Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN

ACARA V
TEKNIK SAMPLING DAN RANCANGAN PETAK UKUR

Oleh :

Nama : Agus Pamungkas


NIM : 20/464035/SV/18354
Kelompok :7
Co. Ass : Shanila Putri Mafifahtul

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA V
TEKNIK SAMPLING DAN RANCANGAN PETAK UKUR

I. TUJUAN
1. Mampu membuat rancangan teknik sampling pada unit populasi berupa
petak.
2. Mampu mengenal tanda-tanda atau legenda yang terdapat pada peta
perusahaan hutan yang berkaitan dengan inventarisasi hutan

II. DASAR TEORI


Dalam inventarisasi hutan dikenal beberapa istilah yang digunakan
dalam melakukan pengukuran dan penaksiran potensi suatu tegakan, yaitu
sampel, populasi, dan parameter. Sampel merupakan bagian populasi yang
secara statistik dianggap representatif untuk mewakili karakteristik atau
menggambarkan parameter populasi tersebut. Suatu sampel adalah suatu
bagian dari populasi yang diharapkan merupakan wakil populasi. Suatu sampel
terdiri atas pengamatan-pengamatan dan terdapat observasi di dalam satu
sampel (Paine P, 1992). Populasi digunakan untuk menyatakan kumpulan dari
mana contoh diambil. Sedangkan Husch (1987) mengatakan populasi
merupakan kumpulan keseluruhan anggota dan individu yang akan diteliti atau
dipelajari. Metode pengambilan sampel diklasifikasikan sebagai sampel acak
atau random sampling/ probability sampling dan sampel tidak acak/ non-
random sampling/ non-probability sampling. Sampel probabilitas adalah
standar emas dalam metodologi pengambilan sampel dan juga untuk
memastikan generalisasi hasil studi kepada populasi sasaran. Dengan sampling
probabilitas berarti setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih dalam penelitian. Sampling probabilitas selanjutnya
diklasifikasikan sebagai Simple Random Sampling, Systematic Random
Sampling, Stratified Random Sampling, Cluster Sampling, Multiphase
Sampling, dan Multistage Sampling (Acharya dkk., 2013).
Untuk inventarisasi hutan secara garis besar sistematik sampling dapat
dibagi menjadi tiga macam yaitu Continous Strip Sampling (CSS), Line Plot
Sampling (LPS), dan Uniform Systematic Sampling (USS) (Simon, 1996).
Intensitas sampling adalah suatu bilangan yang menggambarkan perbandingan
antara jumlah sampel dengan jumlah populasi seluruhnya. Besar kecilnya
intensitas sampling tergantung pada tingkat kecermatan yang diinginkan dan
heterogenitas dari populasi yang dihadapi (Madyana, 1989).
Simple Random Sampling atau biasa disingkat Random Sampling
merupakan suatu cara pengambilan sampel, dimana tiap anggota populasi
diberikan opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Jika anggota populasi terdaftar lengkap, maka teknik ini sangat mudah
digunakan. Terdapat prosedur yang sudah biasa digunakan dalam teknik
Simple Random Sampling, yaitu dengan menggunakan random numbers table.
Pengacakan juga dapat dilakukan dengan cara mengundi. Pengambilan sampel
secara acak diharapkan mampu menjadi representasi dari populasi yang
diestimasi (Arieska dan Herdiani, 2018).
Systematic Random Sampling atau pengambilan sampel acak (random
start) dan selanjutnya jalur ditempatkan secara sistematik, dimana setiap item
ke-k dipilih; k ditentukan dengan membagi jumlah item dalam kerangka
sampling dengan ukuran sampel yang diinginkan. Titik awal-awal dipilih
dengan proses acak, kemudian setiap nomor ke-k pada daftar dipilih.
Keuntungan dari sampling ini adalah memiliki penggunaan yang moderat,
biaya yang moderat, validitas internal dan eksternal yang tinggi, mudah
digambar, dan mudah diverifikasi. Kerugiannya adalah secara teknis hanya
pemilihan subjek pertama yang merupakan seleksi probabilitas karena untuk
seleksi selanjutnya akan ada subjek yang tidak memiliki peluang seleksi
(Acharya dkk., 2013).
Penentuan sampling jalur sistematik terkait dengan petak ukur
pengamatan. Petak ukur ini berbasis pada plot persegi maupun persegi panjang
yang umumnya dibuat tegak lurus garis kontur atau sungai yang mengarah ke
puncak gunung atau bukit agar keragaman karakteristik tegakan yang diukur
dapat terwakili. Adanya penentuan petak ukur ini tidak lepas dari pengamatan,
pengukuran, dan penandaan pohon inti yang meliputi jumlah, jenis, diameter,
dan tingkat kerusakannya. Biasanya kegiatan ini digunakan untuk inventarisasi
hutan alam. Metode Sampling jalur sistematik merupakan suatu metode yang
ditentukan berdasarkan luas tertentu dari unit contohnya, yakni berdasarkan
dengan unit contoh berbentuk jalur yang terdistribusi secara sistematik.
Sistematik dalam hal ini diartikan bahwa jalur tersebar merata dengan lebar
jalur dan jarak antar jalur yang selalu tetap dari satu jalur ke jalur lainnya
(Sutarahardja, 1997).
III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
1. Tabel random dan kalkulator ilmiah atau Ms. Excel
2. Kertas kalkir
3. Milimeter blok
4. Penggaris
5. Pensil dan penghapus
b. Bahan:
1. Peta kawasan hutan dengan skala 1 : 10.000
2. Kertas kalkir
3. Kertas milimeter blok

IV. CARA KERJA


1. Menjiplak peta menggunakan kertas kalkir
2. Menggunting jiplakan peta, kemudian menempelkannya pada
milimeter blok serta memberikan skala ukur
3. Menentukan X max dan Y max pada setiap peta
4. Mengalikan X max dan Y max dengan bilangan random
(bilangan random didapatkan dari Ms. Excel dengan rumus
=RAND())
5. Menghitung JAJ, JAPU, lebar jalur, dan jari-jari pada teknik
samplingyang memerlukan di keempat peta
6. Menggambarkan petak ukur ke dalam peta sesuai dengan
perhitungan yang didapatkan
7. Menambahkan legenda sesuai yang tertera di peta
Memperhatikan Menggambar peta kawasan
penjelasan dosen dan hutan dengan petak nomor Menempelkan
Co. Ass mengenai 49, 50, 51, dan 55 gambar pada kertas
materi maupun menggunakan kertas milimeter blok
petunjuk teknis kalkir.
praktikum

Membuat petak
Membuat petak ukur ukur dan sampling
Membuat petak
menggunakan menggunakan
ukur menggunakan
metode Uniform metode CSS
metode Line Plot
(Continous Strip
Systematic Sampling Sampling (LPS)
Sampling)
(USS)

Membuat petak ukur Membuat legenda dan


dengan menggunakan menghitung perhitungan
Simple RandomSampling dari keempat petak
(SRS) menggunakan keempat
metode tersebut (masing-
masing 1 petak 1
metode)

DESKRIPSI
Cara kerja pada praktikum ini dimulai dengan memperhatikan penjelasan dosen
dan Co. Ass mengenai materi maupun petunjuk teknis praktikum acara 5 tentang
tahapan pembuatan petak ukur dengan beberapa metode sampling. Setelah itu,
gambar petak kawasan hutan dengan petak nomor 49, 50, 51, dan 55 dengan
menggunakan kertas kalkir. Hasil gambar kemudian dipotong dan ditempel pada
kertas milimeter blok. Selanjutnya, gambar sumbu koordinat untuk mengetahui
nilai X maksimum (X max) dan Y maksimum (Y max). Nilai X max dan Y max
akan digunakan untuk perhitungan pembuatan petak ukur menggunakan empat
metode. 4 metode teknik sampling, yaitu CSS, LPS,USS, dan SRS. Keempat metode
tersebut membutuhkan titik pertama, dimana untuk mendapatkan titik pertama
diperlukan bilangan random. Bilangan random dapat dicari dengan bantuan
Microsoft Excel dengan rumus = Rand (). Rumus yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
1. Metode Continous Strip Sampling
𝐿𝐵
JAJ = 𝐼𝑆 𝑋 100%
𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Lebar jalur = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

2. Metode Line Plot Sampling


𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑢𝑘𝑢𝑟 (𝐿𝑃𝑈)
JAPU = 𝑥 100%
𝐽𝐴𝐽 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑥 𝐼𝑆
𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAPU peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

𝐿𝑃𝑈
r=√ 𝜋

𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Jari-jari petak ukur di peta = r peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

3. Metode Uniform Systematic Sampling


JAJ/ JAPU = √(𝐿𝑃𝑈/𝐼𝑆 𝑋 100%)
𝐽𝐴𝐽/𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ/ JAPU di peta = = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

Jari-jari (r) r = √(𝐿𝑃𝑈/𝜋)


𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Jari-jari di peta = r peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

4. Metode Sampling Random Sampling


∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
% kisi = 100% = 100

Luas sebenarnya = (∑𝑓 %) x 1 x (𝑀𝑆𝑅 2 )


𝐼𝑆% 𝑋 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
n=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑈 𝑥 100%

Jari-jari petak (r) = r = √(𝐿𝑃𝑈/𝜋)

𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Jari-jari petak ukur di peta = r peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

JAJ= Jarak antar jalur


JAPU= Jarak antar petak ukur
V. HASIL DATA PENGAMATAN
a. Metode Continous Strip Sampling (CSS)

Gambar 5.1 Continuous Strip Sampling (CSS)

Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 10%
▪ Lebar jalur (LB) = 20 meter
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 12
▪ Y max = 7,3

Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 5,9 x 0,717 = 4,2
Y = Y max x bil. Random
= 8,5 x 0,204 = 1,7
▪ Jarak antar jalur sebenarnya dilapangan (JAJ)
𝐿𝐵
JAJ = 𝐼𝑆
𝑋 100%
20
= 10% 𝑋 100%

= 200 meter
▪ Jarak antar jalur di peta (JAJ)
𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
200 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= 10.000
20.000 𝑐𝑚
= 10.000

= 2 cm
▪ Lebar jalur pada peta
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Lebar jalur = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
20 𝑚
=
10.000
2000 𝑐𝑚
= = 0,2 cm
10.000

b. Metode Line Plot Sampling (LPS)


Gambar 5.2 Line Plot Sampling (LPS)

Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 2,5%
▪ Jarak Antar Jalur (JAJ) = 100 m
▪ Luas Plot Ukur (LPU) = 0,1 Ha = 1000 𝑚2
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 6,2
▪ Y max = 8,3
Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 6,2 x 0,363 = 2,3
Y = Y max x bil. Random
= 8,3 x 0,872 = 7,2

▪ Jarak antar di peta (JAJ)


𝐽𝐴𝐽 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAJ peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
100 𝑚
= 10000
10000 𝑐𝑚
= = 1 cm
10000

▪ Jarak antar petak ukur dilapangan (JAPU)


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑢𝑘𝑢𝑟 (𝐿𝑃𝑈)
JAPU = 𝑥 100%
𝐽𝐴𝐽 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑥 𝐼𝑆
0,1 𝐻𝑎
= 100 𝑚 𝑥 2,5% 𝑥 100%
0,1 𝐻𝑎
= 100 𝑚 𝑥 2,5% 𝑥 100%
1000 𝑚2
= 100 𝑚 𝑥 2,5% 𝑥 100%

= 400 m
▪ Jarak antar petak ukur dipeta (JAPU)
𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
JAPU peta = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
400 𝑚
= 10000
40000
= 10000 = 4 cm

▪ Jari-jari (r) petak ukur dilapangan


𝐿𝑃𝑈 1000 𝑚2
r=√ =√ = √318,47 = 17,84 m
𝜋 3,14

▪ Jari-jari (r) petak ukur dipeta


𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 17,84 𝑚 1784 𝑐𝑚
r peta = = = = 0,178 = 0,2 cm
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 10000 10000
c. Metode Uniform Systematic Sampling (USS)
Gambar 5.3 Uniform Plot Sampling (USS)

Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 2,5%
▪ Luas PU (LPU) = 0,1 Ha = 1000 𝑚2
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 11,2
▪ Y max = 7
▪ Jarak antar jalur (JAJ) = Jarak antar petak ukur (JAPU)

Perhitungan :
▪ Petak ukur pertama
X = X max x bil. Random
= 11,2 x 0,231 = 2,6
Y = Y max x bil. Random
= 7 x 0,309 = 2,2

▪ Jarak antar jalur (JAJ) / Jarak antar petak ukur di lapangan (JAPU)
𝐿𝑃𝑈 1000 𝑚2
= √ 𝑋 100% = √ 𝑋 100% = √40000 𝑚2 = 200 m
𝐼𝑆 2,5 %

▪ Jarak antar jalur (JAJ) / Jarak antar petak ukur dipeta (JAPU)
𝐽𝐴𝐽/𝐽𝐴𝑃𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 200 𝑚 20000
= 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
= 10000 = 10000 = 2 cm

▪ Jari-jari (r) petak ukur dilapangan


𝐿𝑃𝑈 1000 𝑚2
r=√ =√ = √318,47 = 17,84 m
𝜋 3,14

▪ Jari-jari (r) petak ukur dipeta


𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 17,84 𝑚 1784 𝑐𝑚
r peta = = = = 0,178 = 0,2 cm
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 10000 10000

d. Metode Simple Random Sampling (SRS)


Gambar 5.4 Simple Random Sampling (SRS)

Diketahui :
▪ Intensitas Sampling (IS) = 5%
▪ Luas PU (LPU) = 0,1 Ha
▪ Luas Kisi = 1 x 1 cm
▪ Skala = 1:10000
▪ X max = 19
▪ Y max = 5,7
Menghitung dengan kisi
f n %
100% 43 43
75% 8 6
50% 5 2,5
25% 2 0,5
Jumlah 45 52

▪ Cara menghitung %
∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
100% = 100
43 𝑥 100%
= = 43%
100

∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
75% =
100
8 𝑥 75%
= = 6%
100

∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
50% = 100
5 𝑥 50%
= = 2,5%
100

∑𝑘𝑖𝑠𝑖 (𝑛)𝑥 𝑓
25% = 100
2 𝑥 25%
= = 0,5%
100

▪ Luas sebenarnya = (∑𝑓 %) x 1 x (𝑀𝑆𝑅 2 )

= 52% x 0,01 x 0,01 x (100002 )

= 52 x 100.000.000 𝑐𝑚2

= 52 Ha
▪ n (jumlah peta ukur yang dibuat)
𝐼𝑆% 𝑋 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 5% 𝑋 52 𝐻𝑎
n= = 0,1 𝐻𝑎 𝑥 100% = 26 = 26 Petak ukur
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑈 𝑥 100%

▪ Jari-jari (r) petak ukur dilapangan


𝐿𝑃𝑈 1000 𝑚2
r=√ 𝜋
=√ 3,14
= √318,47 = 17,84 m
▪ Jari-jari (r) petak ukur dipeta
𝑟 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 17,84 𝑚 1784 𝑐𝑚
r peta = = = = 0,178 = 0,2 cm
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 10000 10000

Tabel 5.1 Titik koordinat x dan y untuk 26 petak ukur


No. Bil. Random Bil. Random Koordinat
PU X max Y max x y X Y (x,y)
1 19 5,7 0,263494756 0,360798842 5,0064 2,05655 (5;2)
2 19 5,7 0,551316277 0,624775367 10,475 3,56122 (10,5;3,6)
3 19 5,7 0,205047787 0,78113454 3,89591 4,45247 (3,9;4,5)
4 19 5,7 0,567646588 0,453121896 10,7853 2,58279 (10,8;2,6)
5 19 5,7 0,617197645 0,740917548 11,7267 4,22323 (11,7;4,2)
6 19 5,7 0,210573411 0,557095837 4,00089 3,17545 (4;3,2)
7 19 5,7 0,416390769 0,359041179 7,91142 2,04653 (7,9;2)
8 19 5,7 0,738554956 0,570395177 14,0325 3,25125 (14;3,3)
9 19 5,7 0,740731731 0,884709858 14,0739 5,04285 (14;5)
10 19 5,7 0,300639408 0,277577087 5,712148 1,582189 (5,7;1,6)
11 19 5,7 0,704838947 0,428100445 13,3919 2,44017 (13,4;2,4)
12 19 5,7 0,713142958 0,829254773 13,5497 4,72675 (13,5;4,7)
13 19 5,7 0,384077405 0,688657421 7,29747 3,92535 (7,3;3,9)
14 19 5,7 0,407184863 0,439916694 7,73651 2,50753 (7,7;2,5)
15 19 5,7 0,327626798 0,434667528 6,22491 2,4776 (6,2;2,5)
16 19 5,7 0,689607745 0,554057831 13,1025 3,15813 (13,1;3,2)
17 19 5,7 0,457423177 0,598927927 8,69104 3,41389 (8,7;3,4)
18 19 5,7 0,298711731 0,618646243 5,67552 3,52628 (5,7;3,5)
19 19 5,7 0,841444091 0,821310971 15,9874 4,68147 (16;4,7)
20 19 5,7 0,804437494 0,437514799 15,2843 2,49383 (15,3;2,5)
21 19 5,7 0,380868187 0,483526506 7,2365 2,7561 (7,2;2,8)
22 19 5,7 0,176991735 0,67863316 3,36284 3,86821 (3,4;3,9)
23 19 5,7 0,341601087 0,26297176 6,49042 1,49894 (6,5;1,5)
24 19 5,7 0,494318053 0,450472026 9,39204 2,56769 (9,4;2,6)
25 19 5,7 0,530154379 0,482333631 10,0729 2,7493 (10,1;2,7)
26 19 5,7 0,36399678 0,81601896 6,91594 4,65131 (6,9;4,7)

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara ini membahas tentang teknik sampling dan
rancangan petak ukur. Systematic sampling merupakan salah satu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara atau pola yang bersifat sistematik
yang telah ditentukan sebelumnya, dengan tujuan agar penempatan sampel yang
diambil dapat menyebar secara merata keseluruh bagian populasi. Sampel adalah
bagian dari populasi yang secara statistik dianggap representatif untuk mewakili
karakteristik populasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan sampel antara lain batasan sampel harus jelas, representatif (harus
dapat mewakili populasi atau semua unsur sampel), dapat dilacak dilapangan, tidak
ada keanggotaan sampel yang ganda (di data dua kali atau lebih), harus up to
date(terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian). Dalam
pengambilan sampel terdapat beberapa metode diantaranya adalah metode random
sederhana (simple random sampling), sistematik (systematic sampling), stratifikasi
(stratified sampling), dan sampling bertingkat (multistage sampling). Untuk
metode systemic random sampling ada 3 yaitu metode continuous strip sampling
(CSS), metode line plot sampling (LPS) dan metode uniform systematic sampling
(USS).
Pada laporan praktikum ini terdapat 4 petak dari peta kawasan hutan Getas
dengan nomer petak 133, 134, 138, dan 139. Keempat petak akan menggunakan 4
metode teknik sampling yaitu CSS, LPS, USS, dan SRS. Systematic sampling
adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan sebuah pola yang tetap
sehingga sampel yang satu kedudukannya akan sistematis atau teratur terhadap
sampel lainnya. Metode systematic sampling dibagi menjadi tiga metode yaitu
metode Continous Strip Sampling (CSS) yaitu pengambilan sampel yang dibuat
berupa jalur dengan jarak tertentu, metode Line Plot Sampling (LPS) yaitu
pengambilan sampel yang berbentuk petak ukur pada suatu garis lurus, metode
Uniform Systematic Sampling (USS) yaitu pengambilan sampel dengan petak ukur
yang tersebar secara seragam dan Metode Simple Random Sampling (SRS),
Metode ini pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Sehingga untuk setiap
individu didalam petak mendapatkan peluang yang sama untuk dapat menjadi
sampel.

Metode CSS menggunakan metode pengambilan sampel dengan membuat


plot berupa jalur yang berjajar dengan lebar 10 sampai 20 m. Metode ini biasanya
digunakan dalam pengambilan sampel di hutan alam. Pada gambar 5.1
menunjukan petak ukur CSS yang telah dibuat. Berdasarkan nilai X max dan Y
max yaitu 12 dan 7,3. Kemudian dikali dengan bilangan random 0,717 dan 0,204,
maka petak ukur pertama ada di koordinat (4,2;1,7) pada peta. Kemudian untuk
membuat lebar jalur pada peta dibutuhkan lebar sebesar 0,2 cm dan jarak antar
jalur di peta sebenarnya, yaitu 2 cm.

Metode kedua, yaitu metode LPS. Metode ini hampir sama dengan metode
CSS. Jalur pada metode CSS menjadi garis pada metode LPS. Petak ukur akan
berada pada garis-garis tersebut yang bentuknya dapat bermacam-macam. Jarak
antar petak ukur perlu diketahui dalam metode ini supaya rancangan petak ukur
berbentuk sistematik. Pada gambar 5.2 menunjukan petak ukur yang telah dibuat.
Berdasarkan nilai X max dan Y max yaitu 6,2 dan 8,3. Kemudian dikali dengan
bilangan random 0,363 dan 0,872, maka petak ukur pertama ada di koordinat (2,3;
7,2) pada peta. Jarak antar di peta (JAJ) sejauh 1 cm dan jarak antar petak ukur
(JAPU) di peta sejauh 4 cm.

Kemudian metode yang ketiga, yaitu USS (Uniform Systematic Sampling).


Perbedaan antara metode USS dengan metode LPS terletak pada panjang dan lebar
antar petak ukurnya. Panjang dan lebar antar petak ukur LPS berbeda, sedangkan
panjang dan lebar petak ukur USS sama, sehingga membentuk pola persegi. Jarak
antar plot yang membentuk pola persegi tersebut menyebabkan metode USS
banyak digunakan di hutan tanaman industri. Pada gambar 5.3 menunjukan gambar
petak ukur yang telah dibuat dengan menggunakan metode USS. Berdasarkan nilai
X max dan Y max yaitu 11,2 dan 7. Kemudian dikali dengan bilangan random
0,231 dan 0,309 maka petak ukur pertama ada di koordinat (2,6;2,2). Dengan jarak
antar jalur (JAJ) dan jarak antar petak ukur di peta (JAPU) sejauh 2 cm.

Simple Random Sampling (SRS) adalah pengambilan sampel yang


dilakukan secara acak, yang artinya setiap individu memiliki peluang yang sama
untuk terpilih menjadi sampel. Karena tiap individu memiliki peluang yang sama,
maka metode SRS ini memiliki nilai taksiran yang bebas bias. Metode ini
merupakan satu-satunya metode pengambilan sampel yang diakui keberadaannya
menurut teori statistik karena metode ini bebas bias. Pelaksanaan metode SRS
dapat dibantu dengan pengundian, kalkulator, dan tabel random. Pada gambar 5.4
merupakan gambar yang menunjukan hasil gambar petak ukur yang dibuat dengan
menggunakan metode SRS. Pembuatan petak ukur SRS kali ini menggunakan
pendekatan bilangan random. Dalam penentuan tabel petak ukur SRS terdapat 26
petak ukur.

Dari keempat teknik sampling dan rancangan petak ukur yang sudah dibuat,
maka terlihat bahwa masing-masingnya memiliki ciri petak ukur tersendiri. Jika
CSS petaknya berupa jalur lurus dengan ukuran dan jarak tertentu, jika LPS dan
USS berbentuk lingkaran berjari-jari tertentu yang diatur dengan jarak berdasarkan
perhitungan. Sedangkan untuk USS juga hampir sama dengan LPS dan USS, yaitu
berbentuk petak lingkaran dengan jari-jari tertentu. Namun bedanya, di SRS ini
tidak terdapat aturan jarak, melainkan acak atau random. Walaupun demikian,
dalam SRS tidak asal saja dalam meletakkan petak ukur, tetapi dengan bantuan
bilangan random yang dikalikan dengan X max dan Y max sebanyak petak ukur
yang sudah dihitung

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengambilan sampel dalam inventarisasi hutan dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu metode continuous strip sampling (CSS), metode
linde plot sampling (LPS), metode uniform systematic sampling (USS), dan
metode simple random sampling (SRS). Pada hasil laporan terdapat 4 petak
dari peta kawasan hutan Getas dengan nomer petak 133 menggunakan
metode CSS, petak 134 menggunakan metode LPS, petak 138 menggunakan
metode USS, dan petak 139 menggunakan metode SRS. Pada metode USS
diperoleh petak ukur sebanyak 11 petak ukur sedangkan hasil penghitungan
metode SRS dengan menggunakan bilangan random diperoleh 26 petak
ukur.
2. Beberapa legenda kawasan hutan Ngandong yang ada hampir di seluruh
petak adalah nomor petak, sungai, anak petak, jalur petak, daerah tanaman
jati dan lain sebagainya. Informasi dalam legenda tersebut perlu diketahui
dalam kegiatan inventarisasi supaya pengelola hutan dapat mengetahui
kondisi wilayah yang akan dikelola.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Acharya, A.S., Prakash, A., Saxena, P. and Nigam, A., 2013. Sampling: Why and
how of it. Indian Journal of Medical Specialties, 4(2), pp.330-333.

Arieska, P.K. dan Herdiani, N. (2018). Pemilihan Teknik Sampling Berdasarkan


Perhitungan Efisiensi Relatif. Jurnal Statistika, Vol. 6(2): 166 – 171.

Husch B. 1987. Perencanaan Inventarisasi Hutan. Setyarso A, penerjemah.


Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Madyana, (1989). Macam-macam Bentuk Petak Ukur. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Simon, H. (1996). Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sutarahardja, S. (1997). Metode Petak Berubah (tree sampling) dalam Menduga


Volume Tegakan Hutan Tanaman Bahan Pelatihan Potret Utara.
Kerjasama Fahutan Institut Pertanian Bogor dengan Perum Perhutani.
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai