PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN DAN
HEWAN
KELAS
IX
SEMESTER 1
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunianya sehingga Handout “Sistem Perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan” dapat terselesaikan. Penulis mengembangkan Handout IPA “Sistem
Perkembangbiakan tumbuhan dan hewan” sesuai dengan KD 3.2 dan 4.2 pada
kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas IX Semester 1. Handout ini membantu
peserta didik menemukan sendiri konsep IPA yang didapatkan dan Handout ini
memberikan refrensi kepada peserta didik untuk mendapatkan materi.
Handout ini disajikan agar peserta didik lebih memahami dan aktif dalam
pembelajaran. Handout ini menggunakan alur berfikir induktif. Jadi, peserta didik
dapat dengan leluasa mengembangkan pengetahuannya dengan kegiatan-kegiatan
pada Handout. Materi yang disajikan relevan dengan kegiatan yang dilalukan oleh
peserta didik sehingga dapat menjadi referensi bagi peserta didik.
Handout yang baik tentunya diinginkan oleh semua pihak. Oleh karena itu,
kami membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan Handout
ini. Semoga Handout ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan proses
pembelajaran IPA Terpadu pada khususnya.
INDIKATOR
Terjadi secara
Hewan Tunas
Fragmentasi Alami Buatan
Partenogenesis
Contoh Contoh
Tumbuhan
Rhizoma Cangkok
Melibatkan
Stolon Menempel
Organ reproduksi Umbi Menyambung
Merunduk
Pada Putik
Contoh Contoh
Bryophyta (lumut) Anteridium
dan Kultur jaringan Inseminasi
Pteridophyta Hidroponik buatan
Arkegonium
(paku-pakuan) Vertikultur Kloning
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan
berkembangbiak. Jadi sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan
keturunan sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan
berkembangbiak setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak
dengan cepat dan ada pula yang lambat. Perkembangbiakan amat penting bagi semua
makhluk hidup. Tanpa perkembangbiakan, organisme jenis tertentu tidak dapat lestari atau
akan punah.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak (reproduksi) rendah dan
ada yang tinggi. Makhluk hidup dikatakan mempunyai tingkat reproduksi rendah apabila
kemungkinan terjadinya reproduksi untuk setiap masa reproduksinya sangat kecil dan hanya
menghasilkan satu atau beberapa individu baru dalam setiap masa reproduksinya. Misalnya
pada badak, gajah, hariamau dan juga manusia.Sedangkan makhluk hidup dikatakan
mempunyai tingkat reproduksi tinggi jika kemungkinan terjadinya reproduksi untuk setiap
masa reproduksinya cukup besar dan menghasilkan banyak individu baru dalam setiap masa
reproduksinya. Selain itu siklus reproduksinya relatif singkat. Contohnya pada tikus, babi dan
bakteri.
1. PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF
Perkembangbiakan generatif disebut juga dengan perkembangbiakan seksual
(kawin). Dari bagan (Gambar 2a) maka ciri perkembangbiakan generatif adalah
didahului oleh suatu peristiwa, yaitu peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma)
dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan bervariasi yaitu
gabungan dari kedua induknya.
2. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF
Perkembangbiakan vegetatif disebut juga dengan perkembangbiakan aseksual
(tak kawin). Berdasarkan bagan (Gambar 2b) perkembangbiakan vegetatif mempunyai
ciri sebagai berikut.
a. Memerlukan satu induk.
b. Tidak perlu sel kelamin.
c. Tidak didahului fertilisasi.
d. Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
e. Menghasilkan organisme yang sifatnya sama
Geitonogami dan alogami terjadi karena kedudukan benang sari dan putik
berjauhan, sehingga tidak memungkinkan terjadi penyerbukan sendiri. Jadi
diperlukan perantara dalam proses penyerbukan. Berdasarkan faktor penyebab
sampainya serbuk sari ke kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam.
1. Angin (Anemogami)
Angin (Anemogami), yaitu penyerbukan
dengan bantuan angin. Ciri-ciri tumbuhan
ini yaitu perhiasan bunganya kecil atau
tidak ada, alat kelaminnya terbuka dan tidak
memiliki kelenjar madu. Benang sarinya
bergelantungan dengan serbuk sari yang
sangat kecil dan jumlahnya banyak. Putik
Gambar 4. Bunga Jagung
biasanya bertangkai panjang dan memiliki Sumber: http://steemit.com
2. Serangga (Entomogami)
Entomogami, ialah penyerbukan dengan
bantuan serangga (misalnya kupu-kupu,
3. Burung (Ornitogami)
Tanaman yang penyerbukannya dibantu
oleh burung umumnya memiliki ukuran
bunga yang besar, berwarna merah cerah,
tidak berbau, menghasilkan nektar dalam
jumlah cukup banyak, dan mahkota bunga
berbentuk terompet, misalnya bunga
Gambar 6. Penyerbukan Dibantu Burung
cangkring atau dadap (Erythrina Sumber: http://marcellafolina.blogspot.co.id
variegata). Ukuran bunga yang besar
berguna untuk menahan berat dari burung. Namun tidak semua jenis burung
dapat membantu penyerbukan. Contoh burung yang dapat membantu
penyerbukan adalah burung isap madu dan burung kolibri.
4. Kelelawar (Kiropterogami)
Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
kelelawar ialah menghasilkan nektar, memiliki warna
yang menarik, menghasilkan bau, dan mekar pada
malam hari, misalnya yaitu tanaman kaktus. Gambar 7. Penyerbukan Dibantu
Kelelawar
Sumber:
http://marcellafolina.blogspot.co.
5. Manusia (Antropogami) id
c) Penyebaran biji
Penyebaran biji adalah pergerakan biji atau benih tumbuhan dari tumbuhan
induknya. Setelah terjadi pembuahan, bakal biji akan berkembang menjadi biji..
Penyebaran biji yang jauh dari induk akan meningkatkan peluang biji untuk tumbuh
dan berkembang dengan baik menjadi individu baru. Hal ini dikarenakan biji yang
tumbuh pada suatu area yang dekat dengan induk, akan berkompetisi dengan induk
untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi. Proses penyebaran biji dapat terjadi
secara alami atau dengan bantuan manusia.
bumi. Keberadaan sayap pada biji mem bantu biji mudah terbawa angin. Arah
gerak biji mengikuti arah gerak angin.
2) Hidrokori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
air disebut hidrokori (hidro=air). Ciri
tumbuhan yang penyebarannya dengan
cara ini adalah hidupnya di dekat
daerah perairan, misalnya di pantai
ataupun tumbuhan yang hidup di air,
Gambar 11. Tunas Kelapa
contohnya adalah pohon kelapa dan Sumber: https://sigmacerdas.blogspot.co.id
bakau.
3) Zookori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
hewan disebut zookori (zoo=hewan).
Penyebaran ini dibagi menjadi empat,
yaitu entomokori, kiropterokori,
ornitokori, dan mammokori.
Entomokori adalah penyebaran biji
Gambar 12. Burung memakan biji
Sumber:
dengan perantara serangga. https://wdnifcheer.blogspot.co.id
4) Antropokori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
manusia disebut antropokori
(antro=manusia). Proses penyebaran dengan
cara ini dapat terjadi secara sengaja ataupun
tidak sengaja. Penyebaran biji yang secara
tidak sengaja dilakukan oleh manusia sengaja Gambar 13. Biji menempel di baju
Sumber:
apabila biji tumbuhan tersebut memiliki https://wdnifcheer.blogspot.co.id
d) Perkecambahan
Biji yang masih belum tumbuh
merupakan biji yang berada pada keadaan
dormansi biji. Dormansi yaitu peristiwa
dimana biji mengalami masa istirahat.
Berakhirnya masa dormansi biji adalah
ketika biji mulai tumbuh menjadi tumbuhan
baru yang disebut dengan tahapan Gambar 14. Perkecambahan biji
Sumber: https://argoteknologi.web.id
perkecambahan. Lamanya masa dormansi
2) Stolon/ geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh
mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru
dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh
tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian
yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang
Gambar 16. Stolon pada stroberi
Sumber:http://stroberi.com
berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh
menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap
berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih
adalah arbei, rumput teki, dan strowberi.
3) Umbi
Umbi merupakan bagian dari tanaman yang
telah mengalami modifikasi, baik secara
morfologi maupun fisiologi. Umbi dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu: Gambar 16. Umbi lapis pada bawang putih
Sumber: https://anekuteun.blogspot.co.id
Umbi batang
Apabila bagian yang mengalami modifikasi adalah bagian batang, maka
tanaman tersebut berkembangbiak dengan umbi batang. Contoh tanaman
yang berkembangbiak dengan umbi batang adalah kentang dan ketela
rambat.
Umbi Akar
Pada umbi akar, akar mengalami modifikasi sehingga tumbuh besar dan
menjadi cadangan makanan. Contoh umbi akar adalah wortel, dahlia,
lobak, dan singkong.
Umbi Lapis
b) Merunduk
Merunduk dapat dilakukan dengan membenamkan tangkai tanaman ke tanah,
sehingga bagian yang tertanam dalam tanah tumbuh akar. Apabila sudah
tumbuh akar maka tanaman dapat dipisahkan dari induk. Merunduk dapat
dilakukan pada tanaman yang memiliki cabang batang yang panjang dan
lentur, misalnya bunga Alamanda.
c) Menyambung (enten)
Cara reproduksi menyambung (enten) adalah dengan memotong suatu batang
tanaman lalu disambung dengan batang tanaman lain yang sejenis yang
berbeda sifat. Pada satu pohon tanaman hasil enten dapat menghasilkan dua
atau lebih buah atau bunga dengan sifat yang berbeda, misalnya tanaman
terong hijau disambung dengan terong ungu, maka dalam satu tanaman dapat
d) Menempel (okulasi)
Cara reproduksi menempel (okulasi) dapat dilakukan dengan menempelkan
mata tunas yang ada pada kulit tanaman pada batang tanaman lain yang sejenis.
Teknik okulasi atau menempel sering digunakan oleh petani untuk
mendapatkan tanaman “unggul” dari 2 atau lebih tanaman yang sejenis.
Misalnya untuk menghasilkan buah jeruk dengan sifat unggul. Misalnya jenis
pohon jeruk batang kuat tetapi jeruknya kecil dan masam dan jenis pohon jeruk
yang pohonnya tidak terlalu kuat tetapi jeruknya besar dan manis. Mata tunas
pohon jeruk dengan hasil buah besar dan manis ditempelkan pada batang
pohon jeruk yang batangnya kuat. Oleh karena itu, akan dapat dihasilkan
pohon jeruk yang berbatang kuat dengan buah yang besar dan manis. Pohon
jeruk yang masih muda tetapi mampu menghasilkan buah dalam jumlah
banyak dan rasa yang manis dapat dihasilkan melalui teknik okulasi.
e) Setek
Setek adalah cara reproduksi vegetatif dengan memotong (memisahkan dari
induk) suatu bagian tanaman dan kemudian ditanam untuk menghasilkan
individu baru, misalnya untuk menanam ketela pohon atau bunga mawar dapat
menggunakan batangnya atau disebut setek batang. Tanaman cocor bebek
dapat diperbanyak dengan menggunakan setek daun. Tanaman sukun dapat
diperbanyak dengan menggunakan setek akar. Petani juga menggunakan teknik
setek untuk menanam tebu, rumput gajah untuk pakan ternak, dan pohon
seruni.
Siklus hidup ini dimulai dari spora yang dihasilkan paku. Spora tersebut bersifat
haploid (n) dan apabila jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi gametofit muda
(juga bersifat n). Gametofit ini disebut juga protalium apabila telah matang akan
mengembangkan/ memunculkan anteridium dan arkegonium. Gametofit matang
berukuran sangat kecil, hanya beberapa mm hingga cm saja.
Anteridium menghasilkan sperma, sedangkan arkegonium akan menghasilkan
ovum atau sel telur. Anteridium dan arkegonium umumnya akan matang pada waktu
yang berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan silang. Sperma
memiliki flagela yang akan digunakan untuk bergerak menuju ovum pada arkegonium.
Sperma ini hanya dapat bergerak menuju ovum apabila lingkungan sekitarnya berair.
Sperma (n) yang telah bersatu dengan ovum (n) melalui fertilisasi akan menghasilkan
zigot yang bersifat diploid (2n).
Zigot akan berkembang menjadi sporofit paku (2n). Sporofit awalnya tumbuh
dari bagian arkegonium dan terus membesar hingga keluar dari gametofit induk
tersebut. Sporofit merupakan bentuk tumbuhan paku yang umum kita lihat di sekitar
tempat tinggal kita. Sedangkan fase gametofit, karena ukurannya yang sangat kecil,
sulit kita lihat dan amati.
Sporofit akan terus tumbuh dengan melakukan fotosintesis. Sporofit kebanyakan
paku terbentuk seperti semak kecil, namun ada pula yang bentuknya besar mirip
pohon. Sporofit memiliki dua macam daun, yaitu tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang digunakan sepenuhnya untuk berfotosintesis. Sedangkan
sporofil merupakan daun yang digunakan untuk fotosintesis dan perkembabgbiakan.
Sporofil akan menghasilkan spora di bagian bawah daun atau di bagian tepi daun.
3) Bertelur-melahirkan (Ovovivipar)
Perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur-
melahirkan disebut ovovivipar. Hewan betina
yang berkembangbiak dengan cara ini juga akan
mengeluarkan telur dari tubuhnya. Akan tetapi,
telur yang dikeluarkan sudah tumbuh menjadi
embrio. Perkembangbiakan ovovivipar diawali
Gambar 30. Ular
dengan bertelurnya hewan betina dalam tubuh. Sumber: https://www.plengdut.com
Telur tersebut akan dibuahi sel sperma yang dihasilkan oleh hewan jantan.
Hal ini disebut pembuahan. Pembuahan menghasilkan zigot yang akan
tumbuh menjadi embrio di dalam telur. Embrio tersebut akan menetas di
dalam tubuh hewan betina. Selanjutnya, calon bayi itu dikeluarkan dari dalam
tubuh hewan betina seperti proses melahirkan. Reptil seperti ular boa dan
kadal berkembang biak dengan cara ovovivipar.
b) Pembentukan tunas
Contoh hewan yang berkembang biak dengan tunas adalah Hydra dan
Anemon laut. Hydra merupakan hewan bersel banyak. Hydra hidup di air.
Perkembangbiakan pada Hydra diawali dengan tumbuhnya tunas kecil pada
bagian tubuh Hydra dewasa. Tunas semakin membesar dan tumbuh menjadi
hewan baru yang melekat pada induknya. Setelah tunas membesar dan dapat
menangkap makanan sendiri, maka tunas akan melepaskan diri dari induknya dan
menjadi Hydra baru yang bebas. Contoh: Hydra dan Porifera.
(a) (b)
Gambar 32. (a) Perkembangbiakan Hydra (b) Perkembangbiakan Porifera
Sumber: plassanet.blogspot.com
d) Partenogenesis
Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan seperti lebah, semut,
tawon, kutu daun, dan kutu air. Pada hewan tertentu, misalnya lebah, ovum yang
dibuahi akan tumbuh dan berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang
tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan. Lebah betina bersifat steril dan
memiliki tugas sebagai pekerja dalam kawanan lebah. Lebah jantan bersifat fertil.
Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin yang digunakan untuk membuahi
sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu. Lebah ratu adalah lebah yang
menghasilkan telur-telur yang menjadi lebah betina dan lebah jantan.
Selain lebah, kutu daun dan kutu air juga dapat bereproduksi dengan cara
partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus bertelur.
Tel ur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina tanpa
didahului proses fertilisasi. Meski demikian fertilisasi tetap diperlukan untuk
menghasilkan in dividu baru setelah beberapa generasi kutu mengalami
partenogenesis.
2. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman
dengan cara membuat instalasi secara bertingkat
(vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah
tanaman. Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang
berasal dari kata vertical dan culture. Penanaman
Gambar 35. Teknik Vertikultur
Sumber: https://mitalom.com
3. Kultur jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode perbanyakan
tumbuhan dengan cara mengambil suatu bagian dari
tanaman, seperti sel atau sekelompok sel, jaringan,
atau organ. Bagian tanaman yang telah diambil
selanjutnya ditumbuhkan dalam kondisi steril pada
medium yang mengandung nutrisi dan zat pengatur
Gambar 36. Teknik Kultur Jaringan
tumbuh (hormon). Bagian tanaman akan dapat Sumber: https://wikipedia.org
Pada awal tahun 2001, Institut Penelitian Beras Internasional (International Rice
Research Institute/IRRI) di Filipina menjadi pemegang lisensi pertama dari
Profesor Ingo Potrykus dan Peter Beyer untuk Golden Rice. Beras golden rice
berwarna keemasan karena mengandung β-karoten. Semakin kuat warnanya,
semakin banyak β-karoten. Padi golden rice bermanfaat untuk memenuhi
kekurangan vitamin A (Vitamin A deficiency/VAD). Pada Golden Rice, dibuat
dengan cara memasukkan dua gen ke genom padi oleh rekayasa genetika, untuk
memulai kembali jalur biosintesis karotenoid yang mengarah ke produksi dan
akumulasi β-karoten dalam biji-bijian
4. Inseminasi buatan
Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi
buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan
sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke
dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan
manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan
cara memasukkan sperma (semen) yang telah
Gambar 37. Teknik Inseminasi Buatan
dibekukan dengan menggunakan alat seperti Sumber: http://www.ilmuternak.com
Sudibyo, Elok, Wahono Widodo, Wasis dan Dwi Hartanti. 2008. Mari Belajar IPA 3 : Ilmu
Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Wariyono, Sukis, dan Yani Muharomah. 2008. Mari belajar ilmu alam sekitar 3: panduan
belajar IPA terpadu/untuk kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Zubaidah, Siti, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian A. Pangestuti, Dyne R.
Puspitasari, Hamim T. Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia L. Kurniawati, Fatia
Rosyida, dan Mar’atus Sholihah. 2017. Buku GuruIlmu Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Zubaidah, Siti, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian A. Pangestuti, Dyne R.
Puspitasari, Hamim T. Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia L. Kurniawati, Fatia
Rosyida, dan Mar’atus Sholihah. 2017. Buku SiswaIlmu Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.