Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN VIABILITAS POLEN DAN PERSILANGAN

TIGA SPESIES DARI MARGA Liebigia SUKU


GESNERIACEAE KOLEKSI
KEBUN RAYA CIBODAS

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Oleh :
Siti Salma Hafizhah
41035003171006

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2021
Hambatan tersebut diantaranya yaitu belum
PENDAHULUAN terdapatnya Flora Indonesia yang lengkap,

Indonesia diperkirakan memiliki belum adanya informasi dan monitoring

35.000-40.000 jenis tumbuhan atau setara pemanfaatan tumbuhan secara

dengan 13-15% jenis tumbuhan yang ada di berkelanjutan, serta lemahnya

dunia dan 18.700 jenis diantaranya perlindungan terhadap pengetahuan lokal

diperkirakan sebagai tumbuhan endemik pemanfaatan tumbuhan. Oleh sebab itu,

Indonesia. Akan tetapi, sejauh ini baru 1/3 diperlukan kebijakan yang jelas tentang

dari jumlah jenis tumbuhan tersebut yang strategi konservasi untuk tumbuhan

sudah teridentifikasi dan terdokumentasi Indonesia. Kerjasama berbagai institusi

(Darajati, 2016). seperti Kebun Raya, Herbaria, Universitas,

Menurut Budiharta et al., (2011) Pusat Penelitian, Pengelola Kawasan

disisi lain terdapat berbagai faktor yang Konservasi, Eksportir atau Importir produk

mengancam kelestarian keanekaragaman tumbuhan, maupun kelompok media

tumbuhan di Indonesia. Ancaman tersebut publik, diperlukan untuk mencapai target

berasal dari faktor intrinsik biologi konservasi tumbuhan secara efektif (Surya

tumbuhan (sebesar 83%), kerusakan habitat et al., 2013).

(82%), eksploitasi berlebihan (62%) dan Dalam penataan koleksi di Kebun

bencana alam (6%). Faktor intrinsik biologi Raya Cibodas (KRC), beberapa grup

tumbuhan meliputi ukuran populasi yang tumbuhan berkerabat dekat ditanam

kecil, luas sebaran yang terbatas, habitat bersama dalam satu wilayah disebut koleksi

yang spesifik, kendala reproduksi dan atau taman Tematik. Salah satunya

kebutuhan simbiosis. Sementara kerusakan termasuk taman Gesneriaceae yang dibuat

habitat disebabkan oleh kegiatan pada tahun 2009 – 2010. Menurut Wiguna

transmigrasi, pembangunan pemukiman (2013) koleksi taman Gesneriaceae saat ini

dan infrastruktur, hutan tanaman industri, berdasarkan hasil inventarisasi dalam

perkebunan, pertanian, pertambangan, kegiatan kuratorial, koleksi awal taman

pencurian kayu dan penebangan liar (Surya Gesneriaceae yaitu terdiri atas 7 marga (4

et al., 2013). asli Indonesia dan 3 eksotik). Selaras

Upaya penyelamatan tumbuhan saat dengan misi dan fungsi, maka koleksi

ini masih terdapat beberapa hambatan tematik taman Gesneriaceae akan lebih

dalam mencapai target Global Strategy for diarahkan untuk pengoleksian dan

Plant Conservation (GSPC) di Indonesia. pengembangan jenis – jenis Gesneriaceae


asli Indonesia dan Malesia.
Flora Malesiana merupakan Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
tumbuhan yang tumbuh secara geografi 43253.
persebarannya meliputi wilayah :
PELAKSANAAN KEGIATAN
Indonesia, Malaysia, Singapore, Filipina
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
dan Timur Leste. Wilayah – wilayah
Persilangan Tanaman Liebigia
tersebut disatukan sebagai suatu kawasan
Siapkan alat dan bahan (Pinset,
biogeografi karena memiliki kesamaan
Sikat kecil, Plastik klip, Gunting, Spidol,
keanekaragaman tumbuhan yang spesifik
Label dan Polen (L.polyneura, L.limans dan
(Darnaedi, 2013). Kawasan Malesia
L.barbata) dalam keadaan steril. Pada
memiliki jenis – jenis Gesneriaceae yang
bagian bunga yang telah dikastrasi mulai
lokal endemik lebih tinggi dibandingkan
dilakukan penyerbukan, kemudian isolasi
kawasan lainnya. Sebagai contoh, hanya
kembali bunga tersebut. Selanjutnya beri
pada satu gunung yaitu Gunung Kerinci,
label yang disertai keterangan genotipe A
Sumatra, terdapat 13 jenis Cyrtandra, 2
(betina) disilangkan dengan genotipe B
diantaranya point endemic (Cronk et al.,
(jantan) dan tanggal persilangan. Label
2005 dalam Wiguna, 2013). Salah satunya
digantungkan tepat pada tangkai bunga
termasuk marga Liebigia yang saat ini
tetua betina yang telah dipolinasi.
dikembangkan melalui domestikasi dalam
Pengambilan Sampel Polen Liebigia
persilangan tanaman dan uji viabilitas
Dilakukan pada pagi hari sekitar
polen dengan tujuan agar memberikan hasil
pukul 09.00, bersamaan saat melakukan
yang optimal dalam pertumbuhan tanaman
percobaan persilangan dengan jumlah
untuk memperluas keragaman genetik.
sampel yang diambil sebanyak 3 – 6 bunga.
Pelaksanaan PKL dilakukan pada
Masing – masing serbuk sari dari bunga
awal semester VIII selama 30 hari kerja,
tetua jantan yang sudah mekar
mulai dari tanggal 1 Maret - 16 April 2021.
dikumpulkan dalam kertas pembungkus
Kegiatan PKL dilaksanakan setiap hari
dan disimpan untuk selanjutnya dilakukan
Senin-Jumat mulai pukul 07.30-16.00 WIB
uji viabilitas polen.
sedangkan hari Jumat mulai pukul 07.30-
Preparasi Uji Viabilitas Polen Liebigia
16.30 WIB.
Media perkecambahan yang
Tempat PKL dilaksanakan di Taman
digunakan adalah media perkecambahan
Gesneriaceae dan Laboratorium Fisiologi
serbuk sari Brewbaker’s dan Sukrosa 5%,
Molekuler di Balai Konservasi Tumbuhan
10% dan 20%. Dari tiga spesies Liebigia
Kebun Raya Cibodas yang terletak di Jl.
dibuat 4 perlakuan dan 3 kali ulangan (P1)
Kebun Raya Cibodas, Desa Cimacan,
Polen + Aquadest (kontrol), (P2) Polen + serta faktor internal dari tanaman. Pada
Sukrosa 5% + BK, (P3) Polen + Sukrosa faktor internal tanaman yaitu kondisi polen
10% + BK (P4) Polen + Sukrosa 20% + BK. tetua jantan dan tingkat kompatibilitas
persilangan (Yunita et al., 2015).
Polen yang telah dikecambahkan lalu
Pada hasil pengamatan polen dari
diamati di bawah mikroskop cahaya. Pada
spesies Liebigia polyneura, L. limans dan
preparat masing – masing diamati 5 bidang
L. barbata yang dikecambahkan pada
pandang dan setiap perlakuan diulang 3
media BK dan Sukrosa 5%, 10% dan 20%
kali. Selanjutnya dilakukan tabulasi data
setelah 24 jam menunjukkan bahwa
dengan data yang diamati meliputi panjang
persentase viabilitas polen tertinggi
kecambah, jumlah kecambah, dan diameter
ditunjukkan oleh L.polyneura pada Sukrosa
kecambah. Polen yang berkecambah
10% + BK yaitu 10,95% dan 7,84% oleh
dihitung menggunakan handcounter untuk
L.limans pada Sukrosa 5% + BK. Untuk
mengetahui persen perkecambahannya.
viabilitas terendah ditunjukkan oleh
Polen dianggap berkecambah apabila
L.polyneura pada Sukrosa 5% + BK yaitu
panjang tabungnya dua kali ukuran
6,69% dan 1,38% oleh L.limans pada
diameter polen tersebut.
Sukrosa 20% + BK. Sementara itu tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukannya polen yang viabel pada
Hasil dari kombinasi persilangan L.barbata dari masing – masing perlakuan.
antara ketiga spesies Liebigia polyneura, L. Ukuran buluh polen berkecambah paling
limans dan L. barbata menunjukkan panjang ditunjukkan oleh L.limans dengan
persentase keberhasilan persilangan perlakuan kontrol yaitu 72,29 µm,
tertinggi oleh kombinasi persilangan kemudian oleh L.polyneura pada Sukrosa
L.polyneura x L.limans sebesar 83,39%. 10% + BK yaitu 58,27 µm. Untuk ukuran
Sementara untuk keberhasilan persilangan rata – rata polen dalam satuan area (µm2)
terendah ditunjukkan oleh kombinasi seperti yang disajikan dalam Tabel 4, maka
persilangan L.barbata x L.polyneura polen terbesar yaitu mencapai angka 291,21
sebesar 16,67%. µm2 pada L.barbata.
Keberhasilan persilangan merupakan
indikator dalam menentukan kompatibilitas
antara tetua persilangan. Terdapat berbagai
faktor yang mempengaruhi keberhasilan
persilangan, diantaranya keterampilan
dalam menyilangkan, faktor lingkungan,
Tabel 1. Persentase Hasil Perhitungan Kombinasi Persilangan Liebigia
Jumlah bunga Keberhasilan
Kombinasi persilangan
Disilangkan Persilangan (%)
L.polyneura x L.limans 6 83,39
L.polyneura x L.barbata 4 75,00
L.limans x L.polyneura 6 66,67
L.limans x L.barbata 4 25,00
L.barbata x L.polyneura 6 16,67
L.barbata x L.limans 5 20,00

Tabel 2. Persentase Hasil Uji Viabilitas Polen Liebigia


Viabilitas Polen (%)
Perlakuan L.polyneura L.limans L.barbata
Kontrol (aquadest) 9,70 3,70 0
Sukrosa 5% + BK 6,69 7,84 0
Sukrosa 10% + BK 10,95 4,65 0
Sukrosa 20% + BK 8,58 1,38 0

Tabel 3. Hasil Rata – Rata Panjang Buluh Polen Liebigia yang Berkecambah
Rata – Rata Panjang Buluh Polen (µm)
Perlakuan L.polyneura L.limans L.barbata
Kontrol (aquadest) 27,59 72,29 0
Sukrosa 5% + BK 20,04 16,36 0
Sukrosa 10% + BK 58,27 24,43 0
Sukrosa 20% + BK 19,49 51,37 0

Tabel 4. Rata – Rata Ukuran Polen Ketiga Spesies Liebigia


Polen Area (µm2)
L.polyneura 208,57
L.limans 224,45
L.barbata 291,21
KESIMPULAN Darajati, W. 2016. Indonesia Biodiversity
Strategy and Action Plan 2015-
Persilangan Liebigia polyneura dan
2020. Kementerian Perencanaan
Liebigia limans memiliki tingkat Pembangunan Nasional
(BAPPENAS). Jakarta.
kompatibilitas persilangan tinggi dengan
persentase bunga terbentuk 83,39%. Farida, S. 2013. Korelasi Viabilitas Polen
Setelah Simpan Terhadap
Keberhasilan persilangan dipengaruhi oleh Persentase Pembentukan Buah dan
self incompability, intensitas polinasi serta Biji Pada Hylocereus spp. (Buah
Naga). Institut Pertanian Bogor
cuaca saat polinasi. Pada pengamatan dalam https://repository.ipb.ac.id
viabilitas polen setelah 24 jam diakses pada Minggu, 25 April
2021 pukul 15:15.
menunjukkan bahwa persentase viabilitas
Hilliard. (2004). A Revision of Chirita sect.
tertinggi ditunjukkan oleh Liebigia Liebigia (Gesneriaceae). Botany
polyneura pada perlakuan Sukrosa 10% + Journal of Edinburgh. 60(3), 361–
387.
BK yaitu 10,95%. Faktor yang
Kapsah. (2015). Morfologi dan Viabilitas
mempengaruhi pengecambahan polen Polen Pada Dua Spesies Belimbing
secara in vitro adalah spesies tanaman, Hutan ( Averrhoa dolichocarpa dan
A. leucopetala ). 19(2), 79–90.
waktu pengambilan dan penyimpanan Dalam
polen, serta kondisi perkecambahan seperti http://www.krbogor.lipi.go.id
diakses pada Selasa, 04 Mei 2021
suhu, media, dan pH. pukul 19:45.
Rahmi, Y. S. S. M. S. (2010). Teknik
SARAN Persilangan Buatan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
Sari, N. K. Y., Kriswiyanti, E., & Astarini,
di atas, disarankan perlu dilakukan I. A. (2010). Uji Viabilitas dan
penelitian lebih lanjut terkait persilangan Perkembangan Serbuk Sari Buah
Naga Putih (Hylocereus undatus
dan uji viabilitas polen pada ketiga spesies (Haw.) Britton & Rose), Merah
dari marga Liebigia, dengan berbagai jenis (Hylocereus polyrhizus (Web.)
Britton & Rose) Dan Super Merah
media dan waktu pengamatan yang (Hylocereus costaricensis (Web.)
berbeda. Britton & Rose) Setelah
Penyimpanan. Jurnal Biologi,
14(1), 39–44.
DAFTAR PUSTAKA
Shivanna, K.R, and N. S. Rangaswamy
Budiharta, S., Widyatmoko, D., Irawati, 1992. Pollen Biology A laboratory
Wiriadinato, H., Rugayah, Manual. Berlin, Springs-Verlag.
Partowihardjo, T., Uji, T., Keim, 119 hal.
AP., & Wilson, KA. 2011. The
Simanjuntak, C., Endah R.P, dan Karyadi
processes that threaten Indonesian
W. 2013. Penentuan Media
plants. Cambridge University Press.
Pengujian Viabilitas Serbuk Sari
Oryx, 45:175-179.
Cabai Besar dan Cabai Rawit Associated Genera (Gesneriaceae).
(Capsicum annuum L.). Buletin Taxon, 60(3), 767–790.
Agrohorti 1(4). 58-64 hal.
Widiastuti. 2008. Pollen viability and its
Song, Z.P. 2001. A study of pollen viability effect on fruit set of oil palm (Elaeis
and longevity in Oryza rufipogon, guineensis Jacq.). Biodiversitas
O. sativa, and other hybrids. Journal of Biological Diversity,
Genetics Resources Report. 31-32 9(1), 35–38.
hal.
Widyasmara, N.I., F. Kusmiyati dan Karno.
Sudarmono, Sahromi. 2012. Pollen atau 2018. Efek xenia dan metaxenia
Serbuk Sari : Aspek Morfologi, pada persilangan tomat ranti dan
Sistematika dan Aplikasinya Pada tomat cherry. Jurnal Agro Complex,
Tumbuhan Keluarga Mentol. Jurnal 2(2), 128-136.
Sains Natural Universitas Nusa
Bangsa 2(1). 12-16 hal. Wiguna, R. 2013. Taman Tematik
Gesneriaceae di Kebun Raya
Suryana, N dan Didik, W. 2019. Cibodas Cibodas. Warta Kebun Raya. 12(1),
Botanic Gardens at A Glance 31–40.
(second edition). Indonesian
Institute of Sciences Cibodas
Botanic Gardens. Jakarta.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti.
2015. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Wang, Z. Y, Y. Ge, M. Scott, and G.
Spangenberg. 2004. Viability and
longevity of pollen from transgenic
and nontransgenic tall fescue
(Festuca arundinacea) plants.
American Journal of Botany, 91 (4),
523 – 530.
Warid dan Endah, R.P. 2009. Korelasi
Metode Pengecambahan In vitro
dan Pewarnaan dalam Pengujian
Viabilitas Polen. Makalah Seminar
Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Institut Pertanian
Bogor dalam
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bit
stream/123456789 diakses pada
Minggu, 21 Maret 2021 pukul
14:00.
Weber, A., Middleton, D. J., Forrest, A.,
Kiew, R., Lim, C. L., Rafidah, A.
R., Sontag, S., Triboun, P., Wei, Y.
G., Yao, T. L., & Möller, M. (2011).
Molecular Systematics and
Remodelling of Chirita and

Anda mungkin juga menyukai