Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN

KONSERVASI SUMBEDAYA ALAM DAN EKOSISTEM

TANAM NASIONAL TESO NILO (TNTN)

OLEH

Dr. Nofrizal

Prof. Dr. Yusni Ikhwan Siregar, MSc

Prof. Dr. Sukendi, MS

Dr. Tengku Nurhidayah, MSc

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNANGAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS RIAU

2019

1
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Hutan mengalami degradasi dengan sangat cepat. Banyak orang dan organisasi sosial  yang ingin
menyelamatkan hutan, namun menyelamatkan hutan tidak akan mudah. Hal ini membutuhkan usaha
banyak pihak yang bekerja bersama dalam rangka menjaga hutan dan kehidupan alam liarnya sehingga
dapat bertahan untuk kehidupan masa depan. Keberadaan hutan memiliki fungsi dalam yang sangat
berate dalam ekosistem, sekaligus sangat menentukan kualitas lingkungan yang kita miliki. Hutan
memiliki fungsi yang sangat kompleks diantaranya menjaga kualitas air permukaan dan tanah,
memproduksi oksigen, menyerap karbon, perlindung aneka satwa bahkan hutan merupakan
sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi manusia. Aktivitas perkebunan berdampak
langsung terhadap keberadaan hutan dan satwa yang hidup didalamnya. Keberadaan perkebunan tanpa
memperhatikan dan memberi ruang untuk lahan konservasi, hal ini tentunya akan menjadi ancaman
untuk keberadaan hutan dan satwa itu sendiri. Butler (2007), mengemukaan beberapa langkah untuk
menyelamatkan hutan dan  termasuk ekosistem di seluruh dunia dengan fokus pada 4 hal yaitu:
Pendidikan masyarakat, Rehabilitasi hutan tropis, hidup dengan tidak merusak lingkungan, taman
perlindungan.
Konservasi hutan di kawasan hutan lindung bertujuan untuk melindungi kepunahan jenis-jenis
vegetasi yang terdapat di kawasan tersebut. Selain itu, juga memberikan perlindungan bagi satwa-
satwa yang hidup di daerah tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan
menghindari kepunahan spesies yang terdapat di daerah tersebut. Hutan merupakan rumah bagi banyak
spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan
ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hanya dapat
bertahan hidup di habitat asli mereka.
Hutan juga membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari
atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan
iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam
mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat
hujan dan mengatur suhu.
Hutan juga membantu menjaga peredaran air.  "peredaran air, juga dikenal dengan peredaran
hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di bawah permukaan

2
bumi." Peran hutan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses
transpirasi (dimana mereka melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis ). Uap air ini
mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali ke hutan hujan. Di Amazon, 50 - 80%
dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air. Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke
atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, bahkan terkadang
hingga menyebabkan kekeringan.
Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan membantu menahan tanah. Saat pepohonan
ditebangi, tidak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan
cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi.
Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan
menderita karena air menjadi keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan
terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya jumlah tanah di air. Sedangkan para petani
akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman.
Hutan penting bagi ekosistem global. Peran hutan adalah sebagai 1) Menyediakan rumah bagi banyak
tumbuhan dan hewan; 2) Membantu menstabilkan iklim dunia; 3) Melindungi dari banjir, kekeringan,
dan erosi; 4) Adalah sumber dari obat - obatan dan makanan; 5) Menyokong kehidupan manusia suku
pedalaman; dan 6) Adalah tempat menarik untuk dikunjungi sebagai salah satu objek wisata.
Taman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Riau,
Indonesia. Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar 38.576
hektare. Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Hingga kini di sekelilingnya masih
terdapat kawasan HPH. Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis
burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap
hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang
menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
Oleh karena itu, berdasarkan ulasan di atas mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca
Sarjana, Universitas Riau mengagap penting untuk melakukan praktikum mengenai konservasi hutan
yang terdapat di Taman Nasional Teso Nilo.

3
I.2. Tujuan pratikum
Berdasarkan ulasan di atas maka praktikum ini bertujuan sebagai berikut;
1. Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik hutan hujan sebagai daerah konservasi
Taman Nasional Teso Nilo.
2. Mengeidentifikasi jenis vegetasi yang dapat di hutan konservasi Taman Nasional Teso
Nilo.
3. Mengidentifikasi tutupan lahan oleh vegetasi di Taman Nasional Teso Nilo.
4. Mengetahui teknik perlindungan (konservasi) yang dilakukan oleh pengelolah Taman
Nasional Teso Nilo.

I.3. Manfaat praktikum


Jika tujuan praktikum di atas dapat dicapai diharapkan kegiatan praktikum ini akan bermanfaat
sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang pengelolaan konservasi
ekosistem hujan tropis, khususnya hutan di daerah kawasan Taman Nasional Teso Nilo.

4
II. METODE PRAKTIKUM

II.1. Tempat dan waktu praktikum

Lokasi pelaksanaan praktikum konservasi sumberdaya alam dan ekosistem bertempat di Taman
Nasional Teso Nilo, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sedangkan waktu
praktikum akan dilaksanakan tanggal 15 Desember 2017.

II.2. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum ini ialah panduan praktikum
sebagai acuan pengumpulan data yang akan diambil di lokasi praktikum dan kantong plastik yang
digunakan untuk pengumpulan sampel. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam praktikum ini ialah:
 Global Positioning System (GPS) digunakan untuk penentuan lokasi pengambilan sampling dan
transit.
 Skywatch digunakan untuk pengumpulan data kecepatan angin, ketinggian dari permukaan laut,
kelembapan udara dan suhu .
 Tali plastic, digunakan untuk penetuan luasan lokasi sampel transet dan mengukur lingkar
batang
 Meteran gulung digunakan untuk mengukur luas area transet dan lingkar batang vegetasi yang
diamati.
 Binokular. Digunakan untuk mengidentifikasi objek di lokasi yang jauh.
 Lup, digunakan untuk mengidentifikasi objek sampel berukuran kecil
 Soil tester, digunakan untuk mengukur kelembapan dan pH tanah dasar hutan lokasi transet.
 Digital camera, digunakan untuk mendokumentasikan objeck yang diamati.
 Seperangkat alat tulis, yang digunakan untuk mencatat hasil observasi
 Komputer, yang digunakan untuk menganalisis data dan penulisan laporan.

II.3. Metode praktikum


Metode yang digunakan dalam praktikum ini ialah metode survei. Survei dilakukan untuk
melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang di teliti di lokasi praktikum. Sedangkan

5
seluruh sampel yang di dapat akan diamati secara langsung untuk mengidentifikasi jenis masing-masing
vegetasi dan satwa yang terdapat di lokasi pengamatan.

II.3.1. Transek kuadran vegetasi habitat dan fauna lain yang hidup di kawasan Suaka Marga Satwa
Taman Nasional Teso Nilo

Penentuan lokasi transek dilakukan secara acak di beberapa titik. Masing-masing kelompok di
wajibkan melakukan transet satu lokasi dan kemudian masing-masing data yang diperoleh di sharing
dengan kelompok lain untuk pembuatan laporan. Langkah-langkah pembuatan transet dilakukan
sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi secara random (acak) yang akan di transek.
2. Rentangkan tali plastik dengan ukuran 10 x 10 meter (sebagai area transek).
3. Identifikasi jenis tumbuhan serta fauna yang terdapat dalam cakupan areal transet tersebut.
4. Tabulasikan seluruh data pengamatan ke dalam table 1 dan 2)
5. Kemudian dokumentasikan setiap jenis tumbuhan dan hewan dengan menggunakan kamera
atau bantuan lup jika ukurannya kecil.
6. Kemudian ukur lingkar batang setiap vegetasi yang terdapat di area transek tersebut
7. Catat data dan tabulasikan ke dalam table (lihat Tabel 1)
8. Ukur kelembapan dan pH tanah dengan menggunakan soil tester
Untuk lebih jelasnya ilustrasi untuk melakukan transek kuadran dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah
ini:

6
Tabel 1. Daftar jenis vegetasi yang ditemui dalam transet kuadran di daerah konservasi Suaka Marga
Satwa Taman Nasional Teso Nilo

Nama Kode foto dokumentasi


No. Nama local internasiona Nama latin Daun Buan/bunga Batang
l

II.3.2. Struktur organisasi pengelolaan hutan konservasi di Taman Nasional Teso Nilo
Struktur organisasi sangat penting diketahui dalam unit pengelolaan hutan konservasi yang
terdapat dalam suatu lembaga yang berwenang dalam pengelolaan hutan konservasi. Struktur
organisasi dapat mengambarkan pembagian tanggung jawab dan kerja yang berhubungan dengan
pelaksaan dan keberadaan unit konservasi di Taman Nasional Teso Nilo. Secara tersirat penataan
struktur organisasi yang tergambar dari garis komando dan koordinasi akan tergambar bagaimana

7
status unit konservasi di Taman Nasional Teso Nilo. Langkah pengambailan data tentang struktur
organisasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Foto atau gambar struktur organisasi devisi konservasi di Taman Nasional Teso Nilo.
2. Lakukan wawancara untuk pengambilan data fungsi setiap pembagian lini (Gambar 2).
3. Lakukan interview terhadap tanggung jawab setiap pembagian lini.
4. Lakukan interview tugas-tugas pokok pada setiap lini.

Gambar 2. Kolom tempat gambar struktur organisasi devisi di Taman Nasional Teso Nilo

II.3.3. Identifikasi jenis tanaman di hutan konservasi Taman Nasional Teso Nilo

Di dalam konservasi jenis tanaman dan satwa yang dilindungi sangat penting diketahui.
Informasi tentang jenis tanaman dan satwa yang terdapat di daerah konservasi tersebut sangat
penting dalam menentukan pelaksaan program penghijauan (reboisasi) dan program konservasi
lainnya yang harus dilakukan oleh unit yang bertanggung jawab terhadap kegiatan program ini.
Langkah-langkah yang perlu dalam kegiatan mengidentifikasi dan mengiventarisasi jenis vegetasi
dan satwa yang terdapat di kawasan Taman Nasional Teso Nilo:
1. Lakukan wawancara dengan petugas konservasi Hutan Lindung tanaman rakyat untuk
mengetahui jenis tanaman yang sangat dilindungi dan menjadi prioritas konservasi.
2. Kumpulkan buah, daun dan lain sebagainya kemudian dokumentasikan.
3. Lalu ditabulasikan ke dalam Table 3.

8
Tabel 1. Daftar jenis vegetasi prioritas dilindungi yang ditemui di Taman Nasional Teso Nilo

Kode foto dokumentasi Keterangan


Nama Nama Nama
No. Daun Buan/bunga Batang (Alasan kenapa
local internasional latin
menjadi prioritas)

II.3.4. Observasi jenis satwa yang terdapat di Taman Nasional Teso Nilo

Pohon atau vegetasi di hutan tidak hanya menyediakan sumber makanan kepada satwa yang
tinggal atau hidup di dalamnya. Selain itu pohon atau vegetasi juga digunakan oleh satwa di hutan
tempat permain dan tinggal atau sebagai sarang. Oleh karena itu, dalam kegiatan konservasi satwa
liar selain menyediakan tumbuhan bahan makanan mereka kita juga harus dapat menyediakan
tumbuhan lainnya untuk mendukung kehidupan mereka untuk dapat tinggal, berkembang biak dan
lain sebagainya. Indentifikasi jenis satwa yang hidup di hutan juga merupakan hal penting untuk
melihat keseimbangan ekosistem yang terdapat di hutan hutan lindung tersebut. Kelimpahan jenis
satwa di hutan hutan lindung dapat mengambarkan pencapaian fungsi kawasan konservasi yang
telah dilaksanakan oleh Hutan Lindung Hutan tanaman rakyat. Kelimpahan jenis satwa yang rendah
menandakan konservasi yang dilakukan belumlah berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya
kelimpahan jenis satwa yang tinggi ini merupakan pertanda konservasi hutan di Taman Nasional
Teso Nilo sudah berjalan dengan baik. Kondisi ini diseduaikan dengan karateristik biota yang
terdapat di daerah tropis, yang mana kelimpahan keragaman spesies cukup tinggi sedangkan
kelimpahan individu relative rendah. Langkah-langkah dalam observasi atau pengamatan
kelimpahan jenis satwa dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Lakukan interview dengan pengelolah dan tanyakan hal:
 Jenis satwa yang terdapat di kawasan hutan lindung dulunya

9
 Jenis satwa yang terdapat di kawasan hutan lindung saat ini.
 Jenis satwa yang mudah untuk dijumpai di kawasaan hutan lindung
 Jenis satwa yang sulit untuk di jumpai
 Karakteristik khusus lokasi masing jenis satwa yang terdapat di hutan lindung Hutan
Lindung Hutan tanaman rakyat.
2. Tabulasikan ke dalam table 4 seluruh hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelolah
hutan lindung Hutan Lindung Hutan tanaman rakyat.

Tabel 4. Daftar jenis satwa dilindungi yang ditemui di daerah Taman Nasional Teso Nilo.

Nama Nama Nama Kode foto dokumentasi


No. Keterangan
local internasional latin Satwa Sarang Telur

10
II.3.5. Teknik konservasi yang dilakukan oleh pengelolah Taman Nasional Teso Nilo

Di dalam pengelolaan daerah konservasi hutan tentunya memiliki teknik dan metode
tertentu yang dilkukan oleh Hutan Lindung tanaman rakyat. Teknik dan metode tersebut tentunya
merupakan kiat-kiat bertujuan untuk dapat mencapai tujuan dan manfaat kegiatan konservasi
tersebut. Adapun hal yang perlu kita ketahui dan tanyakan ialah sebagai berikut:
 Dasar pemikiran konservasi dilakukan.
 Dasar penetuan lokasi kawasan konservasi.
 Dasar penetuan luas lokasi kawasan konservasi.
 Jenis vegetasi prioritas yang dilindungi dan di reboisasi di kawasan Hutan Lindung Hutan
tanaman rakyat Jenis satwa prioritas yang dilindungi dan ditangkarkan (jika ada) di
kawasan Hutan Lindung tanaman rakyat.
 Kegiatan-kegiatan konservasi yang dilakukan oleh Hutan Lindung tanaman rakyat.
II.4. Analisis data

Analisis data untuk transek kuadrat meliputi kerapatan vegetasi dan keanekaragaman vegetasi
serta jenis satwa yang terdapat di kawasan hutan lindung di Taman Nasional Teso Nilo. Sedangkan data
identifikasi jenis vegetasi dan satwa di lokasi praktikum, Identifikasi jenis vegetasi dan satwa di
dokumentasikan dan ditabulasikan ke dalam table lalu dideskripsikan. Selanjutnya dilihat hubungan
timbal balik antara keberadaan kondisi vegetasi dan kelimpahan jenis satwa yang terdapat di kawasan
Taman Nasional Teso Nilo.

11
12

Anda mungkin juga menyukai