Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

Sejak pembangunan jangka panjang tahap pertama bangsa Indonesia telah mengusahakan terus-menerus dan berkesinambungan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Kedua pembangunan ini saling terkait satu sama lain. Tidak akan terjadi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya apabila tidak ada pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, demikian juga sebaliknya tidak akan terjadi pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya jika tidak ada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Disadari pula bahwa syarat pembangunan yang berhasil adalah adanya partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. al ini dikarenakan manusia adalah subyek sekaligus

obyek dari pembangunan. Sebagai subyek pembangunan berarti masyarakat menjadi pelaku pembangunan dengan memberikan sumbangan pikiran, waktu, tenaga dan dana. Sebagai obyek pembangunan maka masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan bahwa pembangunan bertujuan untuk men!iptakan masyarakat adil dan makmur merata materiil dan spirituil berdasarkan "an!asila dan ##D $%&'.$
$

Diambil dari karya ilmiah ukum Dagang STI Tambun (ungai "alangka )aya T.A *++% dengan judul ,Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Paten Dan Dampaknya Bagi Dunia Usaha di Ind nesia!

"artisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan dapat dimanifestasikan dalam berbagai bidang kehidupan sesuai dengan situasi dan kondisi serta bidang kerja masing-masing. "esatnya laju pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang tidak merata akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional di segala bidang tidak terke!uali bidang kehutanan. Ketergantungan masyarakat akan sumber daya alam seperti hutan, tanah, air dan lain-lain terutama masyarakat yang ada di sekitar dan di dalam hutan semakin berasr dan semakin sulit di!egah. #paya paksa dengan kekerasan saja tidak akan dapat menyelesaikan masalah se!ara tuntas, karena hal ini menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. -asalah yang sering dihadapi oleh sebagian besar masyarakat yang ada di sekitar maupun di dalam hutan antara lain . rendahnya pendapatan, rendahnya tingkat pendidikan serta sempitnya peluang usaha dan kesempatan kerja. Keadaan seperti iniah yang yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap keamanan dan kelestarian hutan. An!aman itu antara lain berupa terjadinya perambahan hutan, penyerobotan tanah hutan, pen!urian kayu, penggembalaan liar dan lain-lain. Dari beberapa an!aman di atas yang juga sering menjadi sorotan pemerintah adalah kegiatan perambahan hutan untuk kegiatan perladangan se!ara berpindah-pindah. Di daerah tropis umumnya kegiatan perladangan berpindah dilakukan di atas tanah yang dapat mengalamai penurunan kesuburannya. /ambaran tanah di

daerah hutan tropika basah ini umumnya relatif kurang subur, karena akumulasi hara yang tersimpan di dalamnya sebagian besar berada pada 0egetasi yang tumbuh di atasnya. "enurunan tingkat kesuburan tanah, manakala hasil yang diperoleh tidak lagi dapat mengimbangi kebutuhan hidup keluarga, persolanan inilah yang selalu menjadi penyebab perpindahan ladang mereka dari satu areal hutan ke real hutan yang lainnya. #ntuk mengantisipasi ini perlu di!arikan alternatif bentuk usaha tani menetap di lahan kering yang mampu meningkatkan produksi dan pemenuhan kebutuhan petani dengan tidak mengabaikan asas kelestarian sumber daya alam khususnya hutan dan masayarakat tidak lagi dihadapkan dengan persoalanpersolanan hukum yang berkaitan dengan illegal logging, maka hal demikian yang menimbulkan minat penulis untuk membuat karya ilmiah dengan judul Tinjauan Yuridis Pengendalian Perladangan Berpindah Dikaitkan dengan UU Pokok Kehutanan

B" #umusan Permasalahan . Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, fokus permasalahan yang diajukan sebagai berikut. $. (agaimana kerusakan yang diakibatkan oleh perladangan berpindah 1
*.

(agaimana pengendalian perladangan berpindah dalam kaitannya dengan penegakan hukum di Indonesia 1

&

$" Tujuan dan %egunaan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. $. #ntuk mengetahui dan memaparkan bagaimana kerusakan yang diakibatkan oleh perladangan berpindah3 *. #ntuk mengetahui dan memahami bagaimana pengendalian perladangan berpindah dalam kaitannya dengan penegakan hukum di Indonesia3 Sedangkan yang menjadi kegunaan dalam penulisan makalah ini dapat diuraikan penulis sebagai berikut. $. -akalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas Kelompok mata kuliah ukum Kehutanan dengan dosen pengajar Ibu )udyanti D.Tobing

S . -. um3 *. #ntuk melatih penulis dalam hal melakukan penulisan karya ilmiah, sekaligus penerapan berbagai teori ilmu pengetahuan yang penulis didapatkan diperkuliahan khususnya mata kuliah ukum Kehutanan 3 2. #ntuk mendeskripsikan bagaimana Tinjauan 4uridis "engendalian

"erladangan (erpindah Dikaitkan Dengan ## "okok Kehutanan3

'

D" &et de dan Teknik Penulisan $. -etode "endekatan -etode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis normati0e yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder yakni dengan mempelajari dan mengkaji asas-asas hukum khususnya kaidah-kaidah hukum dalam peraturan perundang-undanagan serta ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan

Tinjauan 4uridis "engendalian "erladangan (erpindah Dikaitkan dengan ## "okok Kehutanan. *. Tahapan "enelitian "enelitian ini dilakukan dengan menggunkan penelitian kepustakaan ( Library Research ). 4aitu penelitian teorotis dengan mengutamakan bahan-bahan dari buku-buku literature, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, yang mempunyai rele0ansi dengan masalah yang akan dibahas. Dari penelitian kepustakaan ini diperoleh gambaran se!ara teoritis tentang masalah yang dihadapi sehingga mendapatkan data sekunder. Data sekunder yang dijadikan bahan utama 5Primair) dalam penelitian ini adalah . $6 (ahan hukum primair, antara lain ## 7o. &$Tahun $%%% tentang "okok Kehutanan sebagaimana diubah dan ditambah dengan ## )I 7o. $% Tahun *++& .

*6 (ahan hukum sekunder, antara lain meliputi tulisan-tulisan para pakar 5ahli6 yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti ataupun yang berkaitan dengan bahan hukum primair yang meliputi buku-buku literature, makalah para pakar. 26 (ahan hukum, tersier, antara lain berupa bahan-bahan yang bersifat menunjang bahan hukum primair dan sekunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, artikel-artikel pada surat kabar, majalah . E" 'istem Penulisan Dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis akan membagi penulisan dalam beberapa bab dan lebih terperin!i lagi ke dalam beberap sub bab yaitu sebgai berikut. (A( I -erupakan (ab "endahuluan terdiri dari 8atar (elakang -asalah, "erumusan dan "embatasan masalah, Tujuan dan Kegunaan "enulisan, -etode dan Teknik "enelitian, Sistematika "enulisan. (A( II (A( III 8andasan Teoritis. Tinjauan 4uridis "engendalian "erladangan (erpindah Dikaitkan dengan ## "okok Kehutanan terdiri dari 3 kerusakan yang diakibatkan oleh perladangan berpindah serta pengendalian perladangan berpindah dalam kaitannya dengan penegakan hukum di Indonesia. (A( I9 -erupakan (ab "enutup yang terdiri atas Kesimpulan dan Saran.

BAB II LANDA'AN TE(#ITI' A. Pengertian Dasar "erladangan sering disebut dengan perladangan berpindah-pindah 5 shifting !ulti0ation6 atau huma 5arable farming6. "erladangan berpindah-pindah adalah suatu !ara manusia memanfaatkan lahan untuk produksi pangan 5pertanian6 yang sangat sedrhana dengan !ara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan kemudian ke tempat semula 5 ardjosoediro, $%;; dalam -ursyid, $%<<6. "erladangan berpindah-pindah adalah suatu !ara pemanfaatan sumber daya alam melalui usaha tani tanaman semusim dengan !ara sangat sederhana, yaitu berupa suatu rangkaian kegiatan tebas-tebang-bakar-tanam dan pindah ke tempat lain apabila kesuburan tanah di tempat semula sudah menurun 5Dephut. ).I., $%<:6. "erladangan berpindah-pindah mempunyai berma!am-ma!am 0ariasi. "ada dasarnya terdiri atas membuka sebidang hutan, dan menanami lahan hutan yang telah dibuka ini selama dua atau tiga tahun. Kemudian lahan itu ditinggalkan dan membuka lahan hutan baru di tempat lain, dan seterusnya. Setalah lahan dibuka, sebagian kayu digunakan untuk memagari sebidang lahan yang telah dibuka untuk melindungi dari hewan, misalnya babi hutan. Kayu yang tidak
;

<

dipakai, ranting dan daun setelah kering dibakar. "embakaran ini membebaskan mineral yang terkandung di dalam bahan organi! tumbuh-tumbuhan dan akan menjadi sumber hara tanaman. Di daerah tropis yang basah, tingkat kesuburan tanah rendah, !urah hujan yang tinggi telah men!u!i mineral dari tanah. Dalam kondisi itu mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagian besar terikat di dalam tubuh tanaman. Karena itu faktor penting yang menentukan sukses atau tidaknya pertanaman ialah baik tidaknya pembakaran dapat dilakukan 5Soemarwoto, $%%$6. Dengan semakin bertambahnya penduduk, menyempitnya luas lahan yang digunakan untuk ladang, masuknya berbagai kepentingan di wilayahwilayan perladangan dan semakin dirasakan perlunya kehidupan bermasyarakat bagi para peladang itu sendiri, maka masa bera dari lahan itu sendiri jadi semakin pendek. -asa bera yang pendek tanpa diikuti dengan penambahan unsure hara 5input6 dan teknik-teknik pengawetan tanah, akan menimbulkan kerusakan hutan karena penebangan untuk dijadikan lahan, penurunan tingkat kesuburan tanah 5degradasi6, timbulnya padang alang-alang dimana-mana, terganggunya tata air dan akibar ekologis lainnya 5Sunardi, $%<<6.

B" Agr ) restry Agroforestry adalah pemanfaatan se!ara terus menerus pada lahan yang sama suatu bentuk pengelolaan yang menggabungkan bidang kehutanan, pertanian dan atau hasil ternak menuju kenaikan produksi se!ara keseluruhan

dibandingkan dengan hasil dari bentuk pengusahaan tunggal 5 adipoernomo, $%<+6. Agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan yang permanen yang mengkombinasikan tanaman semusim 5palawija6 dengan tanaman tahunan 5pepohonan=hutan6 dengan atau tanpa peternakan 5perikanan6 baik se!ara bersama-sama atau bergiliran pada sebidang lahan yang sama dengan maksud agar diperoleh hasil yang maksimal, lestari, hasil yang beraneka ragam dengan memanfaatkan fa!tor edafis dan iklim mikro dengan stimulasi kondisi hutan, dengan manjemen praktir dan disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat. >adi agroforestry dapat diartikan sebagai teknologi pemanfaatan lahan yeng tepat sesuai denga situasi lingkungan dan kebudayaan setempat 5Sunardi, $%<<6.

$" Pendapatan &asyarakat "endapatan adalah unsur yang dapat menjamin kesejahteraan. ubungan antara pendapatan dan pengeluaran sangat menentukan tingkat kehidupan keluarga yang bersangkutan 5Sudiasna, $%<*6. "endapatan dapat dipergunakan sebagai parameter untuk mengetahui perbedaan tingkat kemakmuran dan struktur perekonomian antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. #saha penduduk untuk memperoleh pendapatan pada umumnya dapat dibagi dalam dua bentuk mata pen!aharian yaitu . a. -ata pen!aharian pokok, yaitu usaha-usaha yang dilakukan se!ara tetap dan terus menerus oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

$+

b. -ata pen!aharian sambilan, yaitu usaha-usaha yang dilakukan penduduk penduduk se!ara temporer untuk menambah pendapatan guna pemenuhan kebutuhan hidup disamping mata pen!aharian pokok. (erkurangnya pendapatn masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar hutan mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang merusak hutan atau kelestarian alam 5Kadariah, $%<$6.

D" Asas* Tujuan dan 'i)at %ehutanan ukum Kehutanan berasaskan manfaat dan lstari, kerakyatan dan keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan*. Sedangkan tujuan dari hukum Kehutanan adalah agar penyelenggaraan kehutanan dilaksanakan utuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

(erkeadilan dimaksudkan agar penyelenggaraan kehutanan dimanfaatkan untuk semua warga negara tanpa terke!uali. Sedangkan berkelanjutan dimaksudkan agar penyelenggaraan kehutanan dilaksanakan untuk kesejahteraan baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang2 . #ntuk sifat hukum kehutanan sendiri ada dua yaitu hukum memaksa 5 Dwingerendrecht 6 dan hukum pelengkap 5 aanvulendrecht 6&.

* 2

"asal * ## 7o.&$ Tahun $%%% Tentang Kehutanan Abdul akim dalam bukunya "engantar ukum Kehutanan Indonesia dalam ?ra @tonomi Daerah hal 22-2& & Ibid

$$

BAB III TIN+AUAN YU#IDI' PEN,ENDALIAN PE#LADAN,AN BE#PINDAH DI%AIT%AN DEN,AN UU P(%(% %EHUTANAN

A. K?)#SAKA7 4A7/ DIAKI(ATKA7 @8? "?)8ADA7/A7 (?)"I7DA

Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan perladangan berpindah adalah adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar dan di dalam hutan dalam tangka memenuhi kebuhtuhan untuk kelangsungan hidupnya. 7amun seiring dengan perkembangan jaman dengan diikuti peningkatan jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga lahan menjadi semakin sempit, maka usaha sema!am ini harus segera di!arikan alternatif pengganti sehingga masyarakat tidak lagi membuka dan menelantarkan lahan yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan ben!ana banjir, longsor dan ben!ana alam lainnya yang berakibat buruk bagi kehidupan manusia pada umumnya. Kendala yang selalu dihadapi oleh usaha tani lahan kering ini yaitu berupa merosotnya kesuburan tanah setelah beberapa tahun, salah satu penyebabnya adalah karena usaha tani yang dilakukan !enderung se!ara monokultur tanaman pangan. Kesuburan tanah ini biasa saja dilakukan dengan !ara membiarkan lahan bekas usaha tani tersebut dalam waktu beberapa lama, namun mengingkat peningkatan jumlah penduduk yang selalu bertambah dan

$$

$*

kawasan lahan kritis terus bertambah maka !ara sema!am ini tidak mungkin lagi terus dipertahankan. Akibat yang tampak jelas dari kegiatan perladangan berpindah ini adalah terjadinya padang alang-alang yang tersebar di daerah-daerah dimana praktek perladangan berlangsung, pemborosan sumber daya alam, sehingga tanah tidak atau kurang produktif lagi, besarnya aliran permukaan 5run off6 dan erosi akibat terbukanya 0egatasi penutup yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor, terganggunya keseimbangan ekosistem dan lain-lain. Dipihak peladang juka perladangan dilakukan berpindah-pindah tanpa adanya perubahan, mereka akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan lahan 5hutan6 yang baik untuk dijadikan ladang. Kerugian dan akibat negatif dari adanya perladangan berpindah dapat diringkas antara lain sebagai berikut 5Direktorat ))8., $%<+6 . a. 8ambatnya perkembangan sosial ekonomi peladang. b. -usnahnya plasma nuftah dan jutaan meter kubik kayu setiap tahun karena pembabatan dan pembakarab. !. -enurunnya kesuburan tanah dengan !epat. d. Tergaggunya tata air dan alam lingkungan, yaitu dengan terjadinya erosi, banjir, pendangkalan sungai=waduk, kekeringan dimusim kemarau dan lain sebagainya.

$2

(. "?7/?7DA8IA7

"?)8ADA7/A7

(?)"I7DA

DA8A-

KAITA774A

D?7/A7 "?7?/AKA7 #K#- DI I7D@7?SIA

Disinilah peran pemerintah, swasta, para peneliti=ilmuwan dan seluruh masyarakat terkait untuk men!ari alternatif terbaik dalam hal mengurangi dan menghilangkan budaya perladangan berpindah, sehingga dengan bertani menetap masayarakat mendapat peroduksi yang lebih baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan berusaha tanpa dibayangi perasaan melakukan pelanggaran hukum karena merusak lingkungan dan kelestarian sumber daya alam. (ila dibandingkan kerusakan hutan yang terjadi akibat perladangan berpindah jauh lebih ke!il dari kerusakan akibat eksploitasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang melakukan kegiatan usahanya

mengabaikan asas-asas kelestarian, namun seke!il apapun kerusakan yang terjadi akan berakibat besar bagi kehidupan seluruh umat manusia di muka bumi ini, mulai dari penebangan yang tidak diiringi dengan penanaman kembali, pembakaran lahan yang menghasilkan kabut asap dan gas A@* yang merupakan ra!un bagi manusia dan akibat-akibat buruk lainnya. Dalam ilmu Kehutanan disebutkan bahwa betapapun berhasil kegiatan penanaman, pemeliharaan, tetapi apabila hutan tersebut salah !ara

pemungutannya maka dapat dikatakan bahwa hutan tersebut tidak dapat menghasilkan uang setinggi-tingginya, artinya kesejahteraan tidak akan

$&

didapatkan apabila hutan dimanfaatkan tanpa menghiraukan asas-asas kelestarian dan peraturan perundang-undangan kehutanan yang berlaku. (anyak hal yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat yang lebih mengerti untuk mengendalikan kegiatan perladangan bepindah yang selama ini dilakukan oleh masyarakat di sekitar dan di dalam hutan, diantaranya . $. -en!ari alternatif system usaha tani sehingga peladang berpindah tersebut mau menetap, misalnya system pola tanam, pergiliran tanaman, atau penamanan jenis tanaman yang sesuai dengan iklim dan kondisi lingkungan sehingga ditemukan suatu system yang dapat meningkatkan hasil produksi se!ara berkesinambungan. *. -emberikan pembinaan bagaimana !ara pemupukan, konser0asi tanah baik se!ara biologis maupun 0egetatif, jadi tidak hanya mengandalkan 0egetasi asal sebagai pemasok Bat-Bat yang diperlukan tanaman sehingga kesuburan tanah dapat dikembalikan dan tanaman tumbuh dengan baik, produksi meningkat, pendapatanpun meningkat pula. 2. -emberikan pengertian manfaat hutan berdasarkan #ndang-#ndang "okok Kehutanan diantaranya bahwa hutan itu terdiri atas "roduksi, utan Suaka Alam dan utan 8indung, utan

utan Cisata beserta batas-batasnya,

sehingga mereka tidak terjebak dalam kegiatan pelaggaran atas batas-batas hutan tersebut yang akhirnya akan berurusan dengan aparat penegak hukum.

$'

Dengan demikian jelas bahwa apabila para peladang berpindah sudah mempunyai system usaha tani, system pergiliran tanaman ataupun system pola tanam yang sesuai dengan kondisi dan keadaan iklim lingkungan tempat usaha taninya, sudah pasti tidak akan berpindah-pindah lagi dan akan menjadi petani menetap yang mempunyai hasil produksi yang tinggi, pendapatan yang tinggi, tidak perlu lagi berurusan dengan pelanggaran-pelanggaran di areal sekitar maupun di dalam hutan yang dapat membawa mereka ke proses hukum dan kita tidak akan takut lagi dengan yang namanya ben!ana banjir dan tanah longsor. Kemudian daripada itu dengan ditemukannya bentuk usaha tani yang menetap yang sesuai dengan kondisi iklim dan keadaan lingkungannya, diharapkan agar pendapatan masayarakat di sekitar dan di dalam hutan dapat meningkat sehinggag pemenuhan kebutuhan pokok tidak lagi menjadi persoalan sehari-hari seiring dengan peningkatan produksi se!ara berkesinambungan dan system usaha tani yang digunakan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam peren!anaan ataupun usaha-usaha perbaikan dan penanggulangan masalah perladangan berpindah baik oleh pemerintah melalui instansi-instansi terkait maupun pihak swasta terutama para pengusaha " yang areal berada pada

daerah tersebut dan dari segi hukum masayarakat juga dapat terlindungi karena tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat melakukan pelanggaranpelanggaran yang akibatnya dapat berurusan dengan hukum khususnya dibidang penebangan=pembalakan liar = illegal logging.

$:

BAB IPENUTUP A" %esimpulan Dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut . a. Sistem pola tanam, pergiliran tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim kegiatan usaha tani ladang berpindah merupakan alternatif untuk mengembalikan kesuburan tanah se!ara berkesinambungan disamping pemupukan dan konser0asi tanah yang lainnya, sehingga tidak lagi mengandalkan 0egetasi asal dengan !ara membakar yang hanya dapat satu kali dilakukan. b. Kurangnya pengetahuan mengenai peraturan perundangan-undangan dibidang kehutanan mengakibatkan banyak masyarakat di sekitar dan di dalam hutan harus berurusan dengan aparat penegak hukum akibat pelangaran-pelanggaran yang dilakukan karena ketidaktahuan tentang hal tersebut. ." 'aran a. Diperlukan pembinaan dari instansi terkait dan pihak swasta se!ara bersamasama dengan para peladang berpindah untuk men!ari pola dan system usaha tani yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan agar mereka menjadi petani yang menetap. b. Diperlukan penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan kehutanan yang berlaku dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan sehingga para peladang berpindah tidak lagi ingin berpindah-pindah tetapi ingin menjadi petani menetap dengan perasaan aman dan kebutuhan terpenuhi.

$:

Anda mungkin juga menyukai