Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS STRUKTUR VEGETASI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN

SYARIF HASYIM

Resa Arisman
Email: resaarisman2504@gmail.com
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Riau 28293

ABSTRAK

Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan bukan asli yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan ini memiliki luas
lebih kurang sekitar 5.920 Ha, merupakan kawasan objek wisata alam. Tercatat
sekitar 127 jenis flora dan fauna yang cukup tinggi. Sedikitnya dapat dijumpai 42
jenis burung, 4 jenis reptilia dan 16 jenis mamalia. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui komposisi dan struktur vegetasi Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Hasyim. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Novemer 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan cara transek.
Parameter yang diamati yaitu struktur vegetasi dengan melihat komposisi jenis,
kerapatan, keanekaragaman jenis, dominansi jenis, frekuensi jenis dan indeks nilai
penting baik pada tingkat pohon, tiang dan pancang. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan keanekaragaman vegetasi yang tinggi dengan nilai NP paling tinggi
pada Melanorhoea aptera, Shorea sp dan Ochanostachys amentacea.
Kata Kunci : Taman Hutan Raya, Struktur Vegetasi, Survei

PENDAHULUAN
Hutan merupakan bagian lingkungan hidup yang vital, karena mempunyai
fungsi ekologis diantaranya sebagai sumber plasma nutfah, pengikat karbon
dioksida (CO2) dari udara, penjaga stabilitas kualitas air, pemeliharaan alami dari
aliran sungai, dan melindungi tanah dari erosi. Berdasarkan undang-undang No.41
tahun 1999 tentang Kehutanan Pemerintah menetapkan hutan menjadi beberapa
kawasan, diantaranya kawasan konservasi.
Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Syarif Kasim merupakan salah
satu kawasan konservasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus berkaitan
dengan peningkatan tingkat ekosistem di kawasan tersebut. Kawasan ini
memiliki luas lebih kurang sekitar 5.920 Ha. Taman Hutan Raya adalah kawasan
pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau
buatan, jenis asli dan bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan
rekreasi.
Analisis vegetasi adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area.
Analisis vegetasi ini niasanya dilakukan melalui pengamatan langsung dan
dilakukan dengan membuat plot, serta mengamati morfologi dan identifikasi
vegetasi yang ada.
Potensi vegetasi merupakan salah satu data dan informasi penting yang
diperlukan dalam pengembangan suatu model pengelolaan hutan. Kajian
tentang potensi vegetasi umumnya menggunakan parameter kerapatan (jumlah
individu persatuan luas) , frekuensi (proporsi jumlah sampel dengan
spesies tertentu terhadap total jumlah sampel), dominasi penutupan (proporsi
luas bidang dasar yang ditempati suatu spesies terhadap luas total habitat) dan
Index Nilai Penting (INP). (Arrijani, dalam Deden,dkk,2017).
Berdasarkan hal diatas dilakukan penelitian analisis parameter tersebut yang
tujuannya untuk mengetahui komposis struktur vegetasi Taman Hutan Raya.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim di
Kecamatan Minas Kabupaten Siak Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada
hari Minggu, 10 November 2019. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
meteran, tali raffia, alat tulis, Thermo Hydro, Soil moisture meter, termometer
tanah, lux meter, plastik.

Metode penelitian ini berupa servei ke lokasi dengan teknik transek


sebanyak 3 tempat berbeda (tertutup, terbuka dan transisi) dengan jumlah 8 plot.
Vegetasi diidentifikasi berdasarkan penggolongan strata yaitu pohon, tiang,
pancang. Identifikasi strata pohon diamati dengan luas area 20x20 m, tiang 10x10
m, dan pancang dengan luas area 5x5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil analisis struktur vegetasi pada Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Hasyim didapatkan bahwa :
Tabel 1. Struktur vegatasi
Famili Spesies Pohon Tiang Pancang
Anacardiaceae Melanorhoea aptera 9 7 18
Bombacaceae Durio carinatus - 2 4
Burseraceae Santiria laevigata 2 6 11
Parashorea aptera 12 6 -
Dipterocarpus crinitus 9 6 3
Depterocarpaceae Shorea sp 30 11 1
Shorea leprosula 6 - -
Irvingia malayana 1 4 -
Euphorbiaceae Endospermum diadenum 7 5 2
Leguminoseae Diallium platichepalum 2 6 7
Artocarpus elasticus 3 - -
Moraceae
Artocarpus rigidus - 6 3
Myrtaceae Syzygium sp 20 6 6
Ochanostachys amentacea 4 6 8
Olacaceae
Scorodocarpus boeneensis - 2 1
Palaquium gutta 3 2 -
Sapotaceae
Palaquium hexandrum 21 16 7
Simaroubaceae Eurycoma longifolia 7 - -
Tetrameristaceae Tetramerista glabra 4 10 9
Jumlah 140 101 80
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai tumbuhan,
dengan jumlah pohon sebanyak 140, tiang sebanyak 101 dan pancang sebanyak
80. Tumbuhan yang paling mendominasi pada daerah ternaung, transisi dan
terbuka adalah Palaquium hexandrum, Shorea sp, Melanorhoea aptera.
Tabel 2. Analisis vegetasi tingkat pohon
Nama Spesies KR FR DR NP Pi in pi
Melanorhoea aptera 6,42 9,43 9,36 25,21 - 0,20
Santiria laevigata 1,42 7,79 16,91 26,12 -0,21
Parashorea aptera 8,57 7,79 2,19 18,55 -0,17
Dipterocarpus crinitus 6,42 4,65 3,16 14,23 -0,14
Shorea sp 21,43 12,57 6,02 40,02 -0,26
Shorea leprosula 4,28 1,5 9,32 15,21 -0,15
Irvingia malayana 0,71 1,5 5,94 8,15 -0,09
Endospermum diadenum 4,99 1,5 8,25 14,78 -0,14
Diallium platichepalum 1,42 1,5 1,48 4,4 -0,06
Artocarpus elasticus 2,14 4,65 11,57 18,36 -0,17
Syzygium sp 14,28 12,57 3,51 30,36 -0,23
Ochanostachys amentacea 2,85 6,28 3,28 12,41 -0,13
Palaquium gutta 2,14 4,65 1,5 8,29 -0,09
Palaquium hexandrum 15 10,94 4,45 30,39 -0,23
Eurycoma longifolia 4,99 9,43 3,32 17,74 -0,16
Tetramerista glabra 2,85 3,14 9,65 15,54 -0,15
Jumlah 99,91 99,89 99,91 299,86 -2,58
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai penting yang paleng tinggi
terdapat pada Shorea sp dengan NP sebesar 40,02, dilanjutkan dengan Palaquium
hexandrum dan Syzygium sp dengan NP 30,39 dan 30,36. Untuk indek
keanekaragaman (H) yaitu : H = - (-2,58), H’ = 2,58, hal ini menunjukkan tingkat
keanekaragaman vegetasi pada lingkungan yang diamati tergolong tinggi.
Tabel 3. Analisis vegetasi tingkat tiang
Nama Spesies KR FR DR NP Pi in pi
Melanorhoea aptera 6,93 10,5 6,93 24,36 -0,20
Durio carinatus 1,98 1,68 5,98 9,64 -0,11
Santiria laevigata 5,94 8,68 3,62 18,24 -0,17
Parashorea aptera 5,94 8,68 8,07 22,69 -0,19
Dipterocarpus crinitus 5,94 1,68 7,43 15,05 -0,15
Shorea sp 10,89 10,5 6,08 27,47 -0,21
Irvingia malayana 3,96 1,68 6,08 11,71 -0,12
Endospermum diadenum 4,95 3,92 4,97 13,84 -0,14
Diallium platichepalum 5,94 1,68 6,70 13,32 -0,13
Artocarpus rigidus 5,94 3,92 6,32 16,18 -0,15
Syzygium sp 5,94 14 4 23,94 -0,20
Scorodocarpus boeneensis 1,98 1,68 3,57 7,22 -0,08
Ochanostachys amentacea 5,94 10,5 16,84 33,28 -0,24
Palaquium hexandrum 15,84 12,18 4,86 32,8 -0,24
Palaquium gutta 1,98 7 3,05 12,03 -0,12
Tetramerista glabra 9,9 1,68 5,7 17,28 -0,16
Jumlah 99,99 99,96 100 300 -2,61
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai penting yang paleng tinggi
terdapat pada Ochanostachys amentacea dengan NP sebesar 33,28, dilanjutkan
dengan Palaquium hexandrum dan Shorea sp dengan NP 32,80 dan 27,47. Untuk
indek keanekaragaman (H) yaitu : H = - (-2,61), H’ = 2,61, hal ini menunjukkan
tingkat keanekaragaman vegetasi pada lingkungan yang diamati tergolong tinggi.
Tabel 4. Analisis vegetasi tingkat pancang
Nama Spesies KR FR DR NP Pi in Pi
Melanorhoea aptera 22,5 14,28 6,77 43,55 -0,28
Durio carinatus 5 2,38 9,29 16,67 -0,16
Santiria laevigata 13,75 11,9 8,61 34,26 -0,24
Dipterocarpus crinitus 3,75 7,14 8,48 19,37 -0,17
Shorea sp 1,25 2,38 5,43 9,06 -0,10
Endospermum diadenum 2,5 4,76 7,71 14,97 -0,14
Diallium platichepalum 8,75 2,38 5,80 16,93 -0,16
Artocarpus rigidus 3,75 7,14 7,18 18,07 -0,16
Syzygium sp 7,5 14,28 9,82 31,6 -0,23
Scorodocarpus boeneensis 1,25 2,38 5,07 8,7 -0,10
Ochanostachys amentacea 10 14,28 10,28 34,54 -0,24
Palaquium hexandrum 8,75 11,9 8,12 28,77 -0,22
Tetramerista glabra 11,25 4,76 7,39 23,4 -0,19
Jumlah 100 99,96 99,95 299,89 -2,21
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai penting yang paleng tinggi
terdapat pada Melanorhoea aptera dengan NP sebesar 43,55, dilanjutkan dengan
Ochanostachys amentacea dan Santiria laevigata dengan NP 34,54 dan 34,26.
Untuk indek keanekaragaman (H) yaitu : H = - (-2,21), H’ = 2,21, hal ini
menunjukkan tingkat keanekaragaman vegetasi pada lingkungan yang diamati
tergolong tinggi.
Tabel 5. Faktor fisika
Intensitas Kelembaban Kelembaban Suhu Suhu
Stasiun ke pH
cahaya tanah (%) udara (%) tanah ( C) udara (oC)
o

Stasiun 1 250 75 20 26 31,9 6,8


Stasiun 2 163 20 83 27 30.4 6,8
Stasiun 3 102 35 40 26 31,6 5,8
Rerata 171,66 43,33 47,66 26,33 31,3 6,46
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa vegetasi tumbuhan juga
dipengaruhi oleh faktor fisika seperti intensitas cahaya, kelembaban tanah,
kelembaban udara, suhu udara, suhu tanah dan pH. Rerata masing-masing faktor
fisika yaitu intensitas cahaya 171,66, kelembaban tanah 43,33, kelembaban udara
47,66, suhu tanah 26,33, suhu udara 31,3 dan pH 6,46.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan
bahwa keragaman vegetasi di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim,
Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau adalah jenis Melanorhoea
aptera, Shorea sp dan Ochanostachys amentacea dengan nilai NP paling tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Agutinus, Murdjoko, et al. (2016). Plant Species Composition and Their
Conspecific Association in Natural Tropical Rainforest, South Papua.
Biosantifika. Vol 8 (1). Semarang.
Agung Syarif Budiarto & Auradia Marta. (2017) . Pengelolaan Taman Hutan
Raya Sultan Syarif Hasyim di Provinsi Riau. JOM FISIP. 04(01): 1-17.
Haryadi, et al. (2019). Vegetation Analysis Of The Secondary Forest Area In
Cangkringan Resort, Mount Merapi National Park. Jurnal Biodjati . Vol 4
(1). Surakarta.
Retno Novita. (2017). Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Hasyim di Kecamatan Minas Kabupaten Siak Provinsi Riau.
JOM FISIP. Vol 4. Pekanbaru
Rita Parmawati1, Lutvita Erya Rokani, Arham Yakub, Arief Kurnia Riarmanto,
MayaPertiwi, Herman Hidayat, Agung Sih Kurnianto. (2018). Assessment
of Riparian Vegetation Pattern along Alista Hilly River Basin. Journal Of
Tropical Life Science. 08(03): 237-241.

Anda mungkin juga menyukai