Penelitianini dilakukan pada bulan april 2017 di desa Deudapkecamatanpulo Aceh kabupaten Aceh
besar.Penelitian ini bertujuan untuk melihat keanekaagaman jenis seranggapermukaan tanah
(diurnal) pada kawasan Deudap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
perangkap jebak (pitfall trap). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang didapat pada
perangkap terdedah sebanyak 297 individu dengan 4 ordo dan 6 famili dan serangga yang didapat
pada perangkap ternaung sebanyak 297 individu dengan 5 ordo dan 7 famili. Indeks
keanekaragaman jenis serangga diurnal berdasarkan Shanon-Winner (H’) pada permukaan
terdedah adalah 3, dan pada permukaan ternaung adalah 2.573019. Jadi, indeks keanekaragaman
serangga permukaan tanah diurnal di kawasan Deudap pulo aceh pada permukaan terdedah
tergolong tinggi dan pada permukaan ternaung dikategorikan sedang.
PENDAHULUAN
opulasi dapat didefinisikan sebagai spesies golongan serangga, sekitar 250.000
kelompok kolektif organisme- spesies terdapat di Indonesia.
organisme dari spesies yang sama yang Metode pitfall trap ini digunakan untuk
menduduki ruang atau waktu tertentu dengan mendapatkan cerminan komunitas binatang
pola tertentu. Kumpulan dari beberapa populasi tanah dan indeks diversitas dari data yang
disebut dengan komunitas.Proses identifikasi diperoleh.Serangga tanah merupakan fauna
suatu komunitas dalam suatu habitat tertentu yang mempunyai jenis dan jumlah paling besar
salah satunya bisa dengan metode pitfalltraps. yang secara berhasil menempati berbagai
Metode pitfall traps merupakan metode habitat, serta mempunyai daerah penyebaran
penangkapan hewan dengan sistem perangkap, yang sangat luas.Peranan serangga di alam
khususnya untuk hewan yang hidup sangat penting, diantaranya sebagai penghasil
dipermukaan tanah contohnya serangga. bahan pangan dan papan, sebagai penyerbuk
Menurut Kalshoven(1981) Jumlah dan tumbuhan, sebagai hama penyakit dan parasit
jenis spesies disuatu komunitas tergantung pada serta tidak kalah penting yaitu sebagai
kondisi suatu daerah misalnya faktor biotik dan dekomposer atau pengurai. Peranan serangga
abiotik, kemudian suatu spesies yang dapat sebagai dekomposer pada tahap-tahap awal
beradaptasi dengan lingkungannya dan yang secara tidak langsung merupakan sarana
berinteraksi dengan sesamanya akan dapat penting bagi terciptanya keseimbangan
bertahan di lingkungan tersebut. Faktor- faktor ekosistem alam.
lingkungan yang mempengaruhi komunitas Serangga memindahkan dan memakan
suatu spesies antara lain adalah: suhu, dauntumbuhan serta bagian lain dari tumbuhan
kelembaban, pH. Serangga merupakan yang jatuh ke tanah, sehingga mempercepat
kelompok hewan yang dominan di muka bumi proses hancurnya bahan organik tersebut. Hasil
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari hancuran selanjutnya diuraikan kembali oleh
jumlah total hewan di bumi, dari 751.000 mikroflora dan fauna tanah lainnya.
Mikroorganisme mempunyai peranan yang
333
Kurnia Rahmi, dkk.
besar dalam mineralisasi danperedaran kembali 5 titik perangkap terdedah. Diatasnya diletakkan
elemen-elemen mineral. Melalui proses karton/ kardus secara miring untuk menghindari
mineralisasi inilah akan terterbentuk garam- jika adanya air yang jatuh supaya tidak langsung
garam mineral (hara) yang dapat digunakan oleh jatuh ke perangkap. Diletakkan pitfall trap pada
tumbuhan masing-masing lubang dengan cara
Menurut Campbell (2003)manusia mengusahakan mulut perangkap rata dengan
memperoleh banyak manfaat dari serangga permukaan tanah, dalam kaleng perangkap
dengan banyak cara. Tanpa mereka manusia diberikan larutan gula yang telah dicampur
tidak dapat ada dalam kehidupan seperti dengan deterjen setinggi 5-6 cm dari dasar
sekarang. Penelitian mengenai serangga telah tabung, perangkap tersebut diberi karton sebagai
menolong ahli-ahli pengetahuan memecahkan naungan sehingga terlindung dari hujan.
banyak masalah dalam keturunan.Serangga Serangga-serangga yang diperoleh dari
(insekta) adalah kelompok utama dari hewan setiap perangkap yang ada di masing masing
beruas (Arthropoda) yang bertunkai 6 (3 perangkap dikumpulkan, dikelompokkan dan
pasang), karena itulah mereka disebut pula dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah
Hexapoda. Serangga merupakan hewan beruas diisi dengan alkohol 70%, selanjutnya
dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. diidentifikasi di laboratorium Pendidikan
Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali Biologi FTK UIN Ar-raniry.
sukses berkolonisasi di bumi. Serangga yang akan diidentifikasi akan
Morfologi serangga sangat bervariasi pisahkan menurut ordonya masing-masing
dalam hal ukuran, bentuk, dan warna tubuh atau sesuai dengan ciri -ciri yang di lihat,
bagian tubuh lainnya. Umumnya serangga hidup Dihitungjumlah ordo dan famili dari serangga
di hampir semua lingkungan, di air, tanah, yang tertangkap. Kemudian dianalisis dengan
dimana struktur dan tingkah laku serta siklus menggunakan indeks keanekaragaman dengan
hidupnya mengalami modifikasi penyesuaian rumus:
serta mempunyai daerah penyebaran yang Indeks keanekaragaman
luas.Aspek-aspek itu sangat menarik untuk H’ = - ∑ (Pi) (ln Pi)
dipelajari, mengingat begitu besar peranan
serangga dalam ekosistem, terutama serangga HASIL DAN PEMBAHASAN
permukaan tanah, maka dilakukan praktikum Hasil penelitian serangga diurnal yang
ekologi hewan dengan materipopulasi serangga tertangkap dikawasan Deudap Pulau Aceh dapat
permukaan tanah yang dikaitkan dengan kajian dilihat pada tabel. Pengamatan ini dilakukan
ekosistemnya. selama 1 hari 2 malam dengan interval 12 jam
setelah penempatan pitfall trap di area
BAHAN DAN METODE pengamatan. Metode yang digunakan adalah
Penelitian dilaksanakan pada bulan April metode pitfall trap, yaitu metode penangkapan
2017 pengambilan sampel dilakukan dikawasan hewan dengan sistem jebakan, khususnya untuk
Desa Deudap, Kec. Pulo Aceh, Kab. Aceh hewan yang hidup di permukaan tanah.
Besar. Pada penelitian ini alat yang digunakan Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
perangkap pitfall trap, sebagai tempat untuk serangga yang didapat pada perangkap terdedah
menangkap serangga. Bahan yang digunakan sebanyak 297 individu dengan 4 ordo dan 6
dalam penelitian ini adalah larutan gula, dan famili dan serangga yang didapat pada
detergen/ formalin. perangkap ternaung sebanyak 297 individu
Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan 5 ordo dan 7 famili. Hal ini sesuai
adalah metode pitfall trap. Ditentukan titik-titik dengan Michael (1995) yang mengatakan bahwa
penempatan perangkat yang lumayan jauh semakin heterogen suatu lingkungan fisik
jaraknya dengan 5 titik perangkap ternaung dan semakin sempurna komunitas flora dan fauna
334
Indeks Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah ...
disuatu tempat dan semakin tinggi jenisnya, Perangkap ini tidak hanya serangga yang
akan tetapi kedua tempat tersebut kondisi ditemukan akan tetapi ditemukan juga hewan
lingkungannya sedang. Berdasarkan analisis molluska dikarenakan area pengamatan yang
data yang diperoleh dari hasil data hewan yang berada di tepi pantai. Semua jenis hewan yang
telah teridentifikasi diperoleh indeks ditemukan jumlah individu terbanyak yang
keanekaragaman 3 yang dapat dikatakan ditemukan pada hewan ordo collembola.
keanekaragaman di area tersebut sedang atau Hal ini hampir sejalan dengan penelitian
tinggi dengan komunitas stabil dan hampir yang dilakukan oleh Anggaraini (2016) yang
merata. mengatakan indeks keanekaragaman yang
Berdasarkan analisis data pada perangkap diperoleh berdasarkan hasil penelitiannya pada
ternaung diperoleh indeks keanekaragaman tempat terdedah 2,4280 (sedang) dan tempat
2.573019266 yang dapat dikatakan ternaung 2,2271 (sedang), hal ini dapat terjadi
keanekaragaman di area tersebut sedang dengan karena ekosistem di kawasan pantai Rinon
komunitas stabil dan hampir merata. Indeks Kecamatan Pulo Breuh Kabupaten Aceh Besar
similaritas atau indeks kemiripan yang diperoleh stabil.
dari perangkap terdedah dan ternaung 40,06%.
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 1 1.13367E-05 1.13367E-05 1.13367E-05 1.13367E-05
Dolichoderus
semut hitam Formicidae Hymenoptera 15 0.00255076 0.00255076 0.00255076 0.00255076
3 thoracicus smith
Coptotermes
Rayap Rhinotermitidae Isoptera 17 0.00327631 0.00327631 0.00327631 0.00327631
curvignathus
lebah madu Apis dorsata Apidae Hymenoptera 1 1.13367E-05 1.13367E-05 1.13367E-05 1.13367E-05
4
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 3 0.00010203 0.00010203 0.00010203 0.00010203
Coptotermes
Rayap Rhinotermitidae Isoptera 10 0.001133671 0.001133671 0.001133671 0.001133671
curvignathus
335
Kurnia Rahmi, dkk.
thoracicus smith
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 54 0.181818182 -1.704748092 -0.309954199 0.309954199
Coptotermes
Rayap
curvignathus Rhinotermitidae Isoptera 4 0.013468013 -4.307437778 -0.05801263 0.05801263
Coptotermes
Rayap 33
curvignathus Rhinotermitidae Isoptera 0.111111111 -2.197224577 -0.244136064 0.244136064
Dolichoderus
Semut bituberculatus Formicidae Hymenoptera 48 0.161616162 -1.822531128 -0.294550485 0.294550485
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 15 0.050505051 -2.985681938 -0.150792017 0.150792017
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 2 0.006734007 -5.000584958 -0.033673973 0.033673973
Coptotermes
Rayap 17
curvignathus Rhinotermitidae Isoptera 0.057239057 -2.860518795 -0.163733399 0.163733399
5 Dolichoderus
semut 32
bituberculatus Formicidae Hymenoptera 0.107744108 -2.227996236 -0.240053467 0.240053467
semut hitam Paraponera clavata Formicidae Hymenoptera 5 0.016835017 -4.084294226 -0.068759162 0.068759162
Coptotermes
Rayap 4
curvignathus Rhinotermitidae Isoptera 0.013468013 -4.307437778 -0.05801263 0.05801263
336
Indeks Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah ...
DAFTRA PUSTAKA
Campbell, 2003, Biologi Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Eka fitri, dkk, 2015, “Keanekaragaman Jenis
Serangga Permukaan Tanah Diurnal
PadaBiotop Terdedah Dan Ternaung Di
Desa Sawang Ba’uKecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Selatan”, Prosiding
Seminar Nasional Biotik.
Kalshoven, 1981, The Pest of Crops in Indonesia,
Jakarta: PT. Ichtiar Baru.
Maulita Anggraini, dkk., 2016, Keanekaragaman
Insekta Permukaan Tanah Diurnal di
Kawasan Rinon Kecamatan Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar, Prosiding
Seminar Nasional Biotik 2016.
Michael, 1995, Metode Ekologi Untuk
Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Terjemahan Yanti R.
Koester, Jakarta: UI Press.
337