Anda di halaman 1dari 7

Bioeksperimen

Volume 3 No.2, (September 2017)


76 ISSN 2460-1365

KAJIAN KOMUNITAS EKOR PEGAS


(COLLEMBOLA) PADA PERKEBUNAN
APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL.) DI DESA
TULUNGREJO BUMIAJI KOTA BATU
Widyarnes Niwangtika, Ibrohim
Jurusan Biologi, Fakutas MIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia
Email korespondensil : widya.tikka@yahoo.com

Abstract-This research was conducted in order to determine composition, diversity, eveness, richness, important
value index of springtail, and corellation between abiotic environment factor (temperature, pH and moisture) and
diversity of springtail. Sampling was done using nilon sieve and pitfall trap, and this research was conducted in
April-June 2014 in Tulungrejo village, Batu city. The result from this research, there are 11 species, 10 generas
and 5 families of springtail. Diversity index of springtail both using nilon sieve and pitfall trap in apple plantation
catagorized medium diversity. The result of important index value analyze showed that Entomobrya multifasciata
has highest value. Based on regression analysis, abiotic factor has significant influence on diversity index of
infauna.

Keywords: Comunity, Collembola, Apple Plantation.

PENDAHULUAN varietas Manalagi. Pada perkebunan


Indonesia merupakan negara yang apel ini pupuk yang digunakan adalah
mempunyai bermacam-macam tanaman pupuk kombinasi yaitu pupuk kandang
perkebunan. Tanaman perkebunan yang dan pupuk pabrik. Pupuk kandang yang
banyak dikembangkan di Indonesia digunakan berasal dari kotoran ayam
salah satunya adalah tanaman buah potong sedangkan pupuk pabrik yang
dan buah apel (Malus sylvestris Mill.) digunakan adalah pupuk ZA. Pemberian
merupakan salah satunya. Tanaman apel pupuk kombinasi pada perkebunan apel
adalah tanaman yang berperan penting ini menurut petani dimaksudkan agar
bagi pemenuhan gizi masyarakat dan buah apel yang ditanam di perkebunan
pendapatan petani. Sejalan dengan ini pertumbuhannya cepat dan buahnya
pertumbuhan jumlah penduduk maka terasa manis.
kebutuhan akan buah apel semakin Pertumbuhan buah apel pada
meningkat, sehingga upaya peningkatan perkebunan umumnya dapat
produksinya terus dilakukan (Sudiarso, dipengaruhi oleh keadaan tanah yang
1994). Sampai saat ini belum banyak daerah subur. Hewan tanah memiliki kontribusi
di Indonesia yang mengembangkan yang sangat besar untuk menentukan
tanaman ini. Daerah yang telah dikenal tingkat kesuburan tanah. Fauna tanah
memiliki wilayah pengembangan cukup yang berperan sebagai detritivor dapat
luas adalah Kota Batu, Propinsi Jawa membantu dalam rehabilitasi tanah dan
Timur (Triwiratno, 2008). juga berpengaruh terhadap kehidupan
Perkebunan apel di Desa Tulungrejo disekitar fauna tanah itu berada (Takeda,
Bumiaji salah satunya adalah yang 1981). Salah satu fauna tanah yang sangat
dikelola Bapak Hadi. Perkebunan ini berperan dalam menentukan keadaan
mulai ditanami Apel pada tahun 1996. tanah adalah Collembola. Collembola
Apel pada perkebunan ini terdiri dari merupakan hewan mikro yang
dua varietas yaitu varietas Anna dan mempunyai persebaran luas. Habitat
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 77

alami Collembola adalah permukaan sampel dilakukan di perkebunan apel


tanah yang banyak mengandung humus Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji
dan serasah. Pada lahan yang mempunyai Kota Batu dan pengamatan sampel
jumlah serasah melimpah komunitas Collembola dilakukan di Laboratorium
Collembola akan lebih banyak. (Amir, Biologi ruang 107 Fakultas Matematika
2008). dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Collembola merupakan hewan dengan Negeri Malang. Objek yang diteliti dalam
peran yang besar. Peran Collembola penelitian ini adalah Collembola yang
diantaranya adalah sebagai perombak hidup dipermukaan tanah (epifauna)
bahan organik, pemakan jamur, indikator yang tertangkap dengan pitfall trap dan
perubahan keadaan tanah, dan pemangsa Collembola yang hidup didalam tanah
(Suhardjono, dkk 2012). Penelitian yang (infauna) yang tertangkap dengan metode
banyak dilakukan saat ini yaitu fungsi isolasi basah pada perkebunan apel di
Collembola sebagai indikator perubahan Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota
tanah. Collembola merupakan hewan Batu.
yang mempunyai peran aktif dalam Collembola yang ditemukan selama
pengaturan perbandingan C/N tanah. penelitian diidentifikasi morfologinya
Perbandingan C/N tanah merupakan dan dijabarkan secara deskriptif,
parameter laju perombakan bahan kemudian dihitung komposisi,
organik. Kandungan bana organik yang keanekaragaman, kemerataan, dan
tinggi dapat meningkatkan kepadatan kekayaan serta menganalisis hubungan
populasi Collembola (Ummi, 2007). faktor abiotik terhadap keanekaragaman.
Namun disamping itu, tumbuhan Data komposisi Collembola yang berhasil
tidak dapat mengasimilasi apabila ditangkap disajikan berupa jumlah dari
perbandingan C/N bahan organik dalam hasil identifikasi yang telah dilakukan
tanah lebih dari 20 (Takeda, 1981; Susetya, pada masing-masing plot, sedangkan
2012). analisis data indeks Keanekaragaman
Berdasarkan berbagai pertimbangan menggunakan Indeks Keanekaragaman
akan pentingnya penelitian mengenai Shannon-Wienner, dan untuk mengetahui
komposisi populasi Collembola, hubungan faktor abiotik terhadap
maka diadakan penelitian ini untuk kenekaragaman, kemerataan dan
memberikan suatu pengetahuan baru kekayaan digunakan analisis korelasi
mengenai organisme penyubur tanah regresi.
sehingga dapat dimanfaatkan banyak
kalangan dalam pengelolaan tanah. HASIL PENELITIAN
1. Komposisi Spesies Ekor Pegas (Coll-
METODE embola) pada Perkebunan Apel
Penelitian ini merupakan Hasil pengamatan komposisi
penelitian deskriptif eksploratif. Collembola pada perkebunan apel secara
Tujuan dari penelitian ini adalah keseluruhan ditemukan sebanyak 5 famili,
mendeskripsikan komunitas Collembola 10 genus dan 11 Spesies. Famili yang
yang dikaji berdasarkan komposisi, ditemukan pada perkebunan apel selama
keanekaragaman, kemerataan, indeks penelitian ini adalah Hypogastruridae,
nilai penting serta pengaruh faktor Neanuridae, Tomoceridae, Isotomidae,
abiotik terhadap keanekaragaman dan Entomobrydae. Jumlah famili yang
Collembola. Penelitian dimulai dari paling banyak ditemukan adalah famili
bulan April-Juni 2014. Pengambilan Entomobrydae. Hasil pengamatan
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
78 ISSN 2460-1365

komposisi Collembola epifauna perkebunan apel dapat dilihat pada Tabel


dan infauna yang ditemukan pada 1 dan 2.

Tabel 1. Komposisi Collembola Epifauna pada Perkebunan Apel


No Famili Genus Nama Spesies
1 Tomoeridae Tomocerus Tomocerus sp
2 Isotomidae Pseudisotoma Pseudisotoma sp
3 Entomobrydae Ascocyrtus Ascocyrtus bispinosus
4 Entomobrydae Entomobrya Entomobrya multifasciata
5 Entomobrydae Entomobrya Entomobrya proxima
6 Entomobrydae Heteromurus Heteromurus sp
7 Entomobrydae Homidia Homidia sp

Tabel 2. Komposisi Collembola Infauna pada Perkebunan Apel


No Famili Genus Nama Spesies
1 Hypogastruridae Hypogastrura Hypogastrura sp
2 Neanuridae Neanura Neanura sp
3 Entomobrydae Entomobrya Entomobrya multifasciata
4 Entomobrydae Sinella Sinella sp
5 Entomobrydae Rambutsinella Rambutsinella sp

2. Keanekaragaman, Kemerataan dan didapatkan hasil kemerataan jenis


Kekayaan jenis Collembola pada la- epifauna dan infauna yang tergolong kecil
han Perkebunan Apel dan pada indeks kekayaan didapatkan
Hasil analisis indeks keanekaragaman hasil kekayaan jenis epifauna dan epifauna
Shannon-Wienner didapatkan hasil yang tergolong rendah. Hasil analisis
keanekaragaman jenis epifauna dan indeks keanekaragaman, kemerataan dan
infauna yang tergolong sedang. kekayaan jenis Collembola dapat dilihat
Sedangkan untuk indeks kemerataan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Indeks Keanekaragaman, Kemerataan dan kekayaan Collembola pada Perkebunan Apel
Keanekaragaman (H’) Kemerataan (E) Kekayaan (R)
Epifauna 1,627 0,217 1,476
Infauna 1,531 0,253 1,398

Keterangan :
H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener
E : Indeks kemerataan Evennes
R : Indeks kekayaan Richness
E< 0,4 : Kemerataan populasi kecil
0,4 < E < 0,6 : Kemerataan populasi sedang
E > 0,6 : Kemerataan populasi tinggi
R1 < 3.5 : Kekayaan jenis yang tergolong rendah,
R1 = 3.5 – 5.0 : Kekayaan jenis tergolong sedang
R1 > 5.0 : Kekayaan jenis tergolong tinggi (Megurran, 1988).
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 79

3. Indeks Nilai Penting Spesies Ekor menunjukkan bahwa spesies Entomobrya


Pegas (Collembola) pada Perkebu- multifasciata merupakan spesies yang
nan Apel. mempunyai peranan dan penguasaan
Hasil analisis indeks nilai penting paling besar dalam komunitas Collembola
diketahui spesies yang paling dominan di perkebunan apel. Hasil analisis indeks
adalah Entomobrya multifasciata dari nilai penting (INP) Collembola epifauna
famili Entomobrydae. Nilai tertinggi dan infauna pada perkebunan apel dapat
pada analisis indeks nilai penting ini dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Indeks Nilai Penting Tertinggi pada Collembola di Perkebunan Apel
Jumlah Jumlah
INP INP
No Famili Nama Spesies spesies spesies
infauna epifauna
infauna epifauna
Entomobrya
1. Entomobrydae 168 81,55 364 46,71714
multifasciata

4. Hubungan Faktor Abiotik Terhadap berpengaruh pada keanekaragaman,


Keanekaragaman, Kemerataan dan kemerataan dan kakayaan jenis infauna
Kekayaan Jenis Collembola pada maupun epifauna. Hasil analisis
Perkebunan Apel kandungan C/N organik pada tanah dan
Hasil analisis terhadap faktor abiotik serasah dapat dilihat pada tabel 6.
yang berperan dalam keanekaragaman
Collembola diketahui kelembaban Tabel 6.Rerata Hasil Pengukuran Bahan
merupakan faktor dengan sumbangan Organik Tanah dan Serasah di Perkebunan
Apel Tiap
efektif terbesar yakni 45%. Faktor abiotik
yang diukur dalam penelitian ini meliputi No Sampel C (%) N (%) Rasio C/N
pH, suhu dan kelembaban tanah. Hasil Sampe l
1 16,02 0,65 24,55
tanah
analisis tersebut dapat dilihat pada tabel Sampe l
5. 2 30,94 1,66 18,67
serasah
Tabel 5 Sumbangan Efektif Tiap Variabel
Sumbangan efektif PEMBAHASAN
No Variabel bebas
(%)
1 pH 4,953 Penelitian yang dilakukan terhadap
2 Suhu 16,3134 Collembola pada perkebunan apel
3 Kelembaban 45,0072 menunjukkan bahwa komposisi secara
Jumlah 56,3676 keseluruhan terdiri dari 11 spesies, 10
genus dan 5 famili. Collembola yang
banyak ditemukan pada perkebunan
5. Hubungan Kandungan C/N Organik apel adalah Collembola dari famili
Terhadap Keanekaragaman Kemer- Entomobrydae yang termasuk dalam
ataan dan Kekayaan Jenis Collembo- ordo Entomobryomorpha. Famili
la pada Perkebunan Apel Entomobrydae merupakan famili
Hasil analisis korelasi yang dilakukan Collembola yang banyak hidup
didapatkan hasil bahwa kandungan C/N dipermukaan tanah dan serasah
organik tanah mempunyai pengaruh yang mulai membusuk (Jumar, 2000).
terhadap kemerataan dan kekayaan Collembola pada umumnya dikenal
infauna dan epifauna. Sedangkan sebagai organisme yang hidup di tanah
kandungan C/N organik serasah tidak serta mempunyai peranan penting dalam
perombak bahan organik (Indriyati dan
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
80 ISSN 2460-1365

Wibowo, 2008). berada dalam tanah. Hal tersebut dapat


Hasil analisis indeks keanekaragaman disebabkan berbagai faktor salah satunya
Collembola menggunakan indeks karena tingkat kekeringan atau kebasahan
Shanon-Wiener, pada perkebunan apel tanah yang berlebihan serta suhu lapisan
baik infauna (1,6) maupun infauna permukaan tanah yang ekstrim tinggi
(1,5) dikategorikan rendah (Megurran, atau rendah (Haryoko, 2010).
1988). Keanekaragaman yang rendah Hasil analisis regresi faktor abiotik
dapat disebabkan karena adanya terhadap keanekaragaman, kemerataan
pengaruh faktor abiotik serta ekosistem dan kekayaan jenis Collembola pada
yang terkendali misalnya dengan perkebunan apel diketahui bahwa faktor
pengolahan lahan yang dilakukan oleh abiotik mempunyai pengaruh yang
petani setempat (Dharmawan dkk., signifikan terhadap keanekaragaman
2005). Hasil analisis indeks kemerataan Collembola yang ditemukan di
pada penelitian ini diperoleh indeks dalam tanah (infauna). Variabel yang
kemerataan sebesar 0,21 pada epifauna mempunyai sumbangan efektif tertinggi
dan 0,25 pada infauna. Nilai tersebut dan berarti mempunyai peranan paling
tergolong kategori kemerataan populasi besar terhadap keanekaragaman infauna
kecil (Megurran, 1988). Kemerataan jenis adalah kelembaban tanah. Kelembaban
yang rendah dapat diakibatkan karena tanah mengindikasikan kandungan air
tiap spesies mempunyai jumlah individu tanah yang berada disekitar tempat hidup
yang relatif berbeda-beda dan tidak ada Collembola. Kelembaban mempunyai
yang mendominasi (Krebs, 1989; Mas’ud peran penting dalam menentukan pola
dkk., 2011). Kekayaan jenis Collembola distribusi Collembola (Christiansen,1990;
pada perkebunan ini menunjukkan hasil Suhardjono, 2012).
pada epifauna diperoleh nilai sebesar 1,4 Hasil analisis korelasi terhadap
dan pada infauna diperoleh nilai sebesar kandungan bahan organik dan
1,3. Nilai-nilai tersebut tergolong dalam keanekaragaman Collembola
kekayaan jenis rendah (Megurran (1988)). menunjukkan adanya hubungan
Collembola jenis epifauna dan anatara keduanya. Artinya kandungan
infauna yang didapatkan pada penelitian C/N pada tanah memiliki hubungan
ini memiliki jumlah yang berbeda- dengan homogenitas dan cacah
beda. Jumlah individu Collembola yang individu Collembola dalam penelitian.
ditemukan sebagian besar merupakan Kandungan C/N pada tanah merupakan
epifauna. Collembola epifauna hidup kandungan yang paling banyak
dipermukaan tanah dan serah dan diperlukan oleh mikroorganisme yang
memiliki ciri furca berkembang dengan mendekomposisi bahan organik (Susetya,
baik (Borror, 1992). Collembola yang 2012). Mikroorganisme dekomposer
banyak ditemukan berasal dari spesies seperti jamur dan bakteri merupakan
Entomobrya multifasciata dengan INP makanan utama bagi Collembola,
81,55. Jenis yang mempunyai indeks nilai sehingga keberadaannya secara
penting terbesar merupakan jenis yang tidak langsung dapat mempengaruhi
paling dominan atau berarti pula jenis kemerataan Collembola (Ummi, 2007).
tersebut mempunyai tingkat kesesuaian Pada pengamatan pengaruh C/N
terhadap tempat hidup dibandingkan serasah terhadap keanekaragaman,
dengan jenis lain (Soerianegara dan kemerataan dan kekayaan didapatkan
Indrawan, 2002). Namun terdapat hasil kandungan C/N serasah tidak
beberapa jenis epifauna yang ditemukan mempunyai hubungan pada ketiga
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 81

variabel. Hal tersebut dikarenakan kemerataan dan kekayaan jenis


sampel serasah yang diambil selama Collembola.
penelitian mempunyai keadaan yang
berbeda. Sebagian serasah ada yang sudah SARAN
membusuk dan sebagian serasah belum 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengalami pembusukan. Collembola tentang komunitas Collembola
umumnya lebih menyukai habitat dengan dengan rentang waktu yang lebih
serasah yang telah membusuk dan panjang misalnya membandingkan
terfermentasi. Serasah yang masih segar antara musim hujan dan kemarau.
atau baru jatuh dari pohon umumnya 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
tidak menjadi pilihan Collembola karena mengenai peranan faktor abiotik
teksturnya yang masih keras sehingga terhadap komposisi ekor pegas
membuat Collembola belum mampu (Collembola) pada perkebunan apel.
menggigitnya (Suhardjono dkk, 2012).

DAFTAR RUJUKAN
KESIMPULAN Amin, F. 2007. Penerapan Pengendalian
1. Komposisi Collembola pada lahan Hayati Hama Terpadu Terhadap
perkebunan apel yang ditemukan Keanekaragaman Arthropoda
terdiri dari 5 famili,10 genus dan Pada Pertanaman Kedelai. Skripsi.
sebanyak 11 spesies. Spesies paling Malang: Universitas Brawijaya.
yang banyak ditemukan adalah jenis Dharmawan, A. Tuarita, H. Ibrohim. 2005.
Entomobrya multifasciata. Ekologi Hewan. Malang: UM Press.
2. Nilai indeks keanekaragaman
Collembola infauna dan epifauna Haryoko, Wendy. 2010. Keanekaragaman
termasuk kategori keanekaragaman dan Distribusi Collembola di
rendah. Permukaan Lantai Gua Tegoguo di
3. Indeks nilai penting (INP) spesies Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.
tertinggi pada penelitian ini dimiliki Skripsi : Tidak Diterbitkan.
oleh Entomobrya multifasciata. Jenis Krebs, J.C. 1989. Ecological Methodology.
yang mempunyai indeks nilai penting New York. Herper Collins Peblisher.
terbesar, merupakan jenis yang Magurran, Anne E. 1988. Ecological
paling dominan atau berarti pula Diversity and Its Measurement. New
jenis tersebut mempunyai tingkat Jersey: Princeton University Press.
kesesuaian terhadap tempat hidup
Mas’ud A, Sundari. 2011. Kajian Struktur
dibandingkan dengan jenis lain.
Komunitas Epifauna Tanah di
4. Faktor abiotik memberikan pengaruh
Kawasan Hutan Konservasi Gunung
signifikan terhadap keanekaragaman
Sibela Halmahera Selatan Maluku
jenis Collembola dan variabel bebas
Utara. Bioedukasi Volume 2, nomor
yang paling mempengaruhi adalah
1: 7-15.
kelembaban tanah.
5. Kandungan C/N organik mempunyai Soerianegara, I dan A. Indrawan. 2002.
hubungan terhadap keanekaragaman, Ekologi Hutan Indonesia. Bogor :
kemerataan dan kekayaan jenis Institut Pertanian Bogor Press.
Collembola. Sedangkan Kandungan Suhardjono, Yayuk Rahayuningsih.
C/N serasah tidak mempunyai Deharveng, Louis. Bedos Anne.
hubungan terhadap keanekaragaman,
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
82 ISSN 2460-1365

2012. Collembola (Ekor Pegas). Triwiratno, A. 2008. Koleksi Varietas Baru


Cibubur : Vegamedia. Apel dari Negara Belanda. Majalah
Suin, N.M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Sinar Tani Edisi : 17. Batu : Balai
Jakarta: Penarbit Bumi aksara. Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika.
Susetya, Darma. 2012. Panduan Lengkap
Pembuatan Pupuk Organik. Ummi, R.Z. 2007. Studi Keanekaragaman
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Serangga Tanah di UPT Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Takeda, H. 1981. Effect of Shiffing Purwodadi-LIPI. Skripsi. Malang:
Cultivation on The Soil Meso- Universitas Islam Negeri Malang.
Fauna with Special References to
Collembolan Population in North-
East Thailand Memoir of College of
Agriculture Kyoto University. 18 :
44-60

Anda mungkin juga menyukai