I. Pendahuluan
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki peranan besar terhadap
pembangunan nasional dengan keanekaragaman flora dan fauna yang dapat memberikan
manfaat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam aspek ekonomi, sosial, dan
ekologi. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat semakin
meningkat, menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sumberdaya hutan.
Pengelolaan sumberdaya daya hutan dilakukan oleh masyarakat tidak hanya dilihat dari segi
finansial akan tetapi dilakukan pengelolaan sumberdaya hutan dengan tetap menjaga
ekosistemnya. Salah satu upaya untuk menunjang keseimbangan ekosistem alam dan
kebutuhan ekonomi dilakukan pembangunan hutan rakyat.
Potensi hutan rakyat di Indonesia mencakup populasi jumlah pohon, volume pohon
dan luas lahan hutan. Berdasarkan data yang dihimpun dari dinas yang menangani kehutanan
tingkat kabupaten diseluruh Indonesia luas hutan rakyat pada Tahun 2005 sebesar
1.568.514,64 ha (Elmira, 2009). Menurut Kasyanto dalam Media Web Com (1013)
menyatakan bahwa potensi hutan jati rakyat yang ada di Kabupaten Muna pada Tahun 2009
mencapai luasan lebih dari 700 hektar dari 25 desa dengan rata-rata kepemilikan hutan jati
oleh petani masing-masing 1 hektar per kepala keluarga.
Desa Kafoofoo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kontukowuna
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara yang mengembangkan hutan rakyat, dimana
tanamannya berupa tanaman jati. Tegakan jati yang ada pada hutan rakyat ini, berupa hutan
monokultur atau hutan yang tegakannya sejenis yang ditanam pada areal bekas lahan
pertanian milik masyarakat setempat. Hutan jati rakyat yang ada di Desa Kafoofoo jumlahnya
cukup banyak yang dimiliki oleh masyarakat dengan umur tanaman yang beragam. Tegakan
jati yang ada pada hutan rakyat ini, dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk dijual sebagai
sumber pendapatan dan bahan pembuatan bangunan.
Keberadaan hutan jati rakyat yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kafoofoo,
menggambarkan bahwa masyarakat mengetahui akan nilai dari kayu jati yang akan
dihasilkan. Tegakan jati yang dimiliki oleh masyarakat merupakan potensi yang harus digali
informasinya untuk diketahui berapa besar potensi tegakan jati yang ada di Desa Kafoofoo
Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.Berdasarkan kondisi tersebut maka sangat perlu
dilakukan penelitian inventarisasi potensi tegakan jati pada hutan rakyat di Desa Kafoofoo
Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.
II. Rumusan Masalah
Keberadaan hutan jati yang ada di Kabupaten Muna semakin hari semakin berkurang
dimana terjadi akibat dari kegiatan perambahan dan illegal loging. Kerusakan ini terjadi pada
hutan negara. Adanya kekhawatiran masyarakat akan punahnya tanaman jati yang ada di
Kabupaten Muna sehingga masyarakat melakukan inisiatif untuk melakukan penanaman
tanaman jati di lahannya masing-masing. Salah satu desa yang sebahagian besar
masyarakatnya melakukan penanaman tanaman jati adalah Desa Kafoofoo Kecamatan
Kontukowuna Kabupaten Muna, yang ditanam pada lahan bekas pertanian dalam bentuk
monokultur. Sehingga dalam penelitian ini mengankat masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan hutan jati rakyat yang ada di Desa Kafoofoo Kecamatan
Kontukowuna Kabupaten Muna?
2. Bagaimana potensi terkait dengan volume tegakan taman jati pada hutan rakyat yang ada
di Desa Kafoofoo Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna?
III. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pengelolaan hutan jati pada hutan rakyat di Desa Kafoofoo
Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.
2. Untuk mengetahui potensi tegakan berupa taksiran volume tanaman jati pada hutan rakyat
di Desa Kafoofoo Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.
IV. Metode Penelitian
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Rencana penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun 2017 di Desa Kafoofoo
Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna.
4.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah meteran rol, pita meter, kamera,
parang,alat tulis menulis, gps, haga meter.
bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu, tallysheet pengukuran, patok, tali
rafia, kuisioner penelitian, peta lokasi penelitian.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan individu-individu tertentu. Populasi dan sampel penelitian
ini yaitu:
1. Populasi responden yaitu seluruh masyakat yang memiliki lahan hutan jati rakyat yang ada
di Desa Kafoofoo Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna dengan jumlah 31 KK
(Kepala Keluarga), sedangkan sampel responden pada penelitian ini yaitu sebagian kepala
keluarga yang memiliki hutan jati rakyat yang ada di Desa Kafoofoo Kecamatan
Kontukowuna Kabupaten Muna. Sampel responden diambil untuk memperoleh data
tentang pengelolaan hutan jati rakyat.
2. Populasi pohon yaitu seluruh tegakan tanaman jati yang terdapat pada hutan jati rakyat
yang ada di Desa Kafoofoo Kecamatan Kontukowuna Kabupaten Muna. Sampel pohon
dalam penelitian ini yaitu pohon jati yang terdapat pada setiap petak ukur pada lahan milik
masyarakat dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tingkat tiang yaitu dengan diameter batang antara 10 19 cm
b. Tingkat pohon dengan diameter diatas 20 cm.
sampel pohon diambil untuk memperoleh data tentang potensi tegakan yang ada di
Desa Kafoofoo Kecamatan Kontukowuna.
Pengambilan sampel dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Pengukuran potensi tegakan dilakukan dengan menggunakan random sampling. Random
sampling atau metode acak yaitu sampling dimana semua anggota populasi diberi
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai contoh. Intesitas sampling yang
dipergunakan pada penelitian ini sebesar 5% dari seluruh petak contoh. Intesitas sampling
merupakan perbandingan antara ukuran contoh dan ukuran populasi.
2. Untuk informasi pengelolaan hutan jati rakyat pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu sampling yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan subjektivitas dari pelaksanaannya (Daud, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Daud, M., 2009. Inventarisasi Hutan. Modul Pembelajaran UNHAS. Makassar.
Elmira, 2009. Identifikasi dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kecamatan Biru-Biru.
http://www.Plantamor.com. Diakses bulan agustus 2013.
Kosasih, A.S., 2006. Silvikultur Hutan Tanaman Campuran. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Bogor. Indonesia.
Maleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Media
Web
Com,
2012.
Mengembalikan
Identitas
Muna
Sebagai
Jati.http://www.antaranews.com/print/146950. Diakses tanggal 8 juli 2013.
Pulau
Mukhtar, 3013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. GP Press Group. Jakarta
Selatan.