Oleh
Ezra Zeilika
1614151002
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kondisi biofisik DAS (land use, topografi, jenis tanah dan ordo sungai).
Sebagai suatu ekosistem, DAS terdiri dari unsur organisme dan lingkungan
biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat
keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Ekosistem DAS
terutama DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai
fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian DAS, seperti fungsi tata air,
mengingat bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur
wilayah daratan yang menampung dan penyimpan air hujan untuk kemudian
menyalurkan ke laut melalui sungai utama. Setiap DAS terbagi habis kedalam
sub-DAS. Wilayah DAS adalah wilayah yang terdiri dari 2 atau lebih sub DAS
yang secara geografis dan fisik teknis layak digabungkan dalam upaya
perencanaan rehabilitasi dan konservasi tanah. ini saat ini sudah diperbaharui
dan sinkronisasi untuk menyatukan tujuan yang ingin dicapai dan cara – cara yang
terlebih dahulu dirancang sistem yang akan digunakan untuk pengelolaan tersebut.
Perencanaan ini membutuhkan analisis biofisik dari lapangan berupa land use,
pengleolaan DAS tentang analisis kondisi fisik Daerah Aliran Sungai adalah agar
mahasiswa mengetahui cara menganalisis suatu keadaan DAS. Studi kasus dlaam
praktikum yang dilakukan ini adalah kondisi DAS Hanakau Way Kanan.
B. Tujuan
2. Agar mahasiswa memahami cara menganalisi DAS, terutama dari segi biofisik
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di
laut sampai dengan batas perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. DAS
juga diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung punggung gunung dan
air akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 2004 dan
diperbaharui yaitu tumbuhan, tanah dan air agar dapat memberikan manfaat
dalam mengendalikan hubungan timbale balik antara sumber daya alam dan
2002). Masukan (input) utama dalam suatu DAS adalah curah hujan. Proses
pergerakan curah hujan menjadi limpasan di dalam suatu DAS ditentukan oleh
5
geomorfologi) dan b) karakteristik vegetasi dan pola penggunaan lahan yang ada
apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar
proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Lereng merupakan parameter
topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi
relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu
bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara
bahwa DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami,
yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan
fungsi DAS adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik
terutama bagi masyarakat di daerah hilir. Alih fungsi lahan dari hutan menjadi
6
lahan pertanian atau bukan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas
tata air pada DAS, yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir.
mencegah banjir, longsor dan erosi pada DAS tersebut. Hutan selalu dikaitkan
dengan fungsi positif terhadap tata air dalam ekosistem DAS (Noordwijk dan
Farida, 2004).
C. Kerusakan DAS
Kerusakan pada DAS akibat dari intervensi dan kebutuhan manusia nyang terus
meningkat serta alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan kaidah kaidah
alam, keadaan ini menyebabkan semakin meningkatnya DAS kritis dan rusak.
Dewasa ini kondisi DAS semakin memprihatinkan dan kualitas daerah aliran
dan beralih fungsi, sehingga terjadi erosi. Kerusakan DAS juga dipercepat oleh
masyarakat dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam. Sejak tahun 2004, luas
terjadi peningkatan luasan lahan kritis dari tahun 2004 – tahun 2008. Pada tahun
2008 luas tingkat kekritisan lahan di luar kawasan hutan mencapai 116.767,28 ha,
yang terdiri dari agak kritis baik di dalam maupun di luar kawasan hutan adalah
kekritisan lahannya kurang dari 13.000 ha. Luas lahan kritis di DAS Ayung,
adalah 3.756 ha, potensial kritis11.286 ha dan agak kritis seluas 15.742 ha
(BPDAS, 2012).
sistem pengelolaan yang diterapkan, hal ini disebabkan oleh dinamika kondisi
DAS yang masih kurang terdeteksi secara dini dan periodik, sehingga
maka sistem karakterisasi DAS dapat digunakan sebagai alat diagnosis atau
penyidikan secara cepat dan tepat terhadap degradasi DAS, yang mencakup letak,
atau karakteristik sendiri-sendiri, yang dapat berupa sifat alami maupun sifat yang
secara rasional untuk mencapai tujuan produksi pertanian yang optimum dalam
8
waktu yang tidak terbatas, berkelanjutan dan lestari. Usaha disertai dengan upaya
DAS berdasarkan ekosistemnya dibagi menjadi bagian hulu, tengah, dan hilir.
drainase lebih tinggi dan memiliki kemiringan lereng lahan yang besar. DAS
bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua bagian DAS hulu dan hilir.
DAS bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan aliran kecil dan
perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, perlindungan tersebut dari segi fungsi
tata air (Asdak, 2004; BPDAS, 2009). Konsep pengelolaan DAS dalam
yang penting sekarang implementasinya seperti apa dan kapan dilaksanakan perlu
Karakteristik DAS dibagi dalam dua bagian, yaitu: (1) karakteristik statis
yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumberdaya alam yang
seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat
aliran sungai harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh yang
terdiri dari sumber-sumber air, badan air, danau, dan waduk yang satu dengan
Sistem hidrologi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat maupun yang tidak
dapat dipengaruhi oleh manusia. Faktor yang dapat dipengaruhi oleh manusia
yaitu faktor tataguna lahan dan panjang lereng, oleh karena itu dalam perencanaan
pengelolaan DAS diperlukan kegiatan yang salah satu fokusnya ditujukan pada
perubahan tataguna lahan serta pengaturan panjang lereng. Fakto yang tidak
dapat dipengaruhi oleh manusia adalah iklim dan relief (Asdak, 2004).
(tanah, vegetasi, dan air) pada DAS tersebut secara rasional. Pengelolaan DAS
produksi optimum dalam waktu yang tidak terbatas, dan untukmenekan bahaya
kerusakan seminimum mungkin, sehingga didapat hasil air dalam jumlah, kualitas
dan distribusi yang baik. Meningkatnya jumlah penduduk disertai tuntutan akan
lahan, sehingga daya dukung lahan dan daya dukung DAS pada DAS tersebut
menurun (Naibaho, 2005). Daya dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk
kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara
berkelanjutan.
Perubahan kondisi daya dukung DAS sebagai dampak pemanfaatan lahan yang
tidak terkendali dan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air
vegetasi, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir dari perubahan ini tidak
hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis,
penurunan kuantitas, kualitas dan kontinuitas aliran, namun juga secara sosial
banjir, tanah longsor, erosi, sedimentasi dan kekeringan, hal ini menyebabkan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop atau personal
komputer, software microsoft texel dan word, serta data yang akan dianalisis yaitu
B. Cara Kerja
mengolah data agar dapat diketahui luasan lahan terbangun, topografi, jenis
5. mengolah data
A. Hasil
B. Pembahasan
Daerah Aliran Sungai merupakan suatu megasistem kompleks yang dibangun atas
sistem fisik (physical systems), sistem biologis (biological systems) dan sistem
manusia (human systems) dimana setiap sistem dan sub-sub sistem di dalamnya
Kualitas output dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh kualitas interaksi
antar komponennya, sehingga dalam proses ini peranan tiap-tiap komponen dan
14
2007).
DAS merupakan suatu wilayah yang sangat penting bagi setiap makhluk yang ada
dibumi. Perlu dilakukan suatu kegiatan nyata dilapangan untuk menjaga tingkat
baiknya suatu DAS, baik dari segi perencanaan, aplikasi dilapangan bahkan
Pada praktikum kali ini, praktikan akan menganalisis data DAS Hanakau yang
berupa data land use, kemiringan lahan, jenis tanah dan jumlah ordo sungai.
119,4 % yang terdiri dari semak belukar memiliki luas 916.2408 dengan
padang rumput/savana 1,51 %, semak belukar rawa 9,7 %, pertanian lahan kering
60 tahun 2016 yang mengharuskan luasan hutan sebesar 30 % dari luas DAS.
tersebut masih mudah untuk di pulihkan, karena kisaran yang masih mungkin
15
persentase kemiringan lahan maka semakin sulit untuk dipulihkan dan sebaliknya.
Jenis tanah yang mendominasi pada DAS ini adalah jenis tanah ultisol.
DAS Hanakau telah mengalami kerusakan, dilihat dari persentasi tutupan lahan
yang digunakan dan land use area. Namun das ini sulit untuk dipulihkan karena
Hanakau.
Topografi / Kelerengan di Sub-DAS Way Hanakau terdiri dari dua kelas yaitu
kelas landai dan kelas datar. Kedua kelas tersebut masing-masing memiliki
kelerengan yang berbeda. Kelas landai memiliki kelerengan 0-8% dan kelas datar
11.18606590120.
16
Jenis Tanah di Sub-DAS Hanakau terdiri dari Hapludox dengan nama ordo
memiliki luas 3347.996 dan Humitropepts yang memiliki ordo ultisol dengan luas
total 100 %.
dan 7. Ordo 1 memiliki jumlah 33, ordo 2 dengan jumlah 74, ordo 3 memiliki
jumlah 39, ordo 4 dengan jumlah 19, ordo 5 dengan jumlah 11, ordo 6 dengan
jumlah 7 dan ordo 7 memiliki jumlah 4 sehingga tota jumlah ordo adalah 187.
V. KESIMPULAN
gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh
sungai utama.
2. Cara menganalisis suatu kondisi fisik DAS adalah dengan cra melakukan
proses perhitungan di Microsoft Excel dan di buat dalam bentuk tabel agar
bahwa land use DAS di Sub-DAS Hanakau masih tergolong bagus karena
persentase nya besar yaitu sekitar 119,4% Jenis tanah yang dominan pada Sub-
52,78%.
18
DAFTAR PUSTAKA
Naibaho, Tety. 2005. Analisa kemampuan lahan untuk arahan rehabilitasi Sub
DAS Kragilan. Skripsi. Yogyakarta. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada.
Paimin et all. 2010. Pola pertanian terhadap kondisi DAS. London. Blackie
Academic and Proffesional.
Yusuf, rahman. 2012. Konservasi tanah dan air. Bandung. Penerbit ITB
19
LAMPIRAN