Anda di halaman 1dari 9

BAB V

VERTIKULTUR DAN BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari kata "vertical"
dan "culture" yang artinya, teknik budidaya tanaman secara vertikal,
sehingga penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Teknik ini
berawal dari gagasan "vertical garden" yang dilontarkan oleh sebuah
perusahaan benih di Swiss, sekitar tahun 1945 yang lalu. Tujuan utama
aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal
mungkin (Agus, 2004).

Pengertian Vertikultur menyempitnya lahan-lahan pertanian


ternyata bukan suaut halangan untuk mengusahakan buah dan sayur .Sistem
vertikultur adalah jalan keluar.(Haryanto,2007).Di Indonesia, sistem
pertanian vertikal baru dikembangkan sejak tahun 1987, sehingga apa yang
dijelaskan ini sebagian besar sudah dilakukan pada kurun waktu itu.
(agus,2010).Vertikulrure adalah cara bertanam dalam susunan vertikal
keatas menuju ruang udara bebas, dengan menggunakan tempat media
tumbuh yang disusun secara vertikal pula.(Agus, 2010).

Permasalahan yang sering dihadapi saat akan melakukan teknik


budidaya tanaman secara vertikultur adalah banyaknya biaya yang
dikeluarkan untuk membuat kerangka tempat menaruh wadah yang
digunakan untuk menanam tanaman. Permasalahan yang lain adalah karena
di Indonesia lahan yang ada masih sangat luas sehingga menyebabkan
teknik budidaya secara vertikultur masih kurang diminati oleh

42
43

masyarakat.Tanaman yang bisa ditanam pun kebanyakan adalah sayuran


dan sayuran buah.

2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui budidaya secara vertikultur
b. Mengetahui kelebihan kekurangan vertikultur

B. TINJAUAN PUSTAKA

Vertikultur adalah sistem tanam di dalm pot yang disusun/dirakit


horisontal dan vertikal atas bertingakat. Cara tanam ini sesuai diusahakan pada
lahan terbatasatau halaman rumah. Jenis tanaman adalah tanaman hias atau
sayuran (Lakitan, 1995). Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya
tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara
bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan
dapat dilakuakan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun (Dedi
2012).

Sawi Sendok atau Pakcoy (Brassicarapa) adalah jenis tanaman sayur-


sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari
China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan
dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang
dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini sawi sendok
dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand
(Adiwilaga 2010). Adapun klasifikasi tanaman sawi sendok atau pakcoy adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
44

Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica rapa L (Eko 2007).
Menrut Femmy et.al (2003) Sistem bertanam secara vertiultur memiliki
beberapa kelebihan baik dari segi teknik maupun ekonomis. Namun memiliki
dua kekurangan dari segi investasi dan teknik budidaya. Berikut ini akan
dijelaskan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem vertikultur jika ditinjau
dari segi teknik sebagai berikut :

1. Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar


2. Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian
pestisida yang dapat mencemari tanaman dan menggangu kesehatan.
3. Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena
jumlah media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup di
sekitar perakaran tanaman saja dan dalam struktur wadah terbatas.
4. Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan
bahan yang tersedia.
5. Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah
tidak dipakai, sepert pipa paralon, talang air, bambu, kayu, pot plastik atau
botol bekas kemasan air mineral.
6. Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan.
7. Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan. Syarat kebutuhan cahaya
matahari, kelembapan udara dan temperatur yang sesuai dpat terpenuhi.
8. Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis karena investasi bangunan unit
vertikultur di media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali penanaman.
9. Tanaman yang ditanam secara vertikultur sperti sayuran yang dihasilkan
memiliki nilai jual tinggi karena bebas dari pnggunaan pestisida kimiawi.
10. Kuantitas dan kualits produk lebih tinggi.
45

11. Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini


dipakai untuk produksi sayurana atau tanaman obat-obatan secara
komersial.
12. Dapat juga digunakan untuk daerah yang tempatnya kering dan kurang baik
untuk pertumbuhan tanaman khususnya sayuran (Batharai et al, 2011).

Adapun kekurangan dengan menggunakan teknik budidaya sistem


vertikultur sebagai berikut:

1. Memerlukan investasi awal cukup tinggi. Jika sistem vertikultur


menggunakan struktur bangunan utama berupa rumah plastik.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan lebih lama, karena membuthkan
konsep terlebih dahulu.
3. Tanaman rentan terhadap serangan jamur. Diakibatkan tingkat kerapatan
tanaman lebih tinggi, sehingga menciptakan kondisi kelembapan udara
yang tinggi. Akan tetapi serangan jamur yang tinggi dapat dikendalikan
dengan menerapkan beberapa tindakan yang mrupakan konsep
pengendalian hama terpadu. Contohnya dengan menggunakan pestisida
alami, melakukan pergiliran tanaman atau menerapkan pengelolaan air
yang tepat (Sutarminingsinh et al, 2003 ).

Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang


memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim.
Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek
(Yesica, 2014).
46

Berikut tanaman yang cocok untuk sistem vertikultur:


1. Bawang merah dan putih
Tanaman ini selain mempunyai akar yang sedikit. Juga memiliki batang
yang tidak besar. Sehingga sangat cocok untuk vertikultur.
2. Seledri
Hampir sama dengan bawang, tanaman ini bukan tanaman yang besar.
Sehingga tidak begitu memiliki kendala. Seperti ruang yang tidak luas.
3. Sayur-sayuran kecil dan sedang.
Yang termasuk didalamnya adalah sawi, pakcoy, kubis cina, kangkung dan
selada. Tanaman ini bisa diterapkan dalam teknik vertikultur. Karena juga
tidak membutuhkan ruang akar yang besar.
4. Cabai
Cabai bisa diterapkan dalam teknik vertikultur, namun tidak terlalu bagus.
Karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman sayur besar seperti tomat
dan terung.

C. BAHAN, ALAT, dan LANGKAH KERJA


1. Bahan
a. Bibit sayuran
b. Pupuk kendang
2. Alat
a. Sekam bakar atau cocopit
b. Alat vertikultur
c. Cethok
d. Cangkul
e. Ember
47

3. Langkah kerja
a. Mencampur tanah, pupuk kendang, dan sekam dengan perbandingan
1:1:1
b. Menyiapkan peralatan vertikultur yang akan digunakan
c. Mengisi peralatan vertikultur dengan campuran media tanam yang
sudah dibuat
d. Menanam setiap lubang dengan bibit yang telah dipersiapkan
e. Menyiram media tanam menggunakan gembor.

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Sawi Pada Vertikultur
Tinggi Tanaman Pengamatan
Tanaman Jumlah Daun Minggu Ke-
Ke-
Sampel
1 2 3 1 2 3
1 5,7 7 10 7 7 12
2 8 10,5 12 9 9 10
3 8,8 11,5 14 8 12 13
4 6,5 11,5 12 6 10 10
5 9,5 12 12 8 12 12
Rata-rata 7.7 10,5 12 7,6 10 11,4
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018

E. PEMABAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang budidaya tanaman secara
vertikultur. Vertikultur adalah pola budidaya tanaman secara vertikal
menggunakan wadah untuk pemanfaatan ruang secara vertikal pada lahan yang
sempit seperti di perkotaan. Sebelum membuat vertikultur ada persyaratannya
yaitu tenpat untuk melakukan vertikultur harus kuat dan tidak mudah roboh
48

selain itu mudah untuk dipindahkan. Ukuran wadah untuk vertikultur harus
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Media tanam yang
digunakan harus memiliki unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tempat
untuk melakukan vertikultur harus mudah untuk mendapatkan cahaya matahari
untuk pertumbuhan tanaman. Tidak semua tanaman dapat dibudidayakan
dengan cara vertikultur ada beberapa kriteria tanaman yang cocok untuk
vertikultur yaitu sawi, cabai, bayam, tomat, terung dan tanaman sayur lainnya.
Teknik budidaya vertikultur memiliki kelebihan sekaligus kekurangan
didalamnya. Kelebihan dari budidaya tanaman dengan vertikultur antara lain
dapat memanfaatkan lahan yang sempit untuk bercocok tanam, dapat
memanfaatkan barang barang bekas yang tidak terpakai untuk wadah
vertikultur, dan dapat juga sebagai tempat belajar berkebun ataupun
memanfaatkan hobi berkebun dengan lahan yang sempit. Kekurangan dari
budidaya tanaman dengan vertikultur yaitu biaya untuk pembuatan kerangka
tempat menaruh wadah bagi tanaman relatif mahal, hasil yang diperoleh juga
tidak dapat diperkirakan . Pada pengamatan tanaman sawi dengan budidaya
secara vertikultur selama tiga minggu menggunakan lima sampel didapatkan
hasil sebagai berikut:
Rata-rata tinggi tanaman yang didapatkan pada pengamatan minggu
pertama adalah 7,7 cm dan didapatkan rata-rata jumlah daunnya adalah 7,6
helai. Pada pengamatan kedua rata-rata tinggi tanaman yang didapatkan yaitu
10,5 cm dengan rata-rata jumlah daun adalah 10 helai. Pengamatan pada
minggu ketiga didapatkan rata-rata tinggi tanaman mencapai 12 cm dan rata-
rata jumlah daunnya adalah 11,4 helai. Selama dilakukannya pengamatan
ditemukan hama yang menyerang tanaman ditandai dengan adanya lubang
lubang yang terbentuk pada daun, hama tersebut adalah ulat. Ulat berkembang
biak dengan sangat cepat sehingga larva-larva kecil menyebar dibawah kanopi
daun sangat banyak. Pngendalian hama ini dapat dilakukan dengan pemberian
insektisida dan dapat juga dilakukan dengan cara manual yaitu mengambil satu
49

per satu ulat yang ada dibagian bawah daun tersebut, namun dapat
menyebabkan gatal gatal jika diambil langsung dengan tangan kosong.

F. KESIMPULAN
Budidaya tanaman secara vertikultur adalah penanaman tanaman pada
tempat yang dibuat secara vertikal dengan menggunakan wadah yang bisa dari
barang bekas untuk menghemat biaya sekaligus ruang yang sempit yang
biasanya ada didaerah perkotaan yang padat penduduk.
50

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Sisi


Penawaran Sayuran Sawi. Bandung: Penerbit Alumni Bandung.

Agus, B.2010. Sistem Tanaman Vertikultur.Penebar Swadaya.Jakarta

Andoko, Agus. 2004. Budi Daya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Desiliyarni, Femmy dkk. 2003. Vertikultur Teknik Budidaya Di Lahan Sempit.


Tengerang: Agromedia Pustaka.

Eko, M., (2007), Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.), Penebar
Swadaya, Jakarta

Lakitan, Benyamin. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.


Raja Grafinda Persada: Jakarta

Sutarminingsih, Lilies. 2003. Pola Bertanam Secara Vertikultur. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai