Anda di halaman 1dari 7

BAB V

VERTIKULTUR DAN BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT

A.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata "vertical"
dan "culture" yang artinya, teknik budidaya tanaman secara vertikal, sehingga
penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Teknik ini berawal dari gagasan
"vertical garden" yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss, sekitar
tahun 1945 yang lalu. Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah
memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin (Agus Andoko, 2004).
Tantangan yang dihadapi untuk pengembangan pertanian di wilayah
perkotaan antara lain keterbatasan lahan, keterbatasan pengetahuan dan teknologi,
keterbatasan waktu yang bisa dicurahkan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah
keterbatasan media tanam. Pertanian perkotaan merupakan sebuah upaya
pemanfaatan ruang minimalis yang terdapat di perkotaan supaya dapat
menghasilkan produksi yang diinginkan. Produksi ini berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan hidup ditengah polusi udara
perkotaan dan menghadirkan nuansa estetika dirumah kota. Jarak perkotaan yang
jauh dari sumber produksi pangan. Keterbatasan lahan, jarak perkotaan yang jauh
dari sumber produksi pangan bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk
mengaktualkan potensi nilai ekonomi yang dimiliki lahan perkotaan. Dari sinilah
pemerintah mulai bergerak, dengan mengusung konsep atau model pertanian
perkotaan. Melalui penerapan model ini diharapkan mampu menjadi salah satu
solusi untuk menjawab yang selama ini menjadi kendala dalam pemenuhan
kebutuhan pangan masyarakat perkotaan sekaligus menumbuh-kembangkan
kegiatan pertanian di wilayah perkotaan. Implementasi model pertanian perkotaan
yang dikembangkan adalah dengan cara menanam secara vertikal atau bertingkat,
yang populernya disebut juga model dengan sistem pertanian vertikultur
(Yenisbar dan Rawiniwati; 2012).
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model,bahan,ukuran,wadah
vertikultur yang sangat banyak,tinggal di sesuaikan dengan kondisi dan keinginan.
Pada umumnya adalah berbentuk segi panjang,atau mirip anak tangga,dengan
berapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bamboo atau pipa
paralon,kaleng bekas,bahkan lebaran karung beraspun bisa,karena salah satu
filosofinya dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar
kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepemilikan nilai ekonomis yang tinggi, berumur pendek dan berakar pendek.
Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada,
kangkung, bayam, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat,
pare, pace, kacang, panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainya. Untuk
tujuan komersial, pengembangan vertikulur ini perlu dipertimbangan aspek
ekonominya agar biaya produksinya jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil
penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai
media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas (Liferdi,
2011).
1.2 rumusan masalah
a. Mengetahui cara budidaya secara vertikultur
b. Mengetahui kekurangan kelebihan vertikultur
B.TINJAUAN PUSTAKA
Vertikultur merupakan upaya pemanfaatan lahan sempit dengan seoptimal
mungkin. Selain pemanfaatan lahan yang sempit, teknik bercocok tanam secara
vertikultur mampu menghasilkan tanaman yang berkualitas sesuai dengan kualitas
pembudidayaan pada tanaman itu sendiri. Sehingga teknik bercocok tanam secara
vertikultur dapat direalisasikan dalam pertanian masa kini. Pada teknik ini
tanaman ditanam secara bertingkat atau vertikal dengan bantuan media tanam
berupa pipa paralon atau bahan-bahan lainnya yang tersedia dan mampu
menunjang pertumbuhan tanaman ke arah samping (Ramdani, 2012).
Tanaman sawi masih satu keluarg dengan kubis dengan kubus krop.
Kubus bunga broccoli, dan lobak atau rades yaitu famili cruciferae. Oleh karena
itu, sifat morfologi tanamannya hampir sama. Terutama pada sistem perakaran,
struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya (rukmana,1994).
Menurut klasifikasi tata nama (sistem tumbuhan) tanaman sawi termasuk kedalam
:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rhoeadales
Famili : crucifera
Genus : brassica
Spesies : Brassica juncea L
Ada beberapa jenis model vertikultur, masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda. Jenis yang pertama adalah vertikultur jenis vertical,
biasanya ada dalam bentuk wadah-wadah kokoh berbentuk kolom yang tegak
berdiri dilahan. Jenis yang kedua adalah jenis horizontal, yang umumnya dalam
bentuk rak-rak atau tangga bertingkat. Selain itu juga ada jenis vertikultur yang
bergantung. Jenis ini umumnya dalam bentuk pot-pot atau wadah yang diikat oleh
tali atau kawat dan digantung pada atao (Avicenna, 2010)
Dalam melakukan budidaya tanaman vertikultur hal terpenting yang
diperhatikan adalah wadah yang akan dipakai dalam menyediakan ruang yang
baik bagi tanaman. Bahan yang dapat digunakan dalam budidaya tanaman
vertikultur antara lain paralon, bambu, talang, pot, dan lain-lain. Banyak
sedikitnya alat yang digunakan tergantung pada bangunan dan model wadah yang
akan digunakan. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya
tergantung pada lahan yang dimiliki (Bangfad, 2008).
Sistem bertanam secara vertiultur memiliki beberapa kelebihan baik dari segi
teknik maupun ekonomis. Namun memiliki dua kekurangan ddari segi investasi
dan teknik budidaya. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan sistem vertikultur jika ditinjau dari segi teknik sebagai berikut
(Femmy et al., 2003):
a. Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar
b. Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian
pestisida yang dapat mencemari tanaman dan menggangu kesehatan.
c. Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena
jumlah media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup di
sekitar perakaran tanaman saja dan dalam struktur wadah terbatas.
d. Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan
bahan yang tersedia.
e. Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah
tidak dipakai, sepert pipa paralon, talang air, bambu, kayu, pot plastik atau
botol bekas kemasan air mineral.
f. Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan.
g. Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan. Syarat kebutuhan cahaya
matahari, kelembapan udara dan temperatur yang sesuai dpat terpenuhi.
h. Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis karena investasi bangunan
unit vertikultur di media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali
penanaman.
i. Tanaman yang ditanam secara vertikultur sperti sayuran yang dihasilkan
memiliki nilai jual tinggi karena bebas dari pnggunaan pestisida kimiawi.
j. Kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi.
k. Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini
dipakai untuk produksi sayurana atau tanaman obat-obatan secara
komersial.
l. Dapat juga digunakan untuk daerah yang tempatnya kering dan kurang
baik untuk pertumbuhan tanaman khususnya sayuran (Batharai dkk, 2011).
Adapun kekurangan dengan menggunakan teknik budidaya sistem
vertikultur sebagai berikut.
a. Memerlukan investasi awal cukup tinggi. Jika sistem vertikultur
menggunakan struktur bangunan utama berupa rumah plastik.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan lebih lama, karena membuthkan
konsep terlebih dahulu.
c. Tanaman rentan terhadap serangan jamur. Diakibatkan tingkat kerapatan
tanaman lebih tinggi, sehingga menciptakan kondisi kelembapan udara
yang tinggi. Akan tetapi serangan jamur yang tinggi dapat dikendalikan
dengan menerapkan beberapa tindakan yang mrupakan konsep
pengendalian hama terpadu. Contohnya dengan menggunakan pestisida
alami, melakukan pergiliran tanaman atau menerapkan pengelolaan air
yang tepat (Sutarminingsih et al., 2003 ).

C.BAHAN,ALAT,DAN LANGKAH KERJA


1. Bahan
a. Bibit sayuran
b. Pupuk kandang
c. Sekam bakar/cocopit
2.Alat
a. Alat vertikultur
b. Cetho
c. Cangkul
d. Ember
3.Langkah kerja
a. Mencampur tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
b. Menyiapkan peralatan vertikultur yang akan digunakan
c. Mengisi peralatan vertikultur dengan campuran media tanam yang sudah
dibuat
d. Menanam setiap lubang wadah dengan bibit yang telah dipersiapkan
e. Menyirami media tanam menggunakan gembor
DAFTAR PUSTAKA

Agus Andoko, 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik.


Penebar Swadaya, Jakarta.
Avicenna. 2011. Mengenal Vertikultur
Bangfad. 2008. Budidaya Secara Vertikultur
Desiliyarni, Femmy dkk. 2003. Vertikultur Teknik Budidaya Di Lahan Sempit.
Tengerang: Agromedia Pustaka.
Lukman, Liferdi. 2011. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Vertikultur. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Ramdani, Dadan. 2012.Vertikultur
Sutarminingsih, Lilies. 2003. Pola Bertanam Secara Vertikultur. Yogyakarta:
Kanisius.
Rukmana, R. 1994. Bayam : Bertanam dan pengolahan pasca panen. Kanisius,
Yogyakarta. 39 hal.
Yenisbar & Rawiniwati.2012. Pertanian Perkotaan Dengan Sistem Vertikultur.

Anda mungkin juga menyukai