BAB I
PENDAHULUAN
memahami keunggulan vegetasi dalam rekayasa lingkungan, sekaligus mengenali pula sifat-
sifat tumbuhan beserta bagian-bagiannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan.
BAB II
PERMASALAHAN
3. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, antaralain:
a. Pencemaran :
Apa yang dimaksu dengan Pencemaran ?
Bagaimana pengaruh pencemaran terhadap kesehatan ?
b. Hutan Kota :
Apa yang dimaksud dengan Hutan Kota ?
Bagaimana Bentuk dan Struktur Hutan Kota ?
Bagaimana Tipe Hutan kota berdasarkan tujuan dan tempat/lokasinya ?
Apa fungsi Hutan Kota, dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan di daerah
perkotaan ?
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pencemaran
3.1.2 Pengertian Pencemaran Lingkungan
Semua keadaan dan proses yang dapat menyebabkan terganggunya kelestarian alam dan
mengancam keselamatan atau kesejahteraan kehidupan manusia disebut sebagai pencemaran.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya pencemaran disebut sebagai bahan pencemaran atau
polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut sebagai polutan bila keberadaan zat tersebut
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
karena terjadinya evaporasi akan menyebabkan suhu di sekitar tanaman menjadi lebih
sejuk.
c.Peredaman Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan sering disebut “polusi
tak terlihat” yang menyebabkan efek fisik dan psikologis. Efek fisik berhubungan dengan
transmisi gelombang suara melalui udara, efek psikologis berhubungan dengan respons
manusia terhadap udara.
Telinga manusia dapat mendeteksi frekuensi suara berkisar antara 20-20.000 CPS.
Intensitas suara yang dapat didengar oleh telinga manusia antara 0-10 desibel. Peningkatan
kadar bising di ruang luar ditentukan oleh :
a. Keadaan sumber bunyi (frekuensi, lokasi, komposisi, apakah berbentuk garis
atau titik);
1 b. Keadaan alam dan vegetasi yang dilalui bunyi;
2 c. Keadaan atmosfer, antara lain kecepatan dan arah angin, temperatur, dan
kelembaban udara.
Seberapa jauh tingkat kebisingan yang dapat dikontrol oleh vegetasi tergantung pada
jenis spesies, tinggi tumbuhan, kerapatan, dan jarak tumbuh; faktor iklim yaitu angin,
kecepatan, temperatur, dan kelembaban; properti dari suara yaitu tipe, asal, tingkat desibel,
dan intensitas suara tersebut. Gelombang suara diabsorbsi oleh daun-daun, cabang-cabang,
ranting-ranting dari pohon dan semak. Telah dipostulasikan bahwa bagian tanaman yang
paling efektif untuk absorbsi suara adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging
dengan banyak petiole.
Studi yang dilakukan oleh School of Engineering di Universitas Nebraska, Rocky
Mountain Forest, Range Experiment Station, dan di hutan Amerika dengan hasil sebagai
berikut :
(1) Pengurangan kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan berkecepatan tinggi dan
truk di daerah pedesaan dapat diperoleh hasil terbaik dengan menanam pohon dan
semak yang lebarnya 20m - 30m, penyangga tepinya 16m - 20m dari pusat jalur lalu
lintas terdekat. Deretan pusat pohon dengan ketinggian minimal 14m.
3 2) Penurunan kebisingan lalu lintas yang berasal dari kendaraan roda empat dengan
kecepatan sedang di daerah perkotaan dengan menggunakan pohon dan semak
12
penyangga yang lebarnya 6m - 16m akan efektif dengan semak penyangga adalah
semak yang tepinya 2m - 2,5m serta latar belakangnya deretan pohon dengan tinggi
sekitar 4,5m - 10m.
4 3) Untuk mendapatkan hasil yang optimum, jajaran semak dan pohon seharusnya
ditanam dekat pusat kebisingan.
5 4) Pohon-pohon tinggi yang rindang dapat pula digunakan, vertikal dan seragam
yang dikombinasikan dengan semak. Jika pohon yang tinggi kurang dapat
digunakan maka dapat mengombinasikan semak yang rendah dengan rumput yang
tinggi atau penutup tanah yang lembut sebagai lawan dari permukaan trotoar,
tumpukan batu, dan kerikil.
6 5) Pohon dan semak yang ditanam saling menutupi merupakan suatu kesatuan
sehingga dapat menjadi bafer yang kuat.
7 6) Sebaiknya ditanam conifer atau vegetasi yang hijau sepanjang tahun.
8 7) Jarak penyangga sebaiknya dua kali jarak dari pusat sumber suara ke penerima,
dan pada kedua sisi dan sepanjang jalan jika digunakan pada jalur lalu lintas.
Penggunaan vegetasi untuk menyaring kebisingan tidak akan efektif apabila tidak
memerhatikan ukuran dan kepadatannya. Akan lebih efektif lagi jika vegetasi
menggunakan kombinasi topografi jalan.
Hutan kota berfungsi untuk mengurangi kebisingan selain menghalangi gelombang
suara juga menghalangi sumber suara.Dari hasil penelitian Cook dan Van Haverbeke
menunjukkan bahwa jalur pepohonan yang tinggi dan padat dikombinasikan dengan semak
digabungkan dengan permukaan halus. Hutan kota berfungsi untuk mengurangi kebisingan
selain menghalangi gelombang suara juga menghalangi sumber suara.Cook dan Van
Haverbeke dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jalur pepohonan yang tinggi dan
padat dikombinasikan dengan semak digabungkan dengan permukaan halus.
d. Sebagai Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara
Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan
alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel padat yang tersuspensi
pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses serapan.
Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terserap pada
permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang
13
kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel
yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Dengan demikian hutan menyaring
udara menjadi lebih bersih dan sehat.
e. Sebagai Penyerap Partikel Timbal dan Debu Semen
Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di daerah
perkotaan. Diperkirakan sekitar 60-70 % dari partikel timbal di udara perkotaan berasal
dari kendaraan bermotor. Hutan dengan kanekaragaman tumbuhan yang terkandung di
dalamnya mempunyai kemampuan menurunkan kandungan timbal dari udara.
Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat
mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang terdapat di udara
bebas harus diturunkan kadarnya.
f. Untuk Mengurangi Bahaya Hujan Asam
Pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses
fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa
unsur diantaranya ialah : Ca, Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula.
Bahan an-organik yang diturunkan ke lantai hutan dari tajuk melalui proses through fall
dengan urutan K>Ca>Mg>Na baik untuk tajuk dari tegakan daun lebar maupun dari daun
jarum. Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 apabila tiba di permukaan daun akan
mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti H 2SO4
akan bereaksi dengan Ca yang terdapat pada daun membentuk garam CaSO 4 yang bersifat
netral. Dengan demikian adanya proses intersepsi dan gutasi oleh permukaan daun akan
sangat membantu dalam menaikkan pH, sehingga air hujan menjadi tidak begitu
berbahaya lagi bagi lingkungan. pH air hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih
tinggi, jika dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk pohon.
g. Sebagai Penyerap Karbon-monoksida
Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang baik dalam
menyerap gas. Tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap gas ini dari udara yang
semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m 3) menjadi hampir mendekati nol
hanya dalam waktu 3 jam saja.
h. Sebagai Penahan Angin
Angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin yang berupa hutan kota.
14
pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pepohonan dapat menahan radiasi balik
(reradiasi) dari bumi.
n. Untuk Pelestarian Air Tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan
memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis dengan
kemampuan menyerap air yang besar maka kadar air tanah hutan akan meningkat.
Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah
yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah dan hanya sedikit yang menjadi air
limpasan. Dengan demikian pelestarian hutan pada daerah resapan air dari kota yang
bersangkutan akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik.
o.Sebagai Penapis Cahaya Silau
Manusia sering dikelilingi oleh benda-benda yang dapat memantulkan cahaya seperti
kaca, aluminium, baja, beton dan air. Apabila permukaan yang halus dari benda-benda
tersebut memantulkan cahaya akan terasa sangat menyilaukan dari arah depan, akan
mengurangi daya pandang pengendara.
Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut bergantung pada
ukuran dan kerapatannya.
C. Fungsi Estetika
Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi. Ukuran, bentuk, warna,
dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya
merupakan faktor yang memengaruhi kalitas estetika. Kualitas visual vegetasi sangat penting
karena tanggapan seseorang merupakan reaksi dari suatu penampakan. Hutan, selain
memberikan hasil utama dan sebagai sumber air, juga merupakan sarana untuk berekreasi.
Hutan kota dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan kepada penduduk kota jika
dapat mengembangkan dan membangun hutan kota ditata dengan baik. Tingkat kenyamanan
seseorang selain tergantung pada faktor usia dan kebudayaan, juga sangat ditentukan oleh suhu
dan kelembaban (iklim mikro). Kenyamanan dapat didesain pada batas-batas tertentu dengan
menggunakan vegetasi, memodifikasi suhu, angin dan kelembapan. Diharapkan hutan kota
dapat memenuhi tingkat kenyamanan yang dikehendaki karena hutan kota dapat memodifikasi
iklim mikro.
16
Penilaian rasa nikmat dapat diukur dengan menggunakan analisis kualitatif dengan
melihat berbagai fungsi hutan kota, antara lain menurunkan suhu, menaikkan kelembaban,
menurunkan kadar debu, menurunkan kadar kebisingan, seperti habitat satwa seperti burung,
dan memberikan estetika.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pencemaran yang terjadi di kota semakin meningkat tiap hari. Berbagai pembangunan
yang tidak memperhatikan keadaan lingkungan kota. Sehingga kualitas lingkungan kota
mengalami penurunan drastis. Tentunya hal ini juga berdampak negatif bagi kesehatan
manusia. Setiap hari harus menghirup udara dan air yang kotor, mendengar suara-suara bising,
dan mencium bau sampah yang tidak sedap.
Hutan kota merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif pencemaran
yang semakin meningkat di kota. Hutan kota merupakan pendekatan dan penerapan salah satu
atau beberapa fungsi hutan dalam kelompok vegetasi di perkotaan untuk mencapai tujuan
proteksi, rekreasi, estetika, dan kegunaan fungsi lainnya bagi kepentingan masyarakat
perkotaan.
4.2. Saran
Dengan adanya penerapan penghijauan lingkungan diharapkan bisa menjadi salah satu
alternatif dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup di wilayah perkotaan. Saya hanya
dapat memberi saran agar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dalam memelihara dan
melestarikan lingkungan hidup dalam rangka mengantisipasi dari segala bentuk perusakan dan
pencemaran lingkungan. Pembangunan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan
adalah merupakan dasar dalam menciptakan suasana keindahan dan kenyamanan lingkungan,
terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Saran saya yang lain agar pemerintah kota bisa mensosialisasikan dan bisa
mempertahankan eksistensi hutan kota, di samping adanya kesadaran dari masyarakat
perkotaan sendiri dalam upaya memelihara dan melestarikan hutan kota. Langkah dalam
menata dan memelihara kelestarian lingkungan, tidaklah hanya mengandalkan pemerintah
kota saja, namun lebih jauh masyarakat perkotaan pun mempunyai peranan penting dalam
upaya mewujudkan hal itu. Diantaranya yaitu dengan pola pendidikan melalui berbagai
penyuluhan tentang pentingnya dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup.
18
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Arifin al Chaniago, Drs. Ijod Sirodjudin, 2001. Memelihara Kelestarian Lingkungan
Hidup. Bandung : PT. Angkasa.
Kamajaya, 2004. Inspirasi Sains Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam Semesta,
Materi dan Sifatnya. Jakarta : Ganeca Exact.
www.google.com
19