PENDAHULUAN
1
BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP DASAR, PERKEMBANGAN, SERTA
POTENSI BIOTEKNOLOGI
2
bioteknologi tetap berada pada ketiga proses tersebut. Hasil akhir dari suatu
proses bioteknologi merupakan suatu produk. Produk-produk tersebut memiliki
keberagamanan tergantung pada apa atau bagian mana yang direkayasa serta
memiliki tujuan tertentu.
Bioteknologi memiliki sejarah panjang dan sudah ada sejak awal
peradaban manusia dahulu kala (Marx, 1991). Sekitar zaman batu, yaitu 10.000
tahun lampau, masyarakat sudah menggunakan dasar ilmu bioteknologi.
Bioteknologi yang digunakan yaitu dalam memelihara hewan yaitu dengan
melakukan praktik pengembangbiakan selektif untuk meningkatkan kualitas
ternak. Selain itu, mereka juga memelihara tumbuhan hasil panen untuk
dikonsumsi serta melakukan pengumpulan benih untuk ditanam kembali dengan
teknik pemuliaan tumbuhan. Teknik pengembangbiakan selektif atau pemuliaan
tumbuhan dilakukan untuk mendapatkan tumbuhan atau ternak dengan sifat yang
unggul.
3
Bioteknologi bukan merupakan satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan suatu interdisiplin ilmu (Rahmat, 2012). Bioteknologi
terbentuk dari berbagai disiplin ilmu lainnya. Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat
bahwa setiap disiplin ilmu beririsan dengan disiplin ilmu lainnya. Semua ilmu-
ilmu tersebut digunakan dalam bioteknologi guna menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi kehidupan. Keterkaitan setiap disiplin ilmu berada pada proses-
proses pengolahan, pembuatan, ataupun rekayasa pengolahan bahan.
B. Perkembangan Bioteknologi
Bioteknologi telah muncul dan digunakan pada 10.000 tahun lampau.
Bioteknologi digunakan dalam berbagai hal dan terus mengalami perkembangan
pada masanya hingga sekarang. Perkembangan tersebut didorong oleh dua faktor,
yaitu market pull dan science push (Rahmat, 2012). Permintaan pasar (market
pull) akan produk atau jasa terus meningkat. Manusia membutuhkan segala
produk yang lebih baik dan lebih memuaskan. Keberadaaan sains mendukung
permintaan tersebut (scinece push). Para ilmuwan terus mengembangkan sains
dan teknologi sehingga dapat menghasilkan produk atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuan manusia. Pengembangan tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan atau melibatkan perekayasaan proses-proses biologi. Rekayasa
tersebut dapat dilakukan pada tumbuhan, hewan, bahkan mikroba tergantung pada
produk yang ingin dihasilkan.
Pada zaman dulu, teknik yang digunakan masih berupa teknik
bioteknologi konvensional atau tradisional. Seiring dengan berkembanganya
zaman serta berkembangnya sains dan teknologi, bioteknologi semakin
berkembang pula ke arah bioteknologi modern. Dengan semakin berkembangnya
bioteknologi modern, produk atau jasa hasil bioteknologi semakin beragam.
Berikut akan dijelaskan mengenai contoh-contoh bioteknologi konvensional dan
modern.
4
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan
proses genetik alami, seperti mutasi gen (Marx, 1991; Gaffar, 2010). Dinamakan
konvensional karena teknik pembuatannya tidak menggunakan keilmuan
(berdasarkan pengalaman), berdasarkan keterampilan yang diwariskan secara
turun-temurun, serta tidak diproduksi secara masal (Anonim, 2012). Teknik yang
digunakan pada bioteknologi konvensional yaitu:
a. Fermentasi
Fermentasi merupakan penggunaan mikroba yang akan mengubah
senyawa organik menjadi anorganik, seperti pati menjadi senyawa lain yaitu
etanol dan asam laktat jika anaerob, serta menjadi asam piruvat dan CO2 jika
dalam kondisi aerob (Anonim, 2012; Nurcahyo, 2011). Dengan kata lain,
fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
dengan bantuan mikroba tertentu.
b. Propagasi Tumbuhan
Propagasi tumbuhan merupakan teknik perbanyakan tumbuhan baik secara
seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif) (Rahmat, 2012). Propagasi
tumbuhan dapat dikatakan juga sebagai kloning pertama dalam bioteknologi
konvensional yang merupakan kloning alamiah (makropropagasi). Dinamakan
kloning karena individu baru yang dihasilkan memiliki sifat genetik yang sama
persis dengan induknya. Propagasi dilakukan salah satunya adalah untuk budidaya
serta pemeliharaan tumbuhan.
c. Seleksi dan Pemuliaan
Seleksi dan pemuliaan dilakukan dengan cara memanipulasi mikroba,
tumbuhan atau hewan untuk memperoleh bibit yang unggul (Anonim, 2012).
Melalui seleksi dan pemuliaan, objek yang diharapkan dapat memiliki perbaikan
generasi yang baru untuk selanjutnya.
5
a. Bidang Pangan
- Tempe, dibuat dari kedelai dengan menggunakan agen biologi berupa jamur
Rhizopus sp.
- Kecap, dibuat dari kacang kedelai dengan menggunakan agen biologi berupa
Aspergillus wentii.
- Roti, tape, bir, melibatkan proses fermentasi dengan melibatkan
Saccharomyces ceriveceae namun dengan subtrat yang berbeda.
- Oncom, dibuat dari ampas kedelai dengan menggunakan Neurospora
sitophila.
- Yoghurt dan keju, dibuat dari fermentasi air susu dengan bantuan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophilus.
b. Bidang Pertanian
- Pemuliaan tumbuhan untuk menghasilkan varietas-varietas baru.
- Tumbuhan hidroponik, bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah.
- Propagasi tumbuhan baik secara seksual maupun aseksual (makropropagasi).
Teknik propagasi seksual dilakukan melalui biji, sedangkan aseksual
dilakukan melalui bagian vegetatif, seperti merunduk, stolon, geragih,
rhizoma, stek, cangkok, dan okulasi.
c. Bidang Peternakan
- Domba ankon, domba berkaki pendek dan bengkok sebagai hasil mutasi
alami.
- Sapi jersey, merupakan sapi sebagai hasil seleksi oleh manusia agar
menghasilkan susu dengan kandungan krim yang lebih banyak.
d. Bidang Kesehatan
- Antibiotik, merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme
(metabolit sekunder) untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Antibiotik diisolasi dari bakteri dan jamur yang digunakan untuk pengobatan.
6
- Vaksin, merupakan suatu mikroorganisme atau organisme yang toksinnya
telah dimatikan serta bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
a. Kelebihan
- Harganya relatif murah.
- Teknik yang digunakan relatif sederhana karena tidak menggunakan teknologi
modern.
- Hal-hal yang akan berpengaruh dalam jangka waktu yang panjang sudah bisa
diketahui karena telah memiliki sistem yang mapan.
b. Kekurangan
- Perbaikan terhadap sifat genetik tumbuhan atau hewan tidak terarah karena
tidak menggunakan keilmuan atau hanya berdasarkan pada pengalaman.
- Inkompatibilitas (keteidakseimbangan genetik) tidak dapat diatasi.
- Tidak dapat memperkirakan hasil.
- Waktu yang dibuthkan lebih lama.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern ditandai dengan munculnya DNA rekombinan atau
dipersenjatai dengan rekayasa genetika (Marx, 1991). Berbeda dengan
konvensional, pada bioteknologi modern, dalam pelaksanaannya menggunakan
makhluk hidup serta komponennya secara langsung, menggunakan prinsip-prinsip
ilmiah, merupakan hasil dari pengkajian berbagai disiplin ilmu secara mendalam,
serta produk atau jasa yang dihasilkan diproduksi secara masal (Anonim, 2012).
Metode yang digunakan pada bioteknologi modern yaitu:
7
a. Kultur Jaringan
Kultur jaringan dapat dilakukan pada hewan maupun tumbuhan. Kultur
jaringan merupakan mikropropagasi tumbuhan. Pada tumbuhan, kultur jaringan
dilakukan dengan memanfaatkan sifat totipotensi dan kompetensi. Selain itu,
kultur jaringan juga dilakukan secara in vitro (Rahmat, 2012).
b. DNA Rekombinan/ Rekayasa Genetika
DNA rekombinan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
merekayasa genetik melalui penyisipan gen yang yang dikehendaki ke dalam
suatu organisme (Nurcahyo, 2011).
c. Kloning
Kloning dilakukan untuk menghasilkan generasi atau keturunan yang
dikehendaki sama persis dengan induknya (Nurcahyo, 2011). Kloning dalam
bioteknologi modern merupakan kloing pada tingkat sel dan molekuler.
d. Hibridoma
Metode hibridoma memiliki tujuan agar memperoleh sel hibrid yang
memiliki kedua sel induknya. Metode ini dilakukan dengan menggabungkan dua
jenis sel eukariot (Nurcahyo, 2011).
e. Hibridisasi
Hibridisasi bertujuan untuk menyeleksi sekuen DNA. Metode ini
menggunakan hibridisasi (pencangkokan) DNA pita ganda (Nurcahyo, 2011).
f. Analisis Genetika
Analisis genetika dilakukan dengan mempelajari sifat atau genotif yang
diwariskan kepada setiap generasi (Anonim, 2012).
g. Analisis DNA
Analisis DNA dilakukan dengan mempelajari karakter DNA melalui
Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat membuat kopian dari segmen suatu
DNA dan Restriction Fragment Length Polymorphin (RFLP) mapping yang
berfungsi mendeteksi keberadaan suatu gen pada suatu DNA (Anonim, 2012).
8
a. Bidang Pangan/ Pertanian
- Buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama, tidak cepat matang dan
tidak cepat membusuk.
- Tumbuhan kapas dan jagung yang tahan terhadap hama melalui transgenik.
- Tumbuhan kedelai Tengger dan kedelai hijau Camar berumur pendek namun
memiliki produktivitas tinggi yang merupakan hasil radiasi seleksi biji-biji
kedelai.
c. Bidang Kesehatan
- Produksi antibodi monoklonal yang merupakan zat kebal antibodi untuk
diagnosis penyakit juga terapi.
- Terapi gen, yaitu dengan memberikan asam nukleat atau DNA tertentu pada
penderita suatu penyakit.
- Produksi hormon insulin.
- Produksi antibiotik.
- Produksi vaksin , seperti polio, cacar, hepatitis-B, TBC.
d. Bidang Lingkungan
- Beberapa limbah dapat digunakan sebagai substrat fermentasi, diantaranya:
Molase merupakan limbah indutsri gula yang masih megandung kadar
gula 50%. Molase digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
antibiotik, asam organik, khamir untuk roti, dan bumbu masak, atau
bahkan diberikan langsung kepada ternak.
Whey yang merupakan limbah industri keju.
Batang padi digunakan untuk produksi jamur merang.
9
- Bioremediasi yang merupakan penguraian limbah organik/anorganik polutan
secara biologi dalam kondisi terkontrol. Mikroorganisme yang biasa
digunakan yaitu khamir, fungi, dan bakteri.
b. Kekurangan
- Memerlukan biaya banyak/ relatif mahal.
- Diperlukan teknologi yang tinggi.
- Pengaruh bagi jangka panjang belum bisa diketahui.
10
No. Konvensional Modern
3. Berdasarkan keterampilan yang Merupakan hasil pengkajian
diwariskan secara turun-temurun. berbagai disiplin ilmu.
4. Tidak diproduksi secara masal. Diproduksi secara masal.
C. Potensi Bioteknologi
Bioteknologi baik konvensional maupun modern telah berkembang
sehingga menghasilkan berbagai produk atau jasa yang beragam di masyarakat
dalam berbagai bidang. Walaupun demikian, bioteknologi masih memiliki potensi
besar yang dapat dikembangkan lebih luas lagi. Potensi tersebut dapat berupa
pengembangan dari metode sebelumnya maupun berupa ide-ide baru.
Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan pada tumbuhan, hewan maupun
mikroba.
11
a. Inseminasi dan fertilisasi buatan, yaitu dengan metode hibridisasi atau bayi
tabung.
b. Kloning
c. Hewan transgenik
12
BAB III
PENUTUP
13