PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
program mata kuliah ini adalah salah satu syarat yang harus diambil oleh
kehutanan
sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari. KPH merupakan suatu sistem yang dapat lebih menjamin terwujudnya
kelestarian fungsi dan manfaat hutan baik dari aspek ekonomi, ekologi maupun
satu KPH yang mengelola serangkaian tujuan yang ditetapkan secara eksplisit
sesuai dengan rencana pengelolaan hutan jangka panjang maupun jangka pendek.
perlindungan hutan dan koservasi alam. Selain tata kelola yang baik hal yang
1
Studi sosial budaya merupakan kegiatan yang sangat penting untuk di
maupun diluar kawasan hutan di KPH Yogyakarta. Hasil studi sosial budaya dapat
masyarakat yang di lakukan di tegakan jati dan juga hubungan masyarakat dengan
2
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
hutan
ketrampilan mahasiswa
B. Tujuan Khusus
Gunung Kidul
3
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
formal
Kidul.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seluas 15.724,50 Ha yang terdiri dari Hutan Produksi seluas 13.411,70 Ha, Hutan
Lindung seluas 2.312,80 Ha. Wilayah hutan KPH Yogyakarta dibagi kedalam tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Kulan Progo seluas 856 Ha, Kabupaten Bantul seluas
5
1100’5’-1100’48 BT. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki batas wilayah
(Anonim, 2012)
oleh Balai KPH Yogyakarta sagat beragam yaitu Jati, Kayu Putih, Mahoni,
Murbei dan hutan tanaman campuran. Adapun secara lengkap tutupan vegetasi di
wilayah hutan KPH Yogyakarta (Sukmono, 2014) dapat di lihat pada tabel 2.1
berikut
1. Jati 6.812,84 45
9. Gamelina 1 0,01
6
11. Sonokeling 158,75 0,975
Secara garis besar jenis tanaman yang ada di Daerah Istimewa Yogyaarta
atas tanah Latosol sedangkan BDH Panggang seluas 2.232,70 Ha tumbuh di atas
tanah Mediteran. Untuk Playen sebagian berada pada tanah Mediteran seluas
3.586,92 Ha dan sebagian kecil di tanah Latosol seluas 688,68 Ha. BDH
Karangmojol cukup bervariasi tumbuh pada jenis tanah Mediteran dengan luas
3.353,83 Ha, sedangkan sebagian kecil tumbuh di berbagai jenis tanah dengan
di tana Lutosol, dan 6,39 Ha tumbuh pada tanah Renzina (Anonim, 2012)
oleh hembusan muson barat dan muson timur mengakibatkan musim penghujan
dan musim kemarau yang selisi berganti sepanjang tahun. Kelembaban udara
berkisar antara 65-95%. Pada musim penghujan curah hujan bulan maksimum
dapat mencapai kurang dari 400 mm. Pada musim kemarau curah hujan bulanan
maksimum 100 mm. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.500 hingga 3500 mm.
7
B.Gambaran Umum BDH Playen
hutan yaitu Bagian Daerah Hutan (BDH) dan Resort Pengelolaan Hutan (RPH).
BDH (Bagian Daerah Hutan) adalah suatu kesatuan pengelolaan hutan di wilyah
yang terdiri dari beberapa RPH (Resort Pengelolaan Hutan) sebagai suatu sistem
yang terstruktur. BDH di kepalai oleh seorang Sinder dan RPH di kepalai oleh
seorang Mantri. Tugas dari kepala BDH atau Sinder adalah sebagai kordinator
dengan adanya penggunaan fungsi atau alih fungsi Kawasan hutan menyebabkan
penataan wilayah dalam suatu BDH dan RPH ini perlu di sempurnakan kembali.
Sejak di bentuknya Balai KPH Yogyakarta pada tahun 2008, pada tahu 2010 Balai
kerja Bagian Daerah Hutan (BDH) dan Resort Pengelolaan Hutan (RPH)
16.358,60 Ha di bagi dalam 5 (lima) wilayah Bagian Daerah Hutan (BDH) dan 25
wilayah Resort Pengelolaan Hutan (RPH). Luas wilayah kerja BDH Playen adalah
seluas 3.641,5 Ha yang terbagi dalam 5 RPH dan 1 hutan penddikan wanagama
8
yang pengelolaannya di serahkan pada Universitas Gajah Mada (UGM), Wilayah
BDH Playen (Anonim, 2012) di sajikan pada tabel 2.2. sebagai berikut :
TOTAL 3.641,5 Ha
Sosial berasal dari kata ”socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir,
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan secara bersama-sama. Sosial dalam arti
sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok
orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai Sosial, dan
atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam berhubungan
secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya
sudah tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang
9
Sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam
kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, sistem sosial budaya yaitu merupakan
keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang saling
berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama-sama satu
sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam
Sosial budaya merupakan segala hal yang dicipta oleh manusia dengan
pemikiran dan budi nuraninya untuk dan atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Atau lebih singkatnya manusia membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya
yang sejak semula meliputi dimensi-dimensi sosial dan budaya, yang kemudian
sistem paduan dari sistem sosial dan sistem budaya sehingga menjadi suatu sistem
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG
Kepek, Provinsi Jawa Tengah. Di laksanakan pada tanggal 26 Juni sampai tanggal
26 Juli 2019.
Alat yang digunakan dalam kegiatan magang yaitu alat tulis menulis, alat
1. Wawancara
2. Dokumentasi
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Cakupan wilayah BDH Playen yang cukup
hutan sebanyak 5.660 KK baik dalam pengelolaan hutan negara maupun dalam
pemungutan hasil daun kayu putih. Jumlah ini melebihi dari jumlah penduduk
miskin sekitar hutan BDH Playen yaitu hanya 2.595 KK. Hal ini menunjukkan
bahwa akses pengelolaan hutan ternyata tidak hanya menampung bagi masyarakat
miskin tetapi masyarakat yang tergolong mampu pun juga ikut serta dalam
kegiatan pengeloaan hutan. Karakteristik ini sangat menarik, dan berkaitan dengan
BDH Playen 920 KK yang datang dari Kecamatan Paliyan sebanyak 327 KK
dan dari Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul sebanyak 593 orang (khususnya
12
B. Karakter Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Hutan di BDH Playen,
KPH Yogyakarta
pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran dan tercapainya target kinerja
tanaman jati. Penggunaan kayu jati untuk bangunan rumah dan sarana
Dalam pemungutan hasil hutan non kayu, pemanfaatan lahan dalam bentuk
13
pesanggem. Pasanggem merupakan istilah yang digunakan dalam pemanfaatan
sekitar kawasan hutan negara dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
sumber daya alam yang ada membuat mau tidak mau mereka memanfaatkan
kebutuhan hidup mereka. Beberapa manfaat hutan bagi masyarakat yaitu sebagai
sumber rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar sebagai bahan pembuatan
arang yang dijual di wilayah mereka. Sebagai bahan pembuatan arang adalah
tanaman kayu-kayuan berusia pendek seperti akasia, yang mereka ambil dari
kawasan hutan dan tanaman yang sakit. Rumput yang diambil dari hutan
pendapatan masyarakat.
sebagai lahan pertanian dengan sistem tumpang sari. Tumpang sari banyak
membantu para petani untuk menambah pendapatan terutama bagi petani yang
tidak memiliki lahan atau petani yang lahan pertaniannya sempit. Pemanfaatan
lahan hutan untuk tumpang sari yang memadukan penanaman palawija atau
untuk konservasi tanah dan air di kawasan hutan. Masyarakat sekitar hutan telah
14
memahami bagaimana mengurangi erosi lahan hutan garapannya dengan
untuk turut serta dalam pelestarian hutan dan dapat memberikan banyak peluang
bagi petani untuk meningkatkan pendapatan dari hasil pertaniannya sekaligus juga
ikut menikmati hasil panen tanaman keras dari hutan negara sesuai kesepakatan
yang berlaku. Ada beberapa trik PHBM yang diterapkan dalam pengelolaan
kawasan hutan Balai KPH Yogyakarta, antara lain yaitu pengembangan kegiatan
dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya menjaga kawasan hutan, khususnya
masyarakat dan hutan memiliki hubungan yang saling erat dan dapat saling
masyarakat desa sebagai pelaku utama, mitra kerja, dan sebagai pihak yang harus
15
Hutan Kemasyarakatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan
hasil hutan kayu dan memanfaatkan ruang tumbuh dengan melakukan penanaman
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kegiatan pessagem.
B. SARAN
Kepada masyarakat sekitar hutan di Resort pengelolaan Hutan (RPH)
Kepek untuk lebih memperhatikan hutan dan mengelolanya tetap lestari
17
DAFTAR PUSTAKA
Archer, margaret S. 2004. Culture and agency: The Place Of Culture In Social
Ttheory, Revised Edition. New York and Cambridge: Cambridge University
press.
18