Anda di halaman 1dari 9

A.

Topik
Sistem Kerangka Aves

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem rangka pada burung

C. Dasar Teori
Burung merupakan salah satu di antara lima kelas hewan bertulang belakang,
burung berdarah panas dan berkembang biak dengan bertelur, mempunyai bulu.
Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang
(Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna, 1989 dikutip oleh Wibowo, 2005). Burung
memiliki ciri khusus antara lain tubuhnya terbungkus bulu, mempunyai dua pasang
anggota gerak (ekstrimitas), anggota anterior mengalami modifikasi sebagai sayap,
sedang sepasang anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang, masing-
masing kaki berjari empat buah, terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik
(Ajie, 2009).
Burung memiliki sistem kerangka (skeleton) yang ringan dan otot yang kuat.
Skeleton tersebut sangat ringan, namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat
lepas landas, terbang dan mendarat. Salah satu kunci adaptasi yakni tergabungnya
skeleton atau kerangka atau tulang dalam osifikasi tunggal. Hal ini membuat burung
memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup di darat.
Jumlah tulang berongga bervariasi antar spesies, meskipun burung yang terbang dengan
melayang atau melambung cenderung memiliki tulang berongga yang lebih banyak.
Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk kantung-kantung udara
dalam tulang semi berongga pada kerangka burung. Terdapat hubungan antara
kemampuan terbang burung dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang (Marelli
and Simons, 2014).
Sistem skeleton pada aves umumnya berongga dan ringan, hal ini sesuai dengan
kebiasaan bangsa aves yang dapat terbang. Persendian antara tulang kepala dan leher
dilengkapi dengan suatu sistem condyle atau dapat disebut sebagai occipitale condyle.
Leher tersusun atas 16 vertebrae cervicalis, yang masing-masing dilengkapi dengan
persendian yang bentuknya, seperti sadel sehingga memudahkan untuk digerakkan.
Tidak mempunyai vertebrae lumbae, dan empat vertebrae caudalis atau vertebrae ekor
menjadi satu yang umumnya disebut pygostyl atau disebut brutu. Kemudian, ciri khas
pada bagian thorax dari aves adalah umumnya tulang sternum pada bagian ventral
mempunyai tonjolan yang disebut carina yang fungsinya untuk tempat melekatnya otot
dada atau musculus pectoralis. Tulang carina umumnya dimiliki oleh burungburung
yang terbang (Chaeri, A., 2008).

D. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Lup 1. Kerangka burung merpati
2. Kerangka burung kutilang
3. Kerangka ayam
4. Kerangka burung kacamata
5. Kerangka burung hantu
6. Kerangka burung keling
7. Kerangka burung bondol jawa

E. Prosedur Kerja

Disiapkan alat dan bahan pengamatan

Dilakukan pengamatan rangka pada burung bondol jawa dari bagian kepala
hingga kaki

Digambar sketsa hasil pengamatan kerangka burung dan diberi keterangan

Dilakukan pengamatan yang sama terhadap kerangka burung lainnya

F. Hasil Pengamatan
No Gambar Literatur Keterangan
.
1. Burung Merpati

2. Kerangka burung kutilang

3. Kerangka ayam

4. Kerangka Burung Kacamata


5. Kerangka burung hantu

Sumber :
ejournal2.undip.ac.id/index.ph
p/baf/index
6. Kerangka burung cucak keling

7. Burung Bondol Jawa


G. Analisis Data

H. Pembahasan
Susunan rangka burung hantu terdiri dari beberapa bagian, mulai dari kepala,
tulang skleroid, tulang leher, scapula, humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal,
phalanges, pelvis, furcula, coracoid, tulang rusuk, rusuk sterna, carina, sternum,
pygostyle, pubis, femur, tibia, fibula, tarso metatarsus, serta digiti. Skeleton pada
burung hantu merupakan tulang yang berongga, ringan dan kuat. Hal ini merupakan
modifikasi yang dirancang baik untuk berjalan maupun terbang. Selama bergerak,
elemen kerangka dikenai berbagai beban mekanis (Marelli and Simons, 2014).
Burung hantu bisa memutar kepala hingga 270 derajat ke belakang. Sendi di
tengah tulang belakang leher berkontribusi pada rotasi kepala (Krings et al., 2017).
Burung hantu mempunyai tulang belakang lebih banyak dari pada manusia. Tulang
dada (thorax) datar dan besar, yang mendukung otot-otot terbang yang besar dan kuat.
Hal ini juga melindungi organ visceral seperti jantung, paru-paru dan organ internal
lainnya. Tulang thorax melindungi alat dalam dan merupakan bagian yang menyokong
dalam mekanisme terbang (Kumar et al., 2016). Burung hantu mempunyai tulang sayap
relatif panjang. Hal ini memungkinkan untuk mempermudah lepas landas, bahkan
ketika membawa mangsa. Tulang kaki relatif pendek dan gemuk, memungkinkan untuk
membantu dalam membunuh secara efisien dan membawa mangsa (Konig and Weick,
2010).
Susunan rangka burung cucak keeling juga memiliki susunan yang hampir
sama dengan burung-burung yang telah dibahas sebelumnya yaitu kepala, tulang
skleroid, tulang leher, scapula, humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, phalanges,
pelvis, furcula, coracoid, tulang rusuk, rusuk sterna, carina, sternum, pygostyle, pubis,
femur, tibia, fibula, tarso metatarsus, serta digiti.
Burung yang terakhir adalah bondol jawa. Bondol jawa (Lonchura
leucogastroides), jenis burung yang tersebar di Sumatera Selatan, Jawa, Bali dan
Lombok, tercatat di Singapura sebagai spesies introduksi, dan burung ini dapat
dijumpai sampai ketinggian 1500 m dpl. Burung ini memiliki kebiasaan mengunjungi
lahan pertanian dan lahan berumput alami. Selain itu, jenis ini sering teramati dalam
kelompok selama musim panen padi (MacKinnon et al., 2010). Susunan tulang yang
dimiliki juga hampir sama dengan yang lainnya, yaitu kepala, tulang skleroid, tulang
leher, scapula, humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, phalanges, pelvis, furcula,
coracoid, tulang rusuk, rusuk sterna, carina, sternum, pygostyle, pubis, femur, tibia,
fibula, tarso metatarsus, serta digiti.

Diskusi

1. Apakah sistem kerangka yang Saudara amati sama untuk semua jenis burung?
Jelaskan!
Jawaban : hampir sama. Semua jenis burung memiliki susunan rangka yang hampir
sama, hanya pada beberapa burung yang unik yaitu seperti burung hantu yang
memiliki perbedaan karena memiliki kemampuan untuk memutar kepalanya hingga
270º

2. Uraikan persamaan dan perbedaan antara tulang-tulang penyusun sistem kerangka


antara burung merpati dan ayam!
Jawaban :

3. Tulang apa saja yang mengalami fusi pada burung?


Jawaban : Vertebra servikal berjumlah banyak dan mempunyai persendian
heteroselos (berpelana dua). Vertebra mengalami banyak fusi. Pada kebanyakan
burung, vertebra kaudal terakhir berfusi menjadi pigostil. Selain itu, tulang-tulang jari
juga mengalami fusi

4. Tulang apa saja yang memiliki rongga di dalamnya?


Jawaban : Kebanyakan tulang yang besar berongga untuk mengurangi berat badan.
Berat kerangka hanya ± 10% berat badan. Umumnya pada tulang sayap dan kaki
memiliki banyak tulang yang berongga dengan susunan bersilang, hal ini bertujuan
untuk menguatkan struktur tulang karena selain berongga.

5. Mengapa burung hantu dapat memutar kepalanya, sedangkan burung merpati tidak?
Jawaban : Burung hantu memiliki 14 bagian vertebra leher, 2x lipat lebih banyak dari
milik manusia. Anatomi unik ini membantu burung hantu memutar kepala mereka
hingga 270 derajat. Burung hantu bisa melakukan hal itu karena tulang belakang
mereka memiliki lubang yang berukuran sekitar 10 kali ukuran pembuluh darah
pembawa hewan. Dengan begitu, banyak ruang gerak, arteri dapat dengan mudah
melewati lubang vertebra saat burung hantu itu menoleh.

Rujukan

Ajie, H.B. 2009. Burung-burung di Kawasan Pegunungan Arjuna-Walirang Taman Hutan


Raya Raden Suryo Jawa Timur. Skripsi Mahasiswa Biologi FMIPA Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya. Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Chaeri, A. 2008. Modul 1: Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata.
Universitas Terbuka

Konig C and Weick F. 2010. Owl in The World. Second edition. Christopher Helm Publisher.
Page:19-21.

Krings M, Nyakatura J.A, Boumans M.L.L.M, Fischer M.S, Wagner H. 2017. Barn owls
maximize head rotations by a combination of yawing and rolling in functionally
diverse regions of the neck. Journal of Anatomy. Vol 231(1): 12-22

Kumar B.M.L, Lakshmi M.S, and Kumar D.P. 2016. Gross Anatomy of Different Bones in
the Barn Owl (Tyto alba). International Journal of Science, Environment and
Technology, Vol. 5, No 4, 2016, 1893 – 1896

Marelli C.A and Simons E.L.R. 2014. Microstrcture and Cross-Sectional Shape ofLimb
Bones in Great Horned Owls and Red-Tailed Hawks: How Do These Feature Relate
to Differences in Flight and Hunting Behavior?. Published online 2014 Aug 27. doi:
10.1371/journal.pone.0106094

Saraswati, T. R., Tana, S., Yuniwarti, E.Y.W. 2018. Diskripsi Morfologi Skeleton Celepuk
Jawa (Otus angelina) Betina. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol 3 No 1

Wibowo, R.B. 2005. Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan Mangrove Desa Pulau
Pahawang Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Lampung Selatan. (Skripsi).
Jurusan Manajemen Hutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak
dipublikasikan.
SISTEM RANGKA AVES

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ornitologi


yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 5 / Offering IL
Dina Nur Rahmawati (160342606274)
Krismonik Dwi Maulida (160342606270)
Maulidya Nur Aisiyah Putri (160342606259)
Mochammad Abdul Hafidh (160342606252)
Permata Windra Deasmara (160342606231)
Rika Nur Azizah (160342606265)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
April 2019

Anda mungkin juga menyukai