Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

"STRATEGI MENCARI MAKAN, KOEVOLUSI DALAM HUBUNGAN MAKAN ,


ANALISIS MAKAN"

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA :

Asri Kurniati Yunita ( 1801040069)

Mariana Manbait (1801040061)

Yakorina Atakakari ( 1801040073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Haturkan kepada TYME atas perkenanNya Kami boleh menyelesaikan
makalah ini. Kami bererimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini, baik secara pikiran maupun secara perbuatan.

Tak lupa kami mengucapkan Banyak Terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Ekologi hewan
yang telah memberikan Tugas ini, sebagai bekal kami Calon Guru Pendidikan Biologi Nantiya.

Kami tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami memohon saran
serta kritikan dari Ibu Dosen Mata kuliah serta para pembaca.

Sekian Dari Kami.

Terimakasih.

Kupang, 03 Februari 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 STRATEGI MENCARI MAKAN

2.2 KOEVOLUSI DALAM HUBUNGAN MAKAN

2.3 ANALISIS MAKAN

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ekologi berasal dari bahasa Yunani; Oikos = rumah , Logos = ilmu. Secaraumum Ekologi
sebagai salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi atau hubungan pengaruh
mempengaruhi dan saling ketergantungan antara organisme dengan lingkungannya baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan makhluk hidup itu. Lingkungan tersebut
artinya segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yaitu lingkungan biotik maupun
abiotik.

Ekologi hewan adalah cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi antara hewan dengan
lingkungannya yang menentukan sebaran, distribusi, dan kemelimpahan hewan-hewan tersebut.

perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon


terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. respon hewan terhadap kondisi dan
perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. respon
tersebut berupa perubahan fisik,fisiologis, dan tingkah laku.

kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. tujuan akhir dari respon
adalah untuk mempertahankan hidupnya. Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik,
maka yang terjadi adalah pertama; hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan
kondisi yang lebih baik. kedua ; hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek
negatife perubahan tersebut. ketiga; hewan itu akan mati.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apa strategi mencari makan pada hewan

2. Koebolusi dalam hubungan makan

3. Apa saja Analisis makanan


1.3 TUJUAN

Adapun Tujuan pada makalah ini yaitu:

1. Dapat mengetahui apa saja strategi mencari makan pada hewan

2. Dapat megetahui koevolusi dalam hubungan makanan

3. Dapat mengetahui Analisis makan


BAB II PEMBAHASAN

2.1 STRATEGI MENCARI MAKAN

Berikut ini adalah sebagian metode yang digunakan hewan untuk memperoleh makanan
diantaranya, yaitu:

1. Penggembalaan

Pemakan rumput (grazer) memanen rumput dan tanaman lain di daratan atau alga serta
organisme lain dipermukaan air. Rumput dan alga adalah makanan enak dan sedikit atau tidak
ada resistansi ketika dimakan, disamping itu rumput adalah jenis tumbuhan yang cepat
menyesuaikan diri dan cepat tumbuh untuik menggantikan biomass yang hilang. Kondisi ini
mendukung usaha penggembalaan berbagai jenis hewan. Salah satu kerugian dari pengembalaan
dalah beberapa makanan yang dimakan memiliki nutrien atau kandungan gizi yang rendah dan
tidak terkontrol.untuk menutupi permasalahan ini hewan biasanya harus mengkonsumsi rumput
atau alga dalam jumlah besar serta menghabiskan prosentase waktu makan yang lebih besar pula
dibandingkan dengan kegiatan pemangsaan (predator).
Biasanya mamalia yang mencari makanan melalui pengembalaan cenderung untuk membentuk
kelompok. Terdapat hubungan keselamatan dalam mempertahankan jumlah melalui pencarian
makanan secara berkelompok dengan kemelimpahan rumput dan kepadatan populasi yang tinggi
suatu kumpulan jenis hewan tertentu.

2. Menjelajah (browser)

Pemakan daun di darat (browser) memakan daun-daunan dari pohon dan semak belukar. Hewan-
hewan meliputi ulat bulu, kura-kura darat, burung belibis, jerapah, kambing, dan lain-lain.
Hewan penjelajah tergantung pada makan yang tidak berlimpah dan tersebar luas dibandingkan
dengan rumput, sehingga mereka cenderung untuk membentuk kelompok lebih kecil atau
menjadi soliter atau introvert.

3. Makan Nectar, Buah-buahan, Tepung Sari, dan Biji

Tanaman menyediakan satu kemelimpahan makanan selain dari pada daun-daunan. Makanan ini
jelas merupakan keuntungan bagi hewan. Madu yang manis merupakan makanan dari lebah,
ngengat, burung, kupu-kupu, dan kelelawar yang sekaligus menyebarkan tepung sari dari bunga
satu ke bunga yang lainnya. Sedangkan tumbuhan yang memiliki buah-buahan yang
mengandung gula memikat burung, monyet, kelelawar buah, beruang, gajah, dan manusia untuk
makanan mereka, kemudian menyebarkan benih yang sukar dicerna di daerah pedesaan.
Tepung sari dan biji adalah alat untuk reproduksi makanan, jadi tidak dimaksudkan untuk
dimakan oleh hewan atau manusia. Akan tetapi banyak lebah, dan kumbang mengkonsumsi
tepung sari, sementara burung, tupai, dan semut mengumpulkan biji-biji untuk makanan dan
sekaaligus untuk penyebaran benih.

4. Menggali

Beberapa binatang menggali makanan mereka, satu tyerowong makan dibuat sekaligus sebagai
jalan mereka. Perilaku ini meliputi banyak hewan herbivora (pemakan tumbuhan), seperti
kumbang, serangga dan larva ngengat, undur-undur, dan anai-anai (rayap) kayu. Memakan
makanan secara sporadic, sehingga pencernaan mereka harus memiliki kemampuan khusus
(termasuk enzim khusus untuk mencerna selulosa), kemudian bahan organik dan partikel yang
sulit dicerna tersebut dibuang.

Undur-undur adalah larva sejenis serangga myrmeleon sp yang hidup mencari mangsa dengan
cara menggali lubang jebakan (pit trap). Lubang yang dibauang harus sesuai dengan proporsional
dengan ukuran tubuh undur-undur, serta konstuksi lubang benar-benar tepat agar mangsa
(kebanyakan semut) yang masuk ke dalam lubang jebakan tidak dapat keluar lagi.

5. Menyaring Makanan

Menyaring makan adalah strategi umum yang digunakan hewan-hewan yang hidup di habitat air,
terutama samudra. Kegiatan menyaring dilakukan dengan menggunakan alat anatomis yang
bertindak sebagai saringan untuk menyaring makanan kecil dari air. Pemakan detritus atau
hewan-hewan pemakan dengan menggunakan saringan (filter-feeders), seperti tiram, fanworm,
dan tunicates, diam di suatu tempat kemudian air laut dipompa sehingga plankton melewati
saringan yang ada dalam tubuhnya.

Penyaringan lain hidup bergerak, ikan Haring berenang dengan mulut yang terbuka, membiarkan
air yang mengandung partikel kecil makanan mengalir sepanjang lembaran-lembaran insang
mereka.

6. Pemakan Sisa dan Deposit

Hewan-hewan ini umumnya adalah hewan laut yang relatif tidak bergerak; berbagai jenis bintang
laut berbentuk bunga, cacing laut, dan chrinoids. Lengan-lengan ini menjulur ke atas untuk
menangkap makanan apapun yang melintas di atasnya. Timun laut dan bunga laut menempelkan
tangan-tangan mereka ke substrat yang ditempatinya.
Makanan ditangkap oleh bulu-bulu halus (cilliata) kemudian dengan mantap menggerakkan
makanan-makanan tersebut masuk ke dalam mulutnya.

7. Pemangsaan

Pemangsaan adalah kata yang lebih sering didengar sehubungan dengan metode memperoleh
makanan yang dilakukan oleh hewan. Populernya istilah pemangsaan lebih disebabkan juga
karena kemampuan hewan-hewan besar dalam memburu mangsanya lebih sering ditemukan dan
dipertontonkan dalam berbagai film. Akan tetapi sebenarnya, kegiatan perburuan tidak hanya
dilakukan oleh hewan-hewan besar di darat. Di laut bahkan di udara, perburuan terjadi dengan
begitu intensif.

Beberapa hewan berburu secara soliter (misalnya kucing), beberapa hewan berburu secara
berkelompok dengan menggunakan strategi yang rapi. Beberapa jenis hewan bekerja sama
dengan menjebak mangsa agar lebih mudah dimangsa, dan beberapa jenis hewan mencari makan
dengan cara menggoda untuk menarik perhatian agar mangsa tidak menaruh curiga (kura-kura).
Sementara itu, hewan jenis lain melakukan penyamaran untuk menarik perhatian mangsa,
sedangkan hewan lain membuat jaring-jaring perangkap (laba-laba)
8. Simbiosis

Simbiosis adalah usaha binatang untuk mempertahankan hidup dengan memanfaatkan binatang
lain. Simbiosis dapat terjadi saling menguntungkan, salah satu untung atau merugikan.

Tidak seperti pemangsa, simbion (hewan yang bersimbiosis) yang hidup saling menguntungkan
dengan hewan inang (host) membiarkan hewan lain memperoleh manfaat dari hewan yang
menempatinya, sedangkan hewan yang menempati inangmemperoleh manfaat karena dapat
terlindung dari hewan pemangsa. Hubungan seperti ini disebut sebagai simbiosis komensialisme
dan mutualisme (saling atau salah satu diuntungkan). Sedangkan hubungan yang merugikan
salah satu pihak (dengan cara mencuri makanan dari tuan rumahnya) disebut sebagai hubungan
parasitisme.

Ikan dilaut yang berwarna-warni dapat hidup bersama saling menguntungkan dengan anemone
laut yang menempel di dasar alut. Ikan memperoleh perlindungan dari anemone karena
warnanya yang hampir mirip, sedangkan anemone memperoleh makanan dari sisa-sia makanan
yang tercecer ke tentakel-tentakel anemone laut. Demikian juga kelelawar yang memakan nectar
bunga kaktus, kelelawar memperoleh nektar dan kaktus dapat menyebarkan pollen (serbuk
sarinya) hingga dapat berpindah ke putik sehingga terjadi penyerbukan.

Berbeda dengan tipuan yang dilakukan terhadap burung cuckoo. Burung cuckoo sering tidak
mengenali sarang dan anak burung yang ada di saranagnya. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
burung lain untuk menerima makanan dari burung cuckoo dan menempati sarangnya yang
hangat.

9. Mengais
Akhirnya terdapat jenis binatang yang memperoleh makanan sambil “membersihkan dunia agar
tetap bersih dan sehat”. Hewan ini berjasa membersihkan sampah-sampah dari jenis sampah
organik yang terdiri dari pupuk, binatang yang mati, dan tumbuh-tumbuhan yang juga mati.
Binatang itu terdapat banyak di sekitar kita: keong, cacing tanah, dan lain-lain.

Sedangkan burung manyar dan anjing hutan membersihkan sampah dari bangkai-bangkai yang
tidak mungkin dimakan oleh hewan lain.

2.2 KOEVOLUSI DALAM HUBUNGAN MAKANAN

Koevolusi Dalam Hubungan Makanan

Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses
evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidupdisekitarnya,
namun pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan olehgenetika pada tiap
spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua organisme.Pengaruh evolusioner
mutualistik antara dua spesies disebut koevolusi (Anies, 2006: 45).

Koevolusi adalah tipe-tipe adaptasi yang khas karena hubungan antar jenis(interspesific)
makhluk hidup. Koevolusi digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaan yang melibatkan
serangkaian adaptasi berbalikan ( resiprokal) perubahan pada suatu spesies yang berperan
sebagai komponen seleksi pada spesies lain dan adaptasi perlawanan dari spesies kedua yang
timbul sebagai respon pengaruh seleksi yang ditimbulkan oleh spesies pertama. Koevolusi secara
intensif dipelajari dalam hubungan predator -prey dan simbiosis yang merupakan hubungan antar
populasi makhluk hidup dalam komunitas.

Dalam artian terluas koevolusi adalah perubahan pada objek biologis yang dicetuskan oleh
perubahan pada objek lain yang berkaitan dengannya. Koevolusi dapat terjadi pada berbagai
tingkatan biologis. Ia dapat terjadi secara makroskopis maaupun mikroskopis . tiap-tiap pihak
dala sebuah hubungan evolusioner memberikan tekanan seleksi pada pihak lainnya, sehingga
mempengaruhi evolusi pihak lain tersebut. Makhluk hidup akan semaksimal mengeksploitasi
lingkungan kehidupannya , inilah prinsip koevolusi . syarat terjadinya koevolusi adalah adanya
pola- pola hubungan antara spesies satu dengan spesies lain dalam komunitas . hubungan antara
spesies ini akan memunculkan tipe-tipe adaptasi yang merupakan tanda terjadinya koevolusi.

2.3 ANALISIS MAKAN

Hewan yang diselidiki tidak perlu dimatikan terlebih dahulu. Relatif lebih mudah dilakukan
terhadap hewan berukuran besar, diurnal, serta aktivitas dalam habitatnya mudah diikuti
pengamat. Cara ini memakan banyak waktu dan tenaga. Ada kalanya merupakan satu-satunya
cara untuk menyelidiki kebiasaan makan jenis hewan langka.

Cara ini juga dilakukan pada hewan yang menyimpan makanan dalam kantung pipi atau
tembolok. Organ-organ itu dimanipulasi hingga isinya dikeluarkan dengan cara dirangsang untuk
dimuntahkan. Pada jenis hewan lain, analisis dapat dilakukan melalui tinjanya, meskipun
hasilnya kurang akurat.

Pengamatan Tak Langsung

Analisis isi lambung

Dengan cara menganalisis isi kandungan yang relatif belum tercerna dari bagian anterior
pencernaan (tembolok, lambung). Makanan nabati, teruatam biji-bijian relatif sukar tercerna,
setelah 24 jam dikonsumsi masih dapat dikenali. Isi lambung diidentifikasi macamnya dan aspek
kuantitatifnya dapat dinyatakan secara numerical (jumlah), gravimetric (berat) ataupun
volimetrik (isi).

Cara penelusuran radioisotope

Jenis makanan yang dimakan adakalanya diselidiki dengan cara menelusuri jalur perpindahan
melalui rantai dan jarring makanan, dari jenis makanan yang sudah ditandai menggunakan
radioisotope yang usia-paruhnya relatif panjang. Radioisotop yang sudah diketahui besarannya
dimasukkan ke dalam lingkungan, kemudian jalur perpindahan serta laju kecepatan
perpindahannya dideteksi dan dikur dengan alat khusus (pecacah Geiger dan sebagainya). Cara
ini sangat mahal, butuh keterampilan khusus dan berisiko tinggi apabila di lingkungan alami.
BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Strategi makan pada hewan pada umumnya dibagi atas 9. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan
serta sifat dari hewan tersebut.

Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses
evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidupdisekitarnya,
namun pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan olehgenetika pada tiap
spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua organisme.Pengaruh evolusioner
mutualistik antara dua spesies disebut koevolusi (Anies, 2006: 45).

Hewan yang diselidiki tidak perlu dimatikan terlebih dahulu. Relatif lebih mudah dilakukan
terhadap hewan berukuran besar, diurnal, serta aktivitas dalam habitatnya mudah diikuti
pengamat. Cara ini memakan banyak waktu dan tenaga. Ada kalanya merupakan satu-satunya
cara untuk menyelidiki kebiasaan makan jenis hewan langka.

3.2 SARAN

Dari penjelasan diatas kami berharap pada pembaca agar memperoleh informasi yang sesuai
dengan apa yang dipahami , jika pembaca menemukan kekeliruan dimakalah ini , maka kami
dengan senang hati menerima masukan- masukan yang bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan kami yang merupakan ilmu yang bermanfaat untuk kami.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/430176436/Artikel4-Strategi-Hewan-Mencari-Makan

http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/04/makanan-dan-hubungan-makan.html

Anda mungkin juga menyukai