Anda di halaman 1dari 15

PENYULUHAN KEHUTANAN

“ADOPSI INOVASI”

LOLA OKTARINDA
D1D016177
Pengertian Penyuluhan Kehutanan

• Penyuluhan Kehutanan adalah proses


pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
• Programa Penyuluhan Kehutanan adalah rencana
tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan perdoman serta sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
kehutanan.
• Materi Penyuluhan adalah bahan penyuluhan di
bidang kehutanan yang akan disampaikan oleh
para penyuluh kehutanan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha dalam bentuk informasi,
teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum dan kelestarian lingkungan.
PERAN PENYULUH
KEHUTANAN

1) Pendamping Masyarakat
2) Mengorganisir Masyarakat
3) Pengawal Pembangunan Kehutanan
4) Mengamankan Aset Negara berupa Hutan.
Pengertian Adopsi

Adopsi dalam proses penyuluhan, pada hakekatnya


dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, baik
yang berupa : pengetahuan (cognitive), sikap (affective),
maupun keterampilan (psycho-motoric) pada diri
seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan
penyuluh oleh masyarakat sasarannya.
Pengertian Inovasi
• “Suatu ide, perilaku, produk, informasi dan praktek-
praktek baru yang belum banyak diketahui dan
digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat
dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan
atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan
disegala aspek kehidupan masyarakat demi
terwujudnya perbaikan perbaikan mutu hidup setiap
individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan”
Difusi Inovasi dalam Penyuluhan

Difusi inovasi adalah perembesan atau


penyebaran inovasi darisatu individu yang
telah mengadopsi ke individu yang lain,
dalam sistem sosial masyarakat sasaran
penyuluhan yang sama.
Contoh Studi Kasus Adopsi Inovasi

Jaringan Komunikasi Petani Dalam Adopsi


Inovasi Teknologi Pertanian
(Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan Di Desa
Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten
Cianjur, Propinsi Jawa Barat)
Penelitian ini bertujuan:

1. mempelajari pengaruh faktor faktor karakteristik


petani terhadap jaringan komunikasi petani
dalam kaitannya dengan tingkat adopsi inovasi
traktor tangan
2. mempelajari pengaruh faktor-faktor usahatani
terhadap jaringan komunikasi petani berkaitan
dengan tingkat adopsi inovasi traktor tangan
3. mengetahui seberapa besar pengaruh ciri-ciri
inovasi terhadap tingkat kecepatan adopsi
inovasi traktor tangan untuk mengolah lahan
sawah petani.
• Penelitian ini dilakukan di Desa Neglasari,
Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten
Cianjur, Propinsi Jawa Barat
• Menggunakan metode survai bersifat
deskriftif dengan pendekatan tehnik
sampling populasi terhadap 80 responden.
• Pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner, wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1) Kondisi karakteristik petani mempunyai pengaruh


nyata terhadap jaringan komunikasi petani dalam
proses tingkat adopsi inovasi teknologi traktor tangan
dalam pengolahan lahan sawah. Lebih dari lima puluh
persen petani tergolong perintis dan pelopor dalam
adopsi inovasi traktor tangan di desa Neglasari. Hal
ini disebabkan oleh tingkat keeratan, keragaman,
kekompakan dan keterbukaan jaringan komunikasi
petani baik level individu maupun level klik yang
berkembang secara konvergen dengan dukungan peran
dari tokohtokoh formal dan nonformal masyarakat
lokal.
2) Faktor-faktor positif dari karakterisik usahatani atas
tingkat keterkaitan, keragaman, kekompakan dan
keterbukaan, menunjukkan bahwa luas lahan
garapan dan produktifitas lahan memberi konstribusi
paling besar terhadap jaringan komunikasi. Biaya
pengolahan lahan dengan traktor tangan tidak
memberi pengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi
traktor tangan.
3) Faktor-faktor positif dari ciri-ciri adopsi inovasi
menunjukkan tingkat observabilitas memberi
konstribusi terbesar terhadap tingkat adopsi inovasi
traktor tangan. Sebagian besar petani merasakan
adopsi inovasi traktor tangan memberi tingkat
keuntungan relatif tergolong tinggi, dan sebaliknya
petani menganggap tingkat kompleksitas traktor
tangan bernilai negatif terhadap adopsi inovasi
taktor tangan.
4) Untuk mengembangkan dinamika jaringan
komunikasi di tingkat petani perlu meningkatkan
peran tokoh-tokoh formal dan informal termasuk
petugas penyuluh lapangan dengan mengedepankan
komunikasi konvergen dan memanfaatkan media
komunikasi massa secara optimal sebagai upaya
meningkatkan kekosmopolitan petani.

Anda mungkin juga menyukai