Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang
mempengaruhi proses evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hi
dupdup disekitarnya, namun pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan
olehgenetika pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua
organisme.Pengaruh evolusioner mutualistik antara dua spesies disebut.
Koevolusi adalah tipe-tipe adaptasi yang khas karena hubungan antarjenis(interspesific)
makhluk hidup. Koevolusi digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaanyang melibatkan
serangkaian adaptasi berbalikan (resiprokal); perubahan pada satu spesiesyang berperan sebagai
komponen seleksi untuk spesies lain, dan adaptasi perlawanan darispesies kedua yang timbul
sebagai respon pengaruh seleksi yang ditimbulkan oleh
spesies pertama. Koevolusi secara intensif dipelajari dalam hubungan predatorprey dan simbiosis
yang merupakan hubungan antarpopulasi makhluk hidup dalam komunitas. Dalam artian terluas,
koevolusi adalah "perubahan pada objek biologis yang dicetuskanoleh perubahan pada objek lain
yang berkaitan dengannya". Koevolusi dapat terjadi pada berbagai tingkatan biologis:
ia dapat terjadi secara makroskopis maupun mikroskopis. Tiap-tiap pihak dalam suatu hubungan
evolusioner memberikan tekanan seleksik epada pihaklainnya, sehingga mempengaruhi evolusi
pihak lain tersebut. Mahluk hidup akan semaksimalmugkin mengeksploitasi lingkungan
kehidupannya, inilah prinsip koevolusi. Syaratterjadinya koevolusi adalah adanya pola-pola
hubungan antara spsis satu dengan spesies yanglain dalam komunitas. Hubungan antara spesies
ini akan memunculkan tipe-tipe adapasi yangmerpakan tanda terjadinya koevolusi.
Semut ada di mana- mana dan da lam hal eko logi semut sangat sukses.
Fakt or ut ama keber hasilan eko logi ini karena semut memilik i peran t erhadap
komponen la in dar i bio massa. Selain menjadi predat or ut ama art hropoda di
hut an t ropis dan bahkan her bivora ut ama, semut juga t er libat dalam keragaman
int eraksi. Akibat nya, me mpela jar i int er aksi ini merupakan salah sat u kunc i
pent ing dalam memungkinkan kit a unt uk menent ukan per an semut ' pada st rukt ur
komunit as eko logi. Banyak int eraksi ini mut ualist ik dan sebag ian besar
mut ualis me ini baik didasarkan pada per lindungan yang dib er ikan o leh semut
dalam pert ukaran da lam mendapat makanan dan / at au t empat t inggal (He il &
McKey2003, St adler &D ixo n 2008) .
Mut ualis me ant ara semut dengan t umbuhan merupakan ko mpo nen pent ing
dar i lingkungan t ropis. Keragaman ant ar a se mut dan t umbuhan, t erkait dengan
pola int eraksi glo bal yang sama, membu at model sist em yang berguna unt uk
memahami asal-usul dan evo lusi mut ualis me ( Wilso n & Ho lldobler 2005,
Moreau & al. 2006) . Sekarang, mut ualisme ant ara t anaman dengan semut baik
melibat kan semut sebagai agen penyebaran t anaman, per lindungan yang t idak
langsung dipero leh t anaman berkat kemampuan predat or semut , at au makan pada
t anaman o leh semut (Moreau & al. 2006) .
Koevo lusi ada lah proses evo lusi dua at au lebih spesies yang
mempengaruhi proses evo lusi mahluk hidup lainnya. Semua organisme
dipengaruhi o leh makhluk hidup disekit arnya, pada koevo lusi, t erdapat bukt i
bahwa sifat -sifat yang dit ent ukan o leh genet ika pada t iap spesies secara
langsung disebabkan oleh int eraksi ant ara dua organis me. Koevo lusi dapat
t erjadi pada ber bagai t ingkat an bio logis , ia dapat t erjadi secar a makroskopis
maupun mikroskopis (Susant i, 1998).
Sehingga proses koevo lusi menjadi pent ing di dalam sebuah hubungan
at aupun int eraksi sosial ant ar makhluk hidup, dalam ko nt eks ini ant ara semut
Lasius f uliginosus dengan t anaman Dischidia major. Pada penelit ian ini, kami
bert ujuan mencar i hubungan at aupun koevo lusi yang diala mi o leh semut Lasius
f uliginosus dengan t umbuhan Di schi dia major.
Berdasarkan seg i habit at nya, bahwa jenis pohon Syzygium aromati cum ini
merupakan jenis poho n yang hidup di kawasan dengan ket inggian 650 m dpl.
T ingginya kepadat an Syzygi um aromaticum pada lokasi penelit ian ini adala h
sekit ar 10% dar i luas keseluruhan dar i lokasi penelit ian, hal ini kemungkinan
disebabkan o leh fakt or -fakt or abiot ik yang sesuai unt uk kehidupan dar i po hon
Syzygium aromaticum ini, dan juga kebut uhan akan po hon ini yang buka n
merupakan ko modit as ut ama yang di budidayakan o leh masyar akat sekit ar lokas i
penelit ian. Sehingga sangat sedikit dit emukan pohon Syzygium aromaticum d i
lokasi penelit ian.
Hasil penelit ian juga menunjukkan adanya hubungan ant ara t ana man
Dischidia maj or dengan poho n Cengkeh ( Syzygium aromati cum ). Dihit ung
banyaknya individu Di schidia major dalam sat u pohon Syzygium aromati cum
yang dit emukan (t abel 1).
Tanaman Di schidia m ajor den gan semu t Lasius fuliginosus. Dar i hasi l
pengamat an yang t elah dilakukan, dit emukan spesies semut yang ber sarang pada
Dischidia maj or yang t umbuh pada t umbuhan inang Syzygium aromati cum.
Dischidia major ini memilik i st rukt ur yang t erdir i at as daun -daun yang berupa
kant ong dimana semut dapat membangun sarang di dalamnya. Jenis semut yang
dit emukan bersar ang pada t umbuhan ini adalah Lasius f uliginosus (gambar 2).
Dalam hubungan koevo lusi yang t er jadi ant ara Di schidia major dengan Lasius
f uliginosus, semut Lasius f uliginosus membuat “produksi zat kimia” ko lekt if
sepanjang hidupnya yang dibut uhkan o leh t umbuhan Di schi dia major .
Dischidia major t idak memiliki akar di bawah t anah. Oleh karena it u,
t umbuhan ini melilit kan dir inya pada t umbuhan la in agar dapat berdir i t egak.
Dishidi a memiliki cara yang sangat menar ik unt uk meningkat kan jumlah kar bo n
dan nit rogen yang d idapat kan ya it u dengan bant uan semut Lasius f uliginosus
yang bersarang pada t umbuhan t ersebu t .
Selain it u, per mukaan dala m dar i ruang daun menyerap kar bon dioksida
yang dihasilkan semut , sehingga mengur angi jumlah air yang menguap melalu i
pori-por i daun. Pencegahan penguapan air ini sangat pent ing bagi t umbuhan
penghasil zat kimia yang hidup di daerah t ropis ini, karena t umbuhan ini t idak
pernah dapat mendapat kan kebut uhan air nya langsung dar i t ana h karena t idak
memilik i akar. Oleh karena it u, semut menyediakan dua kebut uhan pent ing
t umbuhan Dischidia major sebagai t imbal balik karena t umbuhan t ersebut t elah
member ikan t empat ber lindung bag i semut Lasius f uliginosus.
Lasius f uliginosus
Dischidia major
a) Terevo lusi dala m bent uk morfo logi daunnya, membent uk ruang kosong d i
dalam. Yang memungk inkan agar semut Lasius f uliginosus dapat keluar
masuk dengan mudah ‘Daun semut ’.
b) Terevo lusi dalam bent uk akar yang serabut yang t ipis, membant u dala m
mencengkram t anaman Cengkeh (Syzygium aromaticum ) sebagai inang. Da n
dapat membant u dala m menyerap nit rogen dan zat lain yang dibut uhkan
yang ber asal dar i sarang semut Lasius f uliginosus yang ada dibawah lapisa n
periderm pada t anaman Cengkeh ( Syzygium aromati cum ).
c) Terevo lusi dala m st rukt ur daun-daun yang berukuran kec il, sehingga
membant unya mengurangi penguapan.
d) Terevo lusi dala m menghasilkan bau ya ng dapat menar ik semut Lasius
f uliginosus, sehingga dapat me mbant u dalam penyebaran dan penyer bukan.
Berdasarkan hasil yang didapat dar i penelit ian, diket ahui bahwa simbiosis
ant ara 2 spesies at au lebih dapat memic u adanya evo lusi dar i spesies - spesies
yang melakukan simbio sis t ersebut . Evo lusi yang t erjadi dapat berupa perubahan
st rukt ur mor fo logi maupun anat omi dan bahkan per ilaku yang di lakukan o le h
spesies-spesies yang bersimbiosis t ersebut , hal ini dapat dikat akan bahwa kedua
spesies t ersebut melakukan Koevo lusi.
Namun, dapat juga dikat akan bahwa apabila sat u spesies yang melakuka n
evo lusi t ert ent u dalam perubahan st rukt ur morfo logi, an at omi dan per ilaku. Ha l
ini akan memicu t er jadinya evo lusi lainnya yang t er jadi pada spesies lain yang
bergant ung pada spesies yang t er lebih dahulu melakukan evo lusi, sehingga
t erjadilah Koevo lusi.
Susant i, S. 1998. Mengenal Capung. Puslit bang Bio logi - LIPI. Bogor.
T im kanis ius. 1991. Kunci Determinasi Serangga . Kanisius. Yogyakart a.
Heil, M. & McKey, D. 2003 : Prot ect ive ant -plant int eract ions as mode l
syst ems in eco logical and evo lut io nar y r esearch. –Annual Review o f Eco logy,
Evo lut io n and S yst emat ics 34: 425 -453.
Moreau, C.S. 2009: Int er ferr ing ant evo lut ion in t he age o f mo lecular dat a
(Hymenopt era: For mic idae). -Myr meco logical News 12: 201 -210.
Moreau, C.S., Bell, C.D., Vila, R., Archibald, S.B. & P ierce, N.E. 2006:
Phylogeny o f t he ant s: diver sificat io n in t he age o f angiosper ms. –S cience 312:
101-104.