9. KOMODITAS HORTIKULTURA
Definisi Hortikultura
Hortikultura berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun)
dan cultura (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman
kebun. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan,
kultur jaringan, pemanenan, pengemasan dan pengiriman.
A. Tanaman Buah
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan modifikasi lanjutan bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Buah seringkali memiliki nilai
ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di
dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,
mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid,
hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal
tentang buah dinamakan pomologi.
Produksi buah-buahan yang terbesar adalah pisang, jeruk,
mangga dan durian. Produksi pisang pada tahun 2004 mencapai 4,9
juta ton atau meningkat sebesar 16,7% dibandingkan produksi pada
tahun 2003. Peningkatan juga terjadi pada produksi jeruk sebesar
35,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pada periode yang
sama produksi mangga dan durian menurun masing-masing sebesar
5,8% dan 8,8% (Tabel 10.1). Penurunan produksi ini antara lain
disebabkan oleh gangguan iklim berupa curah hujan yang tinggi dan
serangan organisme pengganggu tanaman.
66
Komoditas hortikultura
1. Jeruk
Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura
yang banyak disukai masyarakat dan pemasarannya
cukup baik. Upaya pengembangan jeruk ini banyak
dilakukan oleh petani. Salah satu daerah sentra
produksi jeruk adalah di Kalimantan Barat, Kabupaten
Sambas yang dikenal sebagai sentra jeruk pontianak. Tanaman jeruk
adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya
sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah
peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan
keprok dari Amerika dan Itali. Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk
Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan
67
Komoditas hortikultura
68
Komoditas hortikultura
69
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur
antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik
dengan menggunakan gunting pangkas. Rata-rata tiap pohon dapat
menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500
buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di
bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.
Pasca Panen
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih.
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah
disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk
digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya. Sortasi dilakukan
berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4
kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar
sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan
bersih dengan temperatur ruangan 8-10°C. Sebelum pengiriman, buah
dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat
untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan
terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa
sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak
dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
70
Komoditas hortikultura
2. Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang
berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di
Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Klasifikasi botani tanaman
pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi :
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M.
paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M.
cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja,
cavendish, barangan dan mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M.
paradisiaca forma typica atau disebut juga M. paradisiaca normalis.
Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia
dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber
vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja,
sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat
dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol
dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai
71
Komoditas hortikultura
72
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Pada umur satu tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat
panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen
adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk
dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas
sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada
jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah
penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan
konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari
setelah diterima konsumen.
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang
tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas.
Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas
73
Komoditas hortikultura
Pasca Panen
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang
kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat
pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk
pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya
kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan
dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke
dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka
potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari
pembusukan.
3. Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon
yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian
menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia
dan Indonesia. Jenis yang banyak ditanam di Indonesia
Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi
dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni. Mangga
yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi
manisan baik dalam bentuk basah atau kering. Pusat penanaman
74
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga
okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya
10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500
75
Komoditas hortikultura
Pasca Panen
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh. Mangga
yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi
buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat
menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar
swalayan atau luar negeri. Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri
dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan
berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara
lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
76
Komoditas hortikultura
4. Durian
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon.
Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu
yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an
sehingga menjadi durian. Kata ini terutama
dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya
berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra,
dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah
Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian
sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian
adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen
(Seram Timur).
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon
kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari
marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada
puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam
varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk
(Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong
(Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang
(Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Warna buahnya berbeda-beda dari hijau kekuning-kuningan, dan
mempunyai bentuk dari bujur hingga bundar. Kulit buahnya bersabut
dan permukaannya dipenuhi sudut-sudut tajam ("duri"). Buah
77
Komoditas hortikultura
mengeluarkan bau yang kuat dan khas. Bagian buah yang dapat
dimakan adalah salut biji yang berwarna kekuningan, yang melindungi
bijinya. Banyak orang menganggap buah durian sebagai buah yang
enak. Masyarakat sering menyebutnya "raja buah-buahan". Akan
tetapi sebagian orang tidak tahan akan baunya dan menganggapnya
berbau busuk.
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan
lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1) Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan
yang miring.
2) Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah
tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya
cenderung lurus.
3) Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi,
berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat
bubur yang dicampur daging buahnya).
4) Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus,
dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa
dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya
terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman
durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India
Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian
diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh
negara Thailand.
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam memilih buah
durian terbaik. Masing-masing orang percaya bahwa cara
pemilihannya dapat menghasilkan buah terbaik. Durian adalah buah
musiman yang dulunya dipanen sekali setahun. Sekarang panen
durian dapat dilakukan hingga dua kali setahun. Hal ini meningkatkan
persaingan di antara para penjual eceran. Memilih buah yang tepat
78
Komoditas hortikultura
79
Komoditas hortikultura
80
Komoditas hortikultura
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800
m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam
diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya
kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.
Pemanenan
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai
berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan
Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa
dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba
karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang
hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah
yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang
menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau
buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk
menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum
matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan
tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting
pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut
dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah
dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah
dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan.
Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini
terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya.
Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi
sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar
tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak,
daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi
pembentukan alkohol dan asam. Jumlah durian yang dapat dipanen
dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot
81
Komoditas hortikultura
rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi
maka bobot buah akan turun.
Pasca Panen
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus
atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal
durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun
berikutnya.Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah
berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat
yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar
kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya
buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800
WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22
cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan
busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama
pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian
beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup
mendatangkan penerangan.
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah
kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia.
Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah
dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas
semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm.
Setiap bungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton
berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat
plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan.
Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara
agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk
menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di
dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada
82
Komoditas hortikultura
5. Alpukat
Tanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa
pohon dengan nama alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa
Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak),
advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat
(Lampung) dan lain-lain. Tanaman alpukat berasal dari dataran
rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia
pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia
telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan
Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna
meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah
dataran tinggi. Klasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranales
Keluarga : Lauraceae
Marga : Persea
Varietas : Persea americana Mill
83
Komoditas hortikultura
84
Komoditas hortikultura
85
Komoditas hortikultura
86
Komoditas hortikultura
87
Komoditas hortikultura
c) Ketinggian tempat
Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah
sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan
tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-
1000 m dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala
lebih cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl,
sedangkan ras Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 m dpl.
Pemanenan
Ciri-ciri buah yang sudah tua tetapi belum masak adalah:
a) warna kulit tua tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak
mengkilap;
b) bila buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan bunyi
yang nyaring;
c) bila buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.
Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut memerlukan
pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati waktu bunga mekar
sampai enam bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya tua
setelah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk memastikannya, perlu
dipetik beberapa buah sebagai contoh. Bila buah-buah contoh tersebut
masak dengan baik, tandanya buah tersebut telah tua dan siap
dipanen.
Umumnya memanen buah alpukat dilakukan secara manual,
yaitu dipetik menggunakan tangan. Apabila kondisi fisik pohon tidak
memungkinkan untuk dipanjat, maka panen dapat dibantu dengan
menggunakan alat/galah yang diberi tangguk kain/goni pada
ujungnya/tangga. Saat dipanen, buah harus dipetik/dipotong bersama
sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah memar, luka/infeksi
pada bagian dekat tangkai buah.
88
Komoditas hortikultura
Pasca Panen
Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan segala macam
kotoran yang menempel sehingga mempermudah
penggolongan/penyortiran. Cara pencucian tergantung pada kotoran
yang menempel. Penyortiran buah dilakukan sejak masih berada di
tingkat petani, dengan tujuan memilih buah yang baik dan memenuhi
syarat, buah yang diharapkan adalah yang memiliki ciri sebagai
berikut:
1. Tidak cacat, kulit buah harus mulus tanpa bercak.
2. Cukup tua tapi belum matang.
3. Ukuran buah seragam. Biasanya dipakai standar dalam 1 kg terdiri
dari 3 buah atau berbobot maksimal 400 g.
4. Bentuk buah seragam. Pesanan paling banyak adalah yang
berbentuk lonceng.
Buah yang banyak diminta importir untuk konsumen luar negeri
adalah buah alpukat yang dagingnya berwarna kuning mentega tanpa
serat. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, semua
syarat tadi tidak terlalu diperhitungkan. Alpukat baru dapat dikonsumsi
bila sudah masak. Untuk mencapai tingkat kemasan ini diperlukan
waktu sekitar 7 hari setelah petik (bila buah dipetik pada saat sudah
cukup ketuaannya). Bila tenggang waktu tersebut akan dipercepat,
maka buah harus diperam terlebih dulu. Untuk keperluan ekspor, tidak
89
Komoditas hortikultura
B. Tanaman Sayur
Produksi sayuran utama adalah kubis, kentang, bawang merah,
dan bawang daun. Produksi kubis pada tahun 2004 mencapai 1,4 juta
ton atau meningkat sebesar 6,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh meningkatnya luas
panen kubis sebesar 5,1%, yaitu dari 64,7 ribu hektar pada tahun 2003
menjadi 68 ribu hektar pada tahun 2004. Empat daerah penghasil
90
Komoditas hortikultura
91
Komoditas hortikultura
92
Komoditas hortikultura
2. Kentang
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman
semusim yang berbentuk semak, termasuk Divisi Spermatophyta,
Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Tubiflorae, Famili
Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies Solanum tuberosum L.
Tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan (Peru, Chili, Bolivia,
dan Argentina) serta beberapa daerah Amerika Tengah. Di Eropa
daratan tanaman itu diperkirakan pertama kali diintroduksi dari Peru
dan Colombia melalui Spanyol pada tahun 1570 dan di Inggris pada
93
Komoditas hortikultura
94
Komoditas hortikultura
3. Bawang Merah
Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah
nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang
dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan
utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah adalah
tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman
mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga.
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk
batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk
umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan
daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan
merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan
digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya,
masakan Indonesia berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng
sebagai penyedap sewaktu dihidangkan. Bawang merah juga
mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan
giberelin.
Produksi bawang merah pada tahun 2004 mencapai 757 ribu ton
atau menurun sebesar 0,7% dibandingkan dengan produksi tahun
95
Komoditas hortikultura
4. Bawang daun
Produksi bawang daun pada tahun 2003 mencapai 345,7 ribu ton atau
meningkat sebesar 9,7% dibandingkan dengan produksi tahun
sebelumnya. Namun demikian, luas panen bawang daun pada tahun
2003 menurun sebesar 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel
xx). Sekitar 80,3% produksi bawang daun terjadi di pulau Jawa. Daerah
produsen utama antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Daerah potensi produksi di luar Jawa antara lain propinsi Sumatera
Utara dan Sulawesi Utara.
Tabel 10.5 Produksi dan luas panen bawang daun
96
Komoditas hortikultura
C. Tanaman Hias
1. Dahlia
Dahlia merupakan tanaman bunga hias berupa tumbuhan
tahunan yang tegak. Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko.
Dahlia termasuk tanaman hias yang terlambat dibudidayakan. Di
Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal Botanical Garden di
Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun
perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat
1.200 varietas. Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda
pada masa penjajahan di abad ke 19.
Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang
penting di berbagai belahan dunia. Di luar negeri, bunga ini
mempunyai prospektif sehingga dibentuk kelompok pemerhati bunga
dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia Society of United
kingdom dan American Dahlia Society. Di Indonesia untuk tujuan
komersil, dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur
(Jawa Barat). Klasifikasi botani tanaman dahlia adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Compositae
Genus : Dahlia
Spesies : Dahlia spp. L.
Tanaman dahlia yang dibudidayakan terdiri atas dahlia pohon
yang tingginya bisa mencapai beberapa meter dan berupa tanaman
97
Komoditas hortikultura
98
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Panen tanaman dahlia dapat berupa bunga dan ubi. Ubi yang
dijadikan bahan pemanis diambil dari dahlia besar, dahlia kaktus atau
semi kaktus. Ciri-ciri dan umur panen :
1) Bunga: tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2
kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik
telah mekar penuh dengan diameter 10 cm.
2) Ubi: ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah
tanam.
Cara panen :
1) Bunga: bunga dahlia kaktus (ungu muda) dipetik dengan cara
memotong tangkai bunga sepanjang 20 cm dari dasar bunga.
Bunga dahlia semi kaktus dipanen dengan cara memotong tangkai
bunga sepanjang 50 cm dari dasar bunga.
2) Ubi: seluruh tanaman dibiarkan tumbuh beberapa hara supaya
sisa-sisa makanan di dalam batang utama dapat diserap oleh
umbi. Batang dipotong sampai ketinggian 10 cm dari pangkal
batang, tanah di sekitar batang digali dan ubi diangkat bersama-
sama dengan batangnya.
Pasca panen :
1) Bunga : setiap 50 tangkai diikat dan dibungkus daun pisang,
biasanya bunga langsung dijual ke pasar bunga (konsumen).
2) Ubi : Untuk mendapatkan gula fruktosa dari ubi dahlia dilakukan
perlakuan sebagai berikut:
• Ubi dicuci bersih, dikupas dan dipotong-potong setebal 1 cm.
• Potongan ubi direbus dengan air selama 20 menit.
2. Gladiol
Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman
semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol
99
Komoditas hortikultura
berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti
bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia
sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan
berkembang di Belanda. Tanaman gladiol yang termasuk subklas
Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini membentuk pula
akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru.
Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat
bertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.
Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus
Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas
gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan
Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya
memiliki penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya
berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn
(merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol
adalah :
a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat
bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai
halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya
35 cm.
100
Komoditas hortikultura
101
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Budidaya bunga gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga
panen dapat dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tanaman
gladiol dilakukan berdasarkan pesanan pasar, sehingga panen dapat
terus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Tanaman gladiol
berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung pada
kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah
primordia bunga muncul. Bunga dapat dipetik setelah warna dari 1
atau 2 floret terbawah telah dapat dilihat dengan jelas tetapi belum
mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh, kerusakan
akan mudah terjadi terutama selama pengemasan dan pengangkutan.
Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah
menampakan warna bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tidak
dapat mekar dengan sempurna.
Pemanenan dilakukan secara hati-hati dengan menyertakan 2-3
daun pada tangkai bunga dan menyisakan daun-daun pada tanaman
sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga
dengan pisau tajam dan bersih supaya terhindar dari kontaminasi
102
Komoditas hortikultura
jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar
pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.
Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air.
Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, karena saat tersebut
bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat yang rendah
dapat diperbaiki dengan larutan pengawet yang mengandung gula.
Panen bunga tidak dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari)
atau pada turgor rendah, bunga basah oleh embun, hujan atau sebab
lain. Bunga yang basah akan mudah terserang oleh cendawan Botrytis
gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara yang rendah.
Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak
200.000 potong. Budidaya bunga potong gladiol dapat diatur
sedemikian rupa sehingga panen bunga (pemanenan terbanyak)
dilakukan setiap minggu. Secara teknis dapat diatur dengan
pemetakan lahan, sehingga dalam satu saat terdapat lahan siap olah,
siap tanam, dan siap panen.
Pasca Panen
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan
akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga
berakibat terjadinya perubahan bentuk dan penurunan kualitas. Oleh
karena itu bunga potong gladiol yang dipanen dikumpulkan dan
diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama
penyimpanan/pengangkutan).
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran dan penggolongan sesuai
dengan ukuran. Bunga dibersihkan dari kotoran yang menempel,
dengan hati-hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja.
Hal ini menjaga agar mahkota bunga tidak rusak. Bunga dipilih yang
bagus bentuknya, tidak terkena penyakit atau luka, dikelompokan
sesuai dengan kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran
bunga). Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempertahankan nilai
103
Komoditas hortikultura
104
Komoditas hortikultura
3. Krisan
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan
sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari
dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan
Chrysanthenum indicum (kuning), C. Morifolium (ungu dan pink) dan C.
daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan
krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol
kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan
dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun
1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas
krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai
ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun
1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua,
Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi
(Sumatera Utara). Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida
berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam
di Indonesia terdiri atas:
105
Komoditas hortikultura
106
Komoditas hortikultura
107
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah
mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari
seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan
setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara
tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum.
Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya
dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan
tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril
sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-
30 cm dari permukaan tanah.
Pasca Panen
Bunga hasil panen dikumpulkan lalu diikat tangkai bunga berisi
sekitar 50-1000 tangkai dan disimpan pada rak-rak. Tangkai bunga
dipisahkan berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya. Lalu
108
Komoditas hortikultura
4. Mawar
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan
batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu
Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam
peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah
dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-
daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Mawar liar yang
terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi
utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan
tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya
bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi
109
Komoditas hortikultura
110
Komoditas hortikultura
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida
Hort., dan lain-lain.
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang
berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah
tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup
banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas
tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2/tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam
di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail,
Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai,
Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success
dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden
Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida
adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid
Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran
rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai
mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina
Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa
menghasilkan buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin C
bahkan termasuk di antara sumber vitamin C alami yang paling kaya.
Buah rose hips disukai burung pemakan buah yang membantu
penyebaran biji mawar bersama kotoran yang dikeluarkan. Beberapa
jenis burung seperti burung Finch juga memakan biji-biji mawar.
Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait
yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain.
111
Komoditas hortikultura
112
Komoditas hortikultura
113
Komoditas hortikultura
114
Komoditas hortikultura
115
Komoditas hortikultura
116
Komoditas hortikultura
pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan
pengeringan tanaman.
3) Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap
lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-
tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26°C
dan kelembaban 70-80 %.
b) Media tanam
1) Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah
secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar
cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur,
gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2) Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik
dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3) Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-
7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit,
Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur
bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca
dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki
bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta
menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo. Tanah berpori-pori
sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
c) Ketinggian tempat
Mawar tumbuh baik pada:
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18°C dan
maksimum 28–30°C.
Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16°C, maksimum 24–
27°C.
Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6°C dan
maksimum 19,5-22,6°C.
117
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai
bunga potong adalah kuntum bunganya belum mekar penuh dan
berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada
stadium setelah mekar penuh. Waktu panen yang ideal adalah pagi
atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi).
Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan
bunga mawar pada malam hari.
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai
bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa
tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau
ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril. Tanaman
mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen
pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan
kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-
tahun berkisar 3-5 tahun. Tanaman mawar yang dipelihara secara
intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000–
280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada
varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan
tanaman selama di kebun.
Pasca Panen
A. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar :
118
Komoditas hortikultura
119
Komoditas hortikultura
5. Melati
Melati merupakan tanaman bunga hias
berupa perdu berbatang tegak yang
hidup menahun. Di Indonesia, salah
satu jenis melati dijadikan sebagai
simbol nasional yaitu melati putih
(Jasminum sambac) karena bunganya
dikaitkan dengan berbagai tradisi dari
banyak suku di negara ini. Jenis lain yang juga populer adalah gambir
(J. officinale). Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di
seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah
Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu China (Aceh), Menyuru (Banda),
Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan
Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
Di Italia, melati casablanca (Jasminum officinalle), yang disebut
Spanish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun
1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang
diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam tahun 1919
ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian
dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923.
Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli
botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan
terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman hias.
Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum
terungkap potensi ekonomi dan sosialnya. Tanaman melati termasuk
suku melati-melatian atau Oleaceae.
Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi
tumbuhan adalah sebagai berikut:
120
Komoditas hortikultura
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait..
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain:
• Jasminum sambac (Melati Putih), antara lain varietas: 'Maid of
Orleans', 'Grand Duke of Tuscany', menur dan 'Rose Pikeke'
• Jasminum multiflorum ('Star Jasmine')
• Jasminum officinale (gambir).
121
Komoditas hortikultura
122
Komoditas hortikultura
Pemanenan
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran
kuntum bunga sudah besar (maksimal) dan masih kuncup/setengah
mekar. Produksi bunga melati di Indoensia masih rendah yakni
berkisar antara 20-25 kg/hektar/hari. Tanaman melati mulai berbunga
pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat
dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman
antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya
berlangsung selama 12 minggu (3 bulan).
Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore,
yakni saat sinar matahari tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu
panas. Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2
minggu. Selanjutnya, produksi bunga akan menurun dan 2 bulan
kemudian meningkat lagi. Produksi bunga melati paling tinggi biasanya
pada musim hujan, di Jawa Tengah, panen bunga melati pada musim
kemarau menghasilkan 5–10 kg/hektar, sedangkan panen pada musim
hujan mencapai 300-1.000kg/ha. Data produksi bunga melati di
Indonesia berkisar 1,5–2 ton/ha/th pada musim hujan dan 0,7-1
ton/ha/th pada musim kemarau.
Pasca Panen
Di tempat terbuka bunga melati akan cepat layu untuk
mempertahankan/memperpanjang kesegaran bunga tersebut
dihamparkan dalam tampah beralas lembar plastik kemudian disimpan
di ruangan bersuhu udara dingin antara 0-5°C.
123
Komoditas hortikultura
124
Komoditas hortikultura
6. Palem
Palem adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan,
keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran
rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur
dan gersang.
Anggota suku ini relatif mudah dikenali oleh orang awam.
Biasanya berbentuk pohon, semak atau perdu dengan batang yang
jarang bercabang dan tumbuh tegak ke atas. Beberapa anggotanya
setengah merambat atau memanjat (umpamanya rotan). Akarnya
tumbuh dari pangkal batang, berbentuk silinder, kurang bercabang
tetapi biasanya tumbuh banyak dan masif (padat). Akar palem
biasanya menghunjam dalam ke tanah, sehingga mampu menopang
batang yang tumbuh menjulang tinggi (hingga 20m atau bahkan
lebih). Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati. Bila
diiris melintang, batangnya memperlihatkan saluran pembuluh yang
menyebar di bagian dalamnya.
125
Komoditas hortikultura
a) Palem putri
Sekilas bentuknya seperti palem raja, daun yang lebih lebar dan
warna lebih hijau. Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak
dimanfaatkan sebagai penghias pinggir jalan atau tanaman pot.
b) Palem botol
Batang bawahnya menggelembung dan batang atas menyempit
sehingga mirip bentuk botol. Pertumbuhan lambat, tajuknya
sempit sehingga tidak memerlukan tempat yang luas.
126
Komoditas hortikultura
c) Palem merah
Disebut juga sebagai pinang merah dan merupakan tanaman asli
Indonesia yang tumbuh di hutan rawa dataran rendah sampai 500
m dpl. Keistimewaannya terletak pada pelepah dan tulang daun
yang merah menyala. Untuk mempertahankan warna merah,
palem ini ditanam di tempat yang terik.
d) Palem raja
Dikenal dengan Royal palm karena bentuknya yang menawan
dengan batang yang kokoh, daun yang hijau dan segar. Pelepah
yang rontok akan meninggalkan bekas lingkaran atau garis
berwarna abu-abu putih. Tinggi tanaman mencapai 25-30 m. Jenis
yang banyak ditanam adalah palem raja Kuba. Spesies palem raja
yang dikenal adalah Roystonea regia, R. buringuena dan R. elata.
127
Komoditas hortikultura
Tanah harus mengandung pasir. Selain itu akar tanaman ini tidak
menyukai genangan air.
c) Ketinggian tempat
Tanaman ini dapat tumbuh mulai dari daratan rendah sampai ke
daratan tinggi.
128