ACARA V
TEKNIK SAMPLING DAN RANCANGAN PETAK UKUR
Oleh :
I. TUJUAN
1. Mampu membuat rancangan teknik sampling pada unit populasi berupa
petak.
2. Mampu mengenal tanda-tanda atau legenda yang terdapat pada peta
perusahaan hutan yang berkaitan dengan inventarisasi hutan
a. Alat :
1. Tabel random dan kalkulator ilmiah atau Ms. Excel
2. Kertas kalkir
3. Milimeter blok
4. Penggaris
5. Pensil dan penghapus
b. Bahan:
1. Peta kawasan hutan dengan skala 1 : 10.000
2. Kertas kalkir
3. Kertas milimeter blok
Membuat petak
Membuat petak ukur ukur dan sampling
Membuat petak
menggunakan menggunakan
ukur menggunakan
metode Uniform metode CSS
metode Line Plot
(Continous Strip
Systematic Sampling Sampling (LPS)
Sampling)
(USS)
DESKRIPSI
Cara kerja pada praktikum ini dimulai dengan memperhatikan penjelasan dosen
dan Co. Ass mengenai materi maupun petunjuk teknis praktikum acara 5 tentang
tahapan pembuatan petak ukur dengan beberapa metode sampling. Setelah itu,
gambar petak kawasan hutan dengan petak nomor 49, 50, 51, dan 55 dengan
menggunakan kertas kalkir. Hasil gambar kemudian dipotong dan ditempel pada
kertas milimeter blok. Selanjutnya, gambar sumbu koordinat untuk mengetahui
nilai X maksimum (X max) dan Y maksimum (Y max). Nilai X max dan Y max
akan digunakan untuk perhitungan pembuatan petak ukur menggunakan empat
metode. 4 metode teknik sampling, yaitu CSS, LPS,USS, dan SRS. Keempat metode
tersebut membutuhkan titik pertama, dimana untuk mendapatkan titik pertama
diperlukan bilangan random. Bilangan random dapat dicari dengan bantuan
Microsoft Excel dengan rumus = Rand (). Rumus yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
1. Metode Continous Strip Sampling
𝐿𝐵
JAJ = 𝐼𝑆 𝑋 100%
𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Lebar jalur = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝐿𝑃𝑈
r=√ 𝜋
𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Jari-jari petak ukur di peta = r peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Jari-jari petak ukur di peta = r peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 10%
▪ Lebar jalur (LB) = 20 meter
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 12
▪ Y max = 7,3
Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 5,9 x 0,717 = 4,2
Y = Y max x bil. Random
= 8,5 x 0,204 = 1,7
▪ Jarak antar jalur sebenarnya dilapangan (JAJ)
𝐿𝐵
JAJ = 𝐼𝑆
𝑋 100%
20
= 10% 𝑋 100%
= 200 meter
▪ Jarak antar jalur di peta (JAJ)
𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
200 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= 10.000
20.000 𝑐𝑚
= 10.000
= 2 cm
▪ Lebar jalur pada peta
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Lebar jalur = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
20 𝑚
=
10.000
2000 𝑐𝑚
= = 0,2 cm
10.000
Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 2,5%
▪ Jarak Antar Jalur (JAJ) = 100 m
▪ Luas Plot Ukur (LPU) = 0,1 Ha = 1000 𝑚2
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 6,2
▪ Y max = 8,3
Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 6,2 x 0,363 = 2,3
Y = Y max x bil. Random
= 8,3 x 0,872 = 7,2
= 400 m
▪ Jarak antar petak ukur dipeta (JAPU)
𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAPU peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
400 𝑚
= 10000
40000
= 10000 = 4 cm
Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 2,5%
▪ Luas PU (LPU) = 0,1 Ha = 1000 𝑚2
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 11,2
▪ Y max = 7
▪ Jarak antar jalur (JAJ) = Jarak antar petak ukur (JAPU)
Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 11,2 x 0,231 = 2,6
Y = Y max x bil. Random
= 7 x 0,309 = 2,2
▪ Jarak antar jalur (JAJ) / Jarak antar petak ukur di lapangan (JAPU)
𝐿𝑃𝑈 1000 𝑚2
= √ 𝑋 100% = √ 𝑋 100% = √40000 𝑚2 = 200 m
𝐼𝑆 2,5 %
▪ Jarak antar jalur (JAJ) / Jarak antar petak ukur dipeta (JAPU)
𝐽𝐴𝐽/𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 200 𝑚 20000
= 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
= 10000 = 10000 = 2 cm
Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 5%
▪ Luas PU (LPU) = 0,1 Ha
▪ Luas Kisi = 1 x 1 cm
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 19
▪ Y max = 5,7
Menghitung dengan kisi
f n %
100% 43 43
75% 8 6
50% 5 2,5
25% 2 0,5
Jumlah 45 52
▪ Cara menghitung %
∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
100% = 100
43 𝑥 100%
= = 43%
100
∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
75% =
100
8 𝑥 75%
= = 6%
100
∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
50% = 100
5 𝑥 50%
= = 2,5%
100
∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
25% = 100
2 𝑥 25%
= = 0,5%
100
= 52 x 100.000.000 𝑐𝑚2
= 52 Ha
▪ n (jumlah peta ukur yang dibuat)
𝐼𝑆% 𝑋 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 5% 𝑋 52 𝐻𝑎
n= = 0,1 𝐻𝑎 𝑥 100% = 26 = 26 Petak ukur
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑈 𝑥 100%
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara ini membahas tentang teknik sampling dan
rancangan petak ukur. Systematic sampling merupakan salah satu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara atau pola yang bersifat sistematik
yang telah ditentukan sebelumnya, dengan tujuan agar penempatan sampel yang
diambil dapat menyebar secara merata keseluruh bagian populasi. Sampel adalah
bagian dari populasi yang secara statistik dianggap representatif untuk mewakili
karakteristik populasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan sampel antara lain batasan sampel harus jelas, representatif (harus
dapat mewakili populasi atau semua unsur sampel), dapat dilacak dilapangan, tidak
ada keanggotaan sampel yang ganda (di data dua kali atau lebih), harus up to
date(terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian). Dalam
pengambilan sampel terdapat beberapa metode diantaranya adalah metode random
sederhana (simple random sampling), sistematik (systematic sampling), stratifikasi
(stratified sampling), dan sampling bertingkat (multistage sampling). Untuk
metode systemic random sampling ada 3 yaitu metode continuous strip sampling
(CSS), metode line plot sampling (LPS) dan metode uniform systematic sampling
(USS).
Pada laporan praktikum ini terdapat 4 petak dari peta kawasan hutan Getas
dengan nomer petak 133, 134, 138, dan 139. Keempat petak akan menggunakan 4
metode teknik sampling yaitu CSS, LPS, USS, dan SRS. Systematic sampling
adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan sebuah pola yang tetap
sehingga sampel yang satu kedudukannya akan sistematis atau teratur terhadap
sampel lainnya. Metode systematic sampling dibagi menjadi tiga metode yaitu
metode Continous Strip Sampling (CSS) yaitu pengambilan sampel yang dibuat
berupa jalur dengan jarak tertentu, metode Line Plot Sampling (LPS) yaitu
pengambilan sampel yang berbentuk petak ukur pada suatu garis lurus, metode
Uniform Systematic Sampling (USS) yaitu pengambilan sampel dengan petak ukur
yang tersebar secara seragam dan Metode Simple Random Sampling (SRS),
Metode ini pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Sehingga untuk setiap
individu didalam petak mendapatkan peluang yang sama untuk dapat menjadi
sampel.
Metode kedua, yaitu metode LPS. Metode ini hampir sama dengan metode
CSS. Jalur pada metode CSS menjadi garis pada metode LPS. Petak ukur akan
berada pada garis-garis tersebut yang bentuknya dapat bermacam-macam. Jarak
antar petak ukur perlu diketahui dalam metode ini supaya rancangan petak ukur
berbentuk sistematik. Pada gambar 5.2 menunjukan petak ukur yang telah dibuat.
Berdasarkan nilai X max dan Y max yaitu 6,2 dan 8,3. Kemudian dikali dengan
bilangan random 0,363 dan 0,872, maka petak ukur pertama ada di koordinat (2,3;
7,2) pada peta. Jarak antar di peta (JAJ) sejauh 1 cm dan jarak antar petak ukur
(JAPU) di peta sejauh 4 cm.
Dari keempat teknik sampling dan rancangan petak ukur yang sudah dibuat,
maka terlihat bahwa masing-masingnya memiliki ciri petak ukur tersendiri. Jika
CSS petaknya berupa jalur lurus dengan ukuran dan jarak tertentu, jika LPS dan
USS berbentuk lingkaran berjari-jari tertentu yang diatur dengan jarak berdasarkan
perhitungan. Sedangkan untuk USS juga hampir sama dengan LPS dan USS, yaitu
berbentuk petak lingkaran dengan jari-jari tertentu. Namun bedanya, di SRS ini
tidak terdapat aturan jarak, melainkan acak atau random. Walaupun demikian,
dalam SRS tidak asal saja dalam meletakkan petak ukur, tetapi dengan bantuan
bilangan random yang dikalikan dengan X max dan Y max sebanyak petak ukur
yang sudah dihitung
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengambilan sampel dalam inventarisasi hutan dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu metode continuous strip sampling (CSS), metode
linde plot sampling (LPS), metode uniform systematic sampling (USS), dan
metode simple random sampling (SRS). Pada hasil laporan terdapat 4 petak
dari peta kawasan hutan Getas dengan nomer petak 133 menggunakan
metode CSS, petak 134 menggunakan metode LPS, petak 138 menggunakan
metode USS, dan petak 139 menggunakan metode SRS. Pada metode USS
diperoleh petak ukur sebanyak 11 petak ukur sedangkan hasil penghitungan
metode SRS dengan menggunakan bilangan random diperoleh 26 petak
ukur.
2. Beberapa legenda kawasan hutan Ngandong yang ada hampir di seluruh
petak adalah nomor petak, sungai, anak petak, jalur petak, daerah tanaman
jati dan lain sebagainya. Informasi dalam legenda tersebut perlu diketahui
dalam kegiatan inventarisasi supaya pengelola hutan dapat mengetahui
kondisi wilayah yang akan dikelola.