Anda di halaman 1dari 34

SISTEM

PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN DAN
HEWAN

KELAS
IX

SEMESTER 1

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunianya sehingga Handout “Sistem Perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan” dapat terselesaikan. Penulis mengembangkan Handout IPA “Sistem
Perkembangbiakan tumbuhan dan hewan” sesuai dengan KD 3.2 dan 4.2 pada
kurikulum 2013 untuk peserta didik kelas IX Semester 1. Handout ini membantu
peserta didik menemukan sendiri konsep IPA yang didapatkan dan Handout ini
memberikan refrensi kepada peserta didik untuk mendapatkan materi.
Handout ini disajikan agar peserta didik lebih memahami dan aktif dalam
pembelajaran. Handout ini menggunakan alur berfikir induktif. Jadi, peserta didik
dapat dengan leluasa mengembangkan pengetahuannya dengan kegiatan-kegiatan
pada Handout. Materi yang disajikan relevan dengan kegiatan yang dilalukan oleh
peserta didik sehingga dapat menjadi referensi bagi peserta didik.
Handout yang baik tentunya diinginkan oleh semua pihak. Oleh karena itu,
kami membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan Handout
ini. Semoga Handout ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan proses
pembelajaran IPA Terpadu pada khususnya.

Surabaya, Juli 2019

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 2


DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ 1


Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................................. 3
Kompetensi Dasar dan Indikator ............................................................................................ 4
Peta Konsep ............................................................................................................................ 5
Perkembangbiakan ................................................................................................................. 6
A. Macam-macam perkembangbiakan ................................................................................. 6
B. Perkembangbiakan pada tumbuhan.................................................................................. 8
1. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan ............................................................ 8
2. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan ........................................................... 14
3. Siklus hidup angiospermae ....................................................................................... 20
4. Siklus hidup gymnospermae ..................................................................................... 24
C. Perkembangbiakan pada hewan....................................................................................... 26
1. Perkembangbiakan generatif pada hewan.................................................................. 26
2. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan ................................................................. 29
D. Teknologi reproduksi tumbuhan dan hewan.................................................................... 31
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 34

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 3


KOMPETENSI DASAR

3.2 Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta


penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
4.2 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan

INDIKATOR

3.2.1 Menjelaskan pengertian perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan


3.2.2 Menjelaskan pengertian perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3.2.3 Membedakan antara perkembangbiakan vegetatif dengan perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan
3.2.4 Mengidentifikasi alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3.2.5 Menjelaskan proses penyerbukan
3.2.6 Menjelaskan proses pembuahan
3.2.7 Menjelaskan proses penyebaran biji
3.2.8 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
3.2.9 Menjelaskan macam-macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
3.2.10 Menjelaskan perkembangbiakan pada tumbuhan Gymnospermae
3.2.11 Menjelaskan perkembangbiakan pada tumbuhan lumut dan paku-pakuan
3.2.12 Menganalisis penerapan teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan
3.2.13 Menjelaskan macam-macam reproduksi pada hewan
3.2.14 Menganalisis penerapan teknologi perkembangbiakan pada hewan
3.2.15 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan
dan hewan
4.2.1 Melakukan pencangkokan pada tumbuhan
4.2.2 Mempresentasikan karya hasil pencangkokan pada tumbuhan

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 4


PETA KONSEP

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan dan Hewan

Terjadi secara

Berperan dalam menjaga

Seksual (kawin) Aseksual (tak kawin) Kelangsungan hidup


kawin)kawin)
Melibatkan Dipengaruhi
Melibatkan

Pada Bagian tubuh Adaptasi

Ovum Sperma Seleksi


alam
Terjadi Terjadi
pada Fertilisasi Hewan Tumbuhan
Contoh Secara

Hewan Tunas
Fragmentasi Alami Buatan
Partenogenesis
Contoh Contoh
Tumbuhan
Rhizoma Cangkok
Melibatkan
Stolon Menempel
Organ reproduksi Umbi Menyambung
Merunduk
Pada Putik

Angiospermae Benang sari Penerapan Teknologi

Gymnospermae Strobilus Tumbuhan Hewan

Contoh Contoh
Bryophyta (lumut) Anteridium
dan  Kultur jaringan  Inseminasi
Pteridophyta  Hidroponik buatan
Arkegonium
(paku-pakuan)  Vertikultur  Kloning

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 5


PERKEMBANGBIAKAN

Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan
berkembangbiak. Jadi sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan
keturunan sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan
berkembangbiak setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak
dengan cepat dan ada pula yang lambat. Perkembangbiakan amat penting bagi semua
makhluk hidup. Tanpa perkembangbiakan, organisme jenis tertentu tidak dapat lestari atau
akan punah.

Gambar 1. Beraneka macam hewan


Sumber: integrasi.science

Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak (reproduksi) rendah dan
ada yang tinggi. Makhluk hidup dikatakan mempunyai tingkat reproduksi rendah apabila
kemungkinan terjadinya reproduksi untuk setiap masa reproduksinya sangat kecil dan hanya
menghasilkan satu atau beberapa individu baru dalam setiap masa reproduksinya. Misalnya
pada badak, gajah, hariamau dan juga manusia.Sedangkan makhluk hidup dikatakan
mempunyai tingkat reproduksi tinggi jika kemungkinan terjadinya reproduksi untuk setiap
masa reproduksinya cukup besar dan menghasilkan banyak individu baru dalam setiap masa
reproduksinya. Selain itu siklus reproduksinya relatif singkat. Contohnya pada tikus, babi dan
bakteri.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 6


A. MACAM-MACAM PERKEMBANGBIAKAN
Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan
generatif dan perkembangbiakan vegatatif. Untuk mengetahui perbedaan kedua
perkembangbiakan perhatikan bagan berikut.

Gambar 2. (a) Skema Perkembangbiakan Generatif (b) Skema Perkembangbiakan Vegetatif


Sumber: http://belajaripa.com

1. PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF
Perkembangbiakan generatif disebut juga dengan perkembangbiakan seksual
(kawin). Dari bagan (Gambar 2a) maka ciri perkembangbiakan generatif adalah
didahului oleh suatu peristiwa, yaitu peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma)
dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan bervariasi yaitu
gabungan dari kedua induknya.

2. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF
Perkembangbiakan vegetatif disebut juga dengan perkembangbiakan aseksual
(tak kawin). Berdasarkan bagan (Gambar 2b) perkembangbiakan vegetatif mempunyai
ciri sebagai berikut.
a. Memerlukan satu induk.
b. Tidak perlu sel kelamin.
c. Tidak didahului fertilisasi.
d. Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
e. Menghasilkan organisme yang sifatnya sama

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 7


B. PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN
Pernahkah kamu mengamati tumbuhan yang berada di sekitar rumah atau
sekolahmu? Tahukah kamu bagaimana tumbuhan yang berada di sekitarmu menjadi
bertambah banyak? Bagaimana tumbuhan tersebut bereproduksi atau berkembangbiak?

1. PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF PADA TUMBUHAN


Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan
(polinasi) yang diikuti dengan pembuahan (fertilisasi), penyebaran biji dan
perkecambahan. Perkembangbiakan ini melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina.
Gamet pada tumbuhan dihasilkan pada organ bunga. Jadi bunga merupakan alat
perkembangbiakkan generatif pada tumbuhan berbiji.
a. Penyerbukan (Polinasi)
Peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik disebut penyerbukan atau
persarian. Serbuk sari dapat berasal dari satu bunga dan dapat pula berasal dari
bunga yang lain, bahkan berasal dari tumbuhan berbeda. Berdasarkan asal serbuk
sari dan putik maka penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam.
1) Penyerbukan sendiri (autogami), yaitu penyerbukan yang terjadi apabila
serbuk sari dan putik berasal dari satu bunga. Bunga yang melakukan
autogami memiliki struktur yang khas sifatnya, yaitu sekalipun bunga sudah
mekar, putiknya tetap terlindungi oleh bagian-bagian bunga lainnya sampai
terjadinya penyerbukan sendiri. Ciri-ciri bunga yang bersifat autogami adalah
sebagai berikut.
a) Sebelum terjadi penyerbukan, putik selalu terlindungi oleh kumpulan
benang sarinya, misalnya benang sari bersatu membungkus putik.
b) Mahkota bunganya menutupi alat-alat kelamin bunga itu sehingga
menghalangi serbuk sari bunga lain menempel pada kepala putiknya
sekalipun bunga sebenarnya sudah mekar.
c) Penyerbukan terjadi ketika bunga baru mekar atau bunga masih kuncup,
misal pada kacang tanah.

2) Penyerbukan tetangga (geitonogami),yaitu penyerbukan yang terjadi oleh


serbuk sari yang berasal dari bunga lain tapi masih dalam satu pohon. Hal ini

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 8


dapat terjadi karena bunga tidak memiliki struktur yang khas dan masa
kematangan bunga jantan dan betina yang tidak bersamaan.
3) Penyerbukan silang (alogami),yaitu penyerbukan yang terjadi oleh serbuk
sari yang berasal dari tumbuhan lain yang sejenis. Apabila serbuk sari berasal
dari bunga lain yang tumbuhannya tidak sejenis dinamakan penyerbukan
bastar.

Gambar 3. Penyerbukan Berdasarkan Asal Serbuk Sari


Sumber: http://amintabin.wordpress.com/

Geitonogami dan alogami terjadi karena kedudukan benang sari dan putik
berjauhan, sehingga tidak memungkinkan terjadi penyerbukan sendiri. Jadi
diperlukan perantara dalam proses penyerbukan. Berdasarkan faktor penyebab
sampainya serbuk sari ke kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam.
1. Angin (Anemogami)
Angin (Anemogami), yaitu penyerbukan
dengan bantuan angin. Ciri-ciri tumbuhan
ini yaitu perhiasan bunganya kecil atau
tidak ada, alat kelaminnya terbuka dan tidak
memiliki kelenjar madu. Benang sarinya
bergelantungan dengan serbuk sari yang
sangat kecil dan jumlahnya banyak. Putik
Gambar 4. Bunga Jagung
biasanya bertangkai panjang dan memiliki Sumber: http://steemit.com

cairan perekat. Contoh bunga padi, jagung dan tebu.

2. Serangga (Entomogami)
Entomogami, ialah penyerbukan dengan
bantuan serangga (misalnya kupu-kupu,

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 9


Gambar 5. Penyerbukan Dibantu Serangga
Sumber: https://www.4muda.com
kumbang bunga, dan lalat). Bunga menghasilkan madu, mengeluarkan bau
khas, mahkota bunga berwarna cerah, dan berukuran besar.Contoh bunga
matahari.

3. Burung (Ornitogami)
Tanaman yang penyerbukannya dibantu
oleh burung umumnya memiliki ukuran
bunga yang besar, berwarna merah cerah,
tidak berbau, menghasilkan nektar dalam
jumlah cukup banyak, dan mahkota bunga
berbentuk terompet, misalnya bunga
Gambar 6. Penyerbukan Dibantu Burung
cangkring atau dadap (Erythrina Sumber: http://marcellafolina.blogspot.co.id
variegata). Ukuran bunga yang besar
berguna untuk menahan berat dari burung. Namun tidak semua jenis burung
dapat membantu penyerbukan. Contoh burung yang dapat membantu
penyerbukan adalah burung isap madu dan burung kolibri.

4. Kelelawar (Kiropterogami)
Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya dibantu oleh
kelelawar ialah menghasilkan nektar, memiliki warna
yang menarik, menghasilkan bau, dan mekar pada
malam hari, misalnya yaitu tanaman kaktus. Gambar 7. Penyerbukan Dibantu
Kelelawar
Sumber:
http://marcellafolina.blogspot.co.
5. Manusia (Antropogami) id

Tanaman yang penyerbukannya dibantu


oleh manusia biasanya merupakan bunga
yang berumah dua, artinya dalam pohon
hanya terdapat bunga jantan atau bunga
betina saja. Ada pula tanaman yang
serbuk sarinya sulit untuk bertemu dengan
Gambar 8. Penyerbukan Dibantu Manusia
putik, sehingga sulit untuk melakukan Sumber: https://smp.prasacademy.com

penyerbukan sendiri, misalnya bunga


vanili dan anggrek.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 10


b) Pembuahan (Fertilisasi)
Pembuahan adalah peristiwa bersatunya inti sperma dengan ovum. Peristiwa
ini berlangsung dalam kandung lembaga dalam bakal biji. Serbuk sari memiliki inti
vegetatif dan inti generatif. Setelah serbuk sari melekat pada kepala putik (stigma)
yang sesuai (berasal dari tumbuhan yang sejenis), maka serbuk sari akan menyerap
air dan berkecambah membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari tumbuh dan
bergerak menuju bakal buah melalui tangkai putik. Inti sel di dalam buluh serbuk sari
akan membelah menjadi dua inti sel generatif dan satu sel vegetatif. Dua inti sel
generatif tersebut akan berkembang menjadi dua inti sel sperma yang disebut dengan
inti sperma pertama dan inti sperma kedua. Satu inti vegetatif di dalam serbuk sari
berperan menjadi penuntun gerak tumbuh buluh serbuk sari ke bakal biji. Inti sel
sperma pertama membuahi inti sel telur (ovum) membentuk zigot (calon individu
baru), dan inti sel sperma kedua membuahi inti kandung lembaga sekunder
membentuk endosperma atau cadangan makanan. Pada proses ini terjadi dua kali
pembuahan maka disebut dengan pembuahan ganda.

Gambar 9. Proses Pembuahan ganda


Sumber: zonabiokita.blogspot.com

c) Penyebaran biji
Penyebaran biji adalah pergerakan biji atau benih tumbuhan dari tumbuhan
induknya. Setelah terjadi pembuahan, bakal biji akan berkembang menjadi biji..
Penyebaran biji yang jauh dari induk akan meningkatkan peluang biji untuk tumbuh
dan berkembang dengan baik menjadi individu baru. Hal ini dikarenakan biji yang
tumbuh pada suatu area yang dekat dengan induk, akan berkompetisi dengan induk
untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi. Proses penyebaran biji dapat terjadi
secara alami atau dengan bantuan manusia.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 11


Terdapat banyak bahan perantara yang dapat membantu tanaman untuk
menyebarkan biji, di antaranya:
1) Anemokori
Proses penyebaran biji dengan bantuan angin
disebut anemokori (anemo=angin). Ciri
tumbuhan yang penyebarannya dengan cara
ini adalah bijinya kecil, ringan, dan
bersayap. Contohnya adalah biji bunga
Dandelion. Biji yang ringan dan kecil tidak Gambar 10. Bunga Dandelion
Sumber:
ter lalu dipengaruhi oleh gaya gravitasi https://sigmacerdas.blogspot.co.id

bumi. Keberadaan sayap pada biji mem bantu biji mudah terbawa angin. Arah
gerak biji mengikuti arah gerak angin.

2) Hidrokori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
air disebut hidrokori (hidro=air). Ciri
tumbuhan yang penyebarannya dengan
cara ini adalah hidupnya di dekat
daerah perairan, misalnya di pantai
ataupun tumbuhan yang hidup di air,
Gambar 11. Tunas Kelapa
contohnya adalah pohon kelapa dan Sumber: https://sigmacerdas.blogspot.co.id

bakau.

3) Zookori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
hewan disebut zookori (zoo=hewan).
Penyebaran ini dibagi menjadi empat,
yaitu entomokori, kiropterokori,
ornitokori, dan mammokori.
 Entomokori adalah penyebaran biji
Gambar 12. Burung memakan biji
Sumber:
dengan perantara serangga. https://wdnifcheer.blogspot.co.id

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 12


Contohnya adalah wijen dan tembakau.
 Kiropterokori adalah penyebaran biji dengan perantara kelelawar.
Contohnya adalah jambu biji dan pepaya.
 Ornitokori adalah penyebaran biji dengan perantara burung. Tumbuhan
yang penyebarannya dengan cara ini adalah tumbuhan yang buahnya
menjadi makanan burung, tetapi bijinya tidak dapat tercerna. Biji tersebut
akan keluar dari tubuh burung bersamaan dengan kotoran burung.
Contohnya adalah beringin dan benalu.
 Mammokori adalah penyebaran biji dengan perantara mamalia.
Contohnya adalah hewan luwak yang membantu dalam proses penyebaran
biji kopi.

4) Antropokori
Proses penyebaran biji dengan bantuan
manusia disebut antropokori
(antro=manusia). Proses penyebaran dengan
cara ini dapat terjadi secara sengaja ataupun
tidak sengaja. Penyebaran biji yang secara
tidak sengaja dilakukan oleh manusia sengaja Gambar 13. Biji menempel di baju
Sumber:
apabila biji tumbuhan tersebut memiliki https://wdnifcheer.blogspot.co.id

struktur yang mu dah melekat pada pakaian. Sebagai contohnya adalah


rumput. Penyebaran biji dengan sengaja sering dilakukan manusia terutama
pada bidang pertanian, yaitu ketika menanam padi, jagung, dan tanaman lain.

d) Perkecambahan
Biji yang masih belum tumbuh
merupakan biji yang berada pada keadaan
dormansi biji. Dormansi yaitu peristiwa
dimana biji mengalami masa istirahat.
Berakhirnya masa dormansi biji adalah
ketika biji mulai tumbuh menjadi tumbuhan
baru yang disebut dengan tahapan Gambar 14. Perkecambahan biji
Sumber: https://argoteknologi.web.id
perkecambahan. Lamanya masa dormansi

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 13


biji setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Masa dormansi biji dapat diakhiri dengan
memberi perlakuan yang berbeda-beda. Namun perkecambahan berbagai macam biji
dipengaruhi oleh faktor yang hampir sama.
Proses perkecambahan diawali dengan berubahnya struktur embrio biji
menjadi tumbuhan kecil di dalam biji yaitu terlihat daun kecil, calon batang, dan
calon akar. Dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal (dari
dalam) dan faktor eksternal (dari luar atau lingkungan).
Faktor internal meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi (daya
serap biji terhadap air), dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal meliputi
suhu, oksigen, cahaya dan air.

2. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN

Tumbuhan dapat mengalami perkembangbiakan secara vegetatif atau


reproduksi aseksual karena sifat jaringan tumbuhannya. Tumbuhan mempunyai
jaringan meristem yang sifat selnya membelah namun belum terdeferensiasi sehingga
dapat melakukan pertumbuhan tanpa batas. Selain itu, sel-sel parenkim di seluruh
tubuh tumbuhan dapat membelah dan berdiferensiasi menjadi tipe-tipe yang lebih
terspesialisasi, sehingga tumbuhan dapat meregenerasi bagian-bagian yang hilang.
Bagian tumbuhan yang terlepas dari beberapa jenis tumbuhan tertentu dapat
berkembang menjadi tanaman yang utuh. Batang yang dipotong pada singkong adalah
salah satu contohnya. Batang tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman singkong yang
utuh jika kondisi lingkungannya sesuai.
Perkembangbiakan vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu: perkembangbiakan
vegetatif alami dan buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami terjadi tanpa bantuan
atau campur tangan manusia. Sementara itu, perkembangbiakan vegetatif buatan
terjadi dengan bantuan manusia.
a. Perkembangbiakan vegetatif alami
1) Rhizoma
Rimpang atau rizoma (bahasa Latin:
rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan
yang tumbuhnya menjalar di bawah
permukaan tanah dan dapat menghasilkan
Gambar 15. Rhizoma pada lengkuas
Sumber:http://tanamanobatin.blogspot.co.id

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 14


tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan
paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk
kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini.

2) Stolon/ geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh
mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru
dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh
tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian
yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang
Gambar 16. Stolon pada stroberi
Sumber:http://stroberi.com
berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh
menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap
berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih
adalah arbei, rumput teki, dan strowberi.

3) Umbi
Umbi merupakan bagian dari tanaman yang
telah mengalami modifikasi, baik secara
morfologi maupun fisiologi. Umbi dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu: Gambar 16. Umbi lapis pada bawang putih
Sumber: https://anekuteun.blogspot.co.id

 Umbi batang
Apabila bagian yang mengalami modifikasi adalah bagian batang, maka
tanaman tersebut berkembangbiak dengan umbi batang. Contoh tanaman
yang berkembangbiak dengan umbi batang adalah kentang dan ketela
rambat.
 Umbi Akar
Pada umbi akar, akar mengalami modifikasi sehingga tumbuh besar dan
menjadi cadangan makanan. Contoh umbi akar adalah wortel, dahlia,
lobak, dan singkong.
 Umbi Lapis

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 15


Umbi lapis merupakan modifikasi dari tumpukan pangkal daun yang
tersusun rapi. Pembesaran terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-
selnya. Contoh umbi lapis adalah bawang merah dan bawang putih.
4) Tunas
Tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian
tumbuhan didalam tanah. Tunas biasanya
tumbuh disamping induknya. Induk dengan
tunas yang masing-masing dianggap individu
baru akan membentuk rumpun. Contoh
tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas
Gambar 17. Tunas pohon pisang
Sumber: https://bukubiruku.com
adalah pakis haji, bambu, pisang, nanas, palem,
dan tebu.

5) Kuncup adventif daun/ Tunas adventif


Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak
pada ujung batang atau ketiak daun, tetapi
tumbuh pada bagian tumbuhan yang biasanya
tidak bertunas, seperti pada akar dan daun.
Gambar 18.Tunas adventif pada cocor
Contoh tumbuhan yang berkembang biak bebek
Sumber: https://sudutruangkelas.co.id
dengan cara tunas adventif di antaranya adalah
cocor bebek, sukun, cemara, dan kesemek. Pada tepi daun yang telah tua akan
tumbuh akar dan tunas. Jika daun tersebut jatuh ke tanah, maka akan tumbuh
tumbuhan baru.

Reproduksi Aseksual Buatan


Reproduksi aseksual juga dapat dilakukan dengan bantuan manusia. Berikut ini
adalah berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan manusia untuk membantu
reproduksi tanaman.
a) Cangkok
Cangkok dapat dilakukan dengan mengelupas kulit suatu tangkai tanaman
berkayu, kemudian dibalut dengan ta nah dan dibungkus dengan sabut kelapa
atau plastik, sehingga tumbuh akar. Apabila bagian kulit yang terkelupas telah
tumbuh akar, maka tangkai da pat dipotong dan ditanam di tanah. Tanaman

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 16


yang dihasilkan dari cangkok memiliki sifat seperti induk dan cepat berbuah.
Namun demikian, perakaran tanaman ini kurang kuat. Cangkok dapat
dilakukan pada tanaman berkayu seperti mangga, rambutan, kelengkeng dan
jeruk.

Gambar 19. Mencangkok Tanaman


Sumber: https://ilmubudidaya.com/cara-mencangkok-tanaman

b) Merunduk
Merunduk dapat dilakukan dengan membenamkan tangkai tanaman ke tanah,
sehingga bagian yang tertanam dalam tanah tumbuh akar. Apabila sudah
tumbuh akar maka tanaman dapat dipisahkan dari induk. Merunduk dapat
dilakukan pada tanaman yang memiliki cabang batang yang panjang dan
lentur, misalnya bunga Alamanda.

Gambar 20. Merunduk


Sumber: https://kependidikan.com/perkembangbiakan-vegetatif-buatan/merunduk/

c) Menyambung (enten)
Cara reproduksi menyambung (enten) adalah dengan memotong suatu batang
tanaman lalu disambung dengan batang tanaman lain yang sejenis yang
berbeda sifat. Pada satu pohon tanaman hasil enten dapat menghasilkan dua
atau lebih buah atau bunga dengan sifat yang berbeda, misalnya tanaman
terong hijau disambung dengan terong ungu, maka dalam satu tanaman dapat

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 17


menghasilkan terong hijau dan terong ungu. Tanaman bunga kertas
(Bougainvillea) adalah salah tanaman yang sering disambung agar dalam satu
tanaman terdapat beberapa warna bunga, misalnya pada suatu cabang batang
tanaman bunga kertas yang berwarna merah disambung dengan potongan
cabang batang tanaman bunga kertas berwarna ungu dan pada cabang lain
disambung dengan cabang batang yang memiliki bunga berwana putih. Dengan
demikian, akan dihasilkan tanaman bunga kertas yang memiliki bunga
beraneka warna dalam satu tanaman.

Gambar 21. Menyambung


Sumber: http://ilmupengetahuanalamonline.blogspot.com/2018/07/pengertian-menyambung-
atau-kopulasi.html

d) Menempel (okulasi)
Cara reproduksi menempel (okulasi) dapat dilakukan dengan menempelkan
mata tunas yang ada pada kulit tanaman pada batang tanaman lain yang sejenis.
Teknik okulasi atau menempel sering digunakan oleh petani untuk
mendapatkan tanaman “unggul” dari 2 atau lebih tanaman yang sejenis.
Misalnya untuk menghasilkan buah jeruk dengan sifat unggul. Misalnya jenis
pohon jeruk batang kuat tetapi jeruknya kecil dan masam dan jenis pohon jeruk
yang pohonnya tidak terlalu kuat tetapi jeruknya besar dan manis. Mata tunas
pohon jeruk dengan hasil buah besar dan manis ditempelkan pada batang
pohon jeruk yang batangnya kuat. Oleh karena itu, akan dapat dihasilkan
pohon jeruk yang berbatang kuat dengan buah yang besar dan manis. Pohon
jeruk yang masih muda tetapi mampu menghasilkan buah dalam jumlah
banyak dan rasa yang manis dapat dihasilkan melalui teknik okulasi.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 18


Gambar 22. Okulasi
Sumber: http://serba-budidaya.blogspot.com/2015/02/cara-okulasi-enempel.html

e) Setek
Setek adalah cara reproduksi vegetatif dengan memotong (memisahkan dari
induk) suatu bagian tanaman dan kemudian ditanam untuk menghasilkan
individu baru, misalnya untuk menanam ketela pohon atau bunga mawar dapat
menggunakan batangnya atau disebut setek batang. Tanaman cocor bebek
dapat diperbanyak dengan menggunakan setek daun. Tanaman sukun dapat
diperbanyak dengan menggunakan setek akar. Petani juga menggunakan teknik
setek untuk menanam tebu, rumput gajah untuk pakan ternak, dan pohon
seruni.

Gambar 23. Setek


Sumber: http://ika-akmala.blogspot.com/2011/12/pembiakan-dengan-cara-setek.html

Ayo Kita Cari Tahu!

Setelah mempelajari berbagai macam perkembangbiakan vegetatif buatan, coba


cari tahu manfaat dan kerugian dari perkembangbiakan vegetatif buatan bagi
kehidupan manusia. Kamu dapat mencari jawabannya di buku perpustakaan,
koran, majalah atau internet!

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 19


3. SIKLUS HIDUP ANGIOSPERMAE

Gambar 24. Siklus Hidup Angiospermae


Sumber: http://kliksma.com

Angiospermae adalah tanaman biji yang memproduksi menghasilkan gametofit


jantan dan betina, yang memungkinkan untuk melaksanakan fertilisasi ganda.
Tumbuhan berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan generasi gametofit
(2n) yang dominan. Generasi gametofit mengalami reduksi. Angiospermae bersifat
heterospora dengan bunga sporofit akan menghasilkan megaspora dan mikrospora.
Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut:
 Bunga pada sporofit memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk
mikrospora (2n)
 Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
mikrospora yang haploid (n)
 Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan
berupa butir serbuk sari yang haploid (n)
 Dalam bakal biji terjadi pembelahan sel induk megaspora secara meiosis
menghasilkan empat sel megaspora (n). Namun, hanya satu sel megaspora yang
hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
 Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga
atau sel kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali
berturut-turut, sehingga dihasilkan delapan inti (nukleus) yang akan tumbuh
menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda (n), dan dua inti kandung
lembaga sekunder (2n).
HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 20
 Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan membentuk buluh (tabung) serbuk
sari yang intinya akan membelah menjadi satu inti generatif (n) dan satu inti
vegetatif (n). Inti generatif akan membelah lagi menghasilkan dua inti, yaitu satu
inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n).
 Setelah pembuluh serbuk sari sampai di mikrofil, inti vegetatif mengalami
degenerasi. Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zigot (2n).
Inti sperma II (n) membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan
menghasilkan endosperma (3n). Pembuahan pada Angiospermae disebut
pembuahan ganda.
 Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) dan endosperma (3n). Endosperma
berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio. Struktur biji terdiri atas
embrio, endosperma dan selaput biji. Ketika bakal biji tumbuh menjadi biji,
ovarium akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji. Bila biji jatuh ke
tempat yang sesuai, biji dapat berkecambah dan membentuk sporofit baru.

4. SIKLUS HIDUP GYMNOSPERMAE

Gambar 25. Siklus Hidup Gymnospermae


Sumber:http://kliksma.com

Gymnospermae bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji dengan


alat reproduksi berupa strobilus. Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.
Siklus hidup Gymnospermae adalah sebagi berikut;

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 21


 Pohon pinus (Sporofit) diploid yang telah dewasa membentuk strobilus jantan dan
betina.
 Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun kecil yang mengandung ratusan
mikrosporangia. Sel-sel dalam mikrosporangia membelah secara meiosis
menghasilkan gamet jantan yang berupa butir serbuk sari yang haploid.
 Strobilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik mengandung dua
bakal biji. Bakal biji memiliki makrosporangium yang terlindung oleh integumen
dengan lubang mikrofil.
 Penyerbukan terjadi bila serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian serbuk
sari masuk melalui mikrofil menuju ke bakal biji. Namun, pembuahan akan terjadi
setelah satu tahun terjadinya penyerbukan.
 Dalam strobilus betina terjadi pembelahan megaspora secara meiosis sehingga
menghasilkan empet sel yang haploid. Namun hanya satu sel yang hidup dan
tumbuh menjadi megaspora. Tiga seln lainnya mengalami reduksi dan mati.
 Megaspora yang haploid akan membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
menbentuk jaringan gametofit betina. Jaringan gametofit betina akan membentuk
arkegonium yang masing-masing mengandung satu ovum.
 Serbuk sari yang jatuh pada mikrofil akan berkecambah membentuk buluh serbuk
sari menuju ke ruang arkegonium. Dalam serbuk sari terdapat sel generatif yang
membelah menjadi dua, yaitu sel steril dan sel spermatogen. Sel spermatogen
akan membelah menjadi dua spermatozoid yang berbeda ukuran (besar dan kecil).
Saat mencapai ovum sel steril dan sel spermatozoid yang berukuran kecil akan
mati, sedangkan sel spermatozoid yang besar akan membuahi ovum membentuk
zigot (2n).
 Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang merupakan sporofit baru. Embrio
mendapat nutrisi dari jaringan gametofit. Embrio dan cadangan makanan
dibungkus oleh selaput biji yang berasal dari integumen sporofit induk.

5. SIKLUS HIDUP TUMBUHAN PAKU


Tumbuhan paku atau pakis adalah tumbuhan yang memiliki dua fase dalam
siklus hidupnya. Dua fase dalam siklus hidup paku ini disebut dengan pergiliran
keturunan. Fase gametofit akan menghasilkan gamet, sedangkan fase sporofit akan
menghasilkan spora.Perhatikan gambar 26 untuk memahami siklus hidup paku.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 22


Gambar 26. Siklus Hidup Lumut
Sumber: http://murid.info.com

Siklus hidup ini dimulai dari spora yang dihasilkan paku. Spora tersebut bersifat
haploid (n) dan apabila jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi gametofit muda
(juga bersifat n). Gametofit ini disebut juga protalium apabila telah matang akan
mengembangkan/ memunculkan anteridium dan arkegonium. Gametofit matang
berukuran sangat kecil, hanya beberapa mm hingga cm saja.
Anteridium menghasilkan sperma, sedangkan arkegonium akan menghasilkan
ovum atau sel telur. Anteridium dan arkegonium umumnya akan matang pada waktu
yang berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan silang. Sperma
memiliki flagela yang akan digunakan untuk bergerak menuju ovum pada arkegonium.
Sperma ini hanya dapat bergerak menuju ovum apabila lingkungan sekitarnya berair.
Sperma (n) yang telah bersatu dengan ovum (n) melalui fertilisasi akan menghasilkan
zigot yang bersifat diploid (2n).
Zigot akan berkembang menjadi sporofit paku (2n). Sporofit awalnya tumbuh
dari bagian arkegonium dan terus membesar hingga keluar dari gametofit induk
tersebut. Sporofit merupakan bentuk tumbuhan paku yang umum kita lihat di sekitar
tempat tinggal kita. Sedangkan fase gametofit, karena ukurannya yang sangat kecil,
sulit kita lihat dan amati.
Sporofit akan terus tumbuh dengan melakukan fotosintesis. Sporofit kebanyakan
paku terbentuk seperti semak kecil, namun ada pula yang bentuknya besar mirip
pohon. Sporofit memiliki dua macam daun, yaitu tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang digunakan sepenuhnya untuk berfotosintesis. Sedangkan
sporofil merupakan daun yang digunakan untuk fotosintesis dan perkembabgbiakan.
Sporofil akan menghasilkan spora di bagian bawah daun atau di bagian tepi daun.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 23


Spora paku akan berkembang dalam kotak spora (sporangium). Kotak spora
tersebut akan menggerombol/ mengelompok membentuk struktur yang disebut sorus.
Pada kebanyakan paku, sorus berbentuk seperti gumpalan bundar berwarna kuning
kecoklatan di bawah daun. Ada sorus yang telanjang dan adapula yang dilindungi
semacam payung yang disebut indusium. Setelah spora matang, kotak spora akan
pecah kemudian mengeluarkan isinya ke lingkungan sekitar, kemudian siklus di atas
akan terulang kembali

6. SIKLUS HIDUP TUMBUHAN LUMUT


Lumut sebagai tumbuhan perintis mampu hidup di tempat tumbuhan lain tidak
mampu. Coba bayangkan, lumut mampu tumbuh dengan subur di bebatuan dan
dinding rumah, media yang tidak mungkin menjadi tempat tumbuh tumbuhan lain.
Lumut dapat tumbuh dengan media apapun dengan satu syarat, lingkungan sekitarnya
harus lembab. Udara lembab mutlak harus ada karena penyerapan air terjadi di seluruh
bagian tubuhnya. Tetes-tetes air juga penting untuk menjadi media bagi sperma lumut
berenang menuju ovum.
Perjalanan sperma menuju ovum hanyalah salah satu bagian dalam siklus hidup
lumut yang terbagi dalam 2 fase, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit dan
sporofit yang terjadi pada lumut dan paku sering disebut dengan istilah pergiliran
keturunan. Fase gametofit akan menghasilkan gamet (ovum dan sperma) sedangkan
fase sporofit menghasilkan spora. Gametofit lumut lebih dominan dibandingkan
sporofit lumut. Perhatikanlah gambar 27untuk memahami siklus hidup lumut.

Gambar 27 . Siklus Hidup Lumut


Sumber: http://murid.info.com

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 24


Siklus hidup lumut akan bermula dari fase gametofit, kemudian muncul sporofit,
dan menghasilkan gametofit baru. Gametofit jantan akan membentuk anteridium yang
menghasilkan sperma, sedangkan gametofit betina akan membentuk arkegonium yang
akan menghasilkan ovum. Sperma akan bergerak menuju ovum dengan menggunakan
flagela yang dimilikinya. Agar dapat bergerak maju, sperma membutuhkan media air
di sekitarnya. Satu tetes air saja sudah cukup untuk menjadi media lewatnya sperma
menuju ovum. Sperma akan menyatu dengan ovum melalui proses fertilisasi sehingga
menghasilkan zigot. Sperma dan ovum masing-masing bersifat haploid (n) dan ketika
menyatu terbentuklah zigot yang diploid (2n).
Zigot akan berkembang menjadi sporofit lumut. Sporofit ini akan tumbuh namun
tidak melepaskan diri dari tubuh gametofit. Sporofit hidupnya menempel pada
gametofit dan segala kebutuhan hidupnya disedikan oleh gametofit. Sporofit akan
tumbuh dan membentuk sporangium (kotak spora) di ujungnya. Kotak spora ini akan
ditopang oleh tangkai yang disebut seta.
Spora akan berkembang di dalam sporangium dari sel induk spora. Sel induk
spora yang bersifat diploid (2n) akan menjalani meiosis untuk menghasilkan spora
yang bersifat haploid (n). Satu sel induk spora akan menghasilkan empat spora yang
tetap dalam sporangium hingga matang. Ketika telah matang, penutup sporangium
akan membuka dan memungkinkan spora tersebut jatuh dan terbawa angin.
Ketika spora jatuh di tempat lembab, spora akan mulai berkecambah menjadi
gametofit muda yang disebut protonema. Terdapat 2 macam spora yang digasilkan
sporofit, yaitu spora jantan dan betina. Spora jantan akan berkembang menjadi
gametofit jantan yang menghasilkan sperma. Sedangkan spora betina akan menjadi
gametofit betina yang menghasilkan ovum. Gametofit- gametofit ini memiliki sifat
haploid (n) dan akan menghasilkan gamet ketika telah dewasa.
Lumut-lumut yang sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita kebanyakan ada
dalam fase gametofit. Gametofit ini akan bertahan lama hingga berbulan-bulan,
sedangkan sporofit memiliki masa hidup yang sangat singkat. Hal ini berkebalikan
yang terjadi pada tumbuhan paku, dimana fase sporofitnya justru lebih dominan
dibandingkan gametofit.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 25


C. PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN
Reproduksi hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara generatif dan
vegetatif. Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau
hewan betulang belakang (Vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat
kelamin jantan dan alat betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan
(Fertilisasi). Sedangkan perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin
jantan dan betina. Perkembangbiakan vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah
atau tidak bertulang bekakang (Avertebrata).
1. PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF PADA HEWAN
Perkembangbiakan secara generatif pada umumnya terjadi pada hewan
vertebrata. Perkembangbiakan generatif pada vertebrata terjadi secara periodik dan
mempunyai siklus yang jelas. Hal ini sangat memungkinkan hewan untuk menghemat
energi dan menghasilkan keturunan untuk kelangsungan hidup keturunannya.
Perkawinan, pada hewan tingkat tinggi didahului dengan pembentukan sel-sel gamet
(gametogenesis). Spermatogenesis untuk pembentukan sel sperma pada hewan jantan
dan oogenesis untuk pembentukan sel telur pada hewan betina. Perkembangbiakan
secara generatif diawali dengan adanya proses pembuahan. Pembuahan adalah proses
peleburan sel sperma dan sel telur. Proses pembuahan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pembuahan Internal
Fertilisasi internal ialah pembuahan yang dilakukan di dalam tubuh induk.
Sperma jantan biasanya dimasukkan ke dalam area reproduksi betina, kemudian
disusul dengan pembuahan sel telur oleh sperma jantan tersebut. Proses fertilisasi
seperti ini pada umumnya berlaku pada hewan yang hidup di darat, seperti sapi,
kambing, kuda, dan masih banyak lagi.
b. Pembuahan Eksternal
Fertilisasi eksternal yaitu pembuahan yang dilakukan di luar tubuh binatang.
Gamet yang terdapat pada induk biasanya dikeluarkan dahulu dari tubuhnya,
kemudian baru dibuahi oleh jantan. Proses pembuahan atau fertilisasi seperti ini
biasanya terjadi pada hewan yang berjenis akuatik dan amfibi, seperti halnya pada
beberapa binatang seperti katak, ikan, dan lain sebagainya.
Setelah sel telur dibuahi oleh sel jantan maka akan membentuk zigot yang
kemudan akan bekembang menjadi individu baru (anakan). Proses pengeluaran

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 26


individu baru dibagi menjadi 3 yaitu bertelur (ovipar), melahirkan (vivipar),
bertelur – melahirkan (ovovivipar).
1) Bertelur (Ovipar)
Perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur
disebut ovipar. Ovipar berasal dari kata ovum
(telur). Sel telur dari hewan betina dibuahi oleh
sperma yang dihasilkan hewan jantan. Pembuahan
dapat terjadi di dalam tubuh (internal) dan
Gambar 28. Ayam bertelur
pembuahan di luar tubuh (eksternal). Ayam, Sumber:
http://www.plengdut.com
burung, ikan, dan serangga berkembangbiak
dengan bertelur.
a) Unggas (bangsa burung)
Ayam, bebek, dan merpati termasuk unggas yang berkembang biak
dengan cara bertelur. Pernahkah kamu melihat ayam atau burung yang
mengerami telurnya? Hewan-hewan tersebut mengerami telurnya hingga
menetas. Ayam dan burung mengerami telurnya sekitar 21 hari.
Perkembangbiakan ini terjadi karena pembuahan di dalam tubuh.

b) Ikan dan Amfibi


Tidak seperti unggas, kelompok ikan dan amfibi tidak mengerami
telurnya hingga menetas. Telur-telur tersebut akan menetas sendiri.
Pembuahan pada ikan dan amfibi terjadi di luar tubuh. Saat bertelur, ikan
betina akan mencari perhatian ikan jantan. Selanjutnya, akan mengikuti
gerakannya. Setelah ikan betina bertelur, ikan jantan akan mengeluarkan
sperma. Selanjutnya, pembuahan terjadi di air. Ada juga beberapa jenis
ikan dan amfibi yang memelihara telurnya. Telur kodok betina
dikeluarkan dari bagian bawah tubuhnya. Sementara punggungnya
dipegangi oleh kaki belakang, kodok jantan. Ikan mujair memelihara
telur-telurnya di dalam mulut. Penyu juga berkembang biak dengan cara
bertelur. Akan tetapi, penyu tidak mengerami telurnya. Akan tetapi,
ditimbun di tempat tertentu hingga telur menetas.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 27


2) Melahirkan (Vivipar)
Perkembangbiakan hewan dengan cara melahirkan
disebut vivipar. Kucing, sapi, dan harimau adalah
hewan yang berkembang biak dengan cara
melahirkan. Hewan-hewan ini termasuk kelompok
hewan mamalia karena menyusui anaknya. Ada
Gambar29. Anak kelinci
juga hewan air yang berkembang biak dengan Sumber:ipaedukasi-
supena.blogspot
melahirkan, misalnya ikan lumba-lumba dan paus.
Sebenarnya hewan yang melahirkan juga menghasilkan telur. Telur tersebut
tidak dibungkus oleh cangkang dan tidak dikeluarkan dari tubuh. Saat terjadi
perkawinan, sperma hewan jantan akan membuahi sel telur di rahim hewan
betina. Telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot akan tumbuh menjadi
calon individu baru (embrio). Selama itulah hewan betina mengalami
kehamilan (mengandung). Setiap jenis hewan mengalami masa kehamilan
yang berbeda-beda. Setelah dilahirkan, induk bayi hewan tersebut akan
menyusui anaknya.

3) Bertelur-melahirkan (Ovovivipar)
Perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur-
melahirkan disebut ovovivipar. Hewan betina
yang berkembangbiak dengan cara ini juga akan
mengeluarkan telur dari tubuhnya. Akan tetapi,
telur yang dikeluarkan sudah tumbuh menjadi
embrio. Perkembangbiakan ovovivipar diawali
Gambar 30. Ular
dengan bertelurnya hewan betina dalam tubuh. Sumber: https://www.plengdut.com

Telur tersebut akan dibuahi sel sperma yang dihasilkan oleh hewan jantan.
Hal ini disebut pembuahan. Pembuahan menghasilkan zigot yang akan
tumbuh menjadi embrio di dalam telur. Embrio tersebut akan menetas di
dalam tubuh hewan betina. Selanjutnya, calon bayi itu dikeluarkan dari dalam
tubuh hewan betina seperti proses melahirkan. Reptil seperti ular boa dan
kadal berkembang biak dengan cara ovovivipar.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 28


2. PERKEMBANGBIAKAN VEGERTATIF PADA HEWAN
a) Pembelahan
Perhatikan perkembangbiakan dengan cara
membelah diri pada Protozoa seperti
ditunjukkan pada gambar 31. Protozoa adalah
hewan bersel satu, sehingga ukurannya sangat
kecil dan tidak dapat dilihat tanpa
menggunakan mikroskop. Protozoa hidup di
tempat yang berair (basah). Sel Protozoa terdiri Gambar 31. Pembelahan Protozoa
Sumber: http://usaha 321.net
atas dinding sel, sitoplasma (cairan sel), dan
inti sel (nukleus).
Perkembangbiakan pada Protozoa diawali dengan membulat dan
memanjangnya inti sel. Setelah inti cukup panjang, sitoplasma bagian tengah
mengecil. Kemudian inti terpisah menjadi dua dan sitoplasma akhirnya terputus
dan terpisah sehingga terbentuklah Protozoa baru. Contoh: Paramaecium,
Euglena, amoeba.

b) Pembentukan tunas
Contoh hewan yang berkembang biak dengan tunas adalah Hydra dan
Anemon laut. Hydra merupakan hewan bersel banyak. Hydra hidup di air.
Perkembangbiakan pada Hydra diawali dengan tumbuhnya tunas kecil pada
bagian tubuh Hydra dewasa. Tunas semakin membesar dan tumbuh menjadi
hewan baru yang melekat pada induknya. Setelah tunas membesar dan dapat
menangkap makanan sendiri, maka tunas akan melepaskan diri dari induknya dan
menjadi Hydra baru yang bebas. Contoh: Hydra dan Porifera.

(a) (b)
Gambar 32. (a) Perkembangbiakan Hydra (b) Perkembangbiakan Porifera
Sumber: plassanet.blogspot.com

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 29


c) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan
dengan cara memutuskan (pemisahan)
tubuhnya. Setiap bagian tubuh yang terputus
tumbuh menjadi individu baru.
Salah satu hewan yang dapat berkembang
biak dengan fragmentasi adalah planaria
(sejenis cacing pipih). Gambar 33. Fragmentasi Planaria
Sumber: https://kulpulan.blogspot.co.id
Gambar….menunjukkan proses fragmentasi
pada planaria. Perkembangbiakan secara vegetatif hanya membutuhkan satu
individu dan sifat anak sama dengan sifat induknya.

d) Partenogenesis
Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan seperti lebah, semut,
tawon, kutu daun, dan kutu air. Pada hewan tertentu, misalnya lebah, ovum yang
dibuahi akan tumbuh dan berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang
tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan. Lebah betina bersifat steril dan
memiliki tugas sebagai pekerja dalam kawanan lebah. Lebah jantan bersifat fertil.
Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin yang digunakan untuk membuahi
sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu. Lebah ratu adalah lebah yang
menghasilkan telur-telur yang menjadi lebah betina dan lebah jantan.
Selain lebah, kutu daun dan kutu air juga dapat bereproduksi dengan cara
partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus bertelur.
Tel ur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina tanpa
didahului proses fertilisasi. Meski demikian fertilisasi tetap diperlukan untuk
menghasilkan in dividu baru setelah beberapa generasi kutu mengalami
partenogenesis.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 30


D. TEKNOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN DAN HEWAN

Teknologi reproduksi adalah cara perkembangbiakan yang dilakukan dengan


menggunakan peralatan tertentu untuk mendapatkan individu baru yang punya sifat dan
karakter lebih baik dari pada induk secara cepat. Teknologi reproduksi pada hewan dan
tumbuhan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti bahan makanan yang
lebih baik dan keseimbangan populasi dengan cara menghindari kepunahan suatu spesies.
Teknologi reproduksi pada tumbuhan meliputi hidroponik, vertikultur, dan kultur jaringan
tumbuhan. Sedangkan teknologi reproduksi pada hewan ialah melalui inseminasi buatan.
1. Hidroponik
Hidroponik merupakan cara penanaman tumbuhan
dengan menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam
air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman darat
khususnya sayuran seperti paprika, tomat, timun,
melon, terong, dan selada dapat ditumbuhkan secara
langsung dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan Gambar 34. Teknik Hidroponik
Sumber: http://kebuners.com
ditambah medium yang tak larut dalam air, misalnya
kerikil, arang, sekam, spons, serbuk kayu, dan lain sebagainya. Ilmuwan menemukan
bahwa tumbuhan menyerap nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut
dalam air.
Kelebihan teknik reproduksi hidropinik antara lain : tanaman tumbuh lebih
cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yang
diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, hara dan pH lebih teliti, dan
masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi.

2. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman
dengan cara membuat instalasi secara bertingkat
(vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah
tanaman. Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang
berasal dari kata vertical dan culture. Penanaman
Gambar 35. Teknik Vertikultur
Sumber: https://mitalom.com

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 31


teknik ini menggunakan sistem budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor
maupun outdoor. Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan
sempit seoptimal mungkin
Teknik budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah
perkotaan dan lahan terbatas. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim
khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-choy, dan selada), dan memiliki
sistem perakaran yang tidak terlalu luas. Beberapa keunggulan teknik ini adalah hemat
lahan dan air, wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat, umur
tanaman relatif pendek, pemeliharaan tanaman relatif sederhana, dan sangat
mendukung pertanian organik.

3. Kultur jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode perbanyakan
tumbuhan dengan cara mengambil suatu bagian dari
tanaman, seperti sel atau sekelompok sel, jaringan,
atau organ. Bagian tanaman yang telah diambil
selanjutnya ditumbuhkan dalam kondisi steril pada
medium yang mengandung nutrisi dan zat pengatur
Gambar 36. Teknik Kultur Jaringan
tumbuh (hormon). Bagian tanaman akan dapat Sumber: https://wikipedia.org

memperbanyak diri dan berkembang menjadi


tanaman yang memiliki organ yang lengkap yaitu akar, batang, dan daun.
Tujuan reproduksi teknik kultur jaringan adalah untuk memperoleh bibit
tumbuhan dengan jumlah yang sangat banyak, dengan kualitas yang sama, waktu
cepat, mempunyai sifat serupa dengan induknya. Semua jenis tumbuhan dapat
dikembangbiakkan menggunakan metode ini, namun masing-masing memerlukan
perlakuan khusus agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Contoh tanaman
yang diperbanyak dengan kultur jaringan diantaranya adalah tanaman kelapa sawit,
jati mas, coklat, anggrek.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 32


Tahukah Kamu !

Pada awal tahun 2001, Institut Penelitian Beras Internasional (International Rice
Research Institute/IRRI) di Filipina menjadi pemegang lisensi pertama dari
Profesor Ingo Potrykus dan Peter Beyer untuk Golden Rice. Beras golden rice
berwarna keemasan karena mengandung β-karoten. Semakin kuat warnanya,
semakin banyak β-karoten. Padi golden rice bermanfaat untuk memenuhi
kekurangan vitamin A (Vitamin A deficiency/VAD). Pada Golden Rice, dibuat
dengan cara memasukkan dua gen ke genom padi oleh rekayasa genetika, untuk
memulai kembali jalur biosintesis karotenoid yang mengarah ke produksi dan
akumulasi β-karoten dalam biji-bijian

4. Inseminasi buatan
Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi
buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan
sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke
dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan
manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan
cara memasukkan sperma (semen) yang telah
Gambar 37. Teknik Inseminasi Buatan
dibekukan dengan menggunakan alat seperti Sumber: http://www.ilmuternak.com

suntikan. Inseminasi buatan memiliki beberapa


manfaat, antara lain efisiensi waktu dan biaya serta memperbaiki kualitas anakan sapi.
Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi
potong). Sebagai contoh, untuk menghasilkan anakan sapi dengan kualitas daging
yang baik dan berjumlah banyak, diambil sel-sel sperma dari sapi brahman dari India
untuk diinseminasikan pada sapi betina lokal.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 33


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Reproduksi perkembangbiakan. Diakses dari http://ipaedukasi-


supena.blogspot.com/2012/09/reproduksi-perkembangbiakan.html pada tanggal 18
Juli 2019.

Anonim. 2013. Mekanisme Pembuahan Ganda pada Angiospermae. Diakses dari


http://biology4up.blogspot.com/2013/08/mekanisme-pembuahan-ganda-pada.html
pada tanggal 18 Juli 2019.

Sudibyo, Elok, Wahono Widodo, Wasis dan Dwi Hartanti. 2008. Mari Belajar IPA 3 : Ilmu
Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Wariyono, Sukis, dan Yani Muharomah. 2008. Mari belajar ilmu alam sekitar 3: panduan
belajar IPA terpadu/untuk kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Zubaidah, Siti, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian A. Pangestuti, Dyne R.
Puspitasari, Hamim T. Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia L. Kurniawati, Fatia
Rosyida, dan Mar’atus Sholihah. 2017. Buku GuruIlmu Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Zubaidah, Siti, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian A. Pangestuti, Dyne R.
Puspitasari, Hamim T. Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia L. Kurniawati, Fatia
Rosyida, dan Mar’atus Sholihah. 2017. Buku SiswaIlmu Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas IX Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

HANDOUT_PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN DAN HEWAN_NOORHALIMAH, S.Pd 34

Anda mungkin juga menyukai