Anda di halaman 1dari 14

LINGKUNGAN

Lingkungan adalah aspek penting dalam pertumbuhan makhluk hidup.

Lingkungan sebagai penyedia daya dukung kehidupan memiliki peranan dan saling

berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.

Nasir Hadi menyatakan bahwa lingkungan berbeda dengan habitat, lingkungan

adalah suatu system yang kompleks yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup. Lingkungan juga bersifat dinamis dalam arti berubah–

ubah setiap saat sehingga perubahan yang terjadi dari faktor lingkungan terhadap

makhluk hidup (terutama tumbuh – tumbuhan) akan mempunyai pengaruh yang

berbeda – beda menurut waktu, tempat dan kondisi dari makhluk hidup tersebut.

Faktor Abiotik

 Cahaya (intensitas, kualitas dan lama penyinaran)

 Suhu (variasi suhu, hubungan suhu dengan tumbuhan, produktivitas,

dormansi, thermoperiodisme, musim pertumbuhan)

 Air (uap air, hujan, air tanah, adaptasi tumbuhan pada kondisi ekstrim,

pengelompokan tumbuhan berdasarkan air tanah)

 Topografi (pengaruh faktor ketinggian, zona terno-ekologi)

 Tanah (fungsi tanah bagi tumbuhan, fisika-kimia tanah, profil tanah


1. Cahaya

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, sebagai sumber energi

utama ekosistem. Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh

radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut, tetapi radiasi yang berlebihan

juga dapat menjadi faktor pembatas, menghancurkan system jaringan tertentu

Intensitas Cahaya

Intensitas radiasi matahari adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu

tanaman per satuan luas, dan per satuan waktu tertentu. Biasanya diukur dengan

satuan kal/cm2/hari.

Radiasi matahari yang sampai dan menembus atmosfer bumi akan terabsorpsi

dan terrefleksi atau terhamburkan oleh gas-gas dan partikel-partikel yang

dikandungnya. Besarnya intensitas radiasi sinar matahari yang diterima tanaman

dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya:

 jarak antara matahari dan bumi (pagi hari berbeda dengan siang hari, puncak

gunung berbeda dengan dataran rendah, subtropis berbeda dengan tropis);

 musim, pada musim hujan jumlahnya lebih rendah dibandingkan musim

kemarau;

 letak geograis, misalnya pada daerah di lereng gunung sebelah utara dan

selatan berbeda dengan daerah di lereng gunung sebelah barat dan timur.
Berdasarkan adaptasinya terhadap intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

 Tumbuhan yang tumbuh baik dengan intensitas radiasi matahari penuh,

disebut heliophytes/sun species/sun loving. Beberapa contoh di antaranya

adalah tebu, padi, jagung, dan ubikayu;

 Tumbuhan yang tumbuh baik di bawah naungan dengan intensitas radiasi

matahari rendah atau disebut sciophytes/shade species/shade loving.

Beberapa contoh tanaman yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah kopi

dan kakao.

Kualitas Cahaya

Radiasi matahari secara fisika merupakan gelombang-gelombang

elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang

tersebut dapat menembus lapisan atmosfer untuk sampai ke permukaan bumi.

Gelombang yang sampai pada permukaan bumi berukuran 0,3 sampai 10 mikron,

gelombang yang dapat terlihat oleh mata berkisar antara 0,39 sampai 7,60 mikron,

gelombang yang berada dibawah 0,36 dikenal dengan gelombang ultraviolet dan di

atas 7,60 dikenal dengan gelombang infrared.

Kualitas radiasi matahari diartikan sebagai proporsi panjang gelombang yang

diterima pada suatu tempat dan waktu tertentu (Sugito, 2012). Umumnya tumbuhan
teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 sampai

7,60 mikron, disebut cahaya tampak (visible light) atau PAR (photosynthetic active

radiation).

Distribusi spektrum dari sinar matahari yang diterima tanaman berbeda-beda,

tergantung pada sudut datang matahari (jarak matahari dan bumi), dan letak daun

pada tajuk. Semakin kecil sudut datang sinar matahari berarti semakin panjang

perjalanan radiasi tersebut, sehingga semakin banyak yang diubah menjadi

gelombang panjang (sinar merah), karena adanya partikel-partikel di atmosfer.

Contoh, di daerah pegunungan lebih banyak gelombang pendek (ultraviolet) dari pada

di dataran rendah. Begitu juga dalam suatu tajuk tanaman, semakin ke bawah

semakin banyak yang diubah menjadi gelombang panjang, sebagai akibat dari

pancaran dan transmisi radiasi oleh daun. Kualitas radiasi matahari berpengaruh

terhadap sifat morfogenetik tanaman, seperti: inisiasi bunga, perkecambahan benih,

perpanjangan ruas (inter node) batang, dan pembentukan pigmen.

Lama Penyinaran

Panjang hari diartikan sebagai panjang atau lamanya siang hari, yang dihitung

dari mulainya hari terbit sampai terbenam, ditambah lamanya keadaan remang-

remang (selang waktu sebelum matahari berada pada posisi 6º di bawah cakrawala)

Pengaruh panjang hari terhadap pertumbuhan tanaman:


 Inisiasi bunga

 Produksi dan kesuburan putik dan tepungsari, misalnya pada jagung dan

kedelai,

 Pembentukan umbi pada tanaman ubikayu, kentang, bawang putih, dan

tanaman umbi-umbian yang lain,

 Dormansi benih, terutama biji gulma dan beberapa tanaman berbunga, dan

 Pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, seperti bentukan anakan,

percabangan dan pertumbuhan memanjang

Pengelompokan tanaman berdasarkan responnya terhadap fotoperiode, dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

 Tanaman hari pendek,

Tanaman hari pendek (short-day plants) : tanaman yang akan berbunga jika

panjang hari kurang (lebih pendek) dari periode kritis tertentu (light period

shorter than a critical period to lower), atau lama penyinaran kurang dari 12

jam. Contoh : kedelai, padi, jagung, tembakau, kentang, kopi arabika, dan

tebu.

 Tanaman hari panjang,

Tanaman hari panjang (long-day plants) adalah tanaman yang akan berbunga

jika panjang hari lebih panjang dari periode kritis tertentu (light period longer
than a critical period to lower), atau lama penyinaran lebih dari 12 jam.

Contoh : tanaman subtropis, contohnya gandum, lobak, bayam, selada,

 Tanaman hari netral.

Tanaman hari netral (day-neutral plants) adalah tanaman yang tidak peka

(toleran) terhadap panjang hari. Kelompok tanaman ini tidak dipengaruhi oleh

fotoperiode (unaffected by photoperiod), contohnya tomat, padi.

2. Suhu

Suhu dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung terhadap

tumbuhan. Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan

mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak

langsung dengan mempengaruhi faktor yang lain, terutama suplai air. Suhu akan

mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi

juga laju kehilangan air tumbuhan. Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara

mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan. Misalkan energi cahaya mungkin

diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Ditambah

lagi suhu sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-

fungsi dari organisme.


Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk

menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan maksimum,

minimum ataupun rata-rata.

Variasi Suhu

Suhu mempunyai variasi baik secara ruang dan waktu. Variasi suhu ini

berkaitan dengan garis lintang, juga terjadi variasi lokal berdasarkan topografi dan

jarak dari laut.

Variasi suhu berdasarkan waktu/temporal terjadi baik musiman maupun

harian, dan akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi tumbuhan.

Suhu dan Tumbuhan

Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu di sekitarnya karena

adanya pertukaran suhu yang terus-menerus antara tumbuhan dan udara sekitar.

Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bervariasi. Secara garis besar semua

tumbuhan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda tergantung pada

umur, keseimbangan air dan keadaan musim.

Tumbuhan dan Suhu Tinggi

Suhu maksimum yang harus ditoleransi oleh tumbuhan sering merupakan

masalah yang lebih kritis jika dibandingkan dengan suhu minimumnya. Proses
pendinginan tumbuhan melalui proses pelepasan air dari tubuh. Sehingga, apabila

tidak tersedia air yang cukup untuk menggantikan air yang hilang maka kerusakan

akibat panas akan terjadi.

Tumbuhan yang hidup di di tempat-tempat dengan iklim panas sering

mempunyai struktur morfologi yang teradaptasi untuk hidup pada kondisi panas.

Suhu yang terlalu dingin juga tidak dikehendaki oleh tumbuhan. Kebanyakan

tumbuhan berhenti pertumbuhannya pada suhu di bawah 6ºC. Penurunan suhu di

bawah suhu ini akan menimbulkan kerusakan yang cukup berat.

Suhu yang rendah juga akan berperan secara tidak langsung, karena

menghambat fungsi dari tumbuhan. Akar menjadi kurang permeabel sehingga tidak

mampu menyerap air. Hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai kekeringan

fisiologis, terjadi pada situasi air yang relatif cukup tetapi tidak mampu diserap akar

akibat suhu yang terlalu dingin. Situasi ini sering terjadi di daerah tundra.

Suhu dan Produktivitas

Laju respirasi dan fotosintesis dari tumbuhan haruslah terjadi sedemikian rupa

sehingga terdapat produktivitas bersih. Untuk tumbuhan umumnya suhu optimum

untuk respirasi lebih tinggi dari fotosintesis.


Thermoperiodisme

Bentuk respon tumbuhan terhadap fluktuasi suhu yang ritmik. Tumbuhan

yang biasa hidup di tempat dengan suhu berubah-ubah akan mengalami gangguan

jika ditumbuhkan di tempat dengan suhu konstan. Thermoperiodisme membatasi

penyebaran tumbuhan baik berdasarkan garis lintang maupun ketinggian tempat.

Suhu dan Dormansi

Vernalisasi merupakan suatu keadaan dimana fase dorman tumbuhan akan

dipecahkan oleh suhu yang dingin. Bila tidak cukup suhu dingin untuk memecahkan

masa dorman maka tumbuhan tidak mampu untuk hidup.

3. Air

Uap Air

Uap air merupakan sumber air yang terdapat di udara, dan bagi tumbuhan

pengaruhnya langsung terhadap bentuk dan struktur dari organ-organnya.

Kelembapan udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu

terkandung dalam bentuk uap air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang

dapat dikandungnya disebut udara jenuh.

Selain berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, kelembapan udara

bersama-sama dengan temperatur juga mempengaruhi perkembangan hama dan


penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi kelembapan dan temperatur pada nilai

tertentu merupakan nilai yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan hama

dan penyakit tanaman.

Curah Hujan

Hujan merupakan hasil kondensasi uap air yang berada di atmosfer baik yang

berasal dari proses evaporasi maupun transpirasi. Besarnya curah hujan di dunia

bervariasi menurut zone dan iklim. Besarnya curah hujan menentukan kondisi

geografis dan vegetasi.

Dalam kondisi normal, curah hujan berpengaruh positif bagi pertumbuhan

tanaman. Beberapa manfaat hujan bagi tanaman, di antaranya: sebagai sumber air

bagi perkecambahan biji maupun pertumbuhan vegetatif dan generatif lainnya,

mendinginkan suhu tubuh tanaman dengan menurunkan suhu mikro klimat di sekitar

tanaman, membersihkan helaian daun dari debu yang dapat menggangu fotosintesis,

dan dengan tetesannya air hujan akan mematikan kutu daun yang menempel di daun.

Dampak negatif curah hujan bagi tanaman, lebih banyak berkaitan dengan

kondisi iklim yang ekstrem. Kondisi ini ditandai dengan adanya anomali, yaitu curah

hujan yang berada di bawah, atau di atas normal. Hujan lebat, yang biasanya disertai

dengan angin kencang, akan merontokkan daun-daun, mematahkan ranting dan


cabang-cabang pohon. Bahkan dalam kecepatan tertentu dapat menumbangkan

pohon-pohon yang diterpanya.

Air Tanah

Apabila hujan lebat turun di suatu daerah, lapisan permukaan tanah akan

jenuh air. Bila jumlah air terus bertambah, maka air akan bergerak menembus tanah

akibat gravitasi, sehingga air tersebut dikenal dengan air gravitasi.

Banyaknya air dalam tanah sering disebut sebagai kelembaban tanah, yang

sangat penting dan secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan. Air

adalah senyawa kimia yang terdiri atas dua atom hidrogen yang berikatan dengan satu

atom oksigen (H2O). Namun, sesungguhnya jawaban tentang air lebih dari itu, sebab

air adalah substansi yang unik, karena dapat berada dalam tiga wujud: cair, padat, dan

gas. Sebagai cairan, wujudnya jelas, tidak berwarna dan tidak berbau.

Berbagai fungsi air bagi tanaman, antara lain:

 mempertahankan turgiditas sel untuk struktur dan pertumbuhan;

 mengangkut nutrisi dan senyawa organik ke seluruh bagian tanaman;

 penyusun protoplasma;

 sebagai bahan baku untuk berbagai proses kimia, termasuk fotosintesis dan

transpirasi, dan menyangga suhu tanaman terhadap suhu udara yang

fluktuatif.
Kelompok tumbuhan berdasarkan air tanah:

 Hidrofita : hidup dalam air atau tanah yang tergenang secara permanen

 Halofita : hidup pada lingkungan dengan garam tinggi

 Xerofita : hidup di daerah kekurangan air

 Mesofita : hidup pada kondisi air moderat

4. Topografi

Komunitas tumbuhan berubah dengan bertambahnya ketinggian tempat ke

arah gunung.

Pengaruh Faktor Ketinggian

Topografi dalam hal ini dipersempit artinya menjadi ketinggian tempat di atas

permukaan laut (dpl), dapat dipergunakan untuk menggambarkan perbedaan suhu dan

kelembaban serta curah hujan (iklim). Suhu biasanya menurun dengan bertambahnya

ketinggian.

Pertambahan tinggi suatu tempat biasanya berasosiasi dengan meningkatnya

keterbukaan dan kecepatan angin, yang mengakibatkan penurunan suhu dan

mempengaruhi kelembaban. Dengan demikian, modifikasi iklim secara makro

berdasarkan ketinggian akan menghasilkan suatu zonasi ekosistem, yang biasanya

sejalan dengan zonasi suhu.


Zona Thermo-Ekologi

Van Steenis (1972) mengemukaan ada tiga zona termo-ekologi, untuk

memberikan gambaran tentang kesejajaran antara perubahan garis lintang dengan

perubahan ketinggian tempat dpl. Zona tersebut adalah megaterm, mesoterm dan

mikroterm. Reaksi tumbuhan terhadap zonasi ini menghasilkan berbagai macam

tumbuhan dengan toleransi ekologi yang berbeda-beda.

5. Tanah

Tanah dapat didefinisikan sebagai bagian atas dari lapisan kerak bumi yang

mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan dan hewan.

Fungsi Tanah bagi Tumbuhan

Tanah berfungsi sebagai medium tempat hidup tumbuhan. Secara singkat, berikut

fungsi tanah:

 Tempat akar menancap; tumbuhan haruslah tertancap kuat dalam tanah untuk

menghadapi gangguan hembusan angin.

 Suplai air; umumnya tumbuhan mengisap air dari tanah melalui akar. Dengan

demikian tanah harus mengandung sejumlah air yang memadai, dan tidak

berlebihan.
 Suplai nutrisi; nutrisi organic dan anorganik berada dalam tanah akibat

penghawaan dan penguraian.

 Suplai udara; tanah harus teraerasi secukupnya untuk memungkinkan

terjadinya respirasi akar dan penguraian organisme.

Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang melalui tanah, yang biasanya

setiap tanah mempunyai lapisan stratifikasi atau horizon dalam profilnya. Secara

umum, terdapat tiga lapisan utama, yaitu:

 Horizon A: lapisan yang erat kaitannya dengan penghawaan di permukaan

dan relative mengandung materi organic yang tinggi.

 Horizon C: lapisan dengan batuan induk yang terhawakan.

 Horizon B: lapisan diantara kedua lapisan horizon sebelumnya dengan

karakteristik gabungan dari A dan C.

Selain ketiga lapisan tersebut, sering pula dijumpai lapisan O (organic) pada

permukaan tanah dan lapisan E di bawah lapisan A.

Anda mungkin juga menyukai