ABSTRACT
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis keanekaragaman jenis arthropoda
tanah dan vegetasi tumbuhan yang terdapat di Arboretum Universitas Riau. Penelitian
dilaksanakan di Arboretum Univeristas Riau pada tanggal 12 dan 19 Oktober 2017. Alat
yang digunakan pada penelitian ini adalah pancang, tali rafia, gunting tanaman, gelas
plastik, tali rafia, meteran tanah, penggali tanah dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan pada praktikum adalah formalin. Pada arthropoda tanah dilakukan metode
transek sepanjang 80 m dengan teknik sampling berukuran 10x10 m mengunakan metode
dinamik: perangkap jebak (Pitfal-trap) dan vegetasi tumbuhan dilakukan dengan teknik
sampling plot kuadrat dengan jalur/transek sepanjang 100 m. Dengan plot ukur 10x10 m2
(pohon), 5x5 m2 (pancang) dan 2x2 m2 (semai). Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pada area Arboretum Universitas Riau memiliki tingkat
keanekaragaman jenis arthropoda tanah masih sedang dengan nilai 2, 2534. Tingkat
keanekaragaman jenis vegetasi pohon, pancang, dan semai masih sedang dengan nilai
berturut-turut 2, 8395, 2, 3915 dan 2, 6042
Kata kunci: Keanekaragaman, arthropoda tanah, vegetasi, transek, sampling, Pitfal-trap
PENDAHULUAN
Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif
bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan
vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon
dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah,
pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi
pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi
tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu (Irma,
et all, 2016).
Komunitas tumbuhan lazim juga disebut vegetasi., yang juga berarti
kumpulan tumbuhan yang menutupi permukaan tanah. Suatu vegetasi dapat
dideskripsikan atas dazar fisiognomi atau struktur arsitektural dan floristiknya.
Apabila kita melihat struktur arsitektural suatu vegetasi, maka kita melihat bentuk,
ukuran susunan tumbuhan utama penyusunnya. Sementara apabila kita melihat
struktur floristic suatu vegetasi, maka kita memeriksa jumlah dan komposisi spesies
tumbuhan yang membentuknya (Odum, 1993).
Dalam ekologi, biasanya digunakan klasifikasi bentuk tumbuhan yang
terdiri dari pohon, semak, perdu, rumput-rumputan, perambat, pemanjat, pembelit
serta menumpang yang terdiri dari epifit dan parasite. Tumbuhan yang berbentuk
pohon, biasanya dibedakan dalam beberapa fase pertumbuhan, seperti semai
(seedlings), pancang (saplings), tiang (poles) dan pohon (trees).
Beberapa parameter yang kita periksa dalam melakukan analisis vegetasi,
yaitu kerapatan (density) pohon (jumlah pohon/ha), diameter pohon, tinggi pohon,
1
sebaran pohon, basal area seluruh pohon (jumlah total luas bagian basal pohon/ha),
jumlah lapisan (strata) tajuk pohon, spesies pohon dan jumlah individu yang
mewakili tiap spesies pohon, dan tumbuhan bawah.
Arthropoda tanah memiliki peran yang sangat vital dalam rantai makanan
khususnya sebagai dekomposer, karena tanpa organisme ini alam tidak akan dapat
mendaur ulang bahan organik. Selain itu, arthropoda juga berperan sebagai mangsa
bagi predator kecil yang lain, sehingga akan menjaga kelangsungan arthropoda
yang lain. Sebagai konsekuensi struktur komunitas mikro arthropoda akan
mencerminkan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tanah, termasuk
terhadap aktivitas manusia (Galih, et all, 2016).
Arthropoda tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah sangat
tergantung parubahan faktor lingkungan. Salah satu perubahan lingkungan adalah
pada aktivitas pertanian. Perubahan lingkungan pada lahan pertanian ini terjadi
karena adanya aktivitas pemupukan pada tanah yang akan mempengaruhi hara
tanah (Yoyon, 2016).
Komunitas arthropoda permukaan tanah sering digunakan sebagai
bioindikator keadaan atau perubahan lingkungan. Struktur komunitas arthropoda
permukaan tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan di atas permukaan dan di bawah
permukaan tanah. Karena ukuran yang relative kecil arthoropoda sangat peka
terhadap perubahan iklim mikro. Arthropoda sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya
serta melimpahnya seresah atau benda-benda kecil lainnya dipermukaan tanah.
Keanekaragaman vegetasi suatu daerah akan mempengaruhi macam
Arthropoda daerah tersebut. Pada daerah dengan keanekaragaman vegetasi yang
tinggi, memiliki macam organisme yang banyak pula. Hal ini dikarenakan setiap
hewan permukaan tanah tergantung pada vegetasi untuk makanan, perlindungan,
kesempatan untuk bereproduksi dan kebutuhan lainnya. Kehidupan hewan tanah
sangat tergantung pada habitatnya karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu
hewan tanah di suatu permukaan tanah sangat tergantung pada faktor lingkungan
tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis keanekaragaman jenis
arthropoda tanah dan vegetasi tumbuhan yang terdapat di Arboretum Universitas
Riau.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Arboretum Univeristas Riau pada tanggal 12 dan
19 Oktober 2017. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pancang, tali rafia,
gunting tanaman, gelas plastik, tali rafia, meteran tanah, penggali tanah dan alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum adalah formalin.
Pada luas 800 m2, pengumpulan data arthropoda tanah dilakukan metode
transek sepanjang 80 m dengan teknik sampling berukuran 10x10 m mengunakan
metode dinamik: perangkap jebak (Pitfal-trap), penetapan 5 Pitfal-trap diletakkan
secara sistematis seperti mata dadu yang masing-masing jebakan dimasukkan
larutan formalin atau alcohol. Ditinggalkan selama 24 jam kemudian diamati,
dihitung jumlah jenis hewan arthropoda tanah yang telah terjebak dan dianalisis
keanekaragamaannya.
2
Pengumpulan data analisis vegetasi dilakukan dengan teknik sampling plot kuadrat
dengan jalur/transek sepanjang 100 m. Sepanjang transek dibuat plot ukur (a) 10x10
m2 (pengamatan tingkat pohon). Di dalam petak ukur 10x10 m2 terdapat petak ukur
(b) 5x5 m2 (pengamatan tingkat pancang), dan (c) 2x2 m2 (pengamatan tingkat
semai). Diamati, dihitung jumlah vegetasi, dan dianalisis keanekaragaman vegetasi.
c
a
b
b
a
c
c
a
b
b
a
3
14 Brachinus sp 3 -0,0759
15 Araneus diadematus 1 -0,0324
16 Isoptera sp 8 -0,1523
17 Dolichiderus thoracicus 24 -0,2879
18 Strsctomorpha crenulata 2 -0,0559
TOTAL 156
4
Tabel 3. Keanekaragaman Vegetasi Pancang
Keanekaragaman
No Nama Spesies Jumlah pi In pi
(-pi In pi)
1 Acacia denticulosa 39 -0.2612
2 Aleurites moluccana 9 -0.1029
3 Alstonia scholaris 26 -0.2082
4 Artocarpus communis 5 -0.0667
5 Calamus sp 5 -0.0667
6 Eusideroxylon zwageri 87 -0.3568
7 Fagraea auriculata 11 -0.1187
8 Garcinia artroviridis 15 -0.1468
9 Litsea accedentoides 2 -0.0326 2.3915
10 Melastoma septernemvium 28 -0.2175
11 Morinda citrifolia 24 -0.1984
12 Scorodocarpus borneensis 1 -0.0185
13 Spesies B 9 -0.1029
14 Symplocos racemosa 8 -0.0945
15 Syzygium oleana 8 -0.0945
16 Syzygium polyanthum 13 -0.1332
17 Syzygium elliptilimbum 19 -0.1714
TOTAL 309
5
15 Polypodium vulgarea 24 -0.0657
16 Pteris pitata 3 -0.175
17 Stenochlaena palustris 12 -0.1449
18 Synox sp 9 -0.0815
19 Syzygium elliptilimbum 4 -0.0481
20 Thelypteris 2 -0.0481
21 Trema orientalis 2 -0.1449
TOTAL 189
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada area Arboretum
Universitas Riau memiliki tingkat keanekaragaman jenis arthropoda tanah masih
sedang dengan nilai 2, 2534. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi pohon masih
sedang yang dengan nilai 2, 8395. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi pancang
masih sedang yang dengan nilai 2, 3915. Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi
semai masih sedang yang dengan nilai 2, 6042.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil.A, Mitchell, Ritche. 2004. Biologi Jilid 4. Erlangga: Jakarta