Anda di halaman 1dari 12

Disusun Oleh :

Nama: M Syaifudin Zuhri


NIM: 19104011059
Kelas: A1
Matkul: UTS Agrekologi

UNIVERSITAS WAHID
HASYIM SEMARANG
TAHUN 2020
DEFINISI ILMIAH

Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu


pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan
sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia

Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik


finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal
kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem
produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu
pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan
hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan,
pengolahan,dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan
teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari
budidaya sampai pemasaran.

SEJARAH PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Bidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan hibrida dari ilmu teknik dan
ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh
kebutuhan untuk pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di
Amerika Serikat maupun eropa pada pertengahan abad ke-18. Perkembangan pendidikan
tinggi teknologi pertanian di Indonesia yang dimulai awal tahun 1960-an tidak terlepas dari
perkembangan pendidikan tinggi teknik dan pertanian sejak zaman pendudukan Belanda yang
memang secara historis meletakkan dasarnya di Indonesia. Perang dunia I yang terjadi di
Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit untuk
masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak didatangkan
dari Eropa mengalami kesulitan. Pencetakan tenaga ahli teknik menengah dan tinggi (baik
untuk bidang teknik dan pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada
waktu pendudukan di Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan tenaga terampil bidang
pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah Hindia
Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program cultur stelseels pada awal abad ke-19. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, maka di Bogor (Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga
pendidikan menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare
Landbouw Schooll, Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen
Schooll.

LINGKUP TEKNOLOGI PERTANIAN

Teknik Pertanian

Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam


bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumber daya alam
secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam
sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk
memecahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian.. Terminologi teknik pertanian
sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an.
Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang
diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan
dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian. Bidang cakupan teknik
pertanian antara lain adalah sebagai berikut: Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari
penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian. Teknik
tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan
pelestarian sumber daya tanah dan air. Energi dan Elektrifikasi Pertanian, mencakup prinsip-
prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian. Lingkugan
dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan
konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman
dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan
lingkungan. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk
menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau
penggunan lainnya.

Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang
teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian,
yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi
pertanian. Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan dengan
ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar,
kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik
pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).[butuh
rujukan]
Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik
didekati lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah
pertanian secara holistik. Dalam pendekatan ini sumber daya hayati berupa
mikrob/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan
biomassa. Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau
departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem
Biologis (Biological System Engineering).

Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian
sebagai objek formal ilmu terapan dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara
maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan
penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik
(engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan
dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan[4]. Teknologi pangan merupakan penerapan
ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, dan penyimpanan pangan
berikut pemanfaatannya[5]. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi
pangan meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan, dan teknik
proses.[butuh rujukan]
Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika, dan
teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-
prinsip yang mendasari pegolahan pangan.

Teknologi Industri Pertanian

Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang


menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, dan evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan, dan energi) pada kegiatan
agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini
menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip,
dan metodologi dalam menganalisis serta merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua
disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan
hasil pertanian.
Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut:

1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumber daya, peralatan,dan energi pada pabrik agroindustri.
2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan
perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan
perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan
perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk
mencapai taraf mutu yang ditetapkan.

Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi, dan pemasaran yang
semula secara sederhana serta tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi
lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Teknologi hasil pertanian disebut juga dengan teknologi pangan. Bahan pangan
sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat penting dijadikan kajian sebagai objek
formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri. Kondisi ini melahirkan cabang
bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan
mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada
seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi
hidangan. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi,
pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya.

Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu
pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan
merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-
sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari
pegolahan pangan. Pengolahan lebih lanjut terhadap produksi hasil pertanian juga akan
menambah nilai jual dari hasil pertanian tersebut yang mana secara langsung akan
berpengaruh kepada ekonomi dan perkembangan pertannian itu sendiri. Teknologi hasil
pertanian juga mampu meminimalisir resiko pertanian karena karakteristik produk pertanian
biasanya mudah rusak, dengan adanya teknologi hasil pertanian hal yang ditakutkan bias
teratasi. Seperti pengolahan lebih lanjut dari ubi yang biasanya harganya hanya Rp. 2000 /kg
ketika disentuh oleh teknologi hasil pertanian misalnya diolah menjadi tepung maka akan
meningkatkan nilainya hingga beberapa kali lipat.

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk


pertanian. Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan
matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan
metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri.Sebagai paduan dari dua
disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan
hasil pertanian

Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :

· Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.

· Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan


perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.

· Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan


perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.

· Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan


perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai
taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan
pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian,
berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.kajian system
industry tentunya sangat luas karena tujuannya bukan hanya untuk memenuhu kebutuhan
local saja akan tetapi secara global. Akan tetapi hal yang palingpenting untuk diperbaiki
adalah kegiatan petanian karena bahan baku untuk system agroindustry akan berkualitas
ketika pertanian (on-farm) nya baik.

Kemajuan teknologi bidang pertanian mempunyai dua sisi yang berdampak pada
bidang pertania, yang pertama dampak positif dan dampak negatif.

1) Dampak Positif

Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama tanpa
adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan pertanian
seluas 3 hetar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih mudah dan cepat dalam
mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada
mesin traktor yang ada hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan
sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul. Itulah
yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan mereka. Selain dari segi waktu yang
pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih
beragam produk dan lebih melimpah. Dulu petani biasa menanam jagung biasa, sekarang
dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih
banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi
tentunya keuntungan-keuntugan dari penggunaan tekologi.

2. Dampak Negatif

Polusi lingkungan disebabkan erosi tanah yg berlebihan sehingga sedimen tanah


mengangkut pupuk kimia dan pestisida dari permukaan air dan bawah air, dan perlakuan
yang tidak tepat terhadap kotoran manusia & hewan dapat menyebabkan masalah serius bagi
kehidupan lingkungan maupun sosial diseluruh dunia. Banyak percobaan sering dibuat oleh
para ahli untuk memecahkan masalah tsb. dengan menggunakan metode ilmu kimia & fisika
tetapi hanya untuk mengetahui dasar, bahwa metode ini tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan metode dan teknologi ilmu mikroba dikoordinasikan dengan hasil pertanian.
Limbah organik dari hasil proses industri peternakan, pertanian dan kelautan dan limbah
perkotaan (sampah), telah menjadi sumber utama polusi lingkungan gas metanadari sawah
dan peternakan, hewan dan karbondioksida dari bahan bakar pembakaran fosil, penebangan
hutan dan pembusukkan bahan organik.Semua itu erat hubungan nya dengan Pemanasan
Global. Oleh karena itu diperlukan kecocokan teknologi pertanian yang modern dengan
ekosistem global dan memecahkan beberapa masalah dengan sistem konvensional teknologi
pertanian di beberapa area berbeda. Sebuah area yang tampak memegang peranan terbesar
bagi kemajuan teknologi dalam hasil panen, perlindungan panen dan pembicaraan sumber
daya alam yaitu keuntungan inokulan-inokulan mikroorganisme yang ditetapkan sebagai
tanah, tanaman dan lingkungan.

DATA DATA MENGENAI TEKNOLOGI PERTANIAN

Aplikasi teknologi pertanian dalam pemanenan kentang


Mesin pemanen padi pada lahan kering

Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka


Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian
KESIMPULAN

Pengertian Teknologi Pertanian adalah prinsip-prinsip matematika dan ilmu


pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan
sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.Teknologi di artikan sebagai ilmu terapan dari
rekayasa yang di wujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip
ilmu pengetahuan.

Penggunaan teknologi dalam bidang pertanian sangat baik untuk mengembangkan


pertanian yang lebih maju. Perlunya kesadaran masyarakat petani untuk mengetahui teknik
maupun teknologi pertanian untk menunjang kegiatan pertanian yang lebih baik dari
sebelumnya. Akan tetapi kemajuan teknologi dibidang pertanian tidak hanya menimbulkan
dampak yang positif disamping itu juga bisa menimbulkan hal yang negative. Dampak positif
penggunaan teknologi pertanian seperti pengolahan lahan yang lebih mudah karena tidak
dikerakan lagi secara manual melainkan dengan mesin. Produk hasil pertanian yang awalnya
mudah rusak bisa dia atasi dengan teknologi pengolahan hasil pertanian. Adanya teknologi
juga bisa menjamin kegiatan pertanian yang lebih pasti tanpa adanya kekhawatiran akan
gagal panen dan kerusakan pada lahan pertanian. Akan tetapi disamping itu ada juga dampak
negative penggunaan teknologi pertanian seperti adanya polusi lingkungan akibat erosi tanah
yang berlebihan, dan juga yang paling membahayakan adalah pada bidang industri.

Industry biasanya menghasilkan limbah kimia yang berakibat mencemari lingkungan


dan berbahaya bagi manusia. Dampak teknologi pertanian ini juga bisa menyebabkan
pemanasan global yang semakin luas. Oleh karena itu kesadaran para pengguna teknologi
pertanian sangat diharapkan untuk menggunakan teknologi secara bijak tanpa merugikan
pihak lain, dan juga diperlukannya kecocokan teknologi pertanian yang modern dengan
ekosistem global dan memecahkan beberapa masalah dengan sistem konvensional teknologi
pertanian di beberapa area berbeda. Sebuah area yang tampak memegang peranan terbesar
bagi kemajuan teknologi dalam hasil panen, perlindungan panen dan pembicaraan sumber
daya alam yaitu keuntungan inokulan-inokulan mikroorganisme yang ditetapkan sebagai
tanah, tanaman dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

1. Soeprodjo. 1994. Pengembangan Bidang Ilmu dalam Disiplin Teknologi Pertanian.


Konsorsium Ilmu-Ilmu Pertanian, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, Depdikbud. Jakarta.
2. Anonim. 2006. Panduan Program Sarjana Mayor Teknik Pertanian. Departemen Teknik
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
3. Anonim. 2003. Kurikulum Program Studi Sarjana Teknologi Pangan. Departemen Pangan
dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
4. Livingstone, GE and Solberg, M. 1978. Food Science. In DN Lapedes (ed) Mc Graw Hill
Encyclopedia of Food, Agriculture and Nutrition. McGraw Hill Book, Co. New Jersy.
5. Anonim. 1998. Pengembangan Agroindustri Bernilai Tambah. Simposium Nasional
Agroindustri III, Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

6. Darmadji, P. (2002). Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metoda Redistilasi.


Teknologi dan Industri Pangan, 267.

7. Hernanto, F. (1991). Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya.

8. Mosher. (1985). Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Jakarta: Yasaguna.

9. Murdikanto, T. (1993). Penyuluhan pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas


Maret.

Anda mungkin juga menyukai