Anda di halaman 1dari 4

ACARA V

BILANGAN BENTUK, T/D RASIO

I. TUJUAN

Menghitung bilangan bentuk pohon, membuat profil batang, dan T/D


rasio.

II. DASAR TEORI

Inventarisasi hutan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam


pengelolaan hutan, karena hasil yang diperoleh akan digunakan menjadi
dasar untuk penyusunan rencana pengelolaan.pengumpulan informasi
mengenai potensi hutan dan atau tegakan lazimnya berhubungan dengan
pengukuran volume pohon (Sadono Ronggo, dkk., 2009).

Volume pohon yang berhasil diketahui adalah berupa volume pohon


setelah menjadi kayu log, yang nantinya akan digunakan pada penentuan
bilangan bentuk. Pada umumnya setiao pohon mempunyai bentuk batang
yang berbeda-beda. Bentuk batang berkaitan erat dengan perubahan
diameter dan tinggi pengukuran. Oleh karena perbedaan diameter pada
berbagai macam ketinggian, maka secara umum ada tiga cara pendekatan
bentuk batang. Pertama adalah pada pangkal yang bentuknya neloid.
Segmen bagian tengan cenderung berbentuk parabolid. Dan yang bagian
ujung berbentuk kerucut atau konoid (Jayusman, 2018).

Perbedaan bentuk batang karena volume batang yang juga berbeda,


penyusunnya yang tidak homogen, perbedaan diameter dan tinggi. Variasi
antar pohon tersebut terjadi dikarenakan perbedaan variasi geografis, variasi
local, variasi antar pohon pada suatu tempat tumbuh dan variasi di dalam
pohon atau tegakan itu sendiri (Soerianegara, I, dan A. Indrawan, 2002).

Faktor lingkungan selalu berbeda antara tempat tumbuh yang satu


dengan yang lainnya. Antara variasi lingkungan dan variasi genetic tidak
dapat ditarik garis perbedaan yang jelas karena keduanya saling
mempengaruhi. Meskipun demikian, variasi tersebut dapat diubah melalui
tindakan silvikultur dan perbedaan susunan genetic yaitu dengan seleksi
(Juanda, dkk., 2017).
Perubahan karakteristik pohon dapat mempengaruhi angka bentuk yang
digunakan, sehingga perlu dilakukan pengukuran untuk jenis pohon berbeda
agar memperoleh angka bentuk yang sesuai (Puspitasari, 2015).

III. ALAT DAN BAHAN

a. Data pohon
b. Kalkulator
c. Alat tulis
d. Millimeterblok

IV. CARA KERJA

• Menghitung volume pohon total dengan formula Smalian.


• Menghitung volume pohon per seksinya
1 • Menghitung volume pohon total dari penjumlahan seluruh
volume per seksi
• Menghitung volume silinder
• Mencari nilai bilangan bentuk (f) dengan membandingkan
2 nilai volume pohon dengan volume silinder
• menggambar kurva bilangan bentuk dengan memasukkan
umur pohon sebagai axis dan bilangan bentuk sebagai orbit

• Menghitung nilai T/D rasio dengan membandingkan panjang


sebagai axis dan rerata diameter sebagai orbit
3 • Menggambar kurva T/D rasio dengan memasukkan umur
sebagai axis dan T/D rasio sebagai ordinat
• Membandingkan kurva bilangan bentuk dengan kurva T/D
rasio
ACARA VI

PENGUKURAN PROFIL BATANG

I. TUJUAN

Membuat kurva profil batang

II. DASAR TEORI

Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat


mengetahui atau menduga potensi suatu hutan tegakan ataupun suatu
komunitas tertentu (Firdaus, 2010).

Pengukuran tinggi pohon biasanya lebih sulit sehingga dapat memakan


waktu yang lama dan memerlukan biaya mahal sedangkan pengukuran
diameter sebaliknya. Jika tersedia data tinggi dan diameter pohon maka
dapat dirumuskan model hubungan tinggi-diameter dimana tinggi
merupakan fungsi dari diameter. Berdasarkan pendugaan hubungan tinggi-
diameter tersebut dapat diperkirakan besar tinggi pohon hanya dengan
melakukan pengukuran terhadap diameter (Firdaus, 2010).

Dalam kegiatan pengelolaan hutan, data tinggi pohon dan diameter


dibutuhkan untuk penentuan volume pohon dan tegakan serta penentuan
kualitas tempat tumbuh. Selain itu, akan berpengaruh pada bentuk atau
profil suatu batang pohon. Bentuk batang berkaitan erat dengan perubahan
diameter batang karena perubahan tinggi pengukuran. Oleh karena itu,
pembaharuan model-model volume perlu dilakukan terhadap suatu jenis
tegakan untuk mengetahui potensi tegakan yang dikelola (Soerianegara, I,
dan A. Indrawan, 2002).

Taper curve adalah tingkat perubahan ukuran diameter batang mulai dari
pangkal batang hingga tinggi atang atau panjang batang. Dengan kata lain
dapat diartikan sebagai profil batang atau disebut juga dengan lengkung
bentuk batang karena menggambarkan permukaan batang dari pangkal
hingga ujungnya. Jika profil batang dapat digambarkan dengan akurat maka
volume pada berbagai limit diameter atau segmen dapat dihitung, kemudian
volume tiap segmen dijumlahkan untuk mendapatkan volume porsi batang
yang diinginkan. Penaksiran volume batang yang lebih baik dapat diperoleh
namun dengan integrase matematis dari persamaan taper (Sadono Ronggo,
dkk., 2009).

Pengembangan model lengkung bentuk terus dilakukan antara lain


demngan penerapan model polynomial yang kompleks atau memanfaatkan
karakteristik tegakan. Pengembangan model yang dimaksud adalah model
lengkung bentuk absolut maupun relative untuk menaksir diameter batang
yang bergantung pada diameter setinggi dada (Askar, 2007).

III. ALAT DAN BAHAN

a. Data pohon
b. Kalkulator
c. Alat tulis
d. Millimeterblok

IV. CARA KERJA

• Menyiapkan data pohon


1
• Menggambar profil batang dengan diameter
pohon sebagai axis dan tinggi pohon sebagai
2 ordinat

• Menggambarkan kurva
3

Anda mungkin juga menyukai