Anda di halaman 1dari 11

Nama nasmawati

Stambu k A202 19 012

K OEVOLUSI ANTARA TUMBUHAN Di schidia m ajor DENGAN JENIS


SEMUT Lasius fuliginosu ssp. DI K AWASAN HUTAN DESA JATINEG ARA,
TEGAL, JAWA TENGAH

Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang
mempengaruhi proses evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hi
dupdup disekitarnya, namun pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan
olehgenetika pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua
organisme.Pengaruh evolusioner mutualistik antara dua spesies disebut.
Koevolusi adalah tipe-tipe adaptasi yang khas karena hubungan antarjenis(interspesific)
makhluk hidup. Koevolusi digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaanyang melibatkan
serangkaian adaptasi berbalikan (resiprokal); perubahan pada satu spesiesyang berperan sebagai
komponen seleksi untuk spesies lain, dan adaptasi perlawanan darispesies kedua yang timbul
sebagai respon pengaruh seleksi yang ditimbulkan oleh
spesies pertama. Koevolusi secara intensif dipelajari dalam hubungan predatorprey dan simbiosis
yang merupakan hubungan antarpopulasi makhluk hidup dalam komunitas. Dalam artian terluas,
koevolusi adalah "perubahan pada objek biologis yang dicetuskanoleh perubahan pada objek lain
yang berkaitan dengannya". Koevolusi dapat terjadi pada berbagai tingkatan biologis:
ia dapat terjadi secara makroskopis maupun mikroskopis. Tiap-tiap pihak dalam suatu hubungan
evolusioner memberikan tekanan seleksik epada pihaklainnya, sehingga mempengaruhi evolusi
pihak lain tersebut. Mahluk hidup akan semaksimalmugkin mengeksploitasi lingkungan
kehidupannya, inilah prinsip koevolusi. Syaratterjadinya koevolusi adalah adanya pola-pola
hubungan antara spsis satu dengan spesies yanglain dalam komunitas. Hubungan antara spesies
ini akan memunculkan tipe-tipe adapasi yangmerpakan tanda terjadinya koevolusi.
Semut ada di mana- mana dan da lam hal eko logi semut sangat sukses.
Fakt or ut ama keber hasilan eko logi ini karena semut memilik i peran t erhadap
komponen la in dar i bio massa. Selain menjadi predat or ut ama art hropoda di
hut an t ropis dan bahkan her bivora ut ama, semut juga t er libat dalam keragaman
int eraksi. Akibat nya, me mpela jar i int er aksi ini merupakan salah sat u kunc i
pent ing dalam memungkinkan kit a unt uk menent ukan per an semut ' pada st rukt ur
komunit as eko logi. Banyak int eraksi ini mut ualist ik dan sebag ian besar
mut ualis me ini baik didasarkan pada per lindungan yang dib er ikan o leh semut
dalam pert ukaran da lam mendapat makanan dan / at au t empat t inggal (He il &
McKey2003, St adler &D ixo n 2008) .

Mut ualis me ant ara semut dengan t umbuhan merupakan ko mpo nen pent ing
dar i lingkungan t ropis. Keragaman ant ar a se mut dan t umbuhan, t erkait dengan
pola int eraksi glo bal yang sama, membu at model sist em yang berguna unt uk
memahami asal-usul dan evo lusi mut ualis me ( Wilso n & Ho lldobler 2005,
Moreau & al. 2006) . Sekarang, mut ualisme ant ara t anaman dengan semut baik
melibat kan semut sebagai agen penyebaran t anaman, per lindungan yang t idak
langsung dipero leh t anaman berkat kemampuan predat or semut , at au makan pada
t anaman o leh semut (Moreau & al. 2006) .

Lasius f uliginosus merupakan semut yang t er masuk ke dalam famili


For micidae. Lasius f uliginosus Memilik i t ubuh yang berwar na hit am mengkilap,
t ubuhnya agak sedikit ber bulu. Dan beber apa spesies dar i Lasius f uliginosus ini
suka membuat sarang di t umbuhan jenis Dischidi a major (Hoeve, 1996).

Dischidia major adalah mar ga dar i t umbuhan dala m suku Asclepiadaceae.


Dischidia major t erdir i dar i sekit ar 80 jenis yang dikenal sebagai t umbuhan
epifit asli daerah t ropis di Cina, India, dan sebagian besar wilayah I ndo -Cina.
Dischidia major sp. t idak memilik i akar di bawah t anah. Oleh karena it u,
t umbuhan ini melilit kan dir inya pada t umbuhan lain agar dapat berdir i t egak
(Borror. 1992).Dischidia major adalah jenis t umbuhan yang t erdir i at as daun -
daun yang berupa kant ong dimana semut dapat membangun sarang di dala mnya.
Kedua jenis makhluk hidup t ersebut dit emukan di daerah Tegal,
Kecamat an Jat inegara yang mempunyai wila yah berupa pegunungan da n
perbukit an. Di sebelah ut ara ber bat asan dengan Kecamat an Kedungbant eng. D i
sebe lah t imur dengan Kabupat en Pemala ng, t epat nya dibat asi o leh sunga i Kali
Rambut yang menga lir dar i mat a air Gunung S la met . Di sebelah selat an dengan
Kecamat an Balapulang, juga t erdapat hut an pinus yang menjadi per bat asan
dengan Kecamat an Bo jo ng. Dan di sebelah barat ber bat asan dengan
Kecamat an Lebaksiu dan P angkah (Peggie dan Amir, 1995).

Koevo lusi ada lah proses evo lusi dua at au lebih spesies yang
mempengaruhi proses evo lusi mahluk hidup lainnya. Semua organisme
dipengaruhi o leh makhluk hidup disekit arnya, pada koevo lusi, t erdapat bukt i
bahwa sifat -sifat yang dit ent ukan o leh genet ika pada t iap spesies secara
langsung disebabkan oleh int eraksi ant ara dua organis me. Koevo lusi dapat
t erjadi pada ber bagai t ingkat an bio logis , ia dapat t erjadi secar a makroskopis
maupun mikroskopis (Susant i, 1998).

Sehingga proses koevo lusi menjadi pent ing di dalam sebuah hubungan
at aupun int eraksi sosial ant ar makhluk hidup, dalam ko nt eks ini ant ara semut
Lasius f uliginosus dengan t anaman Dischidia major. Pada penelit ian ini, kami
bert ujuan mencar i hubungan at aupun koevo lusi yang diala mi o leh semut Lasius
f uliginosus dengan t umbuhan Di schi dia major.

Syzygium arom aticum sebagai tanaman inang pada Dischidia m ajor di


lokasi penelitian. Hasil pene lit ian menunjukkan bahwa pada lokasi penelit ia n
t erdapat 1 jenis t umbuhan yakni poho n Cengkeh ( Syzygium aromaticum ) yang
menunjukkan bahwa pada lokas i penelit ian, Pohon Syzygium aromati cum in i
menjadi inang dar i t anaman Di schi dia major (gambar 1). Syzygium aromati cum
merupakan t umbuhan yang dikelo mpokkan ke dalam ordo Myrt ales denga n
famili Myrt aceae.

Berdasarkan seg i habit at nya, bahwa jenis pohon Syzygium aromati cum ini
merupakan jenis poho n yang hidup di kawasan dengan ket inggian 650 m dpl.
T ingginya kepadat an Syzygi um aromaticum pada lokasi penelit ian ini adala h
sekit ar 10% dar i luas keseluruhan dar i lokasi penelit ian, hal ini kemungkinan
disebabkan o leh fakt or -fakt or abiot ik yang sesuai unt uk kehidupan dar i po hon
Syzygium aromaticum ini, dan juga kebut uhan akan po hon ini yang buka n
merupakan ko modit as ut ama yang di budidayakan o leh masyar akat sekit ar lokas i
penelit ian. Sehingga sangat sedikit dit emukan pohon Syzygium aromaticum d i
lokasi penelit ian.

Hasil penelit ian juga menunjukkan adanya hubungan ant ara t ana man
Dischidia maj or dengan poho n Cengkeh ( Syzygium aromati cum ). Dihit ung
banyaknya individu Di schidia major dalam sat u pohon Syzygium aromati cum
yang dit emukan (t abel 1).

T inggi dan rendahnya jumlah individu Dischidia major pada pohon


Syzygium aromaticum ini disebabkan o leh fakt or -fakt or abiot ik yang mendukung
kehidupan dar i Di schidia major ini. Sepert i int ensit as cahaya, kele mbapan
udara, suhu dan fakt or lainnya. Fakt or la in yang sangat erat hubungannya
dengan t inggi rendahnya jumlah ind ividu Dischi dia major ini adalah dengan
keberadaan semut yang bersimbio sis dengan t ana man Di schidia major yang
menjadikan t ana man Di schidi a major ini sebagai ‘Rumah’ at au sarang dar i
kelo mpo k semut yang menghuninya.

Tanaman Di schidia m ajor den gan semu t Lasius fuliginosus. Dar i hasi l
pengamat an yang t elah dilakukan, dit emukan spesies semut yang ber sarang pada
Dischidia maj or yang t umbuh pada t umbuhan inang Syzygium aromati cum.
Dischidia major ini memilik i st rukt ur yang t erdir i at as daun -daun yang berupa
kant ong dimana semut dapat membangun sarang di dalamnya. Jenis semut yang
dit emukan bersar ang pada t umbuhan ini adalah Lasius f uliginosus (gambar 2).
Dalam hubungan koevo lusi yang t er jadi ant ara Di schidia major dengan Lasius
f uliginosus, semut Lasius f uliginosus membuat “produksi zat kimia” ko lekt if
sepanjang hidupnya yang dibut uhkan o leh t umbuhan Di schi dia major .
Dischidia major t idak memiliki akar di bawah t anah. Oleh karena it u,
t umbuhan ini melilit kan dir inya pada t umbuhan la in agar dapat berdir i t egak.
Dishidi a memiliki cara yang sangat menar ik unt uk meningkat kan jumlah kar bo n
dan nit rogen yang d idapat kan ya it u dengan bant uan semut Lasius f uliginosus
yang bersarang pada t umbuhan t ersebu t .

Semut Lasius f uliginosus memilik i t empat penyimpanan dalam t umbuhan


Dischidia major ini yang mana t empat penyimpanan ini mer upakan t empat
mer eka me melihar a lar va dan menye mbunyikan sampah -sampah organik mereka
(sepert i semut mat i, potongan t ubuh ser angga, dan sebagainya), yang disebut
“daun semut ”. Dischidia major menggunakan sampah-sampah organik in i
sebagai sumber nit rogen ( Weir dan Kiew. 1986).

Selain it u, per mukaan dala m dar i ruang daun menyerap kar bon dioksida
yang dihasilkan semut , sehingga mengur angi jumlah air yang menguap melalu i
pori-por i daun. Pencegahan penguapan air ini sangat pent ing bagi t umbuhan
penghasil zat kimia yang hidup di daerah t ropis ini, karena t umbuhan ini t idak
pernah dapat mendapat kan kebut uhan air nya langsung dar i t ana h karena t idak
memilik i akar. Oleh karena it u, semut menyediakan dua kebut uhan pent ing
t umbuhan Dischidia major sebagai t imbal balik karena t umbuhan t ersebut t elah
member ikan t empat ber lindung bag i semut Lasius f uliginosus.

K oevolu si antara semut Lasiu s fuliginosus dengan tanaman Di schidi a


m ajor. Koevo lusi yang t er jadi ant ara semut Lasius f uliginosus dengan t anaman
Dischidia major adalah dapat dilihat dar i st rukt ur yang berevo lusi ant ara kedua
spesies yang sama- sama ber simbio sis dalam hal ini simbios is mut ualis me ant ara
semut Lasius f uliginosus dan t anaman Di schidia major.

Lasius f uliginosus

a) Ukuran dar i semut Lasius f uliginosus yang berukuran maksimal hanya 4


mm pada semut peker janya, merupakan st rukt ur yang t erevo lusi dalam hal
memungkinkannya unt u k dapat masuk ke dalam ‘Daun semut ’ pada t anama n
Dischidia major.
b) Memiliki racun yang cukup unt uk dapat melukai predat or yang menggangu
t anaman Dischidia major, sehingga t idak ada spesies serangga lain yang
dapat memangsa t ana man inang dar i semut ini.
c) Memiliki per ilaku bersar ang yang t erevolusi, yait u membuat sarangnya d i
belakang lapisan periderm pada t anaman Cengkeh ( Syzygium aromati cum ).
Sehingga me mudahkannya me masuki lubang - lubang pada t anama n
Dischidia major.
d) Memiliki r at u kolo ni yang lebih dar i sat u, hal ini juga dapat dikat akan
t erevo lusi karena memudahkan pemindahan t elur -t elur dar i banyak sarang
semut ini.
e) Mencar i makanan langsung dar i ‘ nekt ar’ yang dihasilkan o leh t anama n
Dischidia major yang berada di dala m ‘Daun semut ’

Dischidia major

a) Terevo lusi dala m bent uk morfo logi daunnya, membent uk ruang kosong d i
dalam. Yang memungk inkan agar semut Lasius f uliginosus dapat keluar
masuk dengan mudah ‘Daun semut ’.
b) Terevo lusi dalam bent uk akar yang serabut yang t ipis, membant u dala m
mencengkram t anaman Cengkeh (Syzygium aromaticum ) sebagai inang. Da n
dapat membant u dala m menyerap nit rogen dan zat lain yang dibut uhkan
yang ber asal dar i sarang semut Lasius f uliginosus yang ada dibawah lapisa n
periderm pada t anaman Cengkeh ( Syzygium aromati cum ).
c) Terevo lusi dala m st rukt ur daun-daun yang berukuran kec il, sehingga
membant unya mengurangi penguapan.
d) Terevo lusi dala m menghasilkan bau ya ng dapat menar ik semut Lasius
f uliginosus, sehingga dapat me mbant u dalam penyebaran dan penyer bukan.

Berdasarkan hasil yang didapat dar i penelit ian, diket ahui bahwa simbiosis
ant ara 2 spesies at au lebih dapat memic u adanya evo lusi dar i spesies - spesies
yang melakukan simbio sis t ersebut . Evo lusi yang t erjadi dapat berupa perubahan
st rukt ur mor fo logi maupun anat omi dan bahkan per ilaku yang di lakukan o le h
spesies-spesies yang bersimbiosis t ersebut , hal ini dapat dikat akan bahwa kedua
spesies t ersebut melakukan Koevo lusi.

Namun, dapat juga dikat akan bahwa apabila sat u spesies yang melakuka n
evo lusi t ert ent u dalam perubahan st rukt ur morfo logi, an at omi dan per ilaku. Ha l
ini akan memicu t er jadinya evo lusi lainnya yang t er jadi pada spesies lain yang
bergant ung pada spesies yang t er lebih dahulu melakukan evo lusi, sehingga
t erjadilah Koevo lusi.

No. Syzygium Jumlah I ndividu Lokasi


aromati cum Dischidia major Penemuan*
I II II
1 Pohon 1 10 +
2 Pohon 2 13 +
3 Pohon 3 15 +
4 Pohon 4 20 +
5 Pohon 5 9 +
6 Pohon 6 11 +
7 Pohon 7 5 +
8 Pohon 8 8 +
9 Pohon 9 7 +
10 Pohon 10 - +
11 Pohon 11 - +
12 Pohon 12 - +
Ket erangan: Lokasi I : 100-300 m dar i camp
Lokasi II : 300-500 m dar i camp
Lokasi III : 500-700 m dar i ca mp
DAFTAR PUSTAK A
Borror,D.J., C.A. Tr iplehor n dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajara n.

Hoeve, W. Van, 1996. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Serangga . PT.


Icht iar Baru Van Hoeve. Jakart a.

Peggie, Djunijant i dan Mohammad Amir . 1995. Practical Guide to the


Butterf lies of Bogor Botanic Garden . LIPI . Bogor.

Put ra Nugroho Suset ya. 1994. Serangga di Sekitar Kita . Kanisius.


Yogyakart a.

Redaksi Ensiklopedia I ndonesia. 1989. Redaksi Ensi klopedia Indonesia


seri f auna. Pt . Int ermasa. Jakart a.

Sola, Eugenio, Ika K. Widyaningrum dan Sr i Mulyat i. 2005. A


Photographic Guide to the Common Insect of Gunung Halimun -Salak National
Park. VSO, JICA, TNGHS. Bogor.

Susant i, S. 1998. Mengenal Capung. Puslit bang Bio logi - LIPI. Bogor.
T im kanis ius. 1991. Kunci Determinasi Serangga . Kanisius. Yogyakart a.

Heil, M. & McKey, D. 2003 : Prot ect ive ant -plant int eract ions as mode l
syst ems in eco logical and evo lut io nar y r esearch. –Annual Review o f Eco logy,
Evo lut io n and S yst emat ics 34: 425 -453.

Moreau, C.S. 2009: Int er ferr ing ant evo lut ion in t he age o f mo lecular dat a
(Hymenopt era: For mic idae). -Myr meco logical News 12: 201 -210.

Moreau, C.S., Bell, C.D., Vila, R., Archibald, S.B. & P ierce, N.E. 2006:
Phylogeny o f t he ant s: diver sificat io n in t he age o f angiosper ms. –S cience 312:
101-104.

Weir, J. S. and Kiew, F. L. S . 1986. A reassessment o f t he relat io ns in


Mala ysia bet ween ant s (Crematogaster) on t rees (Lept ospermum and Dacrydium)
and epiphyt es o f t he genus Di schi dia (Asclepiadaceae) including Cant -plant s.
Biologi cal Journal of [he Linnean Society (1986), 27: 113-132.

Anda mungkin juga menyukai