibit. Pilih kurang lebih 50 galur terbaik dan pada setiap galur dipilih 35 tanaman untuk pertanaman three row trials (F4). Sebagian benih untuk uji ketahanan hamapenyakit dan mutu beras. 4. Buatlah pertanaman three row trials (F4) dari hasil permilihan F3. Pilih galur yang relatif sama dalam pertumbuhan dan tahan terhadap hama penyakit berdasarkan hasil pengujian di lapangan.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

5. Buatlah pertanaman F5-F6 sampai galur-galur yang diuji sebagian besar sudah seragam pertumbuhannya. Pilihlah 20-50 galur untuk pertanaman observasi F7. 6. Buatlah pertanaman F7, uji daya hasil pendahuluan maupun uji daya hasil lanjutan seperti pada metode bulk. Galur-galur yang lebih baik dari varietas standar dapat dilepas sebagai varietas unggul baru.

40

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Bagan Seleksi Metode Bulk A B

F1

VVVVVVVVVV VVVVVVVVVV

10 - 20 Rumpun

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

F2 - F5

********** ********** **********


****************** ****************** ******************

5000 - 6000 Rumpun

F6

Pilih 500 rumpun terbaik

F7

F8

F9 = Uji adaptasi

F10 = Uji hasil, uji ketahanan, uji rasa

Calon Varietas

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

41

Bagan Seleksi Metode Pedigree A B

F1

VVVVVVVVVV VVVVVVVVVV

10 - 20 Rumpun

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

F2

****************** ****************** ******************

Pilih 500 rumpun terbaik

F3

F4 - F7

F8

F9 = Uji adaptasi

F10 = Uji hasil, uji ketahanan, uji rasa

Calon Varietas

42

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Metode Johar
Metode ini ditemukan oleh saudara Johar (petani pemulia dari Desa Jengkok, Indramayu). Metode ini ditemukan mengingat adanya permasalahan, yaitu diperlukannya jumlah lahan yang cukup luas dan harus disediakan saat melakukan seleksi pada metode lain. Selain itu Johar memiliki harapan khusus agar hasil seleksi cepat menjadi rata dan sesuai dengan yang diinginkan. Metode tersebut juga dilakukan berdasarkan studi tersendiri, dimana orang-orang tua dahulu juga melakukan teknik seleksi tersendiri untuk mendapatkan benih yang akan ditanam pada musim selanjutnya. Menurut Johar, teknik seleksi yang dimaksud adalah biji padi yang akan dijadikan benih dipilih dari rumpun-rumpun yang terbaik. Selanjutnya dari setiap rumpun tersebut dipilih 3-4 malai saja yang paling panjang. Pemanenan bakal benih dilakukan pada tahap bobot sangga. Pada metode Johar, seleksi sudah dimulai saat F1 dan langsung dipilih rumpun-rumpun yang terbaik. Dari setiap rumpun yang terbaik dan memenuhi kriteria diambil 2-3 malai saja dan setiap malai di jadikan 1 galur. Begitu selanjutnya sampai diperoleh galur yang diharapkan. Johar mengungkapkan, Saat menyeleksi galur Bongong, tanaman sudah hampir seragam pada F4, tetapi masih keluar beberapa galur lain yang berbeda. Pada F6 tanaman sudah dapat dikatakan seragam.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Tentang benih dan pembenihan yang dimengerti oleh masyarakat


Mutu benih dipengaruhi oleh proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, dan penyimpanan benih. Klasifikasi benih ditinjau dari segi varietas dan sistem pengadaannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Benih yang bersertifikasi yaitu sistem produksi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratoris oleh instansi yang berwenang serta memnuhi standar yang ditentukan. Benih yang tidak bersertifikasi, yaitu benih yang proses produksi nya tidak melalui sistem tersebut tetapi memenuhi standar minimum mutu.

Sesuai dengan urutan dan tingkat mutunya, benih bersertifikasi dibagi menjadi empat kelas, yaitu: a. Benih Penjenis (Breeder Seed = BS) label putih b. Benih dasar (Foundation seed = FS) label putih

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

43

c. Benih pokok (Stock seed = SS) label ungu d. Benih sebar (Extention seed = ES) label biru/merah

Standar Mutu Benih: 1. Persentase benih murni minimal 98% 2. Persentase kotoran benih maksimal 2%
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

3. Persentase benih tanaman/varietas lain maksimal 0,5% atau 4 butir/kg 4. Persentase benih rerumputan maksimal 0,1% 5. Presentase daya tumbuh minimal 80% 6. Kadar air maksimal 13%

Pada Label benih harus ada keterangan tentang: 1. Benih bersertifikasi 2. Nama dan alamat produsen benih 3. Jenis tanaman/varietas 4. Berat bersih 5. Persentase benih murni 6. Persentase benih tanaman varietas lain 7. Persentase kotoran benih 8. Persentase benih rerumputan 9. Persentase daya tumbuh 10. Tanggal selesai pengujian 11. Tanggal akhir berlakunya label

44

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 11

Pendokumentasian

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Pengantar: Yang dimaksud dengan pendokumentasian adalah pembukuan, pengarsipan atau pengumpulan bukti, pencatatan data, dan penyimpanan. Pendokumentasian dalam pemuliaan tanaman penting karena agar ada data sebagai pengamanan. Yang lupa, bisa dilihat atau dicari kembali. Kalau bagus, bisa dilakukan lagi (diulangi). Dokumentasi juga bisa sebagai sarana atau alat bukti untuk perlindungan hukum. Dalam jangka panjang dapat dijadikan sebagai pelestarian plasma nutfah.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta memahami pentingnya pendokumentasian dalam pemuliaan tanaman padi. 2. Petani peserta memahami berbagai jenis dokumentasi serta fungsinya terkait dengan pemuliaan tanaman.

Pokok Bahasan: Teknik pendokumentasian

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban kertas.

Metode: Curah pendapat

Waktu : 1 jam.
Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

45

Langkah-langkah: 1. Bukalah sessi ini dengan menanyakan pada peserta apa itu dokumen. Lalu tanyakan lagi apa yang dimaksud dengan dokumentasi. Tulislah semua jawaban peserta yang mendekati arti dari pendokumentasian. 2. Lakukan curah pendapat tentang pentingnya pendokumentasian dalam pemuliaan tanaman. 3. Berikan penjelasan pada petani peserta tentang berbagai teknik pendokumentasian yang dapat dilakukan terkait dengan pemuliaan tanaman, seperti: data, foto, bukti asli, pengawetan, dan sebagainya.

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

***

Bahan Bacaan
Pendokumentasian pada kegiatan pemuliaan tanaman padi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Data berupa tulisan, gambar, foto, film, dan slide. Terkait dengan hal tersebut, data yang bisa didokumentasikan di antaranya adalah: ciri-ciri induk, ciri hasil keturunan setiap tahapan (F1 dan seterusnya), tanggal penyilangan dan nama penyilang, jumlah bulir hasil penyilangan (F1 benih), lokasi, silsilah indukan, metode penyilangan, alat yang digunakan, dan mengenai tujuan penyilangannya itu sendiri (varietas ida-man). Bentuk pendokumentasian yang bisa dibuat adalah buku induk. Buku induk terdiri dari: Cover Latar belakang: Kondisi (ketinggian, jenis tanah,dll.) dan masalah keanekaragaman tanaman padi di lokasi atau daerah penanaman Varietas idaman Silsilah induk: Nama varietas pejantan dan betina, sumber indukan Tanggal penyilangan

Urutan penamaan dapat dibuat sedemikian rupa (berdasarkan kesepakatan kelompok, misalnya: F1 1; F2 1b; F3 1b1; F4 1b1A; F5 1b1A1; F6 1b1A1a; F7 1b1A1a1; Nama varietas unggul baru yang ditemukan (kesepakatan). Foto-foto dan gambar dari varietas indukan dan hasil persilangan (F1, F2, dst) dibuat skema persilangan.

46

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Indukan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Ciri-ciri Tanaman Panjang malai Tinggi tanaman Umur tanaman Jumlah anakan Bentuk daun bendera Bentuk bulir Warna kaki batang Berbulu/tidak (bulir) Tingkat kerontokan Rasa nasi Warna gabah Warna beras Aroma Jumlah bulir/malai Ketahanan Hama: - Wereng - Tikus - Pengerek batang - Blast Ketahanan thd kering Ketahanan thd air asin Rendemen Tahan rebah Beras Tahan patah Panjang leher malai Pejantan Betina F1

Keturunan F2 F3 F4, dst

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

16. 17. 18. 19. 20. 21.

1. Wujud asli (telah diawetkan). Cara pendokumentasian wujud asli dilakukan dengan cara menyimpan fisik benih yang terpilih. Pendokumentasian juga dimaksudkan sebagai bank benih, sehingga teknik pendokumentasiannya sekaligus merupakan teknis pengawetan benih agar bisa tetap ditanam kembali. Beberapa teknik yang bisa dilakukan adalah: Bulir: Kering lk.14%. Bulir benih disimpan di abu dalam botol atau kaleng yang ditutup rapat. Bulir juga dapat disimpan dalam kertas semen ditambahkan bunga tai ayam (kering), arang halus, dan silica gel. Bulir disimpan dalam botol dengan urutan penataan dari bawah ke atas ada-lah abu, arang, benih + bunga tai ayam atau cabe bubuk tanpa biji, arang, kemudian abu lagi di paling atas. Setelah itu baru ditutup rapat dengan diberi lilin agar memungkinkan udara tidak dapat keluar masuk botol. Malai: Disimpan dengan digantung di atas kompor atau diangin-anginkan.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

47

PETUNJUK LAPANGAN - 12

Rencana Tindak Lanjut

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Dasar Pemikiran: Agar peserta mendapat kejelasan terhadap tugas yang akan dilaksanakan di wilayahnya masing-masing, perlu kiranya untuk membahas secara bersamasama rencana tindak lanjut (RTL) masing-masing peserta. Hal ini juga bermanfaat bagi fasilitator untuk melihat sejauh mana materi yang telah dibahas telah dikuasai oleh peserta. Secara sederhana, RTL adalah satu proses awal dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Di dalam kegiatan ini direncanakan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan, waktu dan tempat pelaksanaannya, serta cara dan hasil yang ingin dicapai.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta untuk mampu membuat perencanaan program. 2. Mendorong petani peserta mampu menentukan target apa yang hendak dicapai dari sebuah program.

Pokok Bahasan: Perencanaan kegiatan.

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, lakban.

Waktu: 120 menit.

48

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan diskusi pleno.

Langkah-langkah: 1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini. 2. Bagilah para petani peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan rencana kerja. 3. Setelah kelompok-kelompok kecil selesai belrdiskusi, mintalah wakil kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Mintalah peserta lain untuk memberikan tanggapan atau mengkritisi. 4. Bahaslah bersama-sama semua rencana kerja mereka. Golongkan rencana kerja yang sama dan tuliskan pada lembar kertas plano. 5. Mintalah petani peserta untuk mendiskusikan secara internal mereka bagaimana rencana kerja mereka akan dilaksanakan.
BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

49

BAGIAN PERTAMA: Petunjuk Lapangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

50

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

BAGIAN KEDUA

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

PETUNJUK LAPANGAN

Pembuka Wawasan

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

51

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

52

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 1

Pertanian Berkelanjutan dan Globalisasi

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Pengantar: Petani bila ditempatkan pada posisi tengah, mereka adalah sebagai produsen sekaligus juga sebagai konsumen. Sebagai produsen petani memproduksi produk-produk yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Tetapi ketika akan menjual produknya, petani tidak bisa menentukan harga sendiri. Harga selalu dikendalikan pihak lain. Ketika sebagai konsumen, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk memenuhi sarana produksinya, semua harga dikendalikan kembali oleh pihak lain. Hal tersebut belum termasuk berbagai kebijakan, informasi, pengetahuan, dan sejenisnya yang juga tidak berpihak kepada para petani. Petani perlu memahami posisi mereka lalu mencari jalan keluarnya, bagaimana agar petani juga memiliki daya tawar kuat yang akhirnya kesejahteraan mereka meningkat.

Tujuan: 1. Mengajak petani peserta untuk memahami situasi global dan pertanian yang berkembang era sekarang ini. 2. Mengajak petani peserta memahami apa yang dimaksud pertanian berkelanjutan. 3. Mengajak petani peserta memahami dampak globalisasi terhadap bidang pertanian.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

53

Alat dan Bahan: Kertas plano, spidol, dan lakban. Waktu: 120 Menit Metode: Curah pendapat dan diskusi

Proses: 1. Jelaskan maksud dan tujuan dari sessi ini. 2. Tanyakan pada petani peserta apa yang dimaksud dengan pertanian berkelanjutan. Catatlah semua jawaban mereka. 3. Tanyakan juga bagaimana kondisi pertanian saat ini. Selanjutnya, tanyakan juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi pertanian yang terjadi saat ini
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

4. Mintalah mereka unutk membandingkan antara pertanian saai ini dengan pertanian berkelanjutan yang mereka maksud. 5. Tanyakan juga apa yang dimaksud dengan globalisasi. Tanyakan juga apa hubungannya dengan kondisi pertanian saat ini. 6. Ajak peserta untuk mencoba menggambar sebuah bagan, dimana letakan posisi petani di tengah. Lalu ajak mereka untuk menganalisis, ketika mereka sebagai produsen apa saja yang mereka mampu produksi, lalu bandingkan dengan kondisi saat ini. Persilakan juga mereka untuk menganalisis apa yang terjadi ketika petani akan menjual hasil produksinya. Apakah harga ditentukan oleh petani sebagai produsen atau oleh pihak luar> Mengapa demikian? 7. Selanjutnya ajak peserta untuk melihat posisi mereka ketika sebagai konsumen. Apa saja yang mereka butuhkan, baik untuk kebutuhan hidupnya maupun untuk memenuhi sarana produksi usaha taninya. Analisalah bersama mereka siapa yang menentukan harga ketika mereka sebagai konsumen. Adakah kebutuhan hidup yang seharusnya bisa mereka produksi sendiri tetapi ternyata mereka harus beli? 8. Lebih lanjut ajak juga mereka melihat dari mana sumber kebutuhan konsumsi yang diproduksi oleh perusahaan besar. Ajak mereka untuk menganlisis bagaimana aliran uangnya. 9. Terkait dengan pertanian berkelanjutan tanyakan pada mereka ketika sarana produksi yang mereka butuhkan seperti pupuk, benih atau pestisida mereka gantungkan pada pihak lain. Secara jangka panjang apa yang akan terjadi? Menguntungkan atau sebaliknya? 10. Analisalah bersama mereka dampak dari globalisasi terkait dengan poinpoin di atas.

54

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

11. Ajaklah peserta untuk menganalisa hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pertanian yang bangkrut terkait dengan dampak dari globalisasi

***

Bahan Bacaan
Melakukan pertanian yang ekologis adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan untuk memerdekakan petani. Hal itu harus terjadi karena ketika sebagai produsen petani tidak bisa menentukan harga jual produknya. Ketika sebagai konsumen harga-harga sarana produksi seperti pupuk dan pestisida, petani tidak bisa menentukan harga. Di sisi lain petani juga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari kebanyakan diperoleh dengan cara membeli, kecuali beras. Padahal potensi yang ada sangat banyak dan bisa dilakukan oleh petani sendiri. Pertanian berkelanjutan adalah suatu proses bertani dimana petani bisa menekan biaya produksi dengan cara menggunakan bibit sendiri, mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia dan menggantinya dengan pupuk dan pestisida botani ramah lingkungan yang bisa dibuat sendiri. Melalui pertanian berkelanjutan bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga lingkungan dan eksistem tetap sehat. Dampak globalisasi dapat diartikan sebagai akibat pasar bebas. Petani yang akan menghadapi era itu diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk bersaing dengan petani dari luar negeri. Dalam pasar bebas, petani dalam dan luar negeri bebas untuk memasarkan produknya kemana pun mau. Agar bisa menguasai pasar, tentunya produk harus berkualitas dan petani harus mempunyai ilmu pemasaran dan manajemen pertanian yang baik. Berikut adalah perbedaan antara pertanian yang tidak berkelanjutan dengan pertanian yang berkelanjutan Aspek SDM Ekonomi Pasar Budaya SDA Kesehatan Pertanian Tidak Berkelanjutan Kurang ilmu Petani banyak utang, boros, dan tidak punya lahan Tidak bisa menentukan harga Generasi muda gengsi Tanah semakin tidak subur, sulit air, dan produksi turun Petani sakit-sakitan, beresidu Pertanian Berkelanjutan Berilmu Petani yang bermodal, hemat, dan punya lahan Bisa menentukan harga Generasi muda bangga Tanah semakin subur, mudah air, dan produksi naik Petani sehat, tidak beresidu

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

55

PETUNJUK LAPANGAN - 2

Tiga Pandangan Ekosistem

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Pengantar: Sampai saat ini, umumnya dalam budidaya usaha tani masih mengarah pada bagaimana meningkatlkan produksi sebanyak mungkin tanpa memikirkan akibat dari penerapan teknologi yang digunakan. Adanya rasa takut kehilangan produksi dan gagal panen membuat petani berupaya menjaga tanaman dari serangan hama dengan cara penggunaan pestisida secara terus-menerus dalam jumlah yang besar, tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Hal ini disebabkan belum semua petani memahami bagaimana mengelola ekosistem dengan baik dan menyeluruh, yang berbasis pada kelestarian lingkungan.

Tujuan: 1. Mengajak petani memahami siklus kehidupan ekosistem dan bagianbagiannya serta fungsinya masing-masing. 2. Mengajak petani memahami pengelolaan ekosistem pertanian yang baik dan menyeluruh.

Waktu: 120 menit. Metode: Curah pendapat dan diskusi kelompok. Alat dan Bahan: Spidol, kertas koran, kertas manila, karton, gunting, dan lakban.

56

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Langkah-langkah: 1. Jelaskan tujuan sessi ini. 2. Selanjutnya, ajaklah petani peserta melakukan curah pendapat tentang sistem pertanian yang selama ini diterapkan. Tulislah jawaban-jawaban peserta pada kertas koran. 3. Bagikan potongan kertas karton dan mintalah kepada petani peserta untuk menggambar bagian-bagian yang ada pada ekosistem sawah dan menempelkannya pada kertas koran yang sudah disediakan. 4. Tanyakan kepada petani peserta tentang fungsi dari masing-masing ekosistem yang ada dan apa yang terjadi bila salah satu dari ekosistem tersebut tidak ada. 5. Selanjutnya, ajaklah peserta untuk mencari dari mana energi diperoleh dari masing-masing komponen ekosistem. 6. Mintalah peserta untuk merenungkan apa hubungan manusia dengan ekosistem yang ada di lapangan.
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Pandangan 1

Pandangan 2

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

57

Pandangan 3

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

58

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

PETUNJUK LAPANGAN - 3

Memetakan Permasalahan Lapangan

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Tujuan: 1. Mengajak petani untuk mengetahui kebiasaan mereka dalam melakukan budidaya tanaman. 2. Mengajak petani untuk mengumpulkan data pengelolaan budidaya sebelum melakukan kegiatan. 3. Mengajak petani untuk mengumpulkan data awal perilaku masing-masing peserta Sekolah Lapangan

Keluaran: 1. Terpetakannya kebiasaan petani dalam melakukan budidaya selama ini sebagai data awal sebelum kegiatan dilaksanakan. 2. Petani mampu merubah perilaku dalam bercocok tanam.

Waktu: 120 menit. Metode: Curah pendapat, diskusi kelompok, dan pleno. Alat dan Bahan: Kertas koran, spidol, dan lakban.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

59

Langkah-langkah:

A. PENGGALIAN DATA AWAL


1. Jelaskan kepada peserta maksud dan tujuan sessi ini. 2. Tanyakan kepada peserta tahapan budidaya tanaman padi mulai dari persiapan benih sampai dengan pasca panen. Catatlah pendapat peserta dan urutkan. 3. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok kecil untuk membahas tahapan budidaya tanaman dengan menggunakan matriks sebagai berikut:
Tahapan
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Cara Pengelolaan

4. Setelah semua kelompok selesai, mintalah wakil kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Kelompok yang lain melakukan klarifikasi dan pengkritisan. 5. Setelah selesai, ajaklah peserta untuk menggabungkan sehingga menjadi satu kesepakatan. 6. Tanyakan pada peserta, dari kebiasaan ini apakah ada yang bisa diubah. Bila jawabannya ada, tanyakan kembali mana yang bisa diubah dan bagaimana caranya. Catatlah masukan dari peserta sebagai bahan kajian materi selanjutnya. 7. Selanjutnya, bagikan kertas kuisioner/form isian yang berisi tentang biodata peserta Sekolah Lapangan dan kebiasaan dalam melakukan budidaya tanaman. Gunakanlah sebagai data base (data dasar) untuk kelompok.

B. PETA LOKASI PESERTA SEKOLAH LAPANGAN


1. Mintalah peserta untuk menggambarkan peta desa yang kemudian diberi tanda lokasi lahan milik peserta Sekolah Lapangan. 2. Setelah tergambar, beri tanda pada peta sebagai tanda milik tiap anggota. 3. Buatlah tabel untuk mengetahui secara rici tentang nama pemilik, luas lahan, varietas tanaman, umur tanaman, perlakuan/sistem budidata, masalah-masalah yang dihadapi dan rencana pengendalian.

60

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

No

Nama

Luas Varietas Umur Perlakuan Masalah

Rencana Pengendalian

4. Buatlah tabel tersebut dan letakkan di tempat yang mudah dilihat oleh peserta Sekolah Lapangan dan isi setiap minggu untuk masing-masing peserta untuk mengetahui perkembangan tanaman. 5. Dari pengisisan tersebut, ajaklah peserta untuk mendiskusikan persoalan yang ada untuk merencanakan tindak lanjutnya, apakah dalam bentuk study atau langsung pengendalian.
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

C. PROFIL KELOMPOK TANI


1. Bagikan blangko isian pada masing-masing peserta yang berisi tentang biodata, luas lahan, dan status kepemilikan, peran di kelompok, alamat, dan sudah berapa lama mengikuti kegiatan kelompok. 2. Setelah selesai kemudian kumpulkan blangko tersebut dan rekaplah data sebagai data kelompok. 3. Lakukan identifikasi potensi yang dimiliki oleh kelompok (kekayaan, kegiatan, jumlah anggota, kepemilikan ternak untuk kelompok, dan jenis ternak). 4. Buatlah dokumentasi mengenai sejarah kelompok (kapan, oleh siapa, mengapa, dan bagaimana pembentukannya), bentuk kelompok, kegiatan kelompok yang selama ini dilakukan. 5. Kumpulkan semua data yang diperoleh dan bendellah menjadi satu untuk selanjutnya dijadikan sebagai profil kelompok .

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

61

PETUNJUK LAPANGAN - 4

Gender

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Latar Belakang: Istilah gender seringkali diartikan sebagai perempuan. Ketidakjelasan pemahaman tentang istilah gender dapat menimbulkan persoalan baru, baik di tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat. Pemahaman tentang gender ini tidak hanya menyangkut pemahaman sebuah definisi teori, namun pemahaman gender ini harus menjadi satu perilaku yang melekat pada individu yang terlibat dalam program. Biasanya perilaku ini akan tercermin dari sikap dan tindakan individu tersebut dalam membangun hubungan antara laki-laki dan perempuan. Seringkali tatanan budaya dan adat yang ada di sebagian masyarakat kita masih belum memberikan peluang bagi perempuan untuk lebih aktif berperan dalam kegiatan kemasyarakatan. Atau jika mereka aktif berperan, hal ini akan memberikan tambahan beban buat kaum perempuan. Padahal, kaum perempuan juga memegang peranan penting tidak hanya untuk kegiatan rumah tangga, namun juga dalam kegiatan bermasyarakat. Di sisi lain juga sering terjadi bahwa dengan kuatnya peran perempuan dalam suatu komunitas, hal ini juga memberikan peluang untuk munculnya penindasan terhadap kaum laki-laki. Keadaan ini bisa menjadi bumerang dimana laki-laki tidak akan memberikan dukungan terhadap perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Ketidakadilan inilah yang perlu diidentifikasi dan dipahami sehingga kita bisa merancang pendekatan yang kuat agar sasaran dan target kegiatan dapat bermanfaat untuk seluruh anggota masyarakat, baik laki-laki, perempuan, dewasa, dan anak-anak.

62

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Dalam sebuah kegiatan Sekolah Lapangan, nantinya petani pemandu akan banyak bekerja langsung dengan masyarakat. Untuk itu mereka harus peka dalam hal memahami kondisi dan isu terkait gender yang berlaku di masyarakat yang akan didukungnya. Dengan memahami hal ini, maka akan mempermudah para petani pemandu untuk membangun kegiatan program yang cukup kuat dan berperspektif gender.

Tujuan: 1. Petani peserta paham tentang arti dasar gender dan praktek-praktek ketidakadilan gender dalam kehidupan sehari-hari. 2. Peserta memahami perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan sehari-hari khususnya dalam perilaku yang terkait dengan isu terkait program. 3. Peserta memahami adanya bentuk-bentuk ketidakadilan gender. 4. Peserta mulai memikirkan penerapan pemahaman gender dalam mendukung kegiatan program.

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Topik Bahasan: 1. Pengertian gender. 2. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan seharihari (domestik maupun terkait mata pencaharian) 3. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender. 4. Penerapan pemahaman gender dalam pelaksanaan kegiatan.

Alat dan Bahan: Spidol, kertas plano, lakban kertas, dan buku komik gender. Waktu: 3 jam.

Langkah-langkah:

Tahap 1: Pemahaman Arti Gender (30 menit)


1. Pemandu membuka sessi dengan menanyakan keadaan dan perasan peserta hari ini? Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tujuan sessi. 2. Pemandu menanyakan kepada peserta, Apakah pernah mendengar kata-kata Gender? Kalau ya, coba jelaskan apa itu Gender? Pendapat ditulis di kertas plano tanpa dibantah.

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

63

3. Kemudian pemandu memberikan pertanyaan tambahan jika yang muncul hanya perempuan, tanyakan apa lawannya?. Kemudian minta penjelasan ciri-cirinya laki-laki dan perempuan? Pemandu mencatat semua jawaban peserta dalam kertas plano tanpa dibantah. Gali terus sampai ciri-ciri biologis dan soisal muncul sebagai jawaban peserta. 4. Dari daftar ungkapan pendapat tersebut pemandu mengajak peserta untuk melihat dan mendiskusikan apakah ciri-ciri laki-laki bisa ditukarkan menjadi ciri-ciri perempuan, dan sebaliknya dengan menukarkan ciri-ciri perempuan dengan ciri-ciri laki-laki. Kemudian menentukan mana yang tidak bisa dirubah dan mana yang bisa? 5. Dari hasil kesimpulan sessi curah pendapat tersebut, pemandu mengajak peserta berdiskusi tentang perbedaan SIFAT BIOLOGIS dan SIFAT GENDER. Catatan:
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Sex adalah ciri/sifat/kebiasaan laki dan perempuan yang tidak diubah/ditukar, bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh Tuhan atau disebut biologis, dan tidak tergantung pada adat/budaya/suku/agama/waktu/tempat dsb. Gender adalah Perbedaan laki dan perempuan yang dibentuk (dikonstruksikan) oleh manusia dan tergantung pada adat, suku, budaya, struktur sosial, agama, waktu, dan tempat.

Tahap II: Identifikasi Peran antara Perempuan dan Laki-laki (1 jam)


1. Pemandu membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil (kelompok perempuan dan laki-laki yang terpisah). 2. Minta masing-masing kelompok untuk merinci kegiatan harian seorang yang tinggal di desa/kampung selama 24 jam. Seseorang ini adalah laki-laki dewasa, perempuan dewasa, anak laki-laki dan anak perempuan. Mintalah peserta menuangkan rincian kegiatan ini dalam sebuah lingkaran. 3. Minta masing-masing peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan meminta kelompok lain untuk mengklarifikasi hal-hal yang masih belum jelas. 4. Setelah semua peserta mempresentasikan hasilnya, pemandu mengajak peserta membuat kesimpulan dengan membandingkan peran-peran lakilaki dan perempuan, baik dewasa dan anak-anak, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

64

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

Apakah ada perbedaan peran antara laki-laki dewasa dan perempuan dewasa? Mengapa? Apakah ada perbedaan peran antara anak laki-laki dan anak perempuan? Mengapa? Kalau diibaratkan ketiga lingkaran ini adalah satu keluarga, siapakah yang mempunyai beban lebih banyak? Kegiatan siapa saja yang menghasilkan uang? Kegiatan siapa yang tidak menghasilkan uang? Bagaimana pendapat kita terhadap hasil diskusi ini? Pemandu mencatat poin-poin yang disetujui oleh peserta dan poin-poin tidak disetujui oleh peserta

Tahap III: Ketidakadilan Gender (1 jam)


1. Pemandu membagi peserta menjadi 6 kelompok kecil secara acak. 2. Pemandu membagikan komik gender kepada setiap kelompok kecil dan minta masing-masing kelompok kecil untuk mendiskusikan komik yang dilihatnya, dengan panduan pertanyaan, sebagai berikut: Menurut Anda, komik itu tentang apa? Apakah ada peran laki-laki dalam gambar komik? Apakah ada peran perempuan dalam komik? Apakah ada kejadian yang tidak adil dalam gambar komik tersebut? Yang mana?

BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

3. Setelah diskusi kelompok selesai dilakukan, pemandu meminta peserta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 4. Setiap satu kelompok kecil selesai mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, pemandu meminta kelompok lain menanyakan hal-hal yang kurang jelas atau yang ingin diklarifikasi. 5. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasilnya, pemandu melanjutkan sessi dengan curah pendapat untuk mendiskusikan beberapa hal, yaitu: Mengidentifikasikan peran kaum laki-laki dan perempuan dalam kegiatan yang dikerjakan dalam rumah tangga dan dalam kegiatan kemasyarakatan? Menggali penilaian peserta terhadap kegiatan yang dirinci, yang adil dan mana yang tidak adil? Mengapa? Mendiskusikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kegiatan

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

65

sehari-hari. Di akhir sessi ini pemandu mengajak peserta untuk melihat beberapa kategori 'ketidakadilan gender', yaitu: Beban ganda, Penomorduaan, Cap negatif, Pemiskinan ekonomi, dan Kekerasan.

Tahap IV: Penerapan Pemahaman Gender Terkait dengan Kegiatan (30 menit)
1. Pemandu membuka sessi dengan mengajak peserta melihat kembali hasil diskusi tahap II dan III. 2. Secara curah pendapat pemandu mengajak peserta untuk mendiskusikan bagaimana pemahaman gender ini akan diintegrasikan dalam kegiatan. Panduan pertanyaan yang dipakai, adalah:
BAGIAN KEDUA: Petunjuk Lapangan Pembuka Wawasan

Apakah perlu perempuan dalam masyarakat dampingan kita dilibatkan dalam program kegiatan kita? Mengapa? Apakah perlu laki-laki dalam masyarakat dampingan kita dilibatkan dalam program kegiatan kita? Mengapa? Hal-hal penting apa saja yang perlu kita perhatikan agar keterlibatan perempuan dan laki-laki dalam kegiatan program tidak menyebabkan munculnya ketidakadilan gender? Kapan sebaiknya kita mengintegrasikan hal-hal penting ini ke dalam setiap kegiatan kita? Terkait dengan kehidupan dan pola hubungan dalam kegiatan Sekolah Lapangan, hal-hal apa saja yang menyebabkan kaum perempuan tidak nyaman? Terkait dengan kehidupan dan pola hubungan dalam kegiatan Sekolah Lapangan, hal-hal apa saja yang menyebabkan kaum laki-laki tidak nyaman? Apa yang perlu kita sepakati bersama agar hal-hal yang membuat kaum perempuan dan laki-laki tidak nyaman menjadi nyaman di dalam kegiatan Sekolah Lapangan?

3. Di akhir sessi, pemandu menganjak peserta menyimpulkan keseluruhan topik bahasan Gender menjadi satu kerangka sekaligus dalam penerapannya, baik mulai dari kegiatan Sekolah Lapangan sampai pada tingkat penerapan kegiatan di lapangan.

66

Panduan Sekolah Lapangan: Pengembangan Pemuliaan Tanaman secara Partisipatif oleh Petani

HIVOS adalah lembaga non-pemerintah Belanda yang terinspirasi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Bersama dengan organisasi local di Negara selatan, Hivos berkontribusi pada terwujudnya dunia yang bebas, adil dan berkelanjutan. Dunia tempat perempuan dan laki-laki memiliki akses yang setara pada berbagai peluang dan sumber daya yang akan menentukan masa depan mereka. Hivos mendukung kurang lebih 800 organisasi masyarakat sipil di lebih dari 30 negara melalui dukungan dana dan dukungan kelembagaan serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Untuk Asia Tenggara, Hivos mendirikan kantor regional (Hivos RO-SEA) pada bulan Desember 2004, yang bertanggung jawab terhadap program di Indonesia dan Timur Leste. Hivos RO-SEA bekerja pada beragam sektor seperti: Ekonomi Pembangunan, Seni dan Budaya, Hak Asasi Manusia, Gender Perempuan dan Pembangunan, Informasi Teknologi Komunikasi dan HIV/AIDS. Selain bekerja di sektor-sektor prioritas, Hivos RO-SEA juga memberikan dukungan terhadap upaya tanggap darurat dan rehabilitasi bencana, seperti daerah yang terkena tsunami di Aceh dan daerah yang terkena gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

FIELD INDONESIA adalah sebuah organisasi yang memfokuskan pada pengembangan pertanian ekolgis, penguatan masyarakat pedesaan, dan organisasi-organisasi petani, yang dilaksanakan melalui pendekatan-pendekatan, seperti Sekolah Lapangan, Pelatihan Petani ke Petani, dan Riset Aksi Petani. Aktivitas ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1990 ketika timnya memberikan bantuan teknis pada Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang dilaksanakan oleh pemerintah, LSMLSM, organisasi petani, maupun swadaya masyarakat desa.

Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) merupakan sebuah organisasi petani yang beranggotakan para petani alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi ini terbentuk melalui Musyawarah Petani PHT Indonesia, 20 Agustus 1999 di Yogyakarta. IPPHTI lahir karena desakan kepentingan dan kesadaran petani PHT untuk membuat jaringan dalam upayanya memberdayakan peran petani PHT, mewujudkan keseimbangan ekologi, dan memperjuangkan hak-hak petani.

Anda mungkin juga menyukai