Oleh:
ZAHIRUL
M1A116083
KEHUTANAN A
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yakni,sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian hasil hutan bukan kayu (HHBK)
b. Untuk mengetahui klasifikasi jenis-jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK)
c. Untuk mengetahui pengolahan hasil hutan tertentu bukan kayu
d. Untuk mengetahui manfaat hasil hutan yang bukan kayu (HHBK) untuk
masyarakat
e. Untuk mengetahui bagaimana pengembanagan hasil hutan bukan kayu
(HHBK)
f. Untuk mengetahui kebijakan hasil hutan bukan kayu (HHBK)
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil hutan bukan kayu merupakan produk selain kayu yang dihasilkan
dari bagian pohon atau benda biologi lain yang diperoleh dari hutan, berupa
barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk
berupa barang seperti produk minyak-minyakan, getah, rotan, bambu, penyamak,
lak, madu, obat-obatan, sedangkan jenis jasa dan konservasi meliputi pariwisata
dan jasa ekologis. Untuk hasil hutan bukan kayu nabati bisa dikelompokkan
kedalam kelompok rotan, kelompok bambu dan kelompok bahan ekstraktif.
Kelompok bahan ekstraktif menghasilkan produk ekstraktif yang diperoleh dari
proses ekstraksi, pengepresan dan destilasi (penyulingan), dan hasil akhirnya
dapat berupa minyak-minyakan, getahgetahan, dan ekstrak lain seperti bahan
penyamak, bahan pewarna, dan alkaloid. Setiap produk ini diambil dari berbagai
sumber tanaman seperti daun, kulit kayu, hasil ekskresi (getah) dan lain
sebagainya.
Menurut Peraturan Menteri No. P35/ Menhut-II/ 2007, hasil hutan bukan
kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu sebagai segala
sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang dimanfatkan bagi kegiatan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disebut dengan HHBK adalah
hasil yang bersumber dari hutan selain kayu baik berupa benda-benda nabati
seperti rotan, nipah, sagu, bambu, getah-getahan, biji-bijian, daun-daunan,
obatobatan dan lain-lain maupun berupa hewani seperti satwa liar dan bagian-
bagian satwa liar tersebut (tanduk, kulit, dan lain-lain).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yakni sebagai
berikut :
1. Hasil hutan bukan kayu merupakan produk selain kayu yang dihasilkan dari
bagian pohon atau benda biologi lain yang diperoleh dari hutan, berupa barang
(good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk berupa
barang seperti produk minyak-minyakan, getah, rotan, bambu, penyamak, lak,
madu, obat-obatan, sedangkan jenis jasa dan konservasi meliputi pariwisata dan
jasa ekologis. Untuk hasil hutan bukan kayu nabati bisa dikelompokkan kedalam
kelompok rotan, kelompok bambu dan kelompok bahan ekstraktif.
2. Kelompok hasil hutan yang bukan kayu dari jenis tanaman yakni,kelompok
resin yang terdiri dari agatis dan embalu,kelompok minyak atsiri terdiri dari akar
wangi dan centigi dll,kelompok minyak lemak terdiri dari balam dan bintaro
dll,kelompok karbohidrat terdiri dari aren dan bambu dll,kelompok buah-buahan
terdiri dari cimpedak dan durian dll,kelompok tamin terdiri dari akasia dan gambir
dll,bahan pewarna terdiri dari angsana dan jati,kelompok getah terdiri dari balam
dan genor,kelompok tanaman hias terdiri dari anggrek hutan dan bunga bangkai
dll, kelompok palma terdiri dari rotan dan bambu.Sedangkan hasil hutan bukan
kayu dari jenis hewan yakni,kelompok hewan buru terdiri dari babi
hutan,kancil,kelinci,musang,rusa dll,kelompok hasil penangkaran terdiri dari
arwana irian,buaya,kupu-kupu,kelompok hasil hewan burung terdiri dari
walet,lebah dan ulat sutra.
3. Pengolahan hasil hutan yang bukan kayu dibedakan menurut karakteristik
produknya,pengolahan biasannya digunakan agar lebih layak untuk digunakan
karena tidak semua komponen dalam produk dapat digunakan.Pengolahannya
dapat berupa menghilangkan kadar bahan kimianya serta mengubah bentuk awal
dari produk menjadi produk baru contohnya berbagai macam tumbuhan yang
memiliki khasiat sebagai obat akan diubah menjadi produk baru menjadi minyak
atsiri sehingga nilai jualnya tinggi.
4. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yakni digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti buah-buaha,sayur-sayuran digunakan
untuk konsumsi.Tanaman obat-obatan yang digunakan untuk menyembukan
penyakit serta produk lain yang tidak mereka gunakan tapi bermanfaat untuk
orang lain akan dijual sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat
setempat.
5. Pengembangan hasil hutan yang bukan kayu merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan agar hutan tidak habis digunakan masyarakat agar kondisi hutan
tetap terjaga. Langkah awal yang harus dilakukan dalam pengembangan HHBK
adalah dengan menginventarisasi dan memetakan potensi jenis komoditas HHBK
yang ada di suatu daerah kawasan hutan termasuk mengetahui seberapa besar
tingkat pemanfaatan HHBK oleh masyarakat sekitar hutan terhadap HHBK
tersebut. Dengan adanya pergesaran dari pengelolaan hutan yang berorientasi
kayu menjadi HHBK akan memberikan kesempatan regenerasi alam kembali
membaik. Dari keterlibatan masyarakat secara langsung terhadap pemanfaatan
HHBK juga diharapkan pemahaman mereka terhadap kelestarian sumber daya
hutan tinggi. Sehingga partisipasi mereka terhadap suksesnya pengelolaan hutan
yang lestari tercapai.
6. Kebijakan hasil hutan bukan kayu dikeluarkan agar masyarakat tau
bahwasannya ada sebagian hasil hutan yang dilindungi keberadaannya agar
kelestariannya tetap terjaga sehingga masyarakat membuat kebijakan hukum
tentang undang-undang perlindungan hasil hutan yang tidak boleh digunakan
secara berlebihan.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis yaitu masyarakat lebih tepat lagi
menggunaka hasil hutan dan menggunakannya sesuai kebutuhan atau menjaga
kelestarian hutan agar hasil hutan tidak habis dan dapat digunakan untuk generasi
ke generasi dapat menyejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA