PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara agraris yang sebagaian besar penduduknya
terdiri dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting.
Sektor pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk
terutama bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani.
Selain itu sektor pertanian, salah satu hal penting yang harus diperhatikan
sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus
seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui
peningkatan pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan
agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan
sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usaha tani diperhitungkan dari
pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usaha tani tersebut.
Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
luasnya usaha tani, jenis dan harga komoditi usaha tani yang diusahakan,
sedang besarnya biaya suatu usaha tani akan dipengaruhi oleh topografi,
struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya
serta tingkat teknologi yang digunakan.
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang cukup
menguntungkan untuk diusahakan, karena bawang merah merupakan
kebutuhan sehari-hari sebagai bahan pelengkap. Bawang merah dapat tumbuh
dan diusahakan petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan
varietas/spesies komersial yang berbeda. Agribisnis bawang merah, jika
diusahakan
dengan
sungguh-sungguh terbukti
mampu
meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Usahatani
Pertanian telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat
2
VOC menentukan
3. Untuk
memfasilitasi
penggambaran,
masyarakat
diarahkan
untuk
menganalisa mengenai:
a. Perkiraan ketinggian.
b. Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.
c. Mengisi hasil diskusi tentang topik-topik dalam bentuk bagan/matriks
(lihat contoh).
4. Kalau gambar sudah selesai, mendiskusikan kembali hasil dan buat
perbaikan jika diperlukan.
5. Mendiskusikan permasalahan dan potensi masing-masing lokasi.
6. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi.
7. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi. (Heru, 2010)
2.3 PROFIL USAHATANI
Dengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian
yang luas, dengan penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata
pencariannya adalah dengan bertani maka Indonesia merupakan negara yang
agraris, yang menempatkan pertanian sebagai potensi yang paling dominan.
Pertanian di Indonesia merupakan sector yang paling penting diantara
yang lainya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak
dan bertahan dari terpaan gelombang krisis moneter. Sedangkan sektor-sektor
lainnya justru banyak yang mengalami kebangkrutan. Peran sektor pertanian
dalam perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain
sebagai penyedia lapangan kerja (sumber mata pencaharian penduduk),
sumber devisa negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan
nasional. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan
bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana
usaha tani adalah suatu tempat di permukaan bumi dimana pertanian di
selenggarakan. Pembangunan usaha tani yang berhasil akan membuahkan
terwujudnya target pembanguna nasional. Seperti tujuan dari pancasila dan
UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat serta keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan
7
telah
Kurang rangsanga
Masalah kurang rangsangan karena sikap puas diri para petani yang
umumnya petani kecil. Ada semacam kejenuhan dan putus asa karena
sulitnya meningkatkan taraf hidup dan pemenuhan kebutuhan keluarganya.
Akibat
berikutnya
akan
berpengaruh
terhadap
kemampuan
untuk
10
11
13
biaya usaha. Cara pandang seperti tersebut adalah tidak tepat karena akan
mengakibatkan laba atau keuntungan usaha yang didapat oleh pelaku usaha
hanyalah laba kotor. Demikian juga akan mengakibatkan hasil analisis
kelayakan usaha (secar financial) menjadi tidak benar. Oleh karena itu dalam
analisis finansial dalam rangka kelayakan usaha, biaya usaha haruslah
dihitung seluruhnya, baik yang riel (cash/kontan) maupun yang tidak
dikeluarkan petani.
Biaya usaha secara terinci meliputi :
a) Investasi harta tetap.
Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk investasi harta tetap.
Harta tetap adalah sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia
ekonomi atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan.
Misalnya : biaya pembangunan kandang, biaya peralatan, biaya sarana
penunjang (seperti: sumur, drainase, pemasangan listrik, dll). Di dalam
analisis (perhitungan) biaya, investasi harta tetap dihitung nilai atau biaya
penyusutan.
b) Biaya operasional usaha :
Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk pelaksanaan proses
produksi suatu usaha. Biaya operasional usaha dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu :
Biaya Usaha (= Biaya Tetap).
Yaitu seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses
produksi untuk menghasilkan suatu produk yang besarnya tetap
(konstan), tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan.
Dengan demikian biaya usaha dapat diartikan sebagai Biaya Tetap
(Fixed Cost). Misalnya : biaya sewa tanah, tenaga kerja tetap, gaji
pengelola, biaya penyusutan investasi.
15
c) Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan hanya diperhitungkan terhadap investasi harta
tetap.
d) Total
Biaya (Total Cost = TC)
Yaitu hasil penjumlahan dari Biaya Usaha (FC) + Biaya Pokok (VC).
3.
uang
(rupiah)
yang
diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain
penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) terjual
dengan harga (P). Hal ini dapat dimengerti bahwa produk yang dihasil oleh
suatu usaha tidak semua dapat atau laku dijual yang dikarenakan misalnya
Rusak atau cacat, dikonsumsi sendiri.
Harga
(P)
16
4.
17
5.
18
R / C = PQ . Q / (TFC+TVC)
Keterangan:
R
: Penerimaan
C
: Biaya
PQ
: Harga output
Q
: Output
TFC : Biaya Tetap (Fixed Cost)
TVC : Biaya Variabel (Variable Cost)
Indikator R/C Ratio, ada tiga kriteria dalam R/C ratio, yaitu:
R/C rasio > 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkan
R/C rasio = 1, maka usahatani tersebut BEP
R/C rasio < 1, maka tidak efisien atau merugikan
2.5.2
dengan
pendapatan
produk
yang
dihasilkan.
mudah
untuk
mengikat
konsumen.
Begitu
pula
harga
Rp.
15.000
untuk
mencapai
titik
BEP?
Jawab :
BEP = 10.000.000 / ( 15.000 - 10.000 )
BEP = 10.000.000 / 5.000
BEP = 2.000 buah
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi
ialah sebanyak 2.000 buah.
Asumsi - asumsi dalam mengadakan BEP :
mengeluarkan
biaya-biaya
untuk
advertensi
22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Sejarah Usahatani
Pertanian telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk
dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia
menanam apa saja yang diperlukan, awalnya adalah umbi-umbian.
Masyarakat berpikir sederhana bagaimana mempersiapkan lahan, alat-alat,
hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok tanam tersebut, maka
muncul kelompok manusia yang melanjutkan pekerjaan yang berhubungan
dengan bercocok tanam. Petani yang kami survey bernama Bapak Jumadi
yang bertempat tinggal di Dusun Princi, Desa Gadingkulon yang
merupakan daerah dominan pertanian. Menurut Bapak Jumadi, daerah
Princi mulai beliau lahir sekitar tahun 1942 sudah terdapat lahan pertanian,
namun dalam skala yang tidak luas dengan komoditas yang ditanam
didaerah tersebut dahulu terbatas yaitu padi,jagung, dan ketela pohon.
Untuk komoditas seperti sayuran dahulu belum dibudidayakan, karena
belum adanya petani yang bisa menanam sayur dan belum adanya
penyuluhan yang dilakukan untuk cara bercocok tanam sayur. Hingga pada
tahun 1999 pemerintah mulai memasukkan bibit jeruk ke desa-desa sekitar
sebanyak 80.000 bibit/desa agar dikelola oleh masyarakat di sekitar desa
tersebut. Dengan adanya program pemerintah tersebut banyak masyarakat
yang berpindah menjadi petani jeruk. Namun masih banyak juga
masyarakat lain yang menanam tanaman lain seperti sayuran dan palawija.
Sejarah usahatani Bapak Jumadi sudah dimulai sejak turun
temurun dari orang tua beliau. Dari orang tua beliau sudah menanam
tanaman bawang merah, buncis, dan tanaman lainnya. Namun sekarang
Bapak Jumadi hanya menanam tanaman bawang merah dan buncis saja
yang ditanam secara berurutan pada lahan seluas 2.500 m2. Jarak tanam
yang digunakan adalah 20 cm x 10 cm, dan jumlah tanaman bawang
merah kira-kira 125.000 tanaman. Bibit bawang merah beliau dapatkan
dari toko pertanian setempat dengan harga Rp 15.000/kg Produksi yang
23
dihasilkan dalam sekali tanam sekitar 2,5 ton dengan harga kira-kira Rp
12.000/kg. Selain tanaman budidaya tersebut Bapak Jumadi juga menanam
tanaman jeruk yang sekarang dikelola oleh anak beliau.
3.2
Transek Desa
Gambar. Transek Desa Gadingkulon
24
25
3.3
merah
(Allium
ascalonicum)
merupakan
tanaman
mulai menanamnya pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
Kegiatan awal sebelum penanaman yaitu pengolahan tanah. Tanah dibuat
bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang
menyesuaikan. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit
sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam tomat 20 cm, gemburkan
tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian atas bedengan rata, tidak
melengkung. Setelah itu ditambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1 ton
per hektar. Bapak Jumain dalam tahap awal yaitu menggunakan 10 ton
petroganik dan 5 ton pupuk ayam sebagai pupuk dasar. Tebarkan pupuk di
atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga
ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg
dan 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan tersebut sebelum
diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.
Benih bawang merah ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian
umbi kedalam tanah. Penyiraman pada budidaya bawang merah
hendaknya dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore. Setidaknya
hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa
dikurangi hingga satu hari sekali. Pemupukan susulan diberikan 3 kali
dalam satu musim tanam. Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak
dua kali dalam satu musim tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan
penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun apabila
serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu
pemberian pupuk susulan. Untuk pengendalian hama pada bawang merah
Bapak Jumadi memakai pestisida merk Fenthrin 50 EC dan Osada 75 SP.
Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah
mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk
pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Menurut beliau, budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen
setelah 55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat
bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan varietas. Umbi
bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu.
Penjemuran penjemuran bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan
27
dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang yang telah kering, kadar air 85%, siap
untuk disimpan atau dipasarkan.
3.4 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan (Pendapatan) Usahatani
1. Biaya Usahatani (satu kali musim tanam)
A. Biaya Tetap/ TFC (Total Fixed Cost)
No.
1.
2.
Uraian
Jumlah (Unit)
Sewa Lahan
Penyusutan Alat
1/4 ha
a)
b)
c)
d)
e)
1
2
2
3
1
Semprot Pestisida
Cangkul
Skop
Sabit
Selang
Harga (Rp)
Biaya
Perhitungan
1.500.000/th/ha
(Rp)
375.000
-
300.000
300.000
150.000
170.000
135.000
75.000
150.000
85.000
45.000
75.000
1.205.000
Total biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh Bapak Jumadi sebesar
Rp1.205.000,00. Biaya tetap ini merupakan biaya yang umumnya selalu konstan,
bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan
dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai
dengan kapasitas yang tersedia.
28
Uraian
Jumlah (Unit)
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
Perhitungan
1.
2.
3.
Benih/ Bibit
Bawang merah batu ijo
Pupuk:
Phonska
Urea
ZA
Organik
KCL
300 kg
15.000/kg
4.500.000
50 Kg
2300/kg
115.000
25 Kg
1800/kg
45.000
50 Kg
1500/kg
75.000
75 Kg
500/kg
37,5 Kg
2800/kg
37.500
105.000
Pestisida
VIPER 600 EC
1,5ml/tan
1,5 x 300x
1.035.000
2300
4.
3 orang (lk)
75.000
2 orang (lk)
50.000
5 orang (Pr)
52.500
4 orang (pr)
70.000
1 orang (lk)
25.000
5 orang (pr)
87.500
1 orang (lk)
25.000
4 orang (lk)
100.000
Pengobatan
5.
6.
Air
Listrik
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
50.000
6.447.500
29
Total biaya variabel yang harus dibayarkan oleh Bapak Jumadi ini sebesar
Rp6.447.500,00. Biaya variabel ini merupakan biaya yang umumnya berubahrubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar
pula biaya yang harus anda keluarkan. Biaya bahan baku seperti bibit atau benih,
pupuk, pestisida, dan biaya tenaga kerja adalah biaya variabel.
C. Total Biaya / TC (Total Cost)
No.
Biaya
1.
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
2.
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
Total Biaya (Total Cost)
Total biaya yang dihasilkan oleh Bapak Jumadi ini sebesar Rp7652.000,00.
Hal ini diperoleh dari perhitungan selisih antara total biaya tetap dan total biaya
variabel, dimana biaya tetap sebesar Rp1.205.000,00 dan biaya variabel sebear
Rp6.447.500,00
2. Penerimaan Usahatani
No.
1.
2.
Uraian
Produksi (Unit)
Harga (per satuan unit)
Nilai
2,5 ton x 12.000/kg
12.000/kg
Jumlah (Rp)
30.000.000
30.000.000
Setap kali panen Bapak Jumadi memperoleh hasil berkisar 2,5 ton atau
2500kg dimana harga per kg bawang merah naik turun. Pada saat ini haga bawang
mencapai 12.000/kg nya, ketika dijumlahkan Bapak Jumadi menerima uang
sebesar Rp30.000.000,00.
3. Keuntungan Usahatani
No.
Uraian
Jumlah (Rp)
30
1.
2.
7.652.500
30.000.000
22.348.000
: TR/TC
: P x Q / TVC+TFC
: 30.000.000/7.652.500 = 3.92
Dari hasil perhitungan R/C ratio diatas, dapat disimpulkan bahwa
usahatani Bapak Jumadi menguntungkan, efisien dan layak untuk dijalankan. Hal
ini dikarenakan nilai indikator kelayakan usaha R/C ratio 3,92 1.
31
32
Kelembagaan Petani
Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta
Tani pada daerah bapak Jumadi adalah Srigading 2 yang diketuai oleh
menantu bapak Jumadi. Ketua kelompok tani dipilih berdasarkan petani
yang paling sukses. Ketua kelompok tani mengikuti pelatihan yang
diadakan kemudian menyampaikan kepada anggota. Selain menyampaikan
ketua kelompok tani harus mempraktekan terlebih dahulu. Menurut
penuturan bapak Jumadi, gabungan kelompok tani yang ada cukup aktif
mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai
perkembangan tanaman budidaya milik anggota kelompok tani selain itu
juga pelaksanaan program-program pelatihan yang diberikan oleh
pemerintah. Bapak Jumadi sendiri kurang berpartisipasi dalam kelompok
tani sehingga bapak Jumadi kurang tahu mengenai perkembangan
kelompok tani. Untuk pengairan tidak terdapat kelompok petani pengguna
air. Bapak Jumadi untuk memenuhi kebutuhan airnya mengandalkan air
hujan dan terkadang ketika melakukan pengairan langsung bergantian
dengan petani yang lain. Tidak ada lembaga resmi untuk penggunaan air.
Pada literatur disebutkan bahwa permasalahan yang melekat pada sosok
petani dan kelembagaan petani adalah a)Masih minim wawasan dan
pengetahuan petani terhadap manajemen produksi dan jaringan pemasaran
b) Petani belum terlibat secara utuh dalam kegiatan agribisnis dan c)
Peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani
belum berjalan secara optimal.
3.8
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara petani Bapak Jumadi mengenai
usahatani bawang merah didapatkan data sebagai berikut yaitu total biaya
yang dikeluarkan dalam usahatani bawang merah dalam sekali tanam
sebesar Rp7.652.500,00 serta penerimaan yang didapatkan untuk satu kali
musim tanam sebesar Rp30.000.000. Dari hasil tersebut, dapat
dikategorikan bahwa usahatani bawang merah milik Bapak Jumadi layak
dijalankan dan efisien serta menguntungkan, karena nilai R/C ratio yang
didapatkan pada usahatani bawang merah Bapak Jumadi sebesar 3.92. Hal
ini berarti nilai R/C Ratio > 1 yaitu layak.
Sedangkan kendala yang dihadapi oleh Bapak Jumadi yaitu
mengenai manajemen produksi dan partisipasi bapak Jumadi yang kurang
dalam lembaga tani. Manajemen produksi ini mengenai penyediaan pupuk
kandang yang jauh dari tempat tinggal bapak Jumadi, mencari buruh tani
yang mau membantu, penetapan harga jual bawang merah, serangan hama
dan penyakit yang banyak sehingga bapak Jumadi terlalu banyak
menggunakan
Saran
Saran untuk petani jeruk terutama Bapak Jumadi adalah agar lebih
baik lagi dalam merawat tanaman budidayanya baik tanaman bawang
merah maupun komoditas lain yang beliau tanam agar produksinya dapat
maksimal dan harganya pun dapat tinggi. Serta terus mempelajari cara
budidaya dari tanaman yang beliau usahakan secara berkelanjutan atau
terpadu. Agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak sesalu
36
37
BAB V
LAMPIRAN
5.1 Transek Desa dan Peta Desa
a. Transek pemetaan desa
38
39
40
41
Kegiatan
Penyiapan lahan
Penanaman
Pemeliharaan
Panen
Bero
42
: Jumadi
Desa
: Gadingkulon
Dusun
: Princi
RT/RW
: 21/3
Kota/Kabupaten
: Malang
Propinsi
: Jawa Timur
Komoditas
: Bawang merah
: Srigading 2
Tanggal Wawancara
: 26 November 2014
I. Sejarah Usahatani
1. Sejarah Pertanian di Desa:
Sejarah pertanian di Desa Gadingkulon ini sudah dilakukan dari sejak turun
temurun dari nenek moyang hingga sekarang. Banyaknya lahan kosong di
Desa Gadingkulon dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk bercocok
tanam. Komoditas yang biasa ditanam di daerah tersebut hanya padi, jagung,
sayuran, bawang merah dan ketela pohon. Pada tahun 1999 pemerintah mulai
memasukkan bibit jeruk ke desa-desa sekitar sebanyak 80.000 bibit/desa agar
dikelola oleh masyarakat di sekitar desa tersebut. Dengan adanya program
pemerintah tersebut banyak masyarakat yang berpindah menjadi petani jeruk.
Namun masih banyak juga masyarakat lain yang menanam tanaman lain
seperti sayuran dan palawija.
2. Sejarah Usaha Tani petani:
Sejarah usahatani Bapak Jumadi sudah dimulai sejak turun temurun dari orang
tua beliau. Dari orang tua beliau sudah menanam tanaman bawang merah,
buncis, dan tanaman lainnya. Namun sekarang Bapak Jumadi hanya menanam
tanaman bawang yang ditanam secara berurutan pada lahan seluas 2.500 m 2.
Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman bawang merah adalah 20 cm x
10 cm, dan jumlah tanaman bawang merah kira-kira 125.000 tanaman. Bibit
bawang merah beliau dapatkan dari toko pertanian setempat dengan harga Rp
43
15.000/kg. Varietas yang digunakan adalah batu ijo. Produksi yang dihasilkan
dalam sekali tanam sekitar 2,5 ton dengan harga kira-kira Rp 12.000/kg.
Selain tanaman budidaya tersebut Bapak Jumadi juga menanan tanaman jeruk
yang sekarang dikelola oleh anak beliau.
II. Transek Desa
1. Komoditas Pilihan Kelompok: Bawang merah
2. Gambar Transek Desa
III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Anggota keluarga : 3 orang
7. Keterangan Anggota keluarga
Tabel data anggota keluarga
No
Hub dg
Nama
KK
1.
Jumadi
KK
2.
Suyati
Istri
3.
4.
Puji rahyu
Sri indah
Umur
65
tahun
53
tahun
Anak
41
pertama
tahun
Anak
38
kedua
tahun
Pekerjaan
Utama
Sampingan
Pend.
Ket
SD
Petani
Peternak
SD
Petani
Peternak
Tinggal
Bekerja
SLTA
di pabrik
SLTA
di
Surabaya
Petani
Peternak
Keterangan
Milik sendiri : digarap sendiri
Jumlah
Jumlah
2500 m2
2500 m2
9. Kepemilikan Ternak
Tabel data kepemilikan ternak
No
Jenis ternak
1.
Sapi perah
2.
Sapi potong
Jumlah
3 ekor
5 ekor
Waktu tanam
Juni
Juli
Jenis kegiatan
Penyiapan lahan
Penanaman
3.
(10hst)
Pemupukan
4.
(14 hst)
Penyulaman
5.
21 hst
Pembubunan dan
penyiangan
Uraian
2 minggu sebelum tanam
Pertengahan Juli
Pemupukan Phonska,
Urea, Za, KCl
Apabila ada tanaman
yang mati
Dilakukan bersamaan
untuk menghemat tenaga
45
kerja
Tergantung
6.
serangan hama
Pengendalian OPT
dan penyakit
Pemanenan dapat
7.
60 80 hst
Panen
3.
Uraian
Jumlah (Unit)
Sewa Lahan
Beli Alat
1/4 ha
f)
g)
h)
i)
j)
1
2
2
2
1
Semprot Pestisida
Cangkul
Skop
Sabit
Selang
Penyusutan Alat
a. Sabit
Harga (Rp)
Biaya
Perhitungan
1.500.000/th/ha
(Rp)
375.000
-
300.000
300.000
150.000
170.000
90.000
75.000
150.000
85.000
45.000
75.000
-
45.000
45.000
1.205.000
46
No.
Uraian
Jumlah (Unit)
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
Perhitungan
1.
2.
3.
Benih/ Bibit
Bawang merah batu ijo
Pupuk:
Phonska
Urea
ZA
Organik
KCL
300 kg
15.000/kg
4.500.000
50 Kg
2300/kg
115.000
25 Kg
1800/kg
45.000
50 Kg
1500/kg
75.000
75 Kg
500/kg
37,5 Kg
2800/kg
37.500
105.000
Obat-Obatan
Pestisida
1,5ml/tan
1,5 x 300x
1.035.000
2300
4.
5.
6.
3 orang (lk)
3x 25.000/hari/lk
75.000
2 orang (lk)
2x25.000/hari/lk
50.000
5 orang (Pr)
3x 17.500/hari/pr
52.500
4 orang (pr)
4x 17.500/hari/pr
70.000
1 orang (lk)
1x25.000/hari/lk
25.000
5 orang (pr)
5x 17.500/hari/pr
87.500
1 orang (lk)
1x25.000/hari/lk
25.000
4 orang (lk)
4x25.000/hari/lk
100.000
Air
Listrik
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)
50.000
6.447.500
4. Penerimaan Usahatani
No.
1.
2.
Uraian
Produksi (Unit)
Harga (per satuan unit)
Nilai
2,5 ton x 12.000/kg
12.000/kg
Jumlah (Rp)
30.000.000
-
30.000.000
5. Keuntungan Usahatani
No.
Uraian
1.
Total Biaya (Total Cost)
2.
Penerimaan (Total Revenue)
Keuntungan
VI.
N
o
1.
2.
Uraian
Uni
t
Dikonsums
i Sendiri
Dijual
Pemasaran
Lembaga
Pemasara
Tempat/Lokasi
Alasan
2.5
100
ton
%
VII.
No
1.
Jumlah (Rp)
7.652.500
30.000.000
22.348.000
Jenis Kelembagaan
Gapoktan Srigading 2
Tengkulak
Tegalan
Kelembagaan
Lokasi
Desa Gading
Kulon
Manfaat
Memberikan
informasi tentang
budidaya tanaman
yang
dibudidayakan
oleh petani.
Adanaya program
pelatihan
pertanian untuk
48
pengembangan
pertanian di
daerah tersebut.
VIII.
No
Kendala
1.
2.
Solusi
Penyediaan pupuk
Menggunakan pupuk
sendiri
Menggunakan
yang mau
membantu
keluarga
Harapan
Diadakan
penyuluhan atau
informasi
mengenai
pembuatan pupuk
kandang.
Aktif dalam
kelembagaan agar
mudah mencari
relasi
Iklim dapat
bersahabat
Pestisida
sehingga tidak
banyak hama dan
penyakit yang
menyerang
Supaya tidak
ketinggalan
informasi terbaru
tentang program
pemerintah untuk
mengembangkan
pertanian di
daerah tersebut
49
50