ACARA IV
RAGAM BAHAN TANAMAN
Oleh :
D. Cara kerja:
1. Mahasiswa menentukan metode perbanyakan jenis tanaman kehutanan sesuai
literature yang diperoleh dan umum digunakan.
2. Mahasiswa mengelompokkan beberapa jenis spesies dengan metode
perbanyakan yang sama. Kemudian analisis karakter dari spesies-spesies yang
menjadikan alasan untuk dilakukan metode perbanyakan tersebut.
Metode Jenis Sumber Alasan
Pembiakan
Biji 1. Mengkudu 1. Susilo, D. E. H., Dkk. 2014. 1. mengkudu merupakan tanaman
(Morinda citrifolia L.) Studi Potensi Penyemaian buah yang mempunyai banyak biji,
dan Pembibitan Tanaman sehingga dapat dilakukan
Mengkudu Pada Beberapa pembiakan menggunakan biji
Komposisi Media Tanam. tersebut. Sedangkan upaya
Fakultas Pertanian dan penyemaian dan pembibitan
Kehutanan. Universitas diperlukan tata cara yang tepat
Muhammadiyah sehingga keberhasilan dan kualitas
Palangkaraya. Palangka dari bibit tanaman mengkudu yang
Raya. Anterior Jurnal, dihasilkan menjadi lebih baik.
Volume 14 Nomor 1,
Desember 2014, Hal 1 – 10.
Cabutan alam 1. Eboni 1. Hendromono. 2007. Teknik 1. Pengumpulan benih eboni dalam
(Diospyros celebica) Pembibitan Eboni Dari jumlah banyak tidak mudah karena
Anakan Hasil Permudaan tegakan eboni di tempat tumbuh
Alam. Pusat Litbang Hutan alaminya sudah jarang dan tidak
Tanaman. Bogor. Jurnal semua pohon eboni berbuah serta
Penelitian Hutan Tanaman musim berbuahnya berbeda antara
Vol.4 No.2, Agustus 2007, tempat satu dengan lainnya. Dalam
069 – 118. kenyataannya lebih mudah
menemukan anakan alam eboni di
sekitar kelompok pohon eboni dari
pada benih eboni yang viable.
2. Nyatoh 2. Poromobi S., Dkk. 2017. 2. Tanaman nyatoh juga tidak dapat
(Palaquium sp.) Pertumbuhan Cabutan menghasilkan buah dalam waktu
Anakan Alam Nyatoh tertentu, selain karena musim
Setelah Disimpan Pada berbuah yang tidak menentu, juga
Wadah Yang Berbeda. disebabkan karena interval masa
Fakultas Kehutanan, berbuah yang sangat panjang.
Universitas Tadulako. Keterbatasan-keterbatasan
WARTA RIMBA ISSN: tersebut menjadi suatu alasan kuat
2579-6267 Volume 5, Nomor untuk mencoba alternatif lain
1 Hal: 49-54. diantaranya memanfaatkan
pengadaan bibit dengan semai atau
anakan alam.
Stek 1. Mahoni 1. Hani S., Dkk. 2018. 1. Penanaman mahoni terancam oleh
(Swietenia macrophylla) Perbanyakan Vegetatif serangan hama penggerek pucuk
Mahoni (Swietenia Hypsipyla robusta, sehingga
macrophylla King) dengan pencarian mahoni yang memiliki
Cara Stek Pucuk. Pusat sifat resisten menjadi prioritas
Penelitian dan Pengembangan dalam pengembangan mahoni.
Hutan, Bogor, Jawa Barat. Seleksi genetik dari populasi
Jurnal Penelitian Hutan mahoni di lapangan yang terbukti
Tanaman. Vol. 15 No. 1, Juni memiliki ketahanan terhadap
2018, 1-66. Hypsipila adalah salah satu cara
untuk memperoleh pohon unggul
mahoni. Perbanyakan bibit dari
pohon unggul harus dilakukan
secara vegetatif agar anakan
memperoleh sifat unggul dari
induknya. Maka dari itu stek pucuk
adalah cara terbaik untuk mendapat
sifat yang unggul.
2. Meranti bakau 2. Azwin, Emy Sadjati. 2018. 2. Pembiakan vegetatif melalui stek
(Shorea uliginosa) Respon Stek Meranti Bakau pada saat ini merupakan salah satu
(Shorea uliginosa Foxw.) alternatif penyediaan bibit dari jenis
terhadap Pemberian Rootone ini. Hal ini dikarenakan masa
F dan Berbagai Media Tanam. berbuah dari jenis ini sekali dalam 2
Wahana Forestra: Jurnal sampai 10 tahun dengan waktu
Kehutanan, Vol. 13 (2). Edisi dorman biji yang sangat singkat,
Januari 2018. hanya beberapa minggu saja. Stek
(Cutting System) dapat digunakan
sebagai teknik alternatif dalam
pengadaan bibit. Dengan sistem ini,
bibit yang dihasilkan genotipnya
telah diketahui dan dapat dibuat
pada waktu yang diperlukan.
Cangkok 1. Jambu Kristal 1. Tience E P. 2015. Kajian 1. Untuk memproduksi buah jambu
(Psidium guava) Tekhnik Mencangkok kristal berkualitas tinggi dan
Perbanyakan Jambu Kristal memperbanyak jumlah tanaman
(Psidium guava). Sekolah yang lebih produktif, salah satunya
Tinggi Penyuluhan dengan cara cangkok.
Pertanian, Medan. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 1-
66.
2. Untuk mendapatkan tanaman yang
2. Sawo 2. Prameswari, Zara Kumala,
dapat berbuah lebih cepat daripada
(Manilkara zapota) dkk. 2014. Pengaruh Macam
tanaman yang berasal dari biji.
Media dan Zat Pengatur Selain itu, buah yang dihasilkan
Tumbuh terhadap serupa buah dari tanaman induknya,
Keberhasilan Cangkok Sawo perbanyakan vegetatif melalui
(Manilkara zapota (L.) van cangkok merupakan salah satu
Royen) pada Musim
Penghujan. Jurnal alternatif. Mencangkok merupakan
Vegetalika, Vol. 3 (4): 107- salah satu teknik perbanyakan
118 vegetatif dengan cara pelukaan atau
pengeratan cabang pohon induk dan
dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar. Pada
cara mencangkok, akar tumbuh
ketika cabang yang dicangkoknya
masih berada di pohon induk.
Okulasi 1. Jati 1. Adinugraha, Hamdan Adma 1. Perbanyakan vegetatif secara okulasi
(Tectona grandis) dan Abdul Azis Efendi. 2018. dipilih karena dengan seluruh kinerja
Pertumbuhan Bibit Hasil genotip yang baik akan dapat
Okulasi pada Beberapa Klon diulangi secara konsisten dan
Jati dari Gunungkidul dan berkelanjutan. Sehingga dengan
Wonogiri. Jurnal Pemuliaan adanya pembiakan vegetatif melalui
Tanaman Hutan, Vol. 12 (1): okulasi ini akan diperoleh sifat
13-24. genetik anakan yang sama dengan
induknya, sehingga ortet yang dipilih
sebagai sumber biakan merupakan
ortet yang baik. Selain itu,
pembiakan vegetatif secara ekonomi
lebih murah dan lebih mudah dari
pembiakan generatif.
2. Karet 2. Pratomo, Bayu, dkk. 2016. 2. Dengan menggunakan Teknik
(Hevea brasiliensis) Pertumbuhan Okulasi okulasi berfungsi untuk
Tanaman Karet (Hevea mendapatkan keseragaman dan
brassiliensis Muell arg.) mempertahankan sifat-sifat baik dari
dengan Tinggi Penyerongan pohon induk sehingga didapatkan
Batang Bawah dan pohon karet yang berkualitas.
Benzylaminopurine (BAP)
pada Pembibitan Polibag.
Jurnal Pertanian Tropik, Vol.
3, No. 2. Agustus 2016. (13):
119- 123.
Kultur 1. Jabon Merah 1. Putriana., Dkk. 2019. Respon 1. Teknik ini memiliki beberapa
Jaringan (Antocephalus macrophyllus) Kinetin dan Tipe Eksplan keunggulan dibandingkan cara
Jabon Merah (Antocephalus tradisonal, karena selain
macrophyllus (Roxb.) Havil) menghasilkan tanaman dalam
Secara In Vitro. Fakultas jumlah banyak dengan waktu yang
Kehutanan Unhas. Makassar. singkat, teknik ini juga tidak
JURNAL BIOLOGI
tergantung pada musim.
MAKASSAR, 4(1): 48-57,
JUNI 2019.
2. Cendana 2. Herawan, Toni, dkk. 2015. 2. biji cendana, biasanya dengan
(Santalum album) Kultur Jaringan Cendana kualitas dan kuantitas yang rendah.
(Santalum album L.) Propagasi secara konvensional
Menggunakan Eksplan Mata telah dilakukan diantaranya melalui
Tunas. Jurnal Pemuliaan stek pucuk dan stek akar, akan
Tanaman Hutan, Vol. 9 (3): tetapi persen keberhasilannya
177-188. masih rendah melalui kultur
jaringan telah banyak dan bahkan
sudah lazim digunakan. Salah satu
teknik kultur jaringan yang banyak
digunakan adalah melalui kultur
tunas aksiler.
Stump 1. Gmelina 1. Misnawati, dkk. 2014. 1. Hasil pengembangan secara
(Gmelina arborea) Pertumbuhan Stump Gmelina vegetative terutama stump
(Gmelina arborea Roxb.) merupakan duplikat induknya,
pada Berbagai Perbedaan sehingga mempunyai struktur
Lama Waktu Penyimpanan. genetik yang sama serta cepat
Jurnal WARTA RIMBA, Vol. berbunga dan berbuah. Keuntungan
2 (2): 133-140. pembiakan vegetatif ini adalah
perbanyakan jenis dapat dihasilkan
secara massal, homogen, dan dapat
digunakan untuk menganalisis
kualitas tempat tumbuh.
2. Nyatoh
2. Sutriyani, dkk. 2016. 2. Ketersediaan bibit nyatoh dalam
(Palaquium sp.)
Pertumbuhan Stump Nyatoh jumlah besar dan waktu cepat serta
(Palaquium sp.) pada berkualitas, dapat diusahakan salah
Berbagai Komposisi Media satunya melalui perbanyakan
Tumbuh dan Konsentrasi vegetatif dengan teknik stump.
Rootone-F di Persemaian. e-
Jurnal Mitra Sains, Vol. 4
(4): 14-21
4. Pembahasan
Pada praktikum silvikultur hutan tropika acara keempat ini dilakukan
pengamatan mengenai ragam bahan tanaman atau perbanyakan tanaman secara
vegetative maupun generative. Perbanyakan secara vegetatif merupakan salah satu
proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif pada
tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk menghasilkan tanaman baru yang
sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang
tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan
tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi
tanpa melalui proses perkawinan. Bahan tanaman yang berasal dari bagian
vegetatif bisa disebut bibit. Teknik perbanyakan vegetatif meliputi stek, cangkok,
okulasi, grafting, kultur jaringan, dan stump. Kelebihan perbanyakan secara
vegetatif adalah masa muda tanaman relatif pendek, tanaman lebih cepat
bereproduksi, dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji, sifat-
sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan, dapat tumbuh pada tanah
yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem perakaran yang
dangkal. Untuk kekurangan perbanyakan secara vegetatif adalah sistem perakaran
kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, mewarisi sifat jelek induknya di
samping sifat baik induknya, biaya pengadaan bibit mahal, waktu yang
dibutuhkan relatif lama, sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang
berasal dari satu pohon induk.
5. Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
Adinugraha, Hamdan Adma dan Abdul Azis Efendi. 2018. Pertumbuhan Bibit Hasil
Okulasi pada Beberapa Klon Jati dari Gunungkidul dan Wonogiri. Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan, Vol. 12 (1): 13-24.
Azwin, Emy Sadjati. 2018. Respon Stek Meranti Bakau (Shorea uliginosa Foxw.)
terhadap Pemberian Rootone F dan Berbagai Media Tanam. Wahana
Forestra: Jurnal Kehutanan, Vol. 13 (2). Edisi Januari 2018.
Djam’an, Dharmawati F, dkk. 2014. Potensi Jenis Sengon (Falcataria moluccana
(Miq.) Barneby & J.W. Grimes) Diperbanyak melalui Teknik Vegetatif
(Stek). Jurnal Hutan Tropis, Volume 6 No. 1. Edisi Maret 2018.
Dodo dan Hary Wawangningrum. 2018. Metode Penyimpanan Cabutan Anakan
Pohon untuk Konservasi ex-situ: Beraja (Shorea guiso (Blanco) Blume).
Jurnal Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia,
Vol. 4 (2): 139-143. 1.
Hani S., Dkk. 2018. Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan,
Bogor, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 15 No. 1, Juni
2018, 1-66.
Herawan, Toni, dkk. 2015. Kultur Jaringan Cendana (Santalum album L.)
Menggunakan Eksplan Mata Tunas. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan,
Vol. 9 (3): 177-188. 1.
Hendromono. 2007. Teknik Pembibitan Eboni Dari Anakan Hasil Permudaan
Alam. Pusat Litbang Hutan Tanaman. Bogor. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman Vol.4 No.2, Agustus 2007, 069 – 118.
Indriyani, N. L. P., & Emilda, D. (2020). Pengaruh Bobot Biji terhadap
Pertumbuhan Semai Petai (Parkia speciosa Hassk.). JURNAL BUDIDAYA
PERTANIAN, 16(1), 56-60.
Misnawati, dkk. 2014. Pertumbuhan Stump Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)
pada Berbagai Perbedaan Lama Waktu Penyimpanan. Jurnal WARTA
RIMBA, Vol. 2 (2): 133-140.
Nursyamsi. 2012. Propagasi Tiga Varietas Murbei melalui Teknik Kultur Jaringan.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Vol. 9 (2): 75-82.
Pasaribu, Desi Indriani, dkk. 2016. Kualitas Pertumbuhan Eucalyptus sp. dari
Perbanyakan Vegetatif dan Generatif. Jurnal JomFaperta, Vol. 3 (1).
Februari 2016. 1.
Payung, D., Prihatiningtyas, E., & Nisa, S. H. (2012). Uji daya kecambah benih
sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) di green house. Jurnal Hutan
Tropis, 13(2).
Prameswari, Zara Kumala, dkk. 2014. Pengaruh Macam Media dan Zat Pengatur
Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo (Manilkara zapota (L.) van
Royen) pada Musim Penghujan. Jurnal Vegetalika, Vol. 3 (4): 107-118. 1.
Poromobi S., Dkk. 2017. Pertumbuhan Cabutan Anakan Alam Nyatoh Setelah
Disimpan Pada Wadah Yang Berbeda. Fakultas Kehutanan, Universitas
Tadulako. WARTA RIMBA ISSN: 2579-6267 Volume 5, Nomor 1 Hal:
49-54.
Pratomo, Bayu, dkk. 2016. Pertumbuhan Okulasi Tanaman Karet (Hevea
brassiliensis Muell arg.) dengan Tinggi Penyerongan Batang Bawah dan
Benzylaminopurine (BAP) pada Pembibitan Polibag. Jurnal Pertanian
Tropik, Vol. 3, No. 2. Agustus 2016. (13): 119- 123.
Prasetyawati, A. 2015. Pertumbuhan Anakan Alam Eboni (Diospyros celebica
Bakh.) dari Tiga Populasi di Persemaian. Info Teknis EBONI, Vol. 12 (1):
39-49.
Rahmatika, Widyana dan Fajar Setyawan. 2018. Kompatibilitas Batang Bawah
dengan Batang Atas pada Metode Grafting Tanaman Durian (Durio
zibethinus Murr.). Jurnal Agritrop, Vol. 16 (2): 268-275.
Sutriyani, dkk. 2016. Pertumbuhan Stump Nyatoh (Palaquium sp.) pada Berbagai
Komposisi Media Tumbuh dan Konsentrasi Rootone-F di Persemaian. e-
Jurnal Mitra Sains, Vol. 4 (4): 14-21. 1.
Susilo, D. E. H., Dkk. 2014. Studi Potensi Penyemaian dan Pembibitan Tanaman
Mengkudu Pada Beberapa Komposisi Media Tanam. Fakultas Pertanian
dan Kehutanan. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka Raya.
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 1 – 10.