Anda di halaman 1dari 2

Dasar teori

adaptasi tingkah laku adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam
bentuk perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya muncul dalam
bentuk gerakan untuk menanggapi rangsang yang mengenai dirinya. Rangsangan itu dapat
berasal dari lingkungan luar dan dari lingkungan dalam tubuhnya sendiri. Hal tersebut
dicontohkan ketika kecoa dikenai stimulus berupa sentuhan pada suatu bagian tubuh,
misalnya kepala, maka dengan cepat kecoa akan merespon stimulus tersebut dengan bergerak
cepat melarikan diri menjauh dari tempat dimana kecoa mendapatkan stimulus tersebut.
Sedangkan perubahan tingkah laku atau gerakan dicontohkan pada kecoa yang mengalami
amputasi pada beberapa bagian tubuh. Namun, perubahan tingkah laku tidak dapat terjadi
dalam waktu yang singkat seperti respon terhadap stimulus berupa sentuhan. Perubahan
tingkah laku membutuhkan waktu yang cukup lama karena adanya proses belajar
(Dharmawan, dkk, 2005).

Setiap hewan memiliki kemampuan untuk melakukan adaptasi atau penyesuaian


terhadap kondisi lingkungan tertentu dengan cara mengembangkan suatu pola tingkah laku
yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Tingkah laku demikian merupakan tingkah laku
adaptasi. Misalnya adaptasi yang dilakukan oleh hewan ketika terjadi amputasi pada bagian
tubuh tertentu. Menurut Barnet (1981) dalam Susilowati dan Rahayu, 2007), adaptasi
terhadap amputasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku hewan terhadap kondisi tubuh
yang kurang menguntungkan.

Kecoa merupakan salah satu jenis hewan sosial dari ordo Blattodea yang hidup secara
berkelompok. Sekitar 30 spesies dari 4600 spesies kecoa berada sekitar habitat manusia.
Kecoa memiliki tubuh yang memanjang dan cenderung datar. Selain itu memiliki tipe mulut
chewing serta antenna bersegmen. Kecoa jenis ini memiliki ukuran panjang sekitar 4-5 cm
dan tinggisekitar 8 mm. Tubuhnya berwarna cokelat kemerahan dan terbagi menjaditiga
bagian, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Di bagian kepalanyaterdapat mata majemuk
yang memiliki 2000 lensa yang sangat membantupenglihatannya di tempat gelap. Pronotum
merupakan suatu struktur yangmelapisi permukaan tubuh kecoa bagian dorsal. Thoraks kecoa
dibagimenjadi 3 bagian yaitu prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks. Padabagian
abdomen kecoa, terdapat 10 segmen yang masing-masingnya dilapisioleh eksoskeleton
berbahan kitin yang disebut sklerit (Bell et al., 2007).
Antena kecoa berbentuk benang bertipe filiformis dan tersusun atas segmen-segmen.
Antena berukuran panjang dan sangat motil (Kastawi, 2000). Pada kecoa diketahui bahwa
antena merupakan bagian penting dalam gerakan. Selain itu antena dapat pula berfungsi
sebagai pembersih tubuhnya (Bannet, 1981 dalam Susilowati & Rahayu, 2007). Apabila
kecoa kehilangan antena dalam proses pembersihan tubuhnya maka kecoa akan
menggunakan alat lain, yaitu palpus atau kaki depan. Gejala ini muncul sebagai akibat dari
adanya situasi baru (Susilowati & Rahayu, 2007).

Dharmawan, Agus, dkk. 2005. Ekologi Hewan. Malang: UM PRESS

Kastawi, Yusuf, dkk. 2000. Zoologi Avertebrata. Malang: FMIPA UM

Susilowati, dan Rahayu Sofia Ery. 2007. Petunjuk Kegiatan Praktikum Tingkah Laku Hewan.
Malang: FMIPA UM

Bell, W, J., Roth, L. M., & Nalepa, C. A. 2007. Cockroaches: Ecology, Behavior, and Natural
History. USA: The Hopkins University Press. Hal. 1-176.

Anda mungkin juga menyukai