Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“ABITIKO DAN TINO” : APLIKASI BIOPRIMING Trichoderma


harzianum DAN Actinomycetes TERHADAP TANAMAN Kedelai

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Sribulan Hendrik G11115021 (Angkatan 2015)


Fatmawati G11115028 (Angkatan 2015)
Rahmat Setiawan Syamsuddin G011171303 (Angkatan 2017)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 3
1.4 Luaran yang Diharapkan .............................................................................. 4
1.5 Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kedelai ......................................................................................... 4
2.2 Mutu Fisiologi Benih .................................................................................... 4
2.3 Viabilitas dan Vigor Benih ........................................................................... 4
2.4 Seed Priming ................................................................................................ 5
2.5 Actinomycetes ............................................................................................... 5
2.6 Trichoderma harzianum ............................................................................... 6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu ....................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 7
3.3 Metode Penelitian …..................................................................................... 7
3.4 Prosedur Kerja ............................................................................................... 7
3.5 Parameter pengamatan … ............................................................................. 9
3.6 Analisis Data ……………………………………………………………… 9
3.7 Hasil dan Pembahasan……………………………………………………... 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 10
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11
LAMPIRAN ......................................................................................................... 14

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah
padi dan jagung. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka
permintaan kedelai didalam negeri pun cenderung semakin meningkat. Namun,
Produksi kedelai pada tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar
963.180 ton menjadi 887.540 ton. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang setiap tahunnya mengalami proses peningkatan maka dilakukan
impor kedelai (Nuryati, et al., 2016).
Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh petani berkaitan dengan
rendahnya mutu benih. Mutu benih yang rendah berdampak pada rendahnya
kualitas perkecambahan. Rendahnya kualitas perkecambahan akan mempengaruhi
nilai produksi suatu tanaman. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan kedelai
masyarakat dalam tingkat nasional yang meningkat pada setiap tahunnya maka
diperlukan benih dengan mutu yang baik sehingga dapat menghasilkan tanaman
dengan produktivitas yang tinggi (Sumarno dan Hartono, 1983).
Biopriming merupakan salah satu cara untuk mengatasi terhambatnya
pertumbuhan tanaman karena terjadinya penurunan mutu fisiologi benih, sehingga
menyebabkan penurunan vigor, viabilitas, daya kecambah dan mutu benih yang
sudah mengalami deteriorasi. Biopriming priming merupakan salah satu jenis dari
seed priming yang digunakan untuk memperbaiki mutu benih yang telah
mengalami deteriorasi.
Perlakuan priming dengan pemberian agen hayati yang mampu untuk
meningkatkan kualitas perkecambahan benih, misalnya mikroba pengikat nitrogen,
mikroba yang mampu menjadi agen pengendali hayati, dan mikroba yang mampu
menghasilkan hormon. Perlakuan kombinasi ini dikenal dengan biopriming.
Mikroba yang dapat digunakan adalah Trichoderma harzianum dan Actinomycetes.
Trichoderma harzianum, yaitu fungi yang dapat hidup di perakaan tanaman dan
mampu meningkatkan panjang akar dan tinggi kecambah kedelai (Anitha, et al.,
2015; Entesari, et al., 2013). Actinomycetes diketahui menghasilkan antibiotik dan
enzim kitinase yang dapat merusak dinding sel cendawan yang mengandung kitin
(Mujoko, et al., 2005). Hasil penelitian Tefa (2015) menunjukkan bahwa
Actinomycetes sp. memiliki kandungan hormon IAA 89.5 ppm dan giberelin 92.5
ppm.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan dilaksanakan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan biopriming dengan Trichoderma harzianum dan
Actinomycetes terhadap mutu perkecambahan dan vigor benih tanaman kedelai.
Serta sekaligus sebagai bahan informasi dan acuan teknologi yang memiliki metode
efektif, efisien dan ramah lingkungan untuk meningkatkan perkecambahan, vigor
benih kedelai, dan mengetasi masalah serangan patogen pada tanaman.
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari program ini
yakni:
1. Apa pengaruh perlakuan biopriming pada tanaman kedelai (Glycine
max) dengan penambahan agen hayati berupa Actinomycetes dan
Trichoderma harzianum?
2. Bagaimana interaksi antara perlakuan lama perendaman dan
penggunaan agen hayati yaitu Trichoderma harzianum dan
Actinomycetes sebagai proses biopriming?
1.3 Tujuan
Program ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan biopriming
terhadap mutu perkecambahan dan vigor benih pada tanaman kedelai (Glycine max)
dengan penambahan agen hayati berupa Actinomycetes dan Trichoderma
harzianum.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu laporan kemajuan dan
laporan akhir mengenai mutu perkecambahan dan vigor benih pada tanaman
kedelai (Glycine max). Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di
publikasikan pada jurnal nasional maupun pada media massa.
1.5 Manfaat
1.5.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat terus menggali ilmu pengetahuan dengan cara melakukan
berbagai penelitian. Hal ini akan menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa, sehingga maahaasiswa akan mengetahui bagaimana
memperbaiki mutu perkecambahan dan vigor benih pada tanaman kedelai
(Glycine max) yang telah mengalami penurunan fisiologi.
1.5.2 Masyarakat
Dengan adanya pengetahuan tentang memperbaiki mutu perkecambahan
dan vigor benih pada tanaman kedelai (Glycine max) yang telah mengalami
penurunan fisiologi, utamanya yang menyangkut pengkombinasian
penggunaan mikroba dan lama perendaman sebelum proses penanaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mutu Fisiologi Benih


Salah satu faktor pembatas produksi pada tanaman kedelai yang berada di
daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga
mengurangi penyediaan benih yang bermutu tinggi. Kemunduran benih merupakan
proses penurunan mutu secara berangsur-angsur dan kumulatif serta tidak dapat
balik (irreversible) akibat perubahan fisiologis yang disebabkan oleh faktor dalam
benih. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis tersebut ditandai
dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal,
penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence) (Copeland dan
3

Donald 1985). Benih kedelai yang sedang mengalami kemunduran dapat


dicerminkan oleh menurunnya kadar fosfolipid, protein membran, fosfor anorganik
mitokondria, aktivitas spesifik suksinat dehidrogenase, sitokrom oksidase dan laju
respirasi (Sucahyono, 2013).
Ali (2011) menunjukkan viabilitas benih dapat dilihat dengan parameter daya
berkecambah (DB) di lingkungan optimal. Parameter ini adalah parameter yang
paling penting dari mutu fisiologi benih. Suatu benih dikatakaan baik bila memiliki
daya kecambah di atas 85 %.
2.2 Viabilitas dan Vigor Benih
Viabilitas benih dapat diukur dengan tolak ukur daya berkecambah
(germination capacity). Perkecambahan benih adalah muncul dan berkembangnya
struktur terpenting dari embrio benih tersebut serta kecambah tersebut
menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan. Viabilitas benih menunjukkan daya
hidup benih, aktif secara metabolik dan memiliki enzim yang dapat mengkatalis
reaksi metabolik yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan
kecambah suatu benih (Copeland dan McDonald., 2001).
Vigor merupakan kekuatan benih atau kecambah untuk menghasilkan
perakaran dan pucuk yang kuat pada kondisi yang tidak optimum atau tidak
menguntungkan serta bebas dari serangan mikroorganisme. Hilang atau rendahnya
vigor dapat dianggap sebagai tahap perantara dari kehilangan benih, yaitu antara
awal dan akhir proses kemunduran atau kematian benih (Justice dan Bass 2002).
Benih yang memiliki vigor rendah akan menyebabkan terjadinya kemunduran
mutu benih yang cepat selama masa penyimpanan, makin sempitnya keadaan
lingkungan, tempat benih untuk tumbuh, kecepatan berkecambah benih yang
menurun, serangan hama dan penykit semakin meningkat, jumlah kecmbah
abnormal meningkat, dan rendahnya produksi tanaman (Sutopo, 2002).
2.3 Seed Priming
Seed Priming pada benih merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
ketahanan kecambah pada suatu tanaman terhadap kondisi lingkungan tumbuh yang
kurang optimum (Ashraf dan Foolad 2005).
Biopriming adalah salah satu teknik seed priming yang mengintegrasikan agens
hayati dalam larutan perlakuan (Ilyas et al., 2015). Biopriming menggunakan
rizobakteri yang memiliki kemampuan sebagai biofertiliser atau PGPR, serta
berperan menjadi antagonis terhadap patogen sehingga dipilih sebagai perlakuan
benih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Sutariati et al., (2014),
selain memberikan perbaikan, perlakuan biopriming juga berperan sebagai media
inokulasi rizobakteri terhadap benih. Invigorasi benih melalui biopriming dengan
rizobakteri memberikan manfaat bagi tanaman, serta terbukti efektif meningkatkan
viabilitas dan vigor benih (Ilyas et al., 2002; Sutariati et al., 2014).
Fungsi utama dari teknik priming adalah untuk mengatur penyerapan air ke
dalam benih secara perlahan dan menghasilkan beberapa perubahan biokimia dalam
4

benih, antara lain meningkatkan viskositas dan elastisitas protoplasma,


meningkatkan sifat hidrofilik dan menurunkan sifat lipofilik (Rouhi et al. 2011).
2.4 Actinomycetes
Actinomycetes telah dilaporkan sebagai salah satu kelompok mikroba tanah
yang menjadi sumber yang kaya produk alami. Hampir tiga perempat dari antibiotik
yang ada sekarang ini merupakan produksi dari Actinomycetes (Sateesh and Rathod,
2011). Terdapat lima kelompok antibiotik yang dihasilkan oleh Actinomycetes yaitu
tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida, linkomisin, dan aminoglikosida (Mutschler,
1991 dalam Ambarwati dan Gama, 2009). Sebagai penghasil senyawa antibiotik,
Actinomycetes banyak digunakan dalam industri obat, pakan ternak atau unggas,
pengawetan makanan, pertanian, dan perikanan (Ryandini, 2001). Manfaat lain dari
Actinomycetes yaitu untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan cara
mendekomposisi bahan organik. Bahan organik akan meningkat dengan adanya
Actinomycetes (Umo, et al., 2012).
Hasil penelitian Tefa (2015) menunjukkan bahwa kandungan hormon IAA
pada Actinomycetes sp. 89.5 ppm dan giberelin 92.5 ppm. Kusuma et al., (2012)
melaporkan bahwa giberelin merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan dalam
pertumbuhan daun, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Shahab et
al., (2009) menyatakan, hormon IAA merupakan salah satu hormon pertumbuhan
tanaman yang berperan dalam mengendalikan proses fisiologi, diantaranya
pembesaran dan pembelahan sel, merangsang benih untuk berkecambah,
diferensiasi jaringan dan mengontrol proses pertumbuhan vegetatif.
2.5 Trichoderma harzianum
T. harzianum dapat berperan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman. Cleland
(1972) mengungkapkan Trichoderma harzianum mampu memproduksi indol-3-
acetic acid (IAA). Dengan demikian, tanaman dapat menyerap unsur hara lebih
banyak sehingga pertumbuhan dan ketahanannya termasuk ketahanan terhadap
penyakit menjadi lebih baik.
Di samping itu, Begum, et al., (2007) membuktikan bahwa T. harzianum
memiliki kemampuan menekan 75,4% pertumbuhan Fusarium oxysporum f. sp.
Glycines secara in vitro dan membuat patogen tersebut tidak mampu tumbuh
kembali (recovery). Disebutkan juga bahwa T. harzianum dapat tumbuh menutupi
koloni patogen dan menyebabkan lisis dalam waktu 7 hari. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan T. harzianum sebagai biokontrol. Gultom (2008) menyatakan T.
harzianum memiliki tiga mekanisme pengendalian terhadap patogen yaitu
kompetisi, mikoparasit, dan antibiosis. T. harzianum yang tumbuh dan membentuk
koloni di tanah atau dibagian tanaman akan berkompetisi dengan patogen baik
dalam hal ruang maupun nutrisi. Kompetisi T. harzianum dengan patogen (terutama
patogen berupa fungi) semakin kuat karena kemampuan mikoparasit yang dimiliki
T. harzianum. Hifa T. harzianum akan membelok kearah fungi penyebab penyakit
tanaman. Fenomena ini terjadi sebagai respon terhadap hifa atau senyawa kimia
dari fungi patogen. Saat hifa T. harzianum mencapai fungi patogen, hifa ini
5

membentuk struktur seperti kait sehingga membeli fungi patogen. Kemudian, hifa
T. harzianumdapat mempenetrasi hifa fungi patogen untuk mengambil zat makanan
dari dalamnya sehingga fungi patogen menjadi mati. Penetrasi ini dilakuakan
dengan mendegradasi sebagai hifa fungi patogen menggunakan enzim selulase dan
kitinase.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu tahap pertama adalah biopriming
yang dilaksanakan di Laboratorium Biofertilaizer. Tahap kedua adalah proses
budidaya dengan menggunakan benih terbaik dari hasil Biopriming dilaksanakan
di Kebun Percobaan, fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini
dilakaksanakan selama 4 bulan.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain benih kedelai varietas
grobogan, Actinomycetes, Trichoderma harzianum, air (aquades) 1000 mL,
Nutrient Broth (NB) 8 g, Bacto agar 18 g, tanah, pupuk kandang, polybag ukuran
30-40 sebanyak 108 buah, dan plastik cetik sebanyak 12 lembar.
Adapun alat yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu labu erlemeyer
ukuran 1000 mL, gelas ukur ukuran 1000 mL, cawan petridist, tabung reaksi,
Laminar Air Flow, autoklaf, (Conten Chlorofil Meter-200 plus) CCM-200 plus,
gunting, pinsil, penggaris, aerator, timbangan analitik, kamera digital, dan papan
nama.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan berdasarkan rancangan
petak terpisah (RPT) yang diulangi sebanyak 3 kali, Petak utama adalah durasi
waktu perendama (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu perendaman 3 jam (P1),
perendaman 6 jam (P2), perendaman 12 jam (P3), dan perendaman 24 jam (P4).
Anak petak adalah jenis mikroba (M) yang terdiri dari 3 jenis yaitu kontrol,
Trichoderma harzianum dan Actinomycetes Sehingga terdapat 12 kombinasi
perlakuan
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Perbanyakan Actinomycetes
A. Persiapan media
1. Media yang digunakan adalah media Nutrient Agar (NA) yang terdiri atas
Nutrient Broth (NB) 8 g, Bacto agar 18 g, aquades 1000 mL. dengan ph 7,0.
2. Masukkan masing-masing sebanyak 50 ml media kedalam erlemeyer 100
mL. Sterilisasi bahan media tersebut dengan autoklaf pada tekanan 0,1 MPa
dan suhu 121 °C selama 20 menit. Keluarkan media yang telah disterilisasi
dan dinginkan (didiamkan) sampai suhu mencapai +45 – 50 °C. Tuang
secara aseptic sebagai media (+ 600 mL) kedalam cawang petri steril (15
mL media pada setiap cawang petri), goyang/geser supaya permukaan
media merata, dan diamkan sampai beku.
6

B. Perbanyakan Actinomycetes
Perbanyakan Actinomycetes dilakuakan berdasarkan Hamidah, dkk (2013) ada
dua tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama
Tahap awal isolasi dengan menggunakan medium Nutrient Agar (NA). Masing-
masing kultur murni mikroba digores pada medium Nutrient agar kemudian
inkubasi pada suhu 30°C selama 3 sampai 5 hari.
2. Tahap kedua
Tahap kedua yang dilakukan adalah perbanyakan pada medium Nutrient Broth
(NB) tiap isolat dari media Na dikorek dengan menggunakan ose steril kemudian
dimasukkan kedalam 1000 mL media MB. Menginkubasi media pada suhu 30°C
selama 3 sampai 7 hari. Perhitungan jumlah sel dilakukan dengan metode
pengenceran, sebanyak 1 mL biakan dari masing-masing media cair dimasukkan
dalam 9 mL larutan Aquades dalam tabung reaksi kecil, kemudian divortek, dibuat
seri pengenceran sampai diperoleh seri pengenceran sampai 10-8. Dipipet 1 mL dari
tiap pengenceran di masukkan dalam petridish steril kemudian dituangkan media
NA kedalamnya. Dan diingkubasikan pada suhu kamar (30 °C), setiap hari diamati
pertumbuhannya dan dihitung jumlah koloninya. Perhitungan jumlah koloni
dilakukan dengan metode cawan hitung (plate count).
3.4.2 Perlakuan Priming
Sebelum priming benih diuji daya kecambah terlebih dahulu. Benih yang di
priming adalah benih yang memiliki daya kecambah 64%. Proses priming
menggunakan Trichoderma harzianum, Actinomycetes dan perlakuan kontrol yaitu
dengan menggunakan aquades. Perendaman dengan larutan yang berisi
Trichoderma harzianum sebanyak 15 g/L, perendaman dengan larutan
Actinomycetes sebanyak 108 cfu/mL, dan perendaman dengan aquades yang berisi
1000 mL dengan waktu priming masing-masing 3 jam (P1), 6 jam (P2), 12 jam
(P3), dan 24 jam (P4) sesuai perlakuan masing-masing. Benih ditimbang terlebih
dahulu untuk mengetahui bobot awal. Benih selanjutnya dimasukkan ke dalam
masing-masing larutan priming yang telah ditambahkan dengan aquades masing-
masing sebanyak 1000 mL aquades. Namun sebelum dimasukkan semua benih
yang ingin di uji cobakan dimasukkan kedalam plastik cetik yang telah diberi
lubang terlebih dahulu sebagai tempat masuknya air.
3.4.3 Perkecambahan
Setelah perendaman, benih ditiriskan di atas kertas saring kemudian benih
ditimbang hingga mencapai bobot awalnya lalu dikecambahkan di atas kertas
saring.
3.4.4 Persemaian
Benih yang telah berkecambah disemai didalam gelas aqua dengan
menggunakan media sekam bakar dan cocopit dengan perbandingan 1:1.
7

3.4.5 Media Tanam dalam polybag


Media tanam terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang ayam dengan
perbandingan 2:1. Setelah dicampur, media dimasukkan ke dalam polybag yang
berukuran 30×40 cm. Kemudian polybag diatur dan diberi label sesuai perlakuan.
3.4.6 Penanaman
Benih yang telah disemai dan berumur 7 hari, kemudian dipindahkan ke
polybag yang telah di isi dengan tanah dan pupuk kandang sebelumnya.
3.4.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan susulan,
penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.
3.4.8 Panen
Panen dilakukan ketika polong pada tanaman kedelai sudah matang dengan
warna kekuning-kuningan tergantung dari varietasnya yaitu berumur ±76 hari untuk
varietas grobogan.
3.5 Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati pada penelitian yaitu Daya Berkecambah, Kecepatan
Tumbuh, Keserempakan Tumbuh, Kecambah Normal, Kecambah Abnormal, dan
Kecambah normal. Selain itu, parameter dilapangan yaitu Total luas daun, Jumlah
cabang produktif, Total Klorofil Daun, Bobot 100 biji, dan jumlah polong.
3.6 Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis ragam dan jika berpengaruh dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf uji 5 %.
3.7 Hasil dan Pembahasan
Tahap ini merupakan tahap penilaian atau penentuan aplikasi biopriming
dengan penggunaan Trichoderma harzianum dan Actinomycetes yang digunakan
untuk memperbaiki vigor benih dan daya kecambah yang telah mengalami
penurunan fisiologi. Berpengaruh nyata terhadap vigor benih dan daya kecambah.
8

MULAI Perbanyakan a. Persiapan


Actinomycetes Media
1. Perendaman Nutrient Agar
dengan Mikroba (NA)
2. Benih dibilas b. Perbanyakan
Priming Actinomycete
setelah direndam
sesuai lama
(Biopriming) s
perendaman
3. Dikeringkan Selama
kembalinya bobot
awal benih Perkecambahan

Persemaian

Media tanam dalam Polybag

Penanaman

Perkecambahan:
1. Daya Kecambah
Pemeliharaan
2. Kecepatan Tumbuh
3. Kesempakan
Tumbuh
4. Kecambah Normal
5. Kecambah
Parameter Pengamatan
Abnormal
Dilapangan:
1. Total luas Daun
2. Jumlah Cabang
Produktif Analisis Data
3. Total Klorofil
4. Bobot 1000 biji
5. Jumlah Polong

Hasil dan Pembahassan SELESAI

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian


9

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Biaya Anggaran


Anggaran biaya merupakan rancangan pengeluaran biaya operasional dalam
pelaksanaan program-program pada penelitian ini.
Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang Diperlukan 2,375,000
2 Bahan Habis Pakai 7,577,000
3 Lain-lain 1.410,000
Jumlah 11,362,000

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan dirancang meliputi seluruh kegiatan dalam proses penelitian.
Penelitian akan dilakukan selama 5 bulan dengan rincian kegiatan penelitian dapat
dilihat pada table berikut.
Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan PKM-P
Bulan
No. Jenis Kegiatan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perbanyakan
Actinomycetes
2. Perbanyakan
Trichoderma
harzianum
3. Pengolahan Lahan dan
Penanaman
4 Melaksankan
Biopriming
5. Mengecambahkan
benih kedelai yang
telah diberi perlakuan
biopriming
6. Pengambilan data
7. Pengamatan Tanaman
10

DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. 2011. Pengaruh Penyimpanan Biji pada Suhu Ruangan, Dingin, dan Beku
terhadap Viabilitas Biji Belimbing (Averrhoa carambola L.) Kultivar ‘Dewa
Baru’ Asal Kecamatan Cimanggis, Depok. Depok: Universitas Indonesia.
Ambarwati dan T.A. Gama. 2009. Isolasi actinomycetes dari tanah sawah sebagai
penghasil antibiotik. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 10 (2): 101-111.
Anitha, Mummigatti, U.V. dan Shamarao, J. 2015. Influence of seed priming agents
on yield, yield parameters and purple seed stain disease in soybean.
Karnataka Journal Agric. Sci., 28 (1): 20-23.
Begum, M.M., Sariah, M., Zainal Abidin, M.A., Puteh, A.B., san Rahman, M.A.
2007. Histoppathological Studies on Soybean Seed Infected by Fusarium
oxysporum f. sp. Glycines an Screening of Potential Biocontrol Agents.
Research Jurnal of Microbiology, 2.
Entesari, M., Sharifzadeh, F., Ahmadzadeh, M. dan Farhangfar, M. 2013. Seed
Biopriming with Trichoderma Species and Pseudomonas fluorescent on
Growth Parameters, Enzymes Activity and Nutritional Status of Soybean. Int
Journal Agron and Plant Prod., 4 (4): 610–619.
Hamidah, Ambarwati, Indrayudha. 2013. Isolasi dan Identifikasi Isolasi
Actinomycetes dari Rizosfer Padi (Oryza Sativa L.) Sebagai Penghasil
Antifungi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Halimursyadah, Jumini, Muthiah. 2015. Penggunaan Organik Priming Dan
Periode Inkubasi Untuk Invigorasi Benih Cabai Merah (Capsicum Annum L.)
Kadaluarsa Pada Stadia Perkecambahan. J. Floratek 10 (2): 78-86
Ilyas. S., K.V. Asie, G.A.K. Sutariati, Sudarsono. 2015. Biomatriconditioning or
biopriming with biofungicides or biological agents applied on hot pepper
(Capsicum annuum L.) seeds reduced seedborne Colletotrichum capsici and
increased seed quality and yield. Acta Hortic. 1105: 89-96.
Kusuma, Y.S.A., Karno, Sutarno. 2012. Perbanyakan vegetatif cara stek
Desmodium cinereum dan Hibiscus rosa sinensis L. dengan pemberian zat
pengatur tumbuh alami dan auksin sintetis. Animal Agric. J. 1:557-565.
Muhammad SS, Muhammad S, Ahmed Z, Muhammad S. 2014. Effect of seed
soaking on seed germination and growth of bitter gourd cultivars. IOSR J of
Agri. and Veterinary Sci. 6: 07-11.
Nuryati L., Waryanto, B., dan Widaningsih, R., 2016. Outlook Komoditas Tanaman
Pangan Kedelai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian
Pertanian.
Saini R, Rai PK, Bara BM, Sahu P, Anjer T, Kumar R. 2017. Effect of different seed
priming treatments and its duration on seedling characters of Bitter gourd
(Momordica charantia L.). Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry
6(5):848-850.
Sateesh, V.N., and J.L Rathod. 2011. Selective isolation and antimicrobial activity
of rare actinomycetes from mangrove sediment of Karwar. Journal of
Ecobiotechnology. 3 (10): 48-53.
Sucahyono, D. 2013. Invigorasi Benih Kedelai. Penerbit Buleting Palawija. No. 25-
2013: 18-25.
Shahab, S., N. Ahmad, N.S. Khan. 2009. Indole acetic acid production and
enhanced plant growth promotion by indigenous PSBs. African J. Agric. Res.
4:1312-1316.
11

Sutariati, G.A.K., L.O. Safuan, A. Khaeruni, F. Handayani. 2014. Uji efektivitas


teknik biopriming dan sumber benih terhadap viabilitas dan vigor bibit
kakao. Agriplus. 24(2): 111-122.
Tefa, A. 2015. Pemanfaatan bakteri probiotik untuk menekan infeksi
Colletotrichum acutatum dan meningkatkan mutu benih cabai (Capsicum
annuum L.) selama penyimpanan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Umo, W.D., Y. Retnowati, dan N. Kandowangko. 2012. Biodiversitas
actinomycetes pada kawasan mangrove desa Bulalo kecamatan Kwandang
dan uji potensi sebagai penghasil antibiotika. Laporan Penelitian I-Mhere.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. 42 hlm.
12

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping


Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sribulan Hendrik
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM G111 15 021
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jawi-Jawi, 28 September 1997
6 E-mail Sribulanhendrik@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082349297019
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Panitia Pelaksana Steering Commite 2017
Training Pengembangan
Pola Pikir dan
Kepribadian (TP3K)
FMA” Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
2. Pelatihan Basic Character Peserta 2015
and study Skills (BCSS)
Universitas Hasanuddin
3.. Festival Budaya Panrita Panitia 2017
(FESBUTA) dengan
Tema “Cipta, Rasa, dan
Karsa dalam indahnya
Seni dan Budaya”
KKMB-UNHAS
4. Kegiatan Bina Dasar Panitia 2017
Kepemimpinan (BIDAK)
dengan Tema
Mengembangkan Potensi
Diri dan Aktualisasi Jiwa
Kepemimpinan yang
Berkarakter Maritim”
5. Pelaksana Pelantikan, Panitia 2016
Upgrading, dan Rapat
Kerjaa BPT FMA
Universitas Hasanuddin”
6. Pelaksana Training Panitia 2016
Pengembangan Pola Pikir
dan Kepribadian (TP3K)
13

FMA”Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
7. Pelaksana Pengaderan Panitia 2016
Awal dan Inisisasi BEM
KEMA Faperta Unhas
8. Panitia Inaugurasi 2015 Panitia 2016
BEM KEMA Faperta
Unhas
9. Pelaksana Training Panitia 2017
Observasi dan
Manajemen Lapangan
(TROMAL) FMA
10. Pelaksana Bina Dasar Panitia 2017
Kepemimpinan (BIDAK)
2017 IKAB UNHAS
11. Panitia Pelaksana Panitia 2018
Pertemuan Nasional
(PERNAS) XVI FKK
HIMAGRI HIMAGRO
12. Panitia Pelaksana Panitia 2018
Musyawara Anggota
Tahunan (MUSTA)
XXXVIII HIMAGRI
HIMAGRO Fakultas
Pertanian UNHAS
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - -
2. - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Makassar, 7 Januari 2019


Ketua Tim

Sribulan Hendrik
14

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fatmawati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM G111 15 028
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gedung Aji Baru, 21 Februari 1997
6 E-mail Fatmaajh21@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081342563892

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Pelaksana Training Panitia 2016
Pengembangan Pola Pikir
dan Kepribadian (TP3K)
FMA”Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
2. Pelatihan Basic Character Peserta 2015
and study Skills (BCSS)
Universitas Hasanuddin
3. Panitia Inaugurasi 2015 Panitia 2016
BEM KEMA Faperta
Unhas
4. Pelaksana Training Panitia 2017
Observasi dan Manajemen
Lapangan (TROMAL)
FMA
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Makassar, 7 Januari 2019


Anggota Tim

Fatmawati
15

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rahmat Setiawan Syamsuddin
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM G011171303
5 Tempat dan Tanggal Lahir Masohi , 19 Agustus 1999
6 E-mail rahmatsetiawan161@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085298370385

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Panitia Inaugurasi 2017 Panitia 2018
BEM KEMA Faperta
Unhas
Basic Learning Skills Peserta 2017
Character And Creativity
(BALANCE)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Makassar, 7 Januari 2019


Anggota Tim

Rahmat Setiawan Syamsuddin


16

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap DR. Ir. Asmiaty Sahur, MP
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Agroteknologi
4. NIP/NIDN 19691010 199303 2 001/0010106902
5. Tempat dan Tanggal Lahir 10 October 1969
6. Alamat Email asmiaty.sahur@unhas.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 08114179957
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1 S2 S3
Nama Institusi Hasanuddin Hasanuddin Hasanuddin
University University University
Jurusan/Prodi Agronomy Agricultural Agricultural
systems systems
Tahun Masuk-Lulus 1988-1992 1994-1996 2013-2017
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Biokimia Wajib 3
2. Fisiologi Pasca Panen Wajib 3
3. Dasar-Dasar Agronomi Wajib 3
4. Ilmu Benih Wajib 3
C.2. Penelitian
No. Jenis Penelitian Penyandang dana Tahun
1. The study of vesicular arbuscular DIKTI 2000
michorhiza on the growth and
production of dry field rice and
the intencity of blast disease
attacked (Pyricularia oryzae
CAF) (Indonesia)
2. The study of rhizobium and DIKTI 2002
vesicular arbuscular mycorrhiza
of the soybean resistant to
drought
3. Isolation and characterization of DIKTI 2005
endophytic actinomycetes from
Leguminosae plants
4. The application of microbial DIKTI 2013
fixator and organic liquid
17

fertilizer on the plant growth of


rice (Oryza sativa L).

5. Isolation and Identification of DIKTI 2013


Rhizobium from rhizosphere of
Soybean in three district areas in
South
6. Development of actinomycetes 3 stages of the 2014-2016
microbe and rhizobium research, funding by
indigenous of South Sulawesi in DIKTI
spurring the growth and
productivity of soybean
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
Judul Pengabdian Kepada
No. Penyandang dana Tahun
Masyarakat
1 Respon Tanaman Palawija DIKTI 2013
Terhadap Beberapa Jenis Bahan
Organik Brangkasan Kacang-
Kacangan Pada Lahan Kering

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P

Makassar, 23 Oktober 2018


Pengusul

DR. Ir. Asmiaty Sahur, MP


18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (RP)


- Gelas ukur 1000 ml 1 buah 300.000/buah 300,000
- Labu Erlemeyer 1000 ml 1 buah 250.000/buah 250,000
- Sewa Timbangan
1 buah 100.000/buah 100,000
analitik
- Aerator 4 buah 45.000/buah 180,000
- Cangkul 2 buah 85.000/buah 170,000
- Talangan 36 buah 15.000/buah 450,000
- Sekop 1 buah 85.000/buah 85,000
- Sewa Laboratorium 1 buah 300.000/buah 300,000
- Cawan Petrik 18 buah 30.000/buah 540,000
Sub Total (Rp) (1) 2,375,000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (RP)
- Kedelai 5 kg 30,000/kg 600,000
- Aquades 10 liter 8,000/liter 80,000
- Actinomycetes 3 klon 400,000/klon 1,200,000
- Trichoderma harzianum 1 klon 125,000/klon 125,000
- Kompos 15 kg 20,000/kg 300,000
- Arang sekam 15 kg 15,000/kg 225,000
- Cocopeat 15 kg 15,000/kg 225,000
- pupuk kandang 40 karung 35,000/karung 1,400,000
- kertas saring 1 bungkus 25,000/bungkus 25,000
- polybag ukuran 50-60 3 bungkus 80,000/bungkus 300,000
- Agar-agar 10 bungkus 3,000/bungkus 60,000
- Gula pasir 3 liter 12,000/liter 12,000
- plastik cetik 4 bungkus 5,000/bungkus 20,000
- Kertas lebel 3 bungkus 5,000/bungkus 5,000
- Agar Bacto 1 botol 1,500,000/botol 1,500,000
- NB 1 botol 1,500,000/botol 1,500,000
Sub Total (Rp) (2) 7,577,000
3. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (RP)
- Print dan Penjili 2 paket 125,000/paket 250,000
- Buku Jurnal Percobaan 1 unit 45,000/unit 45,000
- Peralatan tulis 2 buah 30,000/buah 30,000
- Biaya pengiriman benih 5 kg 17.000/kg 85.000
- Publikasi Jurnal Ilmiah ! unit 1.000.000/Jurnal 1.000.000
Sub Total (Rp) (5) 1.410,000
Total (1+2+3) 11,362,000
Terbilang (Sebelas Juta Tiga Ratus Enam Puluh Dua Ribu)
19

Lampiran 3. Susunan organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(Jam/minggu)
1. Sribulan Agroteknologi Budidaya 21 Menggkordinir
Hendrik/ Tanaman semua anggota
G11115021 dalam
melaksanakan
penelitian
2. Fatmawati/ Agroteknologi Budidaya 14 Menyelesaikan
G11115028 Tanaman semua hal-hal
administratif.
Membuat
proposal
permohonan dana,
dan lain-lain yang
berkaitan dengan
masalah
administers.
3. Rahmat Agroteknologi Agrotekn 14 Penyediaan
Setiawan ologi perlengkapan.
Syamsuddin/
G011171303
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAMPUS TAMALANREA
Jalan Perintis Kemersekaan Km. 10, Makassar 90245
Telp/Fax. (0411) 586128-585647

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sribulan Hendrik


NIM : G111 15 021
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-Penelitian saya dengan judul:


“ABITIKO DAN TINO”: Aplikasi Biopriming Trichoderma Harzianum Dan
Actinomycetes Terhadap Tanaman Kedelai untuk memperbaiki mutu
perkecambahan dan vigor benih pada tanaman kedelai (Glycine max) yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Makassar, 7 Januari 2019


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Ketua Pelaksana Kegiatan,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

(Dr. Ir. Novaty Eny Dungga, MP) (Sribulan Hendrik)


NIP. 1959110511987022001 NIM. G11115021

Anda mungkin juga menyukai