ACARA VI
PENGAMBILAN DATA LAPANGAN (PK 1-PK 1.5)
Oleh :
I. TUJUAN
1. Melatih mahasiswa untuk dapat mengisi tally sheet perisalahan hutan secara benar.
2. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung bonita, dkn, dkd2, dklbds, KBD
masing-masing petak ukur dan petak/anak petak.
1. Gambaran keadaan hutan pada peta suatu petak dari hasil risalah sebelumnya.
2. Tallysheet (PK 1), Blanko Perhitungan Derajat Kesempurnaan tegakan (PK 1 ½)
IV. CARA KERJA
Menghitung d, 𝑑2,
Mengisi hasil jumlah lbds beserta
Mengisi
pohon, rata rata d2 , jumlahnya, rata-
keterangan lokasi
rata rata pohon rata peninggi dan
pengelolaan dan PU
bonita
peninggi dan jumlah ke dalam Talysheet
lbds serta bonita ke PK 1,5
dalam Tallysheet PK
1,5 pada setiap PU
Memasukkan nilai
Menghitung rata rata Menghitung
jumlah pohon, d2 dan
jumlah pohon, d2, dan nilai dkn,
lbds per hektar dari
lbds per hektar tabel normal per dkd2, dk lbds
hektar dan KBD
Menghitung
nilai selisih
dk lbds
dengan kbd
DESKRIPSI
Dalam acara keempat ini dimulai dengan menyimak dan memahami
penjelasan instruktur mengenai cara mengisi tabel risalah hutan (PK 1) dan
tabel derajat kesempurnaan (PK 1 ½). Setelah mendapatkan data pengukuran
PU berupa keliling dan tinggi serta risalah hutan. Selanjutnya data diisi di
tallysheet risalah hutan (PK 1). Untuk pengisian tallysheet risalah hutan (PK
1) di isi untuk setiap PU. Untuk bagian risalah hutan diisi sesuai dengan data
yang didapatkan dilapangan. Risalah yang harus diisi berupa risalah tegakan,
risalah lapangan, risalah tanah dan risalah tumbuhan bawah. Setelah itu
memasukan data lapangan berupa keliling dan tinggi. Untuk data keliling
dapat menghitung nilai 𝑑2 dan lbds. Untuk data tinggi digunakan untuk
mencari rata-rata peninggi. Selanjutnya mencari bonita dari umur dan rata-
rata peninggi yang didapatkan. Setelah semua data pada PK 1 lengkap maka
selanjutnya mengisi tabel PK 1 ½. Untuk PK 1 ½ pengisian nya untuk semua
PU menjadi satu. Sehingga pada tabel per petak ukur yang berisi data n, 𝑑2,
lbds dan OH merupakan jumlah dan rata-rata total dari penghitungan PK 1.
Setelah memasukkan data pada tabel per petak ukur selanjutnya menghitung
nilai n dan Lbds pada tabel rata-rata per hektar. Untuk data lainnya
disesuikan dengan data PK 1. Nilai n didapatkan dari jumlah pohon per petak
ukur dibagi dengan luas PU. Sedangkan untuk Lbds didapatkan dari Lbds
setiap PU dibagi dengan luas PU. Selanjutnya mengisi tabel normal yang
disesuaikan dengan bonita dan umur tanaman menggunakan bantuan tabel
WvW. Selanjutnya menghitung nilai n, 𝑑2 dan Lbds pada tabel derajat
kesempurnaan DK. Nilai-nilia tersebut didapatkan dengan membagi data
antara rata-rata per hektar dengan tabel normal ini berlaku untuk data n dan
𝑑2. Sedangkan nilai Lbds didapatkan dengan mengkalikan nilai n dan 𝑑2
yang didapatkan. Langkah terahir adalah menghitung kepadatan bidang dasar
(KBD) dengan membagi Lbds pada tabel rata-rata per hektar dengan Lbds
tabel normal. Selanjutnya tabel keterangan didapatkan dari Lbds pada tabel
dk dikurangi dengan KBD. Semua pengolahan data dilakukan dengan
bantuan Ms. Excel.
V. HASIL DATA PENGAMATAN
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 10,88 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 2
Tanggal : Maret 2021
Catatan
Menentukan
Jumlah Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
21,5
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 4,5
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 10,88 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 3
Tanggal : Maret 2021
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 4
Tanggal : Maret 2021
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 5
Tanggal : Maret 2021
RISALAH HUTAN PENGUKURAN DALAM PU
No.
k/d(cm) d(m) d2 (m) Lbds(m2) Oh(m)
Dalam areal yang diwakili PU Pohon
Jenis Tegakan : Jati 1 65 0,20701 0,042851637 0,03364 15
Tanaman Sela : 2 56 0,17834 0,031806564 0,02497 16
Th. Tanam : 2007 3 50 0,15924 0,025355998 0,0199 12
Jarak tanam semula : - 4 50,5 0,16083 0,025865654 0,0203 14,5
A. Risalah Tegakan 5 54 0,17197 0,029575236 0,02322 15,5
Umur rata-rata : - 6 50 0,15924 0,025355998 0,0199 11,5
Peninggi (m) : 17,25 m 7 34 0,10828 0,011724614 0,0092 8,5
Bonita : 3,5 8 47 0,14968 0,02240456 0,01759 11,5
Pertumbuhan/Keadaan Kesehatan : Baik 9 41 0,13057 0,017049373 0,01338 9,5
Kerataan dan Kemurnian : Rata 10 61 0,19427 0,037739868 0,02963 18,5
Kwalitas Batang : - 11 59 0,1879 0,035305692 0,02771 15,5
Derajat Kesempurnaan Per Ha 12 31 0,09873 0,009746846 0,00765 11,5
dkn : - 13 40 0,12739 0,016227839 0,01274 9,5
dkd2 : - 14 56 0,17834 0,031806564 0,02497 12
dk/lbds/KBD : - 15 44 0,14013 0,019635685 0,01541 13,5
B. Risalah Lapangan 16 46 0,1465 0,021461317 0,01685 11,5
Bentuk Lapangan : landai 17 38 0,12102 0,014645625 0,0115 12
Derajat Lereng : 0 18 43 0,13694 0,018753296 0,01472 9
Kerataan : rata 19 43 0,13694 0,018753296 0,01472 11,5
C. Risalah Tanah 20 37 0,11783 0,013884945 0,0109 11
Jenis Tanah: mediteran 21 42 0,13376 0,017891192 0,01404 12
Kedalaman : dangkal 22 44 0,14013 0,019635685 0,01541 14
Kesarangan :mudah (bersarang) 23 50 0,15924 0,025355998 0,0199 13,5
Humus : berhumus 24 50 0,15924 0,025355998 0,0199 12
D. Risalah Tumbuhan Bawah Jumlah 0,43818
Jenis : - Rata-rata 0,023257895 17,25
Kerapatan: jarang
Perawatan Kelak : pemeliharaan tanaman Catatan
seperti pruning (pemangkasan cabang),
pembersihan lahan dan pengaturan jarak
tanam melalui penjarangan (Nugroho, Menentukan Jumlah
2015). Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
17,25
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 3,5
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 3,28 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 6
Tanggal : Maret 2021
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 76,72 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 7
Tanggal : Maret 2021
BDH : Paliyan
RPH : Giring
PETAK :144
LUAS PETAK : 76,72 Ha
TAHUN INVENTARISASI : Maret 2021
PU No : 8
Tanggal : Maret 2021
Catatan
Menentukan Jumlah
Peninggi : Menentukan Bonita :
Umur 14 Umur 14
Kelas Rata-rata
15,75
Umur II peninggi
Luas PU 0,02 Ha Bonita 3
Jari-jari 7,97 m
IS 0,50%
Jumlah
Peninggi 2
• Data PK 1,5
PERHITUNGAN DERAJAT KESEMPURNAAN TEGAKAN DAN KERAPATAN BIDANG DASAR
n d² lbds n d² lbds
417,00 0,05 15,90 1,80 1,04 1,87 1,92 0,04
591,20 0,03 13,46 2,37 1,05 2,49 2,55 0,06
1708,80 0,01 10,28 0,61 3,14 1,93 1,98 0,05
1708,80 0,01 10,28 0,67 3,72 2,50 2,57 0,06
837,40 0,02 11,32 1,43 1,33 1,90 1,94 0,03
591,20 0,03 13,46 1,18 1,69 2,00 2,05 0,05
837,40 0,02 11,32 1,55 1,02 1,58 1,61 0,03
1094,40 0,01 10,82 1,83 1,39 2,54 2,50 0,04
7786,20 0,17 96,84 11,45 14,38 16,82 17,11 0,36
973,28 0,02 12,10 1,43 1,80 2,10 2,14 0,05
Interpolasi
Petak Ukur Umur n d² lbds
PU 1 10 553 17,9 13,9
15 383 23,4 16,4
14 417 22,3 497,29 0,04973 15,902
PU 2 10 784 13,8 11,7
15 543 18,1 13,9
14 591,2 17,24 297,218 0,02972 13,458
PU 3 10 2268 7,1 9,0
15 1569 9,3 10,6
14 1708,8 8,86 78,4996 0,00785 10,28
PU 4 10 2268 7,1 8,96
15 1569 9,3 10,61
14 1708,8 8,86 78,4996 0,00785 10,28
PU 5 10 1111 10,6 9,9
15 769 13,9 11,7
14 837,4 13,24 175,298 0,01753 11,318
PU 6 10 784 13,8 11,7
15 543 18,1 13,9
14 591,2 17,24 297,218 0,02972 13,458
PU 7 10 1111 10,6 9,87
15 769 13,9 11,68
14 837,4 13,24 175,298 0,01753 11,318
PU 8 10 1452 8,1 9,4
15 1005 11,9 11,2
14 1094,4 11,14 124,1 0,01241 10,824
➢ Contoh Perhitungan PK 1 (PU 1)
Diketahui : Keliling pohon 96 cm
D = Keliling/3,14
= 96/ 31,4
= 30,5 cm / 100 = 0,305 m
D2 = 0,3052 = 0,0934
Lbds = 0,25 x 3,14 x D2
= 0,25 x 3,14 x 0,0934
= 0,073 m2
➢ Contoh Perhitungan PK 1,5 (PU 1)
Diketahui : Umur 14 tahun
= tahun sekarang-tahun tanam
= 2021-2007 = 14 tahun
Dengan ini, 14 tahun masuk ke dalam KU Muda (Kelas Umur II: 11-20 tahun)
Luas PU = 0,02 Ha
Jumlah peninggi = Luas PU (Ha) / 1 Ha x 100
= 0.02 / 1 Ha x 100
= 2 pohon tertinggi
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum Inventarisasi Hutan acara ke 6 ini membahas tentang
pengolahan data risalah hutan. Menurut Balai Desa Pemantapan Kawasan Hutan
(2011), risalah hutan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan dan perubahan- perubahan
atau kerusakan-kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama pengelolaan. Secara
umum, alur kegiatan risalah hutan dimulai dengan adanya kegiatan perisalahan hutan
meliputi risalah tegakan, risalah lapangan, risalah tanah, dan risalah tumbuhan bawah.
Kemudian dilanjut dengan adanya pembuatan tally sheet PK 1, lalu dilakukan
perhitungan derajat kesempurnaan PK 1½.
Pengamatan risalah hutan dan penetapan kelas hutan dilakukan di bagian daerah
KPH Yogyakarta, (BDH) Paliyan, resort pemangkuan hutan (RPH) Giring, petak 144,
luas petak 90,88 Ha, dan diinventarisasi pada bulan Maret 2021. Inventarisasi
dilakukan di tiga anak petak, yaitu anak petak A dengan luas 10,88 Ha, anak petak B
dengan luas 3,28 Ha, dan anak petak C dengan luas 76,72 Ha. Jenis tanaman yang di
tanam di BDH Paliyan, yaitu jati yang ditanam pada tahun 2007, sehingga didapatkan
umur pohon 14 tahun sampai dengan tahun 2021. Kondisi tanaman pada setiap anak
petak, baik anak petak A, B, dan C tidak terdapat tanaman sela, rata, murni, dan
pertumbuhan untuk anak petak A, B, dan C baik. Untuk risalah lapangan terdiri dari
bentuk lapangan, derajat lereng, dan kerataan. Lapangan anak petak A, B, dan C
berbentuk landai, derajat kelerengan 0, dan kerataannya rata. Risalah tanah meliputi
jenis tanah, kedalaman, kesarangan, dan humus. Jenis tanah di BDH Paliyan, yaitu
mediteran, kedalaman tanahnya dangkal, bersarang, dan berhumus. Pada setiap anak
petak memiliki ragam tumbuhan bawah yang berbeda. Anak petak A memiliki
tumbuhan bawah kerinyu, kolonjono, ketela. Anak petak B tidak memiliki tumbuhan
bawah dan anak petak C memiliki tumbuhan bawah kolonjono, ketela, kerinyu, ri
rambung, gliriside, gode, secang dan kacang. Kemudian untuk kerapatannya pada anak
petak A, B, dan C adalah jarang. Pada anak petak A digunakan sebagai mete meteor
atau kebun induk serta digunakan pula untuk swadaya. Pada anak petak B merupakan
tanah kosong, kemudian pada anak petak C menggunakan sistem Silvikultur Intensif
(SILIN).
Diameter didapat dari keliling dibagi dengan phi (3.14) dibagi 100 karena hasil
dari diameter tersebut akan dijadikan dalam meter, diameter kuadrat didapat dari hasil
diameter kemudian dikuadratkan, lbds didapat dari perhitungan 0.25 dikali phi (3.14)
dikali diamater kuadrat, peninggi didapat dari mengetahui kelas umurnya terlebih
dahulu dengan cara melihat tahun penanaman dimulai pada tahun 2007 dan dirisalah
pada tahun 2021, artinya tanaman tersebut sudah berumur 14 tahun, maka masuk ke
dalam kelas umur II. Kelas umur II memiliki luas lingkaran sebesar 0.02 Ha, sehingga
didapatkan peningginya dengan rumus luas PU dibagi dengan satu hektar dikali 100
didapatkan nilainya dua. Maka mencari dua pohon tertinggi dari setiap PU 1-8 karena
luas petak ukurnya sama-sama 0.02 Ha. Setelah itu, mencari rata-rata diameter kuadrat
dan peninggi (Oh), sedangkan lbds dicari jumlah keseluruhannya. Selanjutnya, masuk
pada tahapan PK 1½. Pada PK 1½ data yang didapatkan di PK 1 seperti jumlah pohon,
rata-rata diameter kuadrat, rata-rata peninggi, dan lbds dari PU 1-8 dipindahkan ke hasil
pengukuran di lapangan bagian per petak ukur. Kemudian data-data tersebut
dikonversikan ke dalam rata-rata per hektar dengan cara membaginya dengan luas
lingkaran 0.02 Ha. Data yang dikonversikan hanya jumlah pohon dan Ldbsnya saja.
Dalam tabel hasil pengukuran di lapangan bagian rata-rata per hektar, praktikan
menganalisis bonita per petak ukur. Bonita merupakan kawasan hutan yang telah dibagi
ke dalam petak berdasarkan kelas kualitas lahan. merupakan kemampuan tempat
tumbuh untuk menghasilkan kayu dalam ukuran massa (volume) (Riyanto dan Pahlana,
2012). Dasar menentukan bonita menggunakan umur dan peninggi yang dicocokkan
dengan diagram bonita. Bonita akan berpengaruh terhadap data yang dibutuhkan di
tabel normal. Lahan terbaik dalam BDH Paliyan ditunjukkan oleh PU 1 dengan nilai
bonita VI. Kemudian diikuti oleh PU 2 dan PU 6 dengan nilai bonita IV½, PU 5 dan
PU 7 dengan nilai bonita III½, PU 8 dengan nilai bonita III, dan PU 3 dan 7 dengan
nilai bonita II. Kemudian data-data yang dibutuhkan di tabel normal yakni jumlah
pohon, diameter kuadrat, dan lbds. Untuk dapat mengetahui data dari jumlah pohon,
diameter kuadrat, dan lbds dihitung berdasarkan bonitanya. Untuk menetapkan nilai
bonita ini diperoleh dari tabel normal WvW. Tabel normal yang umum digunakan di
Indonesia oleh Perum Perhutani untuk hutan tanaman Jati disusun oleh Wolf von
Wulfing (WvW) (Rahmani, 2017).
Setelah mendapatkan hasil dari tabel normal, maka selanjutnya bisa mencari dk
(Derajat Kesempurnaan) yang terdiri dari n, d2, dan lbds. Derajat Kesempurnaan
adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat kesempurnaan jumlah pohon di
lapangan (n lapangan) terhadap tabel hasil/ tabel normal (N tabel). Jumlah pohon di
lapangan ini diperoleh dari jumlah pohon yang ada pada setiap PU dan selanjutnya
dikonversi menjadi jumlah pohon per hektar, sebagaimana dijelaskan pada sub pokok
bahasan di atas, sehingga dkn diperoleh dengan rumus, dimana untuk mendapat N tabel
diperoleh dari tabel normal, dengan rumus interpolasi isebagaimana dijelaskan pada
sub pokok bahasan di atas. Setelah tabel normal dan Derajat Kesempurnaan diketahui
hasil perhitungannya, maka bisa dilanjutkan dengan mencari KBD. KBD adalah suatu
angka yang menunjukkan tingkat kesempurnaan luas bidang dasar tegakan di lapangan
(lbds-lapangan) dibandingkan dengan tabel normal (lbds-tabel). Perhitungan lbds
setiap petak ukur dilakukan dengan menjumlah lbds dari semua pohon dalam petak
ukur tersebut. Kemudian hasil dari KBD dapat menunjukkan selisih antar setiap PU
yang dihitung. Hasil perhitungan diberi tanda mutlak, sehingga tidak ada hasil yang
negatif. Batas toleransinya adalah ≤ 0,02. Hasil perhitungan selisih dk ldbs dengan
KBD pada petak ukur 1 sebesar 1,92; pada petak ukur 2 sebesar 2,55; pada petak ukur
3 sebesar 1,98; pada petak ukur 4 sebesar 2,5; pada petak ukur 5 sebesar 1,9; pada petak
ukur 6 sebesar 2; pada petak ukur 7 sebesar 1,58 dan pada petak ukur 8 sebesar 2,5.
Dengan begitu, tidak ada petak ukur yang masuk dalam batas toleransi selisih.
Sehingga komposisi tegakan tersebut perlu diperbaiki. Salah satu indikator yang dapat
digunakan adalah dknnya. Jika dkn lebih dari 1 berarti jumlah pohon di lapangan per
hektar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pohon per hektar di tabel WvW,
sehingga perlu dilakukan penjarangan. Namun jika dkn kurang dari 1 berarti jumlah
pohon di lapangan per hektar lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pohon per
hektar di tabel WvW, sehingga perlu dilakukan penambahan jumlah tanaman di
lapangan. Dalam derajat kesempurnaan, semakin mendekati angka 1 maka semakin
baik komposisi tegakan jati tersebut.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tallysheet PK 1 digunakan untuk mengisi data risalah hutan dan juga mendata
pohon yang ada dalam petak ukur. Risalah hutan yang ada di dalam tally sheet, yaitu
risalah tegakan, risalah lapangan, risalah tanah, dan risalah tumbuhan bawah.
Setelah pengisian risalah kemudian mengukur pohon dengan memasukkan data
keliling dan tinggi pohon. Untuk data keliling digunakan untuk mencari nilai
diameter. Dan untuk tinggi pohon digunakan untuk melihat pohon yang paling
tinggi di dalam satu petak ukur. Tally sheet risalah hutan diisi untuk setiap petak
ukur yang ada.
2. Nilai bonita didapatkan dari umur tanaman dan rata-rata peninggi setiap petak ukur.
Untuk mendapatkan nilai bonita memerlukan bantuan diagram bonita. Sedangkan
nilai dkn setiap petak ukur didapat dari pembagian n lapangan dengan N tabel
normal. Begitupula dengan dkd2 didapat dari d2 lapangan dengan d2 tabel normal.
Sedangkan nilai dklbds didapat dari perkalian nilai dkn dan dkd2. Nilai KBD didapat
dari pengurangan lbds lapangan dengan lbds tabel normal. Hasil perhitungan KBD
menunjukkan hasil toleransi selisih ≤ 0.02.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Durbani, M. 2013. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Loetsch, F., K. E. Haller and F. Zohrer. 1973. Forest inventory. Munchen : BLV
Verlagsgesellschaft
Riyanto, D., dan Pahlana. 2012. Kajian Evaluasi Lahan Hutan Jati Sistem Bonita di
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu. Jurnal Hutan Tanaman.
9(1):43-50.
Wulfing, Van. 1993. Opstand Stapels Voor Djati Plantasoenen. Perum Perhutani.
Jakarta.