Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN

ACARA VI
PENGAMBILAN DATA LAPANGAN (PK 1-PK 1.5)

Oleh :

Nama : Agus Pamungkas


NIM : 20/464035/SV/18354
Kelompok :7
Co. Ass : Shanila Putri Mafifahtul

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA VI
PENGAMBILAN DATA LAPANGAN (PK 1-PK 1.5)

I. TUJUAN
1. Melatih mahasiswa untuk dapat mengisi tally sheet perisalahan hutan secara benar.
2. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung bonita, dkn, dkd2, dklbds, KBD
masing-masing petak ukur dan petak/anak petak.

II. DASAR TEORI


Dalam inventarisasi hutan dikenal beberapa istilah yang digunakan dalam
melakukan pengukuran dan penaksiran potensi suatu tegakan, yaitu sampel, populasi,
dan parameter. Sampel merupakan bagian populasi yang secara statistik dianggap
representatif untuk mewakili karakteristik atau menggambarkan parameter populasi
tersebut. Suatu sampel adalah suatu bagian dari populasi yang diharapkan merupakan
wakil populasi. Suatu sampel terdiri atas pengamatan-pengamatan dan terdapat
observasi di dalam satu sampel (Paine P, 1992).
Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta
mengenai sumber daya hutan untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut.
Ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi : survei mengenai status keadaan fisik hutan,
flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan di
sekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai
bahan perencanaan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki
inventarisasi hutan adalah inventarisasi hutan tingkat nasional, inventarisasi hutan
tingkat wilayah, inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, inventarisasi hutan
tingkat unit pengelolaan. Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data
yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan
perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka menengah operasional, dan
jangka pendek sesuai dengan tingkat dan kerja dalam inventarisasi yang dilaksanakan
(Simon, 1996).
Volume dari sebatang pohon dapat ditaksir dengan menggunakan suatu tabel
volume. Tabel volume ini disusun berdasarkan suatu persamaan yang menggambarkan
hubungan antara beberapa dimensi pohon yang mudah untuk diukur dengan volume
pohon tersebut (Loetsch, 1973).
Risalah hutan tanaman adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan tanaman dan perubahan –
perubahan atau kerusakan – kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama
pengelolaan. Hutan tanaman adalah hutan yang dibentuk sebagai hasil dari kegiatan
penanaman di kawasan hutan tanaman. Ruang lingkup risalah hutan tanaman meliputi
seluruh aspek teknis dan non teknis yang merupakan faktor – faktor yang secara
langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan keadaan hutan. Aspek
teknis meliputi fisik lapangan, sistem silvikultur yang digunakan dan keadaan hutannya
sendiri, sedangkan aspek non teknis meliputi sejarah perkembangan dan keadaam sosial
ekonomi dari masyarakat di sekitar hutan yang dirisalah. Prinsipnya adalah hutan
tanaman yang telah berumur 5 tahun ke atas dan merupakan hasil dari kegiatan reboisasi.
Tujuan risalah hutan tanaman adalah untuk mengetahui proses perkembangan keadaan
tegakan hutan, perubahan – perubahan atau kerusakan – kerusakan yang timbul sebagai
akibat dari adanya gangguan, baik alami maupun oleh manusia serta untuk menaksir
kemampuad produksi dari hutan yang dirisalah (Husch, 2003).
Kegiatan unntuk dapat menyajikan description / keadaan hutan suatu unit aea
atau yang sering dikenal dengan istilah perisalahan hutan. Tujuan dari perisalahan hutan
adalah untuk mengetahui susunan dan keadaan hutan pada suatu petak / anak petak (unit
area) dengan kata – kata / kalimat yang ringkas dan angka – angka, sehingga selanjutnya
dapat ditetapkan kelas hutannya. Objek dalam perisalahan hutan adalah tegakan, tanah,
lapangan, dan tumbuhan bawah serta perlakuan terhadap tegakan dikemudian hari
(Durbani, 2013).
Penaksiran volume tegakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang
bisa diambil dari tabel tegakan. Untuk menaksir volume tegakan jati menggunakan tabel
WvW (Wolf von Wulving). Apabila akan menggunakan tabel tegakan jati ini sebagai
penaksiran tegakan, perlu diperhatikan hal – hal berikut, sekalipun banyaknya kelas
bonita ada sebelas yang lebih banyak dari tabel – tabel tegakan yang lain, perbedaan
banyak ini tidaklah berarti penting. Perbedaan peninggi diantara dua bonita (tegakan)
pada umur 80 tahun ditetapkan 3 meter, pada umur 20 tahun ditetapkan sekitar 2 meter,
dan pada umur 5 tahun sekitar 1 meter. Karena itu pada penentuan kelas bonita terutama
untuk tegakan berumur tua cukup dengan menggunakan garis bonita terdekat dan tidak
perlu mengadakan interpolasi (Wulfing, 1993).
Bonita (kelas kualitas lahan) merupakan kemampuan tempat tumbuh untuk
menghasilkan kayu dalam ukuran massa (volume) (Riyanto dan Pahlana, 2012).
Kualitas tegakan dapat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan silvikultur, seperti
penjarangan, pemangkasan, dan lain-lain. Volume tegakan tergantung kepada faktor-
faktor umur, diameter rata-rata tegakan, tinggi rata-rata tegakan serta jenis pohon
(Haeruman, 1965 dalam Muhdin, 1990).
Peninggi merupakan istilah untuk tinggi rata-rata pohon dominan pada hutan
tanaman. Pada hutan tanaman Jati di Jawa, peninggi adalah tinggi rata- rata 100 pohon
tertinggi dalam satu hektar yang letaknya tersebar merata atau rata-rata pohon dominan
(Simon, 1993). Terdapat kekurangan peninggi sebagai parameter untuk mengukur
kualitas tempat tumbuh, antara lain penentuan kualitas tempat tumbuh untuk lahan hutan
yang kosong tidak dapat dilakukan. Efek kerapatan tegakan yang tidak diperhatikan
pada kondisi tertentu dapat menyebabkan hasil pengukuran yang tidak akurat. Dan
peninggi tidak bersifat konstan, melainkan akan berubah secara periodik karena
pengaruh lingkungan dan variasi perubahan iklim (Simon, 1993).
Sebagian besar inventarisasi sumber – sumber alam, secara ekonomis tidak
mungkin mengukur seluruh populasi yang ada, karena memerlukan waktu dan tenaga
yang banyak. Sebagai alternatif lain diadakan pengambilan sampel. Pengambilan
sampel dapat dipercaya dalam penaksiran populasi dengan metode yang sesuai.
Pengambilan sampel di bidang kehutanan terutama pada tegakan hutan yang cukup luas
merupakan hal yang mutlak dalam penaksiran nilai hutan tersebut (Hitam, 1980).

III. ALAT DAN BAHAN

1. Gambaran keadaan hutan pada peta suatu petak dari hasil risalah sebelumnya.
2. Tallysheet (PK 1), Blanko Perhitungan Derajat Kesempurnaan tegakan (PK 1 ½)
IV. CARA KERJA

Memperhatikan Mengisi Tallysheet PK1


penjelasan dosen dan dari PU 1 - 8 Mengisi risalah
Co. Ass mengenai hutan sesui dengan
pengambilan data data
lapangan (PK 1 – PK
1,5)

Menghitung d, 𝑑2,
Mengisi hasil jumlah lbds beserta
Mengisi
pohon, rata rata d2 , jumlahnya, rata-
keterangan lokasi
rata rata pohon rata peninggi dan
pengelolaan dan PU
bonita
peninggi dan jumlah ke dalam Talysheet
lbds serta bonita ke PK 1,5
dalam Tallysheet PK
1,5 pada setiap PU

Memasukkan nilai
Menghitung rata rata Menghitung
jumlah pohon, d2 dan
jumlah pohon, d2, dan nilai dkn,
lbds per hektar dari
lbds per hektar tabel normal per dkd2, dk lbds
hektar dan KBD

Menghitung
nilai selisih
dk lbds
dengan kbd

DESKRIPSI
Dalam acara keempat ini dimulai dengan menyimak dan memahami
penjelasan instruktur mengenai cara mengisi tabel risalah hutan (PK 1) dan
tabel derajat kesempurnaan (PK 1 ½). Setelah mendapatkan data pengukuran
PU berupa keliling dan tinggi serta risalah hutan. Selanjutnya data diisi di
tallysheet risalah hutan (PK 1). Untuk pengisian tallysheet risalah hutan (PK
1) di isi untuk setiap PU. Untuk bagian risalah hutan diisi sesuai dengan data
yang didapatkan dilapangan. Risalah yang harus diisi berupa risalah tegakan,
risalah lapangan, risalah tanah dan risalah tumbuhan bawah. Setelah itu
memasukan data lapangan berupa keliling dan tinggi. Untuk data keliling
dapat menghitung nilai 𝑑2 dan lbds. Untuk data tinggi digunakan untuk
mencari rata-rata peninggi. Selanjutnya mencari bonita dari umur dan rata-
rata peninggi yang didapatkan. Setelah semua data pada PK 1 lengkap maka
selanjutnya mengisi tabel PK 1 ½. Untuk PK 1 ½ pengisian nya untuk semua
PU menjadi satu. Sehingga pada tabel per petak ukur yang berisi data n, 𝑑2,
lbds dan OH merupakan jumlah dan rata-rata total dari penghitungan PK 1.
Setelah memasukkan data pada tabel per petak ukur selanjutnya menghitung
nilai n dan Lbds pada tabel rata-rata per hektar. Untuk data lainnya
disesuikan dengan data PK 1. Nilai n didapatkan dari jumlah pohon per petak
ukur dibagi dengan luas PU. Sedangkan untuk Lbds didapatkan dari Lbds
setiap PU dibagi dengan luas PU. Selanjutnya mengisi tabel normal yang
disesuaikan dengan bonita dan umur tanaman menggunakan bantuan tabel
WvW. Selanjutnya menghitung nilai n, 𝑑2 dan Lbds pada tabel derajat
kesempurnaan DK. Nilai-nilia tersebut didapatkan dengan membagi data
antara rata-rata per hektar dengan tabel normal ini berlaku untuk data n dan
𝑑2. Sedangkan nilai Lbds didapatkan dengan mengkalikan nilai n dan 𝑑2
yang didapatkan. Langkah terahir adalah menghitung kepadatan bidang dasar
(KBD) dengan membagi Lbds pada tabel rata-rata per hektar dengan Lbds
tabel normal. Selanjutnya tabel keterangan didapatkan dari Lbds pada tabel
dk dikurangi dengan KBD. Semua pengolahan data dilakukan dengan
bantuan Ms. Excel.
V. HASIL DATA PENGAMATAN

• Data PK 1 (Petak 144)


BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 10,88 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret
2021
PU No : 1
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


Dalam areal yang diwakili PU No. Pohon k/d(cm) d(m) d2 (cm) Lbds(m2) Oh(m)
Jenis Tegakan : Jati 1 96 0,30573 0,093472352 0,07338 18
Tanaman Sela : 2 77,5 0,24682 0,060917786 0,04782 16
Th. Tanam : 2007 3 53 0,16879 0,02849 0,02236 10
Jarak tanam semula : - 4 76 0,24204 0,058582498 0,04599 18
A. Risalah Tegakan 5 65 0,20701 0,042851637 0,03364 20
Umur rata-rata : - 6 62 0,19745 0,038987383 0,03061 8
Peninggi (m) : 26 m 7 85 0,2707 0,073278835 0,05752 20
Bonita : 6 8 61 0,19427 0,037739868 0,02963 19
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan :
9 0,1879
Baik 59 0,035305692 0,02771 13
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 49 0,15605 0,024351901 0,01912 18
Kwalitas Batang : - 11 46 0,1465 0,021461317 0,01685 12
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 71 0,22611 0,051127835 0,04014 26
dkn : - 13 117,5 0,3742 0,1400285 0,10992 26
dkd2 : - 14 46 0,1465 0,021461317 0,01685 14
dk/lbds/KBD : - 15 69 0,21975 0,048287963 0,03791 22
B. Risalah Lapangan
Bentuk Lapangan : landai Jumlah 0,60943
Derajat Lereng : 0 Rata-rata 0,051756325 26
Kerataan : rata
C. Risalah Tanah Catatan
Jenis Tanah: mediteran Menentukan Jumlah Peninggi :
Kedalaman : dangkal Umur 14 Menentukan Bonita :
Kelas
Umur 14
Kesarangan : mudah (bersarang) Umur II
Rata-rata
26
Humus : berhumus Luas PU 0,02 Ha peninggi
D. Risalah Tumbuhan Bawah Jari-jari 7,97 m Bonita 6
Jenis : Kolonjono, Kerinyu, Ketela IS 0,50%
Jumlah
Kerapatan: jarang Peninggi 2
Perawatan Kelak : pemeliharaan
tanaman seperti pruning
(pemangkasan cabang), pembersihan
lahan dan pengaturan jarak tanam
melalui penjarangan (Nugroho, 2015).

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 10,88 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 2
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 80,5 0,25637 0,065725283 0,0515943 21
Tanaman Sela : 2 34 0,10828 0,011724614 0,0092038 19
Th. Tanam : 2007 3 38 0,12102 0,014645625 0,0114968 21
Jarak tanam semula : - 4 47 0,14968 0,02240456 0,0175876 20
A. Risalah Tegakan 5 62 0,19745 0,038987383 0,0306051 19
Umur rata-rata : - 6 42 0,13376 0,017891192 0,0140446 21
Peninggi (m) : 21,5 m 7 60 0,19108 0,036512637 0,0286624 13,5
Bonita : 4,5 8 37 0,11783 0,013884945 0,0108997 15,5
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 66 0,21019 0,044180291 0,0346815 22
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 82 0,26115 0,068197493 0,053535 20
Kwalitas Batang : - 11 83 0,26433 0,069870989 0,0548487 13,5
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 47 0,14968 0,02240456 0,0175876 12,5
dkn : - 13 45 0,14331 0,020538359 0,0161226 18
dkd2 : - 14 56 0,17834 0,031806564 0,0249682 20
dk/lbds/KBD : - 15 37 0,11783 0,013884945 0,0108997 19
B. Risalah Lapangan 16 52 0,16561 0,027425048 0,0215287 10,5
Bentuk Lapangan : landai 17 43 0,13694 0,018753296 0,0147213 13,5
Derajat Lereng : 0 18 29 0,09236 0,008529758 0,0066959 5,5
Kerataan : rata 19 56 0,17834 0,031806564 0,0249682 16
C. Risalah Tanah 20 66 0,21019 0,044180291 0,0346815 13,5
Jenis Tanah: mediteran 21 63 0,20064 0,040255183 0,0316003 14
Kedalaman : dangkal 22 63 0,20064 0,040255183 0,0316003 20
Kesarangan : mudah (bersarang) 23 45 0,14331 0,020538359 0,0161226 10
Humus : berhumus 24 46 0,1465 0,021461317 0,0168471 12
D. Risalah Tumbuhan Bawah 25 47 0,14968 0,02240456 0,0175876 14
Jenis : Kolonjono, Kerinyu, Ketela 26 80 0,25478 0,064911355 0,0509554 14
Kerapatan: jarang 27 40 0,12739 0,016227839 0,0127389 14
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak 28 0,15287
tanam melalui penjarangan (Nugroho,
2015). 48 0,023368088 0,0183439 13,5
Jumlah 0,6851294
Rata-rata 0,031170581 21,5

Catatan
Menentukan
Jumlah Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
21,5
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 4,5
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 10,88 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 3
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 67 0,21338 0,04552923 0,03574 8
Tanaman Sela : 2 46 0,1465 0,021461317 0,01685 3,5
Th. Tanam : 2007 3 26 0,0828 0,006856262 0,00538 8
Jarak tanam semula : - 4 25 0,07962 0,006339 0,00498 2,5
A. Risalah Tegakan 5 58 0,18471 0,034119031 0,02678 12
Umur rata-rata : - 6 42,5 0,13535 0,018319709 0,01438 10
Peninggi (m) : 12 m 7 36 0,11465 0,013144549 0,01032 8
Bonita : 2 8 48 0,15287 0,023368088 0,01834 7,5
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 35 0,11146 0,012424439 0,00975 11
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 38 0,12102 0,014645625 0,0115 6,5
Kwalitas Batang : - 11 59 0,1879 0,035305692 0,02771 10
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 72 0,2293 0,052578198 0,04127 12
dkn : - 13 35 0,11146 0,012424439 0,00975 4
dkd2 : - 14 30 0,09554 0,009128159 0,00717 6
dk/lbds/KBD : - 15 25 0,07962 0,006339 0,00498 3
B. Risalah Lapangan 16 58 0,18471 0,034119031 0,02678 10
Bentuk Lapangan : landai 17 23 0,07325 0,005365329 0,00421 3,5
Derajat Lereng : 0 18 65 0,20701 0,042851637 0,03364 9,5
Kerataan : rata 19 39 0,1242 0,015426589 0,01211 10
C. Risalah Tanah 20 97 0,30892 0,095429835 0,07491 8
Jenis Tanah: mediteran 21 36 0,11465 0,013144549 0,01032 5
Kedalaman : dangkal Jumlah 0,40688
Kesarangan : mudah (bersarang) Rata-rata 0,024681891 12
Humus : berhumus
D. Risalah Tumbuhan Bawah Catatan
Menentukan Jumlah Peninggi
Jenis : Kolonjono, Kerinyu, Ketela : Menentukan Bonita :
Kerapatan: jarang Umur 14 Umur 14
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman Kelas Rata-rata
12
seperti pruning (pemangkasan cabang), Umur II peninggi
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho, Bonita 2
2015). Luas PU 0,02 Ha
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 4
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 34 0,10828 0,011724614 0,009204 8
Tanaman Sela : 2 97 0,30892 0,095429835 0,074912 11
Th. Tanam : 2007 3 24 0,07643 0,005842022 0,004586 5
Jarak tanam semula : - 4 36 0,11465 0,013144549 0,010318 5
A. Risalah Tegakan 5 39 0,1242 0,015426589 0,01211 7
Umur rata-rata : - 6 85 0,2707 0,073278835 0,057524 12
Peninggi (m) : 12,25 m 7 41 0,13057 0,017049373 0,013384 9
Bonita : 2 8 61 0,19427 0,037739868 0,029626 10
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 64 0,20382 0,041543267 0,032611 12,5
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 77 0,24522 0,060134285 0,047205 10
Kwalitas Batang : - 11 65 0,20701 0,042851637 0,033639 12
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 65 0,20701 0,042851637 0,033639 11,5
dkn : - 13 38 0,12102 0,014645625 0,011497 12
dkd2 : - 14 64 0,20382 0,041543267 0,032611 12
dk/lbds/KBD : - 15 35 0,11146 0,012424439 0,009753 9,5
B. Risalah Lapangan 16 56 0,17834 0,031806564 0,024968 11,5
Bentuk Lapangan : landai 17 37 0,11783 0,013884945 0,0109 8
Derajat Lereng : 0 18 32 0,10191 0,010385817 0,008153 6,5
Kerataan : rata 19 42 0,13376 0,017891192 0,014045 8
C. Risalah Tanah 20 53 0,16879 0,02849 0,022365 10
Jenis Tanah: mediteran 21 53 0,16879 0,02849 0,022365 11
Kedalaman : dangkal 22 22 0,07006 0,004908921 0,003854 6
Kesarangan :mudah (bersarang) 23 32 0,10191 0,010385817 0,008153 8,5
Humus : berhumus Jumlah 0,52742
D. Risalah Tumbuhan Bawah Rata-rata 0,029211874 12,25
Jenis : -
Kerapatan: jarang Catatan
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman Menentukan Jumlah
seperti pruning (pemangkasan cabang), Peninggi : Menentukan Bonita :
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho, Umur 14
2015). Umur 14
Kelas Rata-rata
12,25
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 2
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 5
Tanggal : Maret 2021
RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU
No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 65 0,20701 0,042851637 0,03364 15
Tanaman Sela : 2 56 0,17834 0,031806564 0,02497 16
Th. Tanam : 2007 3 50 0,15924 0,025355998 0,0199 12
Jarak tanam semula : - 4 50,5 0,16083 0,025865654 0,0203 14,5
A. Risalah Tegakan 5 54 0,17197 0,029575236 0,02322 15,5
Umur rata-rata : - 6 50 0,15924 0,025355998 0,0199 11,5
Peninggi (m) : 17,25 m 7 34 0,10828 0,011724614 0,0092 8,5
Bonita : 3,5 8 47 0,14968 0,02240456 0,01759 11,5
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 41 0,13057 0,017049373 0,01338 9,5
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 61 0,19427 0,037739868 0,02963 18,5
Kwalitas Batang : - 11 59 0,1879 0,035305692 0,02771 15,5
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 31 0,09873 0,009746846 0,00765 11,5
dkn : - 13 40 0,12739 0,016227839 0,01274 9,5
dkd2 : - 14 56 0,17834 0,031806564 0,02497 12
dk/lbds/KBD : - 15 44 0,14013 0,019635685 0,01541 13,5
B. Risalah Lapangan 16 46 0,1465 0,021461317 0,01685 11,5
Bentuk Lapangan : landai 17 38 0,12102 0,014645625 0,0115 12
Derajat Lereng : 0 18 43 0,13694 0,018753296 0,01472 9
Kerataan : rata 19 43 0,13694 0,018753296 0,01472 11,5
C. Risalah Tanah 20 37 0,11783 0,013884945 0,0109 11
Jenis Tanah: mediteran 21 42 0,13376 0,017891192 0,01404 12
Kedalaman : dangkal 22 44 0,14013 0,019635685 0,01541 14
Kesarangan :mudah (bersarang) 23 50 0,15924 0,025355998 0,0199 13,5
Humus : berhumus 24 50 0,15924 0,025355998 0,0199 12
D. Risalah Tumbuhan Bawah Jumlah 0,43818
Jenis : - Rata-rata 0,023257895 17,25
Kerapatan: jarang
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman Catatan
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho, Menentukan Jumlah
2015). Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
17,25
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 3,5
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 6
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 70 0,22293 0,049697757 0,03901 19,5
Tanaman Sela : 2 90 0,28662 0,082153434 0,06449 20,5
Th. Tanam : 2007 3 82 0,26115 0,068197493 0,05354 17,5
Jarak tanam semula : - 4 65 0,20701 0,042851637 0,03364 17
A. Risalah Tegakan 5 102 0,32484 0,105521522 0,08283 14
Umur rata-rata : - 6 37 0,11783 0,013884945 0,0109 12
Peninggi (m) : 20 m 7 65 0,20701 0,042851637 0,03364 11,5
Bonita : 4,5 8 57 0,18153 0,032952655 0,02587 13
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 53 0,16879 0,02849 0,02236 15
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 77 0,24522 0,060134285 0,04721 18
Kwalitas Batang : - 11 76 0,24204 0,058582498 0,04599 14
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 75 0,23885 0,057050996 0,04479 14
dkn : - 13 50 0,15924 0,025355998 0,0199 12,5
dkd2 : - 14 60 0,19108 0,036512637 0,02866 12,5
dk/lbds/KBD : - Jumlah 0,55283
B. Risalah Lapangan Rata-rata 0,050302678 20
Bentuk Lapangan : landai
Derajat Lereng : 0 Catatan
Menentukan Jumlah Peninggi
Kerataan : rata : Menentukan Bonita :
C. Risalah Tanah Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
20
Jenis Tanah: mediteran Umur II peninggi
Kedalaman : dangkal Luas PU 0,02 Ha Bonita 4,5
Kesarangan :mudah (bersarang) Jari-jari 7,97 m
Humus : berhumus IS 0,50%
Jumlah
D. Risalah Tumbuhan Bawah Peninggi 2
Jenis : -
Kerapatan: jarang
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho,
2015).

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 76,72 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 7
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 57 0,18153 0,032952655 0,02587 14
Tanaman Sela : 2 33 0,1051 0,011045073 0,00867 4,5
Th. Tanam : 2007 3 74 0,23567 0,055539778 0,0436 14
Jarak tanam semula : - 4 26 0,0828 0,006856262 0,00538 5
A. Risalah Tegakan 5 30 0,09554 0,009128159 0,00717 6
Umur rata-rata : - 6 34 0,10828 0,011724614 0,0092 8
Peninggi (m) : 17,5 m 7 32 0,10191 0,010385817 0,00815 10
Bonita : 3,5 8 23 0,07325 0,005365329 0,00421 2,5
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 54 0,17197 0,029575236 0,02322 16
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 46 0,1465 0,021461317 0,01685 8
Kwalitas Batang : - 11 20 0,06369 0,00405696 0,00318 3,5
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 22 0,07006 0,004908921 0,00385 2
dkn : - 13 24 0,07643 0,005842022 0,00459 4,5
dkd2 : - 14 22 0,07006 0,004908921 0,00385 3,5
dk/lbds/KBD : - 15 28 0,08917 0,007951641 0,00624 7
B. Risalah Lapangan 16 30 0,09554 0,009128159 0,00717 6
Bentuk Lapangan : landai 17 57 0,18153 0,032952655 0,02587 15
Derajat Lereng : 0 18 28 0,08917 0,007951641 0,00624 6
Kerataan : rata 19 77 0,24522 0,060134285 0,04721 18
C. Risalah Tanah 20 28 0,08917 0,007951641 0,00624 7
Jenis Tanah: mediteran 21 24 0,07643 0,005842022 0,00459 4,5
Kedalaman : dangkal 22 29 0,09236 0,008529758 0,0067 11
Kesarangan : mudah (bersarang) 23 22 0,07006 0,004908921 0,00385 3
Humus : berhumus 24 91 0,28981 0,083989208 0,06593 17
D. Risalah Tumbuhan Bawah 25 38 0,12102 0,014645625 0,0115 5
Jenis : Kolonjono, Kerinyu, Ketela, Kacang,
26 24 0,07643 4
Gliriside, Ri Rambung, Gode, Secang 0,005842022 0,00459
Kerapatan: jarang Jumlah 0,36391
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman Rata-rata 0,017829948 17,5
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho,
2015).
Catatan
Menentukan Jumlah Peninggi
: Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
17,5
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 3,5
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2

BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 76,72 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 8
Tanggal : Maret 2021

RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU


No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 57 0,18153 0,032952655 0,02587 14
Tanaman Sela : 2 46 0,1465 0,021461317 0,01685 13
Th. Tanam : 2007 3 21 0,06688 0,004472798 0,00351 6
Jarak tanam semula : - 4 22 0,07006 0,004908921 0,00385 6,5
A. Risalah Tegakan 5 43 0,13694 0,018753296 0,01472 13,5
Umur rata-rata : - 6 31 0,09873 0,009746846 0,00765 13,5
Peninggi (m) : 15,75 m 7 24 0,07643 0,005842022 0,00459 7,5
Bonita : 3 8 43 0,13694 0,018753296 0,01472 14
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 32 0,10191 0,010385817 0,00815 14
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 63 0,20064 0,040255183 0,0316 15,5
Kwalitas Batang : - 11 38 0,12102 0,014645625 0,0115 12
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 19 0,06051 0,003661406 0,00287 5
dkn : - 13 48 0,15287 0,023368088 0,01834 14
dkd2 : - 14 48 0,15287 0,023368088 0,01834 16
dk/lbds/KBD : - 15 49 0,15605 0,024351901 0,01912 9,5
B. Risalah Lapangan 16 29 0,09236 0,008529758 0,0067 13
Bentuk Lapangan : landai 17 42 0,13376 0,017891192 0,01404 14
Derajat Lereng : 0 18 36 0,11465 0,013144549 0,01032 12,5
Kerataan : rata 19 36 0,11465 0,013144549 0,01032 9
C. Risalah Tanah 20 34 0,10828 0,011724614 0,0092 11,5
Jenis Tanah: mediteran 21 51 0,16242 0,026380381 0,02071 12,5
Kedalaman : dangkal 22 27,5 0,08758 0,007670189 0,00602 12
Kesarangan : mudah (bersarang) 23 32 0,10191 0,010385817 0,00815 9,5
Humus : berhumus 24 42 0,13376 0,017891192 0,01404 11,5
D. Risalah Tumbuhan Bawah 25 52 0,16561 0,027425048 0,02153 12
Jenis : Kolonjono, Kerinyu, Ketela, Kacang,
26 70 0,22293 12
Gliriside, Ri Rambung, Gode, Secang 0,049697757 0,03901
Kerapatan: jarang 27 34 0,10828 0,011724614 0,0092 13,5
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman 28 48 0,15287 0,023368088 0,01834 14,5
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho, 29 44 0,14013 12,5
2015). 0,019635685 0,01541
30 56 0,17834 0,031806564 0,02497 12
31 51 0,16242 0,026380381 0,02071 13
32 41 0,13057 0,017049373 0,01338 7
33 47 0,14968 0,02240456 0,01759 12,5
34 35 0,11146 0,012424439 0,00975 10
35 38 0,12102 0,014645625 0,0115 10
36 26 0,0828 0,006856262 0,00538 9,5
37 35 0,11146 0,012424439 0,00975 7
38 32 0,10191 0,010385817 0,00815 11,5
39 42 0,13376 0,017891192 0,01404 12
40 15 0,04777 0,00228204 0,00179 8,5
Jumlah 0,54172
Rata-rata 0,017252285 15,75

Catatan
Menentukan Jumlah
Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
15,75
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 3
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2
• Data PK 1,5
PERHITUNGAN DERAJAT KESEMPURNAAN TEGAKAN DAN KERAPATAN BIDANG DASAR

KPH : Yogyakarta Bagian Hutan : Giring Jenis Tanaman : Jati


BKPH : Paliyan No PTK/ Anak PTK : 144/ a-1 Tahun Tanam : 2007
RPH : Giring Luas (Ha) : 90,88 Ha No. PU : 1 sd 8

Hasil pengukuran di lapangan


Petak ukur Tanggal
Per petak ukur Rata-rata per hektar
Risalah
No Luas (ha) oh n d² lbds Bon n d² lbds
1 0,02 Maret 2021 26 15 0,052 0,609 6 750 0,05 30,47
2 0,02 Maret 2021 21,5 28 0,031 0,685 4,5 1400 0,03 34,26
3 0,02 Maret 2021 12 21 0,025 0,407 2 1050 0,02 20,34
4 0,02 Maret 2021 12,25 23 0,029 0,527 2 1150 0,03 26,37
5 0,02 Maret 2021 17,25 24 0,023 0,438 3,5 1200 0,02 21,91
6 0,02 Maret 2021 20 14 0,050 0,553 4,5 700 0,05 27,64
7 0,02 Maret 2021 17,5 26 0,018 0,364 3,5 1300 0,02 18,20
8 0,02 Maret 2021 15,75 40 0,017 0,542 3 2000 0,02 27,09
Jumlah 142,25 191 0,246 4,125 29 9550 0,25 206,27
Rata-rata 17,78125 23,875 0,031 0,516 3,625 1193,75 0,03 25,78

Tabel normal (per ha) dk KBD ket

n d² lbds n d² lbds
417,00 0,05 15,90 1,80 1,04 1,87 1,92 0,04
591,20 0,03 13,46 2,37 1,05 2,49 2,55 0,06
1708,80 0,01 10,28 0,61 3,14 1,93 1,98 0,05
1708,80 0,01 10,28 0,67 3,72 2,50 2,57 0,06
837,40 0,02 11,32 1,43 1,33 1,90 1,94 0,03
591,20 0,03 13,46 1,18 1,69 2,00 2,05 0,05
837,40 0,02 11,32 1,55 1,02 1,58 1,61 0,03
1094,40 0,01 10,82 1,83 1,39 2,54 2,50 0,04
7786,20 0,17 96,84 11,45 14,38 16,82 17,11 0,36
973,28 0,02 12,10 1,43 1,80 2,10 2,14 0,05

Interpolasi
Petak Ukur Umur n d² lbds
PU 1 10 553 17,9 13,9
15 383 23,4 16,4
14 417 22,3 497,29 0,04973 15,902
PU 2 10 784 13,8 11,7
15 543 18,1 13,9
14 591,2 17,24 297,218 0,02972 13,458
PU 3 10 2268 7,1 9,0
15 1569 9,3 10,6
14 1708,8 8,86 78,4996 0,00785 10,28
PU 4 10 2268 7,1 8,96
15 1569 9,3 10,61
14 1708,8 8,86 78,4996 0,00785 10,28
PU 5 10 1111 10,6 9,9
15 769 13,9 11,7
14 837,4 13,24 175,298 0,01753 11,318
PU 6 10 784 13,8 11,7
15 543 18,1 13,9
14 591,2 17,24 297,218 0,02972 13,458
PU 7 10 1111 10,6 9,87
15 769 13,9 11,68
14 837,4 13,24 175,298 0,01753 11,318
PU 8 10 1452 8,1 9,4
15 1005 11,9 11,2
14 1094,4 11,14 124,1 0,01241 10,824
➢ Contoh Perhitungan PK 1 (PU 1)
Diketahui : Keliling pohon 96 cm
D = Keliling/3,14
= 96/ 31,4
= 30,5 cm / 100 = 0,305 m
D2 = 0,3052 = 0,0934
Lbds = 0,25 x 3,14 x D2
= 0,25 x 3,14 x 0,0934
= 0,073 m2
➢ Contoh Perhitungan PK 1,5 (PU 1)
Diketahui : Umur 14 tahun
= tahun sekarang-tahun tanam
= 2021-2007 = 14 tahun
Dengan ini, 14 tahun masuk ke dalam KU Muda (Kelas Umur II: 11-20 tahun)
Luas PU = 0,02 Ha
Jumlah peninggi = Luas PU (Ha) / 1 Ha x 100
= 0.02 / 1 Ha x 100
= 2 pohon tertinggi

Cara menghitung rata-rata per hektar (PU 1) :


Jumlah pohon (n) = Jumlah pohon setiap PU / Luas PU
= 15 / 0,02
= 750
Lbds = Jumlah Lbds setiap PU/ Luas PU
= 0,609 / 0,02 = 30,47
Cara menghitung TABEL NORMAL / Ha :
Diketahui : Umur : 14 tahun
Bonita VI
Umur antara WvW : 10 dan 15
N umur 10 tahun pada WvW : 553
N umur 15 tahun pada WvW : 383
N TABEL NORMAL = FORECAST (14;553:383;10:15) = 417
Diketahui : Diameter umur 10 tahun pada WvW = 17,9 cm
Diameter umur 15 tahun pada WvW = 23,4 cm
Diameter TABEL NORMAL = FORECAST (14;17,9:23,4;10:15) = 22,3 cm
d2 = 22,32 / 10.000 = 0,0497
Diketahui : Lbds umur 10 tahun pada tabel WvW = 13.9 m
Lbds umur 15 tahun pada tabel WvW = 16,4 m
Lbds TABEL NORMAL = FORECAST (14;13.9:16,4;10:15) = 15,9 m

Cara menghitung dk (PU 1) :


dkn = n lapangan / n tabel
= 750/ 417
= 1,8
dkd2 = d2 lapangan / d2 tabel
= 0,051 / 0,049
= 1,04
dklbds = dkn x dkd2
= 1,8 x 1,04
= 1,87
Cara menghitung KBD (PU 1) :
KBD = Lbds Lapanagan (Lbds rata−rata per hektar) / Lbds tabel
= 30,47 / 15,9
= 1,92
Cara menentukan selisih toleransi KBD :
dklbds-KBD = ABS (1,87-1,92)
= 0,04
Note : ABS (selisih toleransi bersifat absolute/ mutlak)

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum Inventarisasi Hutan acara ke 6 ini membahas tentang
pengolahan data risalah hutan. Menurut Balai Desa Pemantapan Kawasan Hutan
(2011), risalah hutan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan dan perubahan- perubahan
atau kerusakan-kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama pengelolaan. Secara
umum, alur kegiatan risalah hutan dimulai dengan adanya kegiatan perisalahan hutan
meliputi risalah tegakan, risalah lapangan, risalah tanah, dan risalah tumbuhan bawah.
Kemudian dilanjut dengan adanya pembuatan tally sheet PK 1, lalu dilakukan
perhitungan derajat kesempurnaan PK 1½.

Pengamatan risalah hutan dan penetapan kelas hutan dilakukan di bagian daerah
KPH Yogyakarta, (BDH) Paliyan, resort pemangkuan hutan (RPH) Giring, petak 144,
luas petak 90,88 Ha, dan diinventarisasi pada bulan Maret 2021. Inventarisasi
dilakukan di tiga anak petak, yaitu anak petak A dengan luas 10,88 Ha, anak petak B
dengan luas 3,28 Ha, dan anak petak C dengan luas 76,72 Ha. Jenis tanaman yang di
tanam di BDH Paliyan, yaitu jati yang ditanam pada tahun 2007, sehingga didapatkan
umur pohon 14 tahun sampai dengan tahun 2021. Kondisi tanaman pada setiap anak
petak, baik anak petak A, B, dan C tidak terdapat tanaman sela, rata, murni, dan
pertumbuhan untuk anak petak A, B, dan C baik. Untuk risalah lapangan terdiri dari
bentuk lapangan, derajat lereng, dan kerataan. Lapangan anak petak A, B, dan C
berbentuk landai, derajat kelerengan 0, dan kerataannya rata. Risalah tanah meliputi
jenis tanah, kedalaman, kesarangan, dan humus. Jenis tanah di BDH Paliyan, yaitu
mediteran, kedalaman tanahnya dangkal, bersarang, dan berhumus. Pada setiap anak
petak memiliki ragam tumbuhan bawah yang berbeda. Anak petak A memiliki
tumbuhan bawah kerinyu, kolonjono, ketela. Anak petak B tidak memiliki tumbuhan
bawah dan anak petak C memiliki tumbuhan bawah kolonjono, ketela, kerinyu, ri
rambung, gliriside, gode, secang dan kacang. Kemudian untuk kerapatannya pada anak
petak A, B, dan C adalah jarang. Pada anak petak A digunakan sebagai mete meteor
atau kebun induk serta digunakan pula untuk swadaya. Pada anak petak B merupakan
tanah kosong, kemudian pada anak petak C menggunakan sistem Silvikultur Intensif
(SILIN).

Perhitungan dilakukan pada petak ukur 1 sampai dengan petak ukur 8.


Kemudian didapatkan data berupa keliling pohon dan tinggi pohon. Pada PU 1
didapatkan 15 pohon jati, PU 2 didapatkan 18 pohon jati, PU 3 didapatkan 21 pohon
jati, PU 4 didapatkan 23 pohon jati, PU 5 didapatkan 24 pohon jati, PU 6 didapatkan
14 pohon jati, PU 7 didapatkan 26 pohon jati, dan PU 8 didapatkan 40 pohon jati.
Setelah mendapatkan data berupa keliling dan tinggi pohon di lapangan, tahap
selanjutnya, yaitu mengolah data tersebut untuk menghitung hasil d (m), d 2 (m2), lbds
(m2), dan Oh (m).

Diameter didapat dari keliling dibagi dengan phi (3.14) dibagi 100 karena hasil
dari diameter tersebut akan dijadikan dalam meter, diameter kuadrat didapat dari hasil
diameter kemudian dikuadratkan, lbds didapat dari perhitungan 0.25 dikali phi (3.14)
dikali diamater kuadrat, peninggi didapat dari mengetahui kelas umurnya terlebih
dahulu dengan cara melihat tahun penanaman dimulai pada tahun 2007 dan dirisalah
pada tahun 2021, artinya tanaman tersebut sudah berumur 14 tahun, maka masuk ke
dalam kelas umur II. Kelas umur II memiliki luas lingkaran sebesar 0.02 Ha, sehingga
didapatkan peningginya dengan rumus luas PU dibagi dengan satu hektar dikali 100
didapatkan nilainya dua. Maka mencari dua pohon tertinggi dari setiap PU 1-8 karena
luas petak ukurnya sama-sama 0.02 Ha. Setelah itu, mencari rata-rata diameter kuadrat
dan peninggi (Oh), sedangkan lbds dicari jumlah keseluruhannya. Selanjutnya, masuk
pada tahapan PK 1½. Pada PK 1½ data yang didapatkan di PK 1 seperti jumlah pohon,
rata-rata diameter kuadrat, rata-rata peninggi, dan lbds dari PU 1-8 dipindahkan ke hasil
pengukuran di lapangan bagian per petak ukur. Kemudian data-data tersebut
dikonversikan ke dalam rata-rata per hektar dengan cara membaginya dengan luas
lingkaran 0.02 Ha. Data yang dikonversikan hanya jumlah pohon dan Ldbsnya saja.

Dalam tabel hasil pengukuran di lapangan bagian rata-rata per hektar, praktikan
menganalisis bonita per petak ukur. Bonita merupakan kawasan hutan yang telah dibagi
ke dalam petak berdasarkan kelas kualitas lahan. merupakan kemampuan tempat
tumbuh untuk menghasilkan kayu dalam ukuran massa (volume) (Riyanto dan Pahlana,
2012). Dasar menentukan bonita menggunakan umur dan peninggi yang dicocokkan
dengan diagram bonita. Bonita akan berpengaruh terhadap data yang dibutuhkan di
tabel normal. Lahan terbaik dalam BDH Paliyan ditunjukkan oleh PU 1 dengan nilai
bonita VI. Kemudian diikuti oleh PU 2 dan PU 6 dengan nilai bonita IV½, PU 5 dan
PU 7 dengan nilai bonita III½, PU 8 dengan nilai bonita III, dan PU 3 dan 7 dengan
nilai bonita II. Kemudian data-data yang dibutuhkan di tabel normal yakni jumlah
pohon, diameter kuadrat, dan lbds. Untuk dapat mengetahui data dari jumlah pohon,
diameter kuadrat, dan lbds dihitung berdasarkan bonitanya. Untuk menetapkan nilai
bonita ini diperoleh dari tabel normal WvW. Tabel normal yang umum digunakan di
Indonesia oleh Perum Perhutani untuk hutan tanaman Jati disusun oleh Wolf von
Wulfing (WvW) (Rahmani, 2017).

Penaksiran volume tegakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang


bisa diambil dari tabel tegakan. Untuk menaksir volume tegakan jati menggunakan
tabel WvW (Wolf von Wulving). Langkah yang harus dilakukan contohnya pada PU 1
bonita yang didapatkan VI dengan umur tanaman 14 tahun, maka untuk mencari nilai
jumlah pohon (N), diameter (d), dan luas bidang dasar (lbds) diperlukan interpolasi
data umur tanaman 14 tahun, dimana posisinya berada di antara 10 tahun dan 15 tahun.
Sehingga data N, d, lbds di umur 10 tahun dan 15 tahun dimasukkan di pengolahan
data kemudian diolah dengan bantuan excel menggunakan rumus sama dengan
FORECAST.

Setelah mendapatkan hasil dari tabel normal, maka selanjutnya bisa mencari dk
(Derajat Kesempurnaan) yang terdiri dari n, d2, dan lbds. Derajat Kesempurnaan
adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat kesempurnaan jumlah pohon di
lapangan (n lapangan) terhadap tabel hasil/ tabel normal (N tabel). Jumlah pohon di
lapangan ini diperoleh dari jumlah pohon yang ada pada setiap PU dan selanjutnya
dikonversi menjadi jumlah pohon per hektar, sebagaimana dijelaskan pada sub pokok
bahasan di atas, sehingga dkn diperoleh dengan rumus, dimana untuk mendapat N tabel
diperoleh dari tabel normal, dengan rumus interpolasi isebagaimana dijelaskan pada
sub pokok bahasan di atas. Setelah tabel normal dan Derajat Kesempurnaan diketahui
hasil perhitungannya, maka bisa dilanjutkan dengan mencari KBD. KBD adalah suatu
angka yang menunjukkan tingkat kesempurnaan luas bidang dasar tegakan di lapangan
(lbds-lapangan) dibandingkan dengan tabel normal (lbds-tabel). Perhitungan lbds
setiap petak ukur dilakukan dengan menjumlah lbds dari semua pohon dalam petak
ukur tersebut. Kemudian hasil dari KBD dapat menunjukkan selisih antar setiap PU
yang dihitung. Hasil perhitungan diberi tanda mutlak, sehingga tidak ada hasil yang
negatif. Batas toleransinya adalah ≤ 0,02. Hasil perhitungan selisih dk ldbs dengan
KBD pada petak ukur 1 sebesar 1,92; pada petak ukur 2 sebesar 2,55; pada petak ukur
3 sebesar 1,98; pada petak ukur 4 sebesar 2,5; pada petak ukur 5 sebesar 1,9; pada petak
ukur 6 sebesar 2; pada petak ukur 7 sebesar 1,58 dan pada petak ukur 8 sebesar 2,5.
Dengan begitu, tidak ada petak ukur yang masuk dalam batas toleransi selisih.
Sehingga komposisi tegakan tersebut perlu diperbaiki. Salah satu indikator yang dapat
digunakan adalah dknnya. Jika dkn lebih dari 1 berarti jumlah pohon di lapangan per
hektar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pohon per hektar di tabel WvW,
sehingga perlu dilakukan penjarangan. Namun jika dkn kurang dari 1 berarti jumlah
pohon di lapangan per hektar lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pohon per
hektar di tabel WvW, sehingga perlu dilakukan penambahan jumlah tanaman di
lapangan. Dalam derajat kesempurnaan, semakin mendekati angka 1 maka semakin
baik komposisi tegakan jati tersebut.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tallysheet PK 1 digunakan untuk mengisi data risalah hutan dan juga mendata
pohon yang ada dalam petak ukur. Risalah hutan yang ada di dalam tally sheet, yaitu
risalah tegakan, risalah lapangan, risalah tanah, dan risalah tumbuhan bawah.
Setelah pengisian risalah kemudian mengukur pohon dengan memasukkan data
keliling dan tinggi pohon. Untuk data keliling digunakan untuk mencari nilai
diameter. Dan untuk tinggi pohon digunakan untuk melihat pohon yang paling
tinggi di dalam satu petak ukur. Tally sheet risalah hutan diisi untuk setiap petak
ukur yang ada.
2. Nilai bonita didapatkan dari umur tanaman dan rata-rata peninggi setiap petak ukur.
Untuk mendapatkan nilai bonita memerlukan bantuan diagram bonita. Sedangkan
nilai dkn setiap petak ukur didapat dari pembagian n lapangan dengan N tabel
normal. Begitupula dengan dkd2 didapat dari d2 lapangan dengan d2 tabel normal.
Sedangkan nilai dklbds didapat dari perkalian nilai dkn dan dkd2. Nilai KBD didapat
dari pengurangan lbds lapangan dengan lbds tabel normal. Hasil perhitungan KBD
menunjukkan hasil toleransi selisih ≤ 0.02.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Durbani, M. 2013. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.

Husch, B. 2003. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta.

Hitam, hasril. 1980. Dasar-Dasar Teori Dan Penggunaan Teknik Pengambilan


Contoh (Sampling Tecniques) Dalam Investarisasi Hutan. Pt Pradnya
Paramita. Jakarta

Loetsch, F., K. E. Haller and F. Zohrer. 1973. Forest inventory. Munchen : BLV
Verlagsgesellschaft

Riyanto, D., dan Pahlana. 2012. Kajian Evaluasi Lahan Hutan Jati Sistem Bonita di
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu. Jurnal Hutan Tanaman.
9(1):43-50.

Simon, H. (1996). Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Wulfing, Van. 1993. Opstand Stapels Voor Djati Plantasoenen. Perum Perhutani.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai