Anda di halaman 1dari 42

PETUNJUK PRAKTIKUM KATA PENGANTAR

FISIOLOGI HEWAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
(BIO-6223) limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku petunjuk
praktikum Fisiologi Hewan ini dapat diselesaikan.
Buku petunjuk praktikum ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa Jurusan Biologi dalam rangka
pelaksanaan perkuliahan praktikum Fisiologi Hewan dan
merupakan penyempurnaan dari buku petunjuk praktikum yang
sudah dibuat sebelumnya. Penyempurnaan materi dan langkah kerja
dilakukan setelah dilaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap buku
petunjuk praktikum terdahulu. Materi praktikum terpilih untuk
dipraktikkan dimaksudkan untuk dapat menghasilkan data
Tim Penyusun:
eksperimental yang menunjang pembelajaran teori serta untuk dapat
Dian Ayuning Tyas, S.Si, M.Biotech memperkaya wawasan, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
Selain itu, pemilihan materi juga didasarkan atas ketersediaan alat
Bekti Sulistya Utami, S.Pd, M.Sc
dan bahan di laboratorium.
Materi praktikum yang tercakup di dalam buku petunjuk
praktikum ini meliputi kegiatan meng-handling hewan coba,

JURUSAN BIOLOGI termoregulasi, sistem digesti, analisis enzim pencernaan, komposisi


darah, koagulasi darah, respirasi, uji imunologi, osmoregulasi,
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
sistem reproduksi, fertilisasi dan perkembangan embrio, hormon, uji
UIN WALISONGO SEMARANG
sensorik dan motorik, serta gerak refleks.
2016
Penulis berharap buku petunjuk praktikum ini dapat
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 1 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 2
Walisongo 2016 Walisongo 2016
UNITY OF SCIENCESS
membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dasar
mengenai materi perkuliahan melalui praktikum serta sebagai
pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan praktikum.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Hj. Nur
Artinya: “Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-
Khasanah, S.Pd, M.Kes selaku dosen pengampu Mata Kuliah
binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi)
Praktikum Fisiologi Hewan terdahulu, Syaifuddin, S.Pd, Lilis
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang
Sa’adah, S.Pd dan Ghani G. Garaudy, S.Pd selaku asisten
meyakini. (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 4)
praktikum Fisiologi Hewan yang telah membantu penulis dalam Ayat tersebut menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan berbagai
menyelesaikan revisi buku petunjuk praktikum ini, dan Sumiati, jenis hewan yang berada di muka bumi yang dapat dipelajari fungsi
S.Pd selaku Pranata Laboratorium Pendidikan Jurusan Pendidikan fisiologis organ yang dimiliki sehingga dapat menambah keyakinan dan
Biologi yang telah memberi kritik dan saran untuk evaluasi keimanan terhadap tuhan.
praktikum yang telah berlangsung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan buku petunjuk praktikum ini sehingga kritik dan saran
sangat diharapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga buku
petunjuk praktikum ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, Februari 2016

Tim Penulis

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 3 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 4
Walisongo 2016 Walisongo 2016
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan hadir di ruangan praktikum paling lambat 10 menit


sebelum praktikum dimulai dengan mengenakan pakaian yang
sopan, memakai sepatu tertutup dan jas laboratorium.
Maksimal keterlambatan adalah 20 menit, selebihnya praktikan
tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum.

2. Sebelum praktikum berlangsung, akan diadakan pre-tes


mengenai materi praktikum yang akan dilaksanakan pada hari
tersebut. Bagi praktikan yang terlambat, tetap diperkenankan
untuk mengikuti pre-tes namun tidak ada kompensasi
perpanjangan waktu.

3. Praktikan wajib melaksanakan semua materi praktikum.


Apabila berhalangan hadir, praktikan harus menyerahkan surat
izin tertulis kepada dosen pembimbing praktikum dan
diwajibkan mengikuti acara inhal dengan jadwal sesuai
kesepakatan bersama antara praktikan dan dosen pembimbing
praktikum/asisten praktikum.

4. Praktikan yang tidak datang tiga kali berturut-turut tanpa


keterangan dan/atau tidak melaksanakan semua materi
praktikum yang disyaratkan tidak diperkenankan untuk
mengikuti Ujian Akhir Praktikum.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 3 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 4
Walisongo 2016 Walisongo 2016
5. Penilaian praktikum dilaksanakan untuk komponen kehadiran, PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
keaktifan, pre-tes, laporan, Ujian Tengah Semester, dan Ujian
Akhir Semester. Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir 1. Laporan resmi praktikum Fisiologi Hewan ditulis pada kertas
Semester menjadi syarat wajib yang harus diikuti oleh praktikan folio F4 dan dimasukkan ke dalam map snelhecter biru.
untuk mendapatkan nilai akhir mata kuliah praktikum Fisiologi 2. Praktikan wajib membuat laporan sementara pada setiap akhir
Hewan. acara praktikum yang di ACC oleh asisten praktikum. Laporan
sementara harus dilampirkan di bagian akhir laporan resmi
6. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang makan,
praktikum.
minum dan membuat keributan di dalam ruangan praktikum.
3. Laporan resmi praktikum Fisiologi Hewan dikumpulkan 1
minggu setelah kegiatan praktikum berlangsung, sebagai syarat
7. Praktikan wajib menjaga keutuhan preparat dan alat milik
mengikuti praktikum selanjutnya, dengan format sebagai
laboratorium. Apabila terdapat kerusakan alat, praktikan wajib
berikut:
melapor kepada Pranata Laboratorium Pendidikan Jurusan
Judul
Pendidikan Biologi dan harus mengganti alat tersebut sesuai
Memuat judul acara praktikum yang telah dikerjakan.
dengan spesifikasi yang sama. Setelah menyelesaikan
A. Tujuan
praktikum, praktikan wajib mengembalikan alat yang digunakan
Berisi pernyataan yang menjelaskan tujuan acara praktikum
ke tempat semula dalam keadaan bersih.
yang telah dikerjakan.
8. Praktikan wajib menjaga kebersihan ruangan praktikum. B. Dasar Teori
Berisi kajian materi yang relevan dengan acara praktikum
yang dikerjakan disertai dengan sitasi menggunakan sistem
nama dan tahun.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 5 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 6
Walisongo 2016 Walisongo 2016
C. Metode Format cover depan laporan praktikum resmi:
1). Alat
Ditulis dalam format paragraf dan kalimat pasif. LAPORAN PRAKTIKUM
2). Bahan FISIOLOGI HEWAN

Ditulis dalam format paragraf dan kalimat pasif.


(JUDUL)
3). Cara Kerja
Ditulis dalam format paragraf dan kalimat pasif.
D. Hasil dan Pembahasan
1). Hasil
Hasil dibuat dalam bentuk tabel atau gambar disertai dengan
judul tabel/gambar.
2). Pembahasan
Berisi uraian hasil dan diskusi dan dibandingkan dengan
teori yang ada.
E. Kesimpulan Disusun Oleh:
Berupa paragraf yang memuat simpulan dari hasil dan
Nama:
pembahasan yang telah ditulis. Pernyataan kesimpulan
NIM :
harus sesuai dengan tujuan praktikum. Kelas :
F. Daftar Pustaka
Berisi pustaka acuan yang digunakan dalam penyusunan
`Jurusan Pendidikan Biologi
laporan (minimal 3). Sistematika penulisan daftar pustaka Fakultas Sains dan Teknologi
harus mengikuti format jurnal Berkala Ilmiah Biologi dan UIN Walisongo Semarang
ditulis alfabetik. 2016

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 7 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 8
Walisongo 2016 Walisongo 2016
DAFTAR ISI ACARA 1
HANDLING, PEMBERIAN PERLAKUAN DAN
Halaman Judul..................................................................................1
PENGAMBILAN SAMPEL BERBAGAI
Kata Pengantar.................................................................................2
HEWAN PERCOBAAN
Tata Tertib Praktikum......................................................................4
Petunjuk Pembuatan Laporan Praktikum.........................................6
Hewan percobaan adalah setiap jenis hewan yang
Format Cover Depan Laporan Resmi..............................................8
dipelihara secara intensif di laboratorium, yang digunakan
Daftar Isi...........................................................................................9
untuk penelitian biologis dan biomedis. Untuk maksud
tersebut, diperlukan keterampilan meng-handling hewan
Acara 1. Handling Hewan Percobaan.............................................10
percobaan dan pengetahuan mengenai sifat – sifat biologis
Acara 2. Termoregulasi...................................................................16
dari hewan percobaan yang akan diuji. Keterampilan
Acara 3. Sistem Digesti...................................................................22
memegang serta memberikan perlakuan dan pengambilan
Acara 4. Analisis Enzim Pencernaan..............................................27
sampel sangat penting, karena jika terjadi kesalahan dapat
Acara 5. Komposisi Darah..............................................................31
menyebabkan cidera fisik maupun stress pada hewan
Acara 6. Koagulasi Darah...............................................................36
percobaan. Pada bagian ini, akan diuraikan cara yang benar
Acara 7. Respirasi............................................................................40
untuk memegang, memberikan perlakuan dan mengambil
Acara 8. Uji Imunologi....................................................................43
sampel pada hewan percobaan.
Acara 9. Osmoregulasi....................................................................46
Acara 10. Sistem Reproduksi..........................................................48 A. Mencit (Mus musculus)

Acara 11. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio............................52 1. Cara handling/memegang


Acara 12. Hormon...........................................................................55 a. Letakkan mencit pada permukaan yang kasar,
Acara 13. Uji Sensorik dan Motorik...............................................58 seperti tutup kandang yang terbuat dari
Acara 14. Gerak Refleks.................................................................61 anyaman kawat (Gambar 1).

Daftar Pustaka.................................................................................65 b. Pegang ekor mencit pada ½ pangkal ekornya


(jangan pada ujung ekor) dengan tangan
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 9 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 10
Walisongo 2016 Walisongo 2016
kanan (Gambar 1). mencit tidak dapat berputar ke belakang dan

c. Kulit longgar pada lipatan kulit tengkuk ekornya keluar dari tabung.
dipegang diantara jari telunjuk dan ibu jari e. Intra Peritoneal (IP) melalui peritoneal. Cara
tangan kiri (Gambar 2). memegang seperti pada IM, disuntikkan di
d. Ekor mencit selanjutnya dijepit diantara jari daerah abdomen, diantara cartilage xiphoidea
kelingking dan jari manis tangan kiri dan symphysis pubis (Gambar 8).
(Gambar 3).
2. Pemberian Perlakuan 3. Pengambilan sampel darah
a. Per Oral (PO): melalui mulut, dengan a. Jika darah yang diperlukan sedikit.
menggunakan kanul bengkok (jarum yang Darah diambil dengan cara memotong ujung ekor.
berujung bulat dan berlubang ke samping) Pengambilan darah dari vena ekor juga dapat
untuk memasukkan senyawa langsung ke dilakukan, tetapi sulit karena memerlukan jarum
lambung melalui esophagus (Gambar 4). intradermal yang sangat kecil. Darah juga dapat
b. Sub Cutan (SC): melalui bawah kulit, diambil dengan memotong jari kaki, tetapi dengan
Senyawa dimasukkan di bawah kulit di catatan jika kandang mencit dalam keadaan bersih
daerah punggung atau daerah perut (Gambar supaya tidak terinfeksi.
5). Jika cairan yang dimasukkan banyak, b. Jika darah yang diperlukan banyak.
dapat disuntikkan di beberapa tempat.
- Darah diambil dari sinus orbitalis/ pleksus
c. Intra Muscular (IM): melalui otot. retroorbitalis (di daerah medial canthus sinus
Disuntikkan di daerah otot paha bagian
orbitalis) dengan menggunakan tabung
belakang (Gambar 6).
mikrohematokrit, kemudian ditampung di dalam
d. Intra Vena (IV): melalui vena. Disuntikkan di
tabung reaksi yang besar. Cara ini dapat dilakukan
vena ekor. Caranya, mencit di-restrain dalam
tanpa anestesi jika sudah berpengalaman.
tempat seperti pada Gambar 7, sehingga

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 11 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 12
Walisongo 2016 Walisongo 2016
- Mencit dimatikan dengan cara di-decapitasi dengan
gunting tajam atau guillotine kecil. Cara ini tidak
begitu estetik, tetapi dapat dilakukan jika darah yang
diperlukan sangat banyak.

- Darah dapat diambil langsung dari jantung. Cara ini


sulit, perlu banyak waktu dan perlu anastesi.
Biasanya darah cepat menggumpal di dalam spuit.

B. Tikus (Rattus norvegicus)


1. Handling

a. Letakkan tikus pada permukaan yang kasar, sperti


tutup kandang yang terbuat dari anyaman kawat.
b. Pegang ekor tikus pada ½ pangkal ekornya (jangan
pada ujung ekor) dengan tangan kanan.
c. Pegang tikus pada bagian leher (Gambar 9.a)
kemudian balikkan posisi tikus sehingga terlihat
daerah perutnya (Gambar 9.b)
d. Tikus dapat juga dipegang dengan cara seperti pada
Gambar 10.

2. Pemberian Perlakuan
Caranya sama dengan perlakuan pada mencit, bedanya
hanya di cara handlingnya
3. Pengambilan sampel sama dengan cara mengambil
sampel darah pada mencit.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 13


Walisonnggoo 220016 4
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 15
Walisongo 2016 6
ACARA 2 dua proses penting, yaitu 1). pertukaran oksigen dan karbondioksida
TERMOREGULASI antara organisme dan lingkungan luar (respirasi eksternal) dan 2).
penggunaan oksigen di dalam sel untuk metabolisme molekul
A. Tujuan organik (respirasi internal). Pada organisme bersel satu, pertukaran
1. Mengetahui pengaruh penurunan dan kenaikan suhu terhadap memerlukan oksigen yang dieproleh dari respirasi. Respirasi meliputi
jumlah O2 di lingkungan.
2. Mengetahui aktivitas penurunan dan peningkatan jumlah
gerak operkulum ikan terhadap O2 lingkungan.

B. Dasar Teori
Beradasarkan hubungan antara suhu tubuh dengan
lingkungannya, hewan dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan,
yaitu hewan poikiloterm (berdarah dingin) dan hewan homoioterm
(berdarah panas). Hewan poikiloterm disebut hewan berdarah
dingin karena suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan,
sehingga suhu tubuh hewan ini dapat berada sedikit di atas atau di
bawah suhu sekelilingnya. Contoh hewan poikiloterm adalah semua
hewan avertebrata dan vertebrata tingkat rendah. Sebaliknya, hewan
homoioterm merupakan hewan dengan suhu tubuh yang selalu
dipelihara lebih tinggi dari suhu lingkungan, sebagai contoh adalah
aves dan mamalia.
Oksigen sangat berperan dalam penyediaan energi yang
sangat dibutuhkan untuk proses-proses kehidupan. Sel-sel
organisme mendapat energi dari reaksi enzimatis yang
sebagian besar
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 17 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 18
Walisongo 2016 Walisongo 2016
gas dapat secara langsung lewat permukaan sel, sedangkan pada
organisme tingkat tinggi harus melewati suatu organ khusus antara
paru-paru dan insang.
Respirasi eksternal sangat dipengaruhi oleh komposisi gas
dalam lingkungan luar organisme yang bersangkutan. Di udara
(pada permukaan air laut), kandungan oksigen maksimum adalah
20,95% atau 159 mmHg. Di dalam air, kandungan oksigen sangat
dipengaruhi kelarutan oksigen di dalam air. Secara umum kelarutan
oksigen di dalam air dipengaruhi oleh tekanan parsial oksigen di
atas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam
air.
Jika kandungan oksigen (PO2) lingkungan berkurang,
beberapa golongan hewan melakukan konformitas dan golongan
lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen sehingga
konsumsi oksigen tetap konstan. Jadi pada golongan regulator,
penurunan PO2 sampai batas tertentu tidak menyebabkan
berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini dimungkinkan karena
terjadi penyeimbangan dua faktor, yaitu 1). ekstraksi oksigen dan
2). ventilasi.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 17 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 18
Walisongo 2016 Walisongo 2016
C. Alat dan Bahan D. Cara Kerja
1. Alat 1. Pengaruh penurunan O2 dalam air
a. Aquarium/gelas piala 1 liter f. Panci a. Panaskan air di dalam panci.
b. Termometer g. Kompor gas b. Isi aquarium/gelas piala 1 liter dengan air suhu kamar,
c. Ember plastik h. Spidol besar beri batas tinggi air dengan spidol.
d. Gayung plastik i. Hand counter c. Timbang ikan mas yang akan digunakan, kemudian
e. Timbangan analitik masukkan ke dalam aquarium yang telah diisi air
2. Bahan dengan suhu kamar. Hitung gerak operkulum dalam 1
a. Ikan mas (Cyprinus carpio) ukuran sedang 2 ekor/kelompok menit. Perhitungan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
b. Es d. Naikkan suhu air sebesar 3℃, dengan cara menuangkan
air panas ke dalam aquarium/gelas piala 1 liter sedikit
demi sedikit (jangan sampai mengenai ikan). Hitung
gerak operculum dalam 1 menit. Perhitungan dilakukan
dengan 3 kali ulangan.
e. Naikkan suhu air sampai keseimbangan ikan tidak
normal. Catat suhu yang diperlukan untuk mencapai
kondisi tersebut. Hitung gerak operkulum dalam 1
menit.
f. Bila keseimbangan ikan mulai tidak normal, hentikan
penghitungan, segera pindahkan ikan ke air biasa.
2. Pengaruh kenaikan O2 terlarut dalam air
a. Siapkan air dengan suhu kamar ke dalam
Gambar 11. Anatomi dan struktur tubuh ikan mas (Cyprinus
carpio) aquarium/gelas piala 1 liter, tandai batas air dengan
spidol.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 19 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 20
Walisongo 2016 Walisongo 2016
b. Masukkan ikan ke dalam aquarium/gelas piala 1 liter ACARA 3
yang telah diisi air dengan suhu kamar. Hitung gerak SISTEM DIGESTI: UJI KARBOHIDRAT, UJI PROTEIN
operkulum dalam satu menit. Penghitungan dilakukan DAN UJI LEMAK
dengan 3 kali ulangan.
A. Tujuan
c. Turunkan suhu dengan cara memasukkan es ke dalam
1. Mengetahui kandungan karbohidrat dari organ pencernaan
aquarium (interval 3℃). Hitung gerak operculum dalam
hewan dengan Uji Molisch dan Uji Benedict.
1 menit. Perhitungan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
2. Mengetahui kandungan protein dari organ pencernaan
d. Turunkan suhu air sampai keseimbangan ikan tidak
hewan dengan Uji Biuret.
normal. Catat suhu yang diperlukan untuk mencapai
3. Mengetahui kandungan lemak dari organ pencernaan
kondisi tersebut. Hitung gerak operkulum dalam 1
hewan dan sifat-sifat kimia lemak.
menit.
e. Bila keseimbangan ikan mulai tidak normal, hentikan
B. Dasar Teori
penghitungan, segera pindahkan ikan ke air biasa.
Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi yang wajib terdapat
di dalam asupan makanan agar tubuh bisa menjalankan fungsinya
Catatan:
secara normal. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang
- Pada semua perlakuan, volume air di dalam
menyediakan 4 kalori energi pangan per gram. Pemecahan
aquarium/gelas piala 1 liter harus tetap sama.
karbohidrat menghasilkan monosakarida dan disakarida, terutama
- Suhu awal air untuk memulai penurunan dan kenaikan
glukosa. Glukosa, melalui proses glikolisis, terlibat dalam produksi
O2 terlarut diusahakan sama.
ATP. Glukosa juga penting dalam produksi protein dan
metabolisme lipid karena pada sistem saraf pusat tidak ada
metabolisme lipid.
Proses pencernaan karbohidrat terjadi ketika polisakarida
diuraikan menjadi monosakarida. Enzim ptialin di dalam air liur
akan menghidrolisis pati menjadi maltosa dan gugus glukosa (3-9
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 21 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 22
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Lemak dan
tiga molekul glukosa), kemudian makanan akan dibawa memasuki
lambung dan masuk ke duodenum. Hasil akhir dari proses
pencernaan antara lain adalah glukosa, fruktosa, glaktosa, dan
manosa. Senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui dinding
usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Protein memiliki fungsi sebagai penghasil energi, pembuat
substansi penting, seperti enzim dan hormon, yang membantu proses
metabolisme tubuh, bahan pembangun sel-sel dalam jaringan tubuh
yang sekaligus mengganti sel-sel di dalam jaringan tubuh yang
rusak. Pemecahan protein terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu asam
amino esensial, yang merupakan asam amino yang tidak dapat
disintesis sendiri dalam tubuh dan asam amino non esensial, yang
merupakan asam amino yang dapat disintesis sendiri di dalam tubuh.
Pencernaan protein dimulai di lambung dengan
bantuan enzim pepsin. Pepsin akan memecah protein menjadi
polipeptida dan pencernaan protein berlanjut di duodenum. Enzim
enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin, yang
kemudian akan mengubah enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim
tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptida. Peptida akan
dipecah menjadi asam amino dengan bantuan enzim brush border
(karbopeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase).
Lemak dan minyak merupakan senyawa non polar yang tidak
larut di dalam air. Lemak termasuk ke dalam salah satu bentuk
lipida di dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 23 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 24
Walisongo 2016 Walisongo 2016
minyak adalah contoh dari lemak sederhana, yang merupakan ester
dari asam lemak. Hidrolisa dari suatu lemak akan menghasilkan
satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan
minyak merupakan lemak sederhana. Perbedaannya terletak pada
ikatan rangkap. Pada minyak, asam lemaknya banyak mengandung
ikatan rangkap dengan titik cair rendah. Untuk menghilangkan
ikatan rangkap bisa dilakukan dengan cara hidrogenasi yang
merubah bentuk dari cair menjadi padat.
Pada acara praktikum ini, praktikan diharapkan dapat
membuktikan adanya kandungan karbohidrat, protein dan lemak
pada organ pencernaan hewan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi e. Rak tabung reaksi
b. Bunsen f. Labu ukur 50 ml
c. Pipet tetes g. Gelas ukur
d. Penjepit tabung reaksi
2. Bahan
a. Usus ayam dan usus kambing freshg. NaOH 0,1 M
b. α-naphtol h. CuSO4 0,1 M
c. H2SO 4 pekat i. Albumin 20%
d. Reagen Benedict j. Aquades
e. Glukosa 1% k. Na2CO 3 10%
f. NaOH 0,1 M l. Etanol 70%

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 23 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 24
Walisongo 2016 Walisongo 2016
m. Eter Tabung 3: 2 ml glukosa 1%
o. Bensin b. Tambahkan 2 ml Reagen Benedict ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
D. Cara Kerja
c. Amati perubahan yang terjadi!
1. Uji Karbohidrat
d. Panaskan larutan selama ± 10 menit!
- Uji Molisch
e. Amati perubahan yang terjadi!
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih,
2. Uji Protein
kemudian masukkan bahan uji ke dalam tabung reaksi dengan
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih,
susunan sebagai berikut:
kemudian masukkan bahan uji ke dalam tabung reaksi dengan
Tabung 1: usus ayam fresh
susunan sebagai berikut:
Tabung 2: usus kambing fresh
Tabung 1: usus ayam fresh
Tabung 3: 2 ml glukosa 1%
Tabung 2: usus kambing fresh
b. Tambahkan 2 tetes larutan α-naphtol ke dalam masing-
Tabung 3: 1 ml albumin 20%
masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 1 ml NaOH 0,1 M dan 2 tetes CuSO 4 0,1 M ke
c. Tambahkan H2SO 4 pekat pelan-pelan melalui dinding tabung
dalam masing-masing tabung reaksi.
sampai timbul 2 lapisan (diusahakan agar H2SO 4 pekat tidak
c. Amati perubahan yang terjadi!
bercampur dengan larutan yang sudah ada di dalam tabung
reaksi). 3. Uji Lemak
d. Amati perubahan yang terjadi! a. Siapkan 4 buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
- Uji Benedict b. Isi masing-masing tabung reaksi dengan aquades, bensin,
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, Na2CO3, eter, dan etanol sebanyak 2 ml.
kemudian masukkan bahan uji ke dalam tabung reaksi dengan c. Tambahkan 1 ml lemak hewan pada hewan pada masing-masing
susunan sebagai berikut: tabung.
Tabung 1: usus ayam fresh d. Kocok sampai homogen kemudian diamkan beberapa waktu.
Tabung 2: usus kambing fresh e. Amati perubahan yang terjadi!
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 25 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 26
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ACARA 4 untuk dicerna menjadi molekul yang lebih sederhana lagi. Usus
ANALISIS ENZIM PENCERNAAN halus merupakan tempat terjadinya absorbsi makanan, karena itulah
dapat dikatakan bahwa sebenarnya pencernaan makanan secara
A. Tujuan
kimiawi
berpusat di usus halus (intestinum), terutama pada spesies ikan.
Mengetahui macam-macam enzim pencernaan makanan yang proses cerna zat makanan utama yang pertama kali adalah
terdapat pada usus ikan serta mengetahui fungsi empedu dalam karbohidrat. Hasil hidrolisis karbohidrat akan menuju ke usus halus
pencernaan makanan.

B. Dasar Teori
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam
susunan makanan sebagai sumber kalori. Sumber karbohidrat
diantaranya gula pasir, buah-buahan, madu, sayuran, susu, dan
produk olahannya. Makanan yang berasal dari hewan, misalnya
daging atau ikan, mengandung sangat sedikit karbohidrat kecuali
sejumlah kecil glikogen. Bahan makanan tersebut tidak dapat
diserap dalam bentuk alami melalui mukosa saluran pencernaan.
Oleh sebab itu, bahan-bahan tersebut tidak berguna sebagai zat
nutrisi tanpa proses pencernaan, baik pencernaan mekanik maupun
pencernaan kimiawi. Proses pencernaan kimiawi sesungguhnya
sangat sederhana, karena ketiga jenis zat makanan utama
(karbohidrat, protein, dan lemak) terjadi melalui proses hidrolisis
dasar yang sama.
Pada sebagian vertebrata, khususnya mamalia, pencernaan
makanan secara kimiawi dimulai di dalam rongga mulut, dengan

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 27 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 28
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Proses pencernaan kimiawi pada ikan baru dimulai di bagian usus
karena rongga mulut ikan tidak memilki kelenjar saliva yang
mampu menghasilkan amilase saliva. Pada percobaan ini ,
dilakukan analisis enzim pencernaan makanan yang terdapat di
usus ikan, khususnya ikan mas (Cyprinus carpio) serta menguji
fungsi empedu dalam sistem pencernaan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi g. Korek api
b. Botol fial/botol film gelap h. Mortar dan alu
c. Kertas saring i. Cawan petri
d. Alas lilin j. Rak tabung reaksi
e. Pemanas bunsen k. Gelas ukur 10 ml
f. Corong kaca l. Pipet tetes

2. Bahan
a. Ikan mas (Cyprinus carpio) g. Albumin/putih telur
b. Empedu ayam h. Minyak goreng
c. Aquades i. Reagent Biuret
d. Toluen j. Reagent Benedict

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 27 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 28
Walisongo 2016 Walisongo 2016
diamati perubahannya.
e. Larutan amilum 1% k. Larutan sukrosa
f. Gliserin 1%

D. Cara Kerja
1. Pembuktian adanya Enzim Amilase
Empat buah tabung reaksi disiapkan dan diberi label A, B, C,
dan D. Dua buah tabung reaksi berlabel A dan B diisi dengan 2 ml
reagen Benedict, sedangkan tabung reaksi berlabel C dan D diisi
dengan 2,5 ml larutan amilum 1%. Setelah itu, tabung C
ditambahkan 1 ml ekstrak usus dan tabung D ditambahkan 1 ml
aquadest. Kedua tabung digoyang selama 10 menit. Lima tetes
larutan tabung C dimasukkan ke dalam tabung A dan lima tetes
larutan dari tabung D dimasukkan ke dalam tabung B. Setelah itu,
tabung A dan B dipanaskan di atas bunsen selama 5 menit dan
diamati perubahannya.
2. Pembuktian adanya Enzim Maltase
Empat buah tabung reaksi disiapkan dan diberi label A, B, C,
dan D. Dua buah tabung reaksi berlabel A dan B diisi dengan 2 ml
reagen Benedict sedangkan tabung reaksi berlabel C dan D diisi
dengan 2,5 ml larutan sukrosa. Setelah itu, tabung C ditambahkan 1
ml ekstrak usus dan tabung D ditambahkan 1 ml aquadest. Kedua
tabung digoyang selama 10 menit, kemudian sebanyak lima tetes
larutan tabung C dimasukkan ke dalam tabung A dan lima tetes
larutan dari tabung D dimasukkan ke dalam tabung B. Setelah itu,
tabung A dan B dipanaskan di atas bunsen selama 5 menit dan

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 29 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 30
Walisongo 2016 Walisongo 2016
3. Pembuktian adanya Enzim Tripsin
Dua buah tabung reaksi diberi label A dan B. Masing-masing
tabung diisi dengan 2 ml putih telur (albumin) yang telah
diencerkan lalu keduanya dipanaskan hingga mendidih dan segera
didinginkan. Ditambahkan 1 ml ekstrak usus ke dalam tabung A
dan 1 ml aquadest ke dalam tabung B, kemudian didiamkan selama
10 menit. Setelah itu, ditambahkan dua tetes reagen biuret ke dalam
tabung A dan tabung B. Amati perubahannya.
4. Uji Pengaruh Empedu Terhadap Lemak
Dua buah tabung reaksi diberi label A dan B. Tabung A diisi
2 ml cairan empedu yang diencerkan, sedangkan tabung B diisi 2
ml aquadest. Setelah itu, pada setiap tabung ditambahkan 2 ml
minyak goreng dan mengocok kedua tabung kuat-kuat. Tabung
reaksi didiamkan selama 10 menit. Amati perubahan yang terjadi
pada kedua tabung.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 29 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 31
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ACARA 5 Kandungan protein di dalam darah memiliki persentase
KOMPOSISI DARAH yang paling tinggi karena protein memiliki fungsi yang lebih
kompleks dibandingkan dengan zat yang lain. Fungsi protein
A. Tujuan
tersebut adalah (1) sebagai transpor CO2 dan O2, (2) sebagai
Mengetahui kandungan protein, karbohidrat, lemak,
buffer, (3) menarik dan mengikat kation anorganik, (4)
natrium, dan kalsium di dalam darah secara kualitatif.
berperan dalam proses pembekuan darah, (5) mengikat dan
mengedarkan natrium, (6) menyediakan sumber Natrium untuk
B. Dasar Teori
dirinya sendiri, (7) mengatur mekanisme kekebalan tubuh, dan
Vertebrata memiliki darah berwarna merah kecuali pada
(8) mengatur tekanan darah di dalam pembuluh.
Amphioxus dan Leptocephalus. Darah memiliki berat jenis
antara 1,050-1,060 dan memiliki viskositas sekitar 5 kali lebih Pada acara praktikum ini, praktikan diharapkan dapat

tinggi dibandingkan dengan air. Komponen darah terdiri dari 2 membuktikan bahwa di dalam darah terdapat berbagai macam

bagian, yaitu komponen cair (plasma darah) dan komponen zat antara lain adalah protein, karbohidrat, lemak serta unsur

seluler (sel darah) yang dapat dipisahkan dengan menggunakan natrium dan klorida di dalam darah.

centrifuge.
C. Alat dan Bahan
Plasma darah merupakan cairan transparan yang berwarna
1. Alat
kekuning-kuningan dengan volume ± 55% sedangkan sel-sel
a. Centrifuge f. Gelas piala
darah memiliki volume ± 45%. Plasma darah mengandung 90%
b. Tabung reaksi g. Rak tabung reaksi
air, 7-8% protein terlarut, 1% elektrolit, dan 1-2% zat lain,
c. Bunsen
diantaranya adalah glukosa, asam amino, lemak, vitamin, urea,
d. Pipet tetes
asam urat, gas terlarut, dan hormon. Zat lain yang terkandung
e. Corong
di dalam darah adalah asam piruvat dan asam laktat yang
2. Bahan
merupakan intermediate metabolite serta elektrolit (ion
a. Darah segar hewan vertebrata (Gallus gallus domesticus/
natrium, klorida, bikarbonat). Ion kalium, magnesium dan
Mus musculus L.)
fosfat juga terkandung di dalam darah dengan jumlah sedikit.
b. Na oksalat g. Reagen Benedict
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 31 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 32
Walisongo 2016 Walisongo 2016
c. NaCl 0,9% h. Reagen Millon 3. Pembuatan filtrat
d. Asam asetat 3 M i. Perak nitrat 0,1 M a. Ambil 5 cc plasma oksalat, masukkan ke dalam gelas piala,
e. Aquades j. HCl 1% tambahkan 50 cc aquades kemudian panaskan sampai mendidih.
Tambahkan 2-3 tetes asam asetat encer. Setelah dingin,
D. Cara Kerja
saringlah larutan dengan menggunakan kertas saring.
1. Persiapan pembuatan darah beroksalat
b. Koagulum yang tertinggal pada kertas saring digunakan
Larutkan 0,2 gram Na oksalat dalam 4 cc NaCl 0,9% kemudian
untuk uji protein sedangkan filtratnya digunakan untuk uji
masukkan 100 cc darah segar hewan vertebrata ke dalam campuran
karbohidrat dan klorida.
tersebut.
2. Pembuatan plasma oksalat 4. Uji komposisi darah
a. Masukkan 10 cc darah ke dalam tabung centrifuge, lakukan
a. Uji protein
sentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 45 menit.
Ambil koagulan dari kertas saring, tambahkan 1-2 tetes
Amati perubahan yang terjadi!
aquades, kemudian tambahkan 10 tetes reagen Millon. Amati
b. Pisahkan supernatan dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
perubahan warna yang terjadi!

b. Uji glukosa
Masukkan 2 cc filtrat ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2-3
tetes larutan Benedict, kemudian panaskan. Amati perubahan
warna yang terjadi!

c. Uji klorida
Masukkan 2 cc filtrat ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1-2 tetes
perak nitrat 0,1 M. Amati perubahan warna yang terjadi!

Gambar 12. Pemisahan pelet dan supernatan hasil centrifuge

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 33 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 34
Walisongo 2016 Walisongo 2016
d. Uji kalsium ACARA 6
Uji kalsium menggunakan endapan putih yang diperoleh dari KOAGULASI DARAH
kegiatan 2. Tuangkan residu berwarna merah sampai habis
A. Tujuan
kemudian teteskan 1-2 tetes HCl 1% pada endapan. Amati

perubahan yang terjadi! 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses


koagulasi darah.
2. Mengetahui waktu koagulasi darah.

B. Dasar Teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan
tingkat tinggi, yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh.
Salah satu fungsi darah sebagai pertahanan tubuh adalah untuk
mencegah terjadinya perdarahan. Perdarahan dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu perdarahan internal dan perdarahan eksternal.
Perdarahan internal adalah perdarahan yang terjadi pada luka
tertutup sehingga sulit untuk diidentifikasi, sedangkan
perdarahan eksternal adalah perdarahan perdarahan yang
berasal dari luka terbuka sehingga dapat diamati.
Kemampuan makhluk hidup untuk mempertahankan
komponen darah agar tetap dalam pembuluhnya dikenal sebagai
homeostasis. Darah di dalam pembuluh bersifat cair. Jika darah
keluar dari pembuluh, beberapa menirt kemudian darah berubah

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 35 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 36
Walisongo 2016 Walisongo 2016
menjadi kental. Di dalam
darah terkandung heparin
yang merupakan

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 35 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 36
Walisongo 2016 Walisongo 2016
zat antikoagulan. Substansi ini berguna untuk mencegah
C. Alat dan Bahan
terbentuknya trombin dari protombin, sehingga disebut juga sebagai
1. Alat
antitrombin. Heparin juga dapat menetralisir sejumlah trombin yang
a. Tabung reaksi e. Stopwatch
terbentuk secara kebetulan.
b. Bunsen f. Rak tabung reaksi
Trombosit berperan penting dalam koagulasi darah.
c. Pipet tetes
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid yang
d. Penjepit tabung reaksi
membentuk endapan. Koagulasi dipengaruhi oleh faktor fisik
2. Bahan
(pemanasan, pendinginan dan pengadukan) serta faktor kimia
a. Darah segar hewan vertebrata (Gallus gallus domesticus/
(penambahan elektrolit dan pencampuran koloid yang berbeda
Mus musculus L/Carvia porcellus)
muatan). Proses koagulasi terjadi ketika pembuluh darah pecah atau
b. Na oksalat f. EDTA 1%
terluka, trombosit mengelilingi bagian yang luka tersebut, dan
c. NaCl 0,9% g. Vaselin
membebaskan enzim tromboplastin. Enzim tromboplastin yang
d. Air es
dihasilkan sel-sel jaringan yang terluka akan bereaksi dengan
D. Cara Kerja
kalsium dan protrombin di dalam darah. Akibatnya protombin
1. Siapkan 7 buah tabung reaksi yang kering dan bersih lalu
teraktivasi menjadi trombin yang selanjutnya mengaktivasi
beri nomer urut 1-7.
fibrinogen yang larut dalam plasma menjadi benang – benang fibrin.
2. Pada masing-masing tabung reaksi berilah perlakuan sebagai
Benang – benang fibrin akan mengikat sel darah sehingga tampak
berikut:
kental atau beku, juga membentuk jaringan penutup luka.
Tabung 1: 5 tetes EDTA 1% Tabung
Pada acara praktikum ini, praktikan diharapkan dapat
2: didinginkan dalam air es Tabung
membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
3: Na oksalat 5 tetes Tabung 4:
koagulasi darah sekaligus mengukur waktu koagulasi darah.
dibiarkan kosong
Tabung 5: diberi 1 ml larutan NaCl 0,9%
Tabung 6: diolesi dengan vaselin pada permukaan dalam tabung

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 37 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 38
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Tabung 7: dipanaskan dalam air panas ACARA 7
3. Tambahkan 2 ml darah segar ke dalam masing-masing RESPIRASI
tabung reaksi. Posisi tabung harus tegak untuk menghindari
sentuhan darah dengan dinding tabung sebelah dalam. Letakkan A. Tujuan
tabung reaksi pada rak tabung, kecuali untuk tabung 1, tabung Mengetahui proses respirasi yang menghasilkan karbondioksida
3, tabung 5, dan tabung 6 bolak-baliklah dahulu sebelum (CO2)
diletakkan di dalam tabung reaksi. Amati perubahan yang
B. Dasar Teori
terjadi!
Respirasi (pernapasan) adalah poses pertukaran oksigen dan
4. Catatlah waktu mulai darah segar masuk ke dalam tabung
karbondioksida antara suatu organisme dengan lingkungannya.
reaksi sampai terjadinya koagulasi pada masing-masing
Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang mutlak
tabung! Koagulasi dapat diamati dengan membolak-balik
dibutuhkan oleh tubuh, yaitu untuk mengoksidasi zat makanan
tabung reaksi setiap 15 detik.
(karbohidrat, lemak, dan protein) sehingga dapat menghasilkan
energi. Tingkah laku ikan saat kandungan oksigen dalam air kurang
adalah ikan akan berenang ke tempat yang lebih baik kondisi
oksigennya seperti ke dekat inlet, air yang berarus dan ke daerah
permukaan serta dengan jalan meningkatan fekuensi pemompaan air
atau mempebesar volume air yang melewati insang.
Komponen-komponen pada sistem pernapasan antara lain alat
pernapasan (insang), oksigen dan karbondioksida, dan darah (butir-
butir darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses pertukaran
gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi, terjadi suatu aliran
molekul gas dari lingkungan/ruang dengan konsentrasi gas tinggi ke
lingkungan/ruang dengan konsentrasi gas rendah.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 39 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 40
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Sejumlah ikan dilengkapi alat pernapasan tambahan untuk 2. Bahan
beradaptasi dengan lingkungan yang kurang sesuai, misalnya a. Ikan mas (Cyprinus carpio) ukuran sedang 2 ekor/kelompok
diverticula pharynx, labyrinth, vesica natatoria, dikarenakan ada (diusahakan berat dan ukuran sama)
beberapa jenis ikan yang merasa jenuh sehingga ikan muncul ke b. Aquades
permukaan walaupun dilengkapi dengan alat pernapasan. c. Air
Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
D. Cara Kerja
dalam mendapatkan oksigen yang cukup dari lingkungan sekitar.
1. Siapkan sampel ikan dan dua buah toples plastik sebagai wadah
Berkurangnya oksigen terlarut dalam air akan mempengaruhi
ikan. Terlebih dahulu ikan ditimbang bobot awalnya.
fisiologi respirasi dan metabolisme tubuh ikan.
2. Masukkan air dalam stoples dan catat DO-nya.
Pada percobaan ini, praktikan diharapkan lebih mengetahui
3. Masukkan ikan ke dalam toples.
mekanisme pernafasan ikan dengan menggunakan alat pernafasan
4. Salah satu toples ditutup dan dilapisi wrap lilin, sedangkan
biasa dan menggunakan alat pernafasan tambahan.
satunya dibiarkan terbuka dan diberi aerator.
C. Alat dan Bahan 5. Hitung bukaan insang ikan tiap 3 menit.
1. Alat 6. Setelah 30 menit, buka toples dan ukur setiap DO airnya.
a. Bak plastik 7. Hitung kebutuhan oksigen tiap menit.
b. Toples plastik
c. Termometer
d. Timbangan analitik
e. Serok ikan
f. DO meter
g. Gelas piala 1 liter
h. Stopwatch

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 41 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 42
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ACARA 8 C. Alat dan Bahan
UJI IMUNOLOGI: KOMPOSISI DARAH PADA 1. Alat
PREPARAT APUS DARAH a. Mikroskop
b. Object glass dan kaca penutup
A. Tujuan c. Blood lancet
Mengetahui komposisi darah pada hewan dilihat dari preparat d. Hand counter
apus darah. 2. Bahan
a. Darah hewan percobaan/probandus
B. Dasar Teori
b. Giemsa fluka
Darah merupakan bagian terpenting dari makhluk hidup,
c. Etanol
karena berperan dalam sistem transportasi. Darah mengedarkan sari-
d. Metanol
sari makanan, cairan endokrin serta mengikat O 2 dan CO2. Secara
e. Kapas
keseluruhan, darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat karena
terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler berbentuk D. Cara Kerja
plasma. Untuk melihat struktur sel-sel darah, dapat digunakan 1. Ambil setetes darah dari hewan percobaan/probandus, lalu
preparat apus darah yang dapat diamati dengan menggunakan teteskan pada ujung object glass yang telah disterilkan.
mikroskop. Preparat apus darah dapat digunakan untuk mempelajari 2. Tipiskan darah dengan teknik apusan menggunakan object glass
bentuk masing-masing komponen di dalam darah sekaligus yang lain. Tunggu hingga darah kering.
menghitung perbandingan jumlah antara masing-masing komponen 3. Tetesi apusan darah dengan menggunakan metanol hingga
darah tersebut. merata dan tunggu kering (± 1 jam). Penetesan dilakukan dengan
Pada percobaan ini, praktikan diharapkan dapat mengetahui cara memiringkan object glass.
teknik pembuatan preparat apus darah yang benar sekaligus juga 4. Warnai sel darah dengan pewarna Giemsa (campuran Giemsa
mengetahui komposisi darah pada hewan dilihat dari preparat apus fluka dan etanol dengan perbandingan 1:5). Teteskan pada
darah yang telah dibuat. apusan darah dan tunggu hingga ada perubahan warna menjadi
ungu.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 43 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 44
Walisongo 2016 Walisongo 2016
5. Bilas dengan air mengalir sehingga tidak ada pewarna Giemsa ACARA 9
yang tertinggallalu keringkan. OSMOREGULASI
6. Amati apusan darah di bawah mikroskop.
7. Lihatlah komposisi darah yang ada di preparat apusan. Gambar A. Tujuan

hasil pengamatan. Hitung perbandingan jumlah dari masing-


1. Mengetahui kemampuan osmoregulasi pada ikan air tawar.
masing komponen darah tersebut.
2. Membuktikan bahwa osmoregulasi ikan dipengaruhi oleh
salinitas lingkungan.

B. Dasar Teori
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah air dan zat terlarut yang ada di dalam tubuh hewan.
Komponen utama penyusun tubuh hewan adalah air, yang
jumlahnya mencapai 60-95% dari berat tubuh hewan. Air tersebar
pada berbagai bagian tubuh, baik di dalam sel (sebagai cairan
intrasel: (IS)) maupun di luar sel (sebagai cairan ekstrasel: (ES)).
Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis. Osmosis adalah
pergerakan air dari cairan yang mempunyai kandungan air lebih
tinggi (yang lebih encer) menuju ke cairan yang mempunyai
kandungan air lebih rendah (yang lebih pekat). Osmosis akan
berhenti apabila kedua larutan mencapai konsentrasi yang sama,
yang disebut sebagai kondisi isotonis.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua hewan dapat
melakukan osmoregulasi dengan baik. Hewan yang mampu
melakukan osmoregulasi dengan baik disebut hewan osmoregulator

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 45 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 46
Walisongo 2016 Walisongo 2016
sedangkan hewan yang tidak mampu melakukan osmoregulasi
dengan baik disebut hewan osmokonformer.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 45 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 46
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Pada percobaan ini, praktikan diharapkan lebih mengetahui ACARA 10
kemampuan osmoregulasi pada ikan air tawar dan membuktikan SISTEM REPRODUKSI: PENGAMATAN GAMET
bahwa osmoregulasi ikan dipengaruhi oleh salinitas lingkungan.
A. Tujuan
C. Alat dan Bahan
Membedakan morfologi gamet jantan dan betina
3. Alat
d. Bak plastik B. Dasar Teori
e. Termometer Reproduksi merupakan salah satu ciri kehidupan organisme,
f. Salinometer sehingga organisme memiliki alat reproduksi yang menghasilkan
g. Indikator universal kelenjar kelamin yang disebut gonad. Meskipun fungsi utama
h. Serok ikan kelenjar kelamin adalah memproduksi sel – sel kelamin, namun
4. Bahan kelenjar kelamin juga dapat memproduksi hormon. Kelenjar
f. Ikan bersisik 2 ekor/kelompok (diusahakan ikan dengan ukuran kelamin jantan terdapat pada testis dan kelenjar kelamin betina
sama) terdapat pada ovarium.
g. Garam batangan Sistem reproduksi hewan jantan vertebrata pada umumnya
terdiri dari sepasang testis dengan saluran spermatozoa yang terdiri
D. Cara Kerja
dari epididimis, vas deferens, urethra, dan alat kopulasi serta
8. Siapkan bak plastik, kemudian isi dengan air tawar
9. Masukkan 2 ikan yang berukuran sama besar ke dalam bak dilengkapi dengan kelenjar tambahan yang menghasilkan substansi
untuk kehidupan spermatozoa. Selain menghasilkan hormon
plastik tersebut.
testosteron sebagai hormon kelamin jantan, testis juga memproduksi
10.Hitung kecepatan respirasi ikan dengan cara memperhatikan
spermatozoa sebagai selo gamet jantan. Proses pembentukan
gerak operkulumnya selama satu menit. Satu respirasi adalah
spermatozoa disebut dengan spermatogenesis, yang terjadi dalam
satu kali operkulum membuka dan satu kali operkulum menutup.
tubulus seminiferous. Proses ini terbagi beberapa tahap yaitu: 1).
11.Masukan ikan ke dalam bak plastik dengan kadar salinitas 5%,
spermatogenesis merupakan proses perubahan spermatogonia
10%, 15% dan 20%.
menjadi spermatosit primer, 2). meiosis, terbagi menjadi dua, yaitu
12.Perhatikan dan hitung kecepatan respirasinya.
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 47 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 48
Walisongo 2016 Walisongo 2016
meiosis I dan meiosis II berupa spermatosit sekunder menjadi
spermatid, 3). Spermiogenesis, yaitu perubahan bentuk spermatid
menjadi spermatozoa. Ukuran dan bentuk kepala spermatozoa tiap –
tiap hewan tidak sama, meskipun secara morfologi umum sama,
yaitu terdiri dari kepala, leher dan ekor.
Pembentukan gamet pada hewan betina disebut oogenesis,
yang berlangsung bersama dengan proses pembentukan folikel
(foliculogenesis). Oogenesis terjadi di dalam gonad betina pada
bagian korteks. Tahapan perkembangan gamet pada hewan betina
dimulai dari perkembangan oogonium menjadi oosit primer, oosit
sekunder, oosit tersier dan sel telur. Sel telur tersusun atas: 1). inti
Gambar 14. Morfologi sel telur
sel, 2). membran sel, dan 3). zona pelusida.
Pada percobaan ini, praktikan diharapkan dapat membedakan C. Alat dan Bahan
morfologi gamet jantan dan betina. 1. Alat
a. Syringe 5 ml f. Cawan petri
b. Object glass dan kaca penutup g. Mikrotube 1,5 ml
c. Kertas tisu h. Mikroskop binokuler
d. Kertas saring
e. Pipet tetes

2. Bahan
a. Spermatozoa dan ovum dari hewan percobaan
b. Phospat Buffer Saline (PBS) atau NaCl fisiologis

Gambar 13. Perkembangan spermatozoa (www.med.unsw.edu.au)

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 49 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 50
Walisongo 2016 Walisongo 2016
3. Cara Kerja ACARA 11
A. Pengamatan Spermatozoa FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIO
1. Siapkan mikrotube 1,5 ml kemudian masukkan satu tetes semen
dari hewan percobaan yang telah ditambah satu tetes larutan A. Tujuan
NaCl fisiologis. Mengamati tahapan perkembangan embrio katakdari fase
2. Pipet perlahan-lahan campuran tersebut sampai tercampur fertilisasi hingga fase dewasa
dengan baik.
B. Dasar Teori
3. Teteskan campuran pada object glass, kemudian tutup dengan Setiap sel pada organisme multiseluler akan melakukan
kaca penutup. pembelahan sel melalui proses mitosis dan meiosis. Pembelahan
4. Amati motilitas dan pergerakan sperma di bawah mikroskop mitosis dimaksudkan untuk membangun tubuh, sedangkan untuk
setiap 10 menit. Lakukan 3x pengamatan sampai menit ke-30. pembelahan meiosis untuk membentuk generasi berikutnya.
5. Catat dan gambar morfologi serta pergerakan sel spermatozoa. Organisme berkembang dari satu sel, yaitu sel telur yang sudah
dibuahi, melalui serangkaian pembelahan mitosis yang berjalan
B. Pengamatan Sel Telur
cepat.
1. Bersihkan ovarium hewan percobaan dari jaringan – jaringan
Titik awal terbentuknya individu baru melalui reproduksi
yang ada disekitarnya.
seksual adalah terbentuknya zigot. Pembelahan miosis akan
2. Isi syringe dengan PBS atau NaCl fisiologi sebanyak 2 ml.
menghasilkan banyak sel yang berdiferensiasi untuk membentuk
3. Aspirasi sel – sel ovarium hewan dengan menggunakan larutan
jaringan dan organ dari individu yang sedang berkembang, atau
dari syringe.
embrio. Pada zigot katak, pembelahan pertama dilakukan secara
4. Teteskan campuran pada object glass, kemudian tutup dengan
vertical melalui animal dan vegetal. Blastomer memiliki jumlah
kaca penutup.
yolk yang sama. Pembelahan yang kedua terjadi sudut kanan
5. Amati sel telur di bawah mikroskop. Catat dan gambar
pembelahan pertama. Dengan cara ini, empat buah blastomer yang
morfologinya.
sama bentuknya.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 51 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 52
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Pada saat telur katak dibuahi oleh sperma, proses meiosis C. Alat dan Bahan
telur telah selesai. Nukleus zigot membelah secara mitosis dan 1. Alat
muncul sebuah alur yang memanjang secara membujur melalui a. Object glass dan kaca penutup
kutub tersebut. Proses pembelahan terjadi satu jam setelah b. Cawan petri
pembelahan pertama yang mengikuti alur membujur. Empat sel c. Mikroskop
hasil pembelahan tersebut lalu membelah secara serentak pada 2. Bahan
bidang horizontal. a. Telur katak yang belum dibuahi
b. Berudu berkaki
c. Katak berekor
d. Katak dewasa

D. Cara Kerja
1. Siapkan telur katak yang belum dibuahi, berudu berkaki,
katak berekor, dan katak dewasa pada cawan petri yang
berbeda.
2. Bandingkan keempat sampel tersebut dan amati
perkembangannya. Gambar dan catat pada laporan sementara.

Catatan:
- Pengamatan dapat juga dilakukan pada hewan lain,
misalnya embrio ayam dengan menggunakan telur ayam
Gambar 15. Embriogenesis pada katak
yang telah dierami selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam.
- Pengamatan dilakukan dengan menuang isi cangkang telur
di atas cawan petri dan ditambahkan NaCl fisiologis 0,9%.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 53 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 54
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ACARA 12 Kemampuan suatu hormon mempengaruhi sel sasaran ditentukan
HORMON oleh keberadaan reseptor khusus untuk hormon tersebut pada sel.
Selain disekresikan di dalam tubuh, terdapat zat pengatur
A. Tujuan tumbuh yang memiliki sifat dan fungsi seperti hormon tetapi bersifat
Mengamati pengaruh perbedaan dosis hormon tiroksin yang sintetis. Pada percobaan ini, praktikan diharapkan dapat melihat
diberikan terhadap laju metamorfosis katak. perbedaan tahapan perkembangan laju metamorfosis katak yang
diberi perlakuan hormon tiroksin sintetis.
B. Dasar Teori
Hormon (dari bahasa Yunani, hormon, berarti “merangsang”)
adalah sinyal kimiawi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh,
paling sering ke dalam darah, dan mengkomunikasikan pesan-pesan
yang bersifat mengatur di dalam tubuh. Organ pensekresi hormon
disebut sebagai organ endokrin, dan juga disebut kelenjar buntu atau
tanpa duktus (ductless gland) karena mensekresikan pesan
kimiawinya secara langsung ke dalam cairan tubuh.
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi
Gambar 16. Tahap metamorfosis katak
dua, yaitu sel neurosekretori dan sel endokrin sejati. Sel
neurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi C. Alat dan Bahan
berfungsi sebagai penghasil hormon. Sel endokrin sejati disebut juga 1. Alat
sel endokrin klasik, yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi a. Bak plastik
sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. b. Serok ikan
Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya b. Termometer
secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kekhususan kerja hormon dapat diketahui dari kenyataan
bahwa suatu jenis hormon hanya dapat memengaruhi sel tertentu.
Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 55 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 56
Walisongo 2016 Walisongo 2016
2. Bahan ACARA 13
a. Kecebong katak (diusahakan ukuran sama) UJI SENSORIK DAN UJI MOTORIK
b. Air medium asal kecebong sebanyak 4500
ml A. Tujuan
c. Batu bata
d. Tablet tyrax (tiroksin sistetis)
sampai terjadi metamorfosis sempurna atau minimal sudah
e. Hydrilla verticillata 25-30 cm
tumbuh 2 pasang kaki. Gambar perubahan yang terjadi!

D. Cara Kerja
1. Isi bak plastik dengan medium air dari habitat kecebong
sebanyak 2 liter.
2. Masukkan batu bata dan Hydrilla verticillata ke dalam bak
plastik.
3. Masukkan 5 ekor kecebong katak pada masing-masing bak
plastik.
4. Dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok besar, untuk
kelompok 1 masukkan 0,05 mg/2 liter tablet gerusan tyrax ke
dalam bak, kelompok 2 masukkan 0,075 mg/2 liter tablet
gerusan tyrax, kelompok 3 0,1 mg/2 liter tablet gerusan tyrax,
dan kelompok 4 0,125 mg/2 liter tablet gerusan tyrax ke
dalam masing-masing bak. Kelompok 5 adalah kelompok
pengamatan kontrol tanpa perlakuan tablet gerusan tyrax.
5. Ukur suhu medium awal.
6. Amati perubahan kecebong setiap hari, pengamatan
dihentikan

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 57 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 58
Walisongo 2016 Walisongo 2016
Mengetahui jenis-jenis reaksi sensorik dan motorik pada
hewan.

B. Dasar Teori
Reseptor atau organ sensoris adalah segala macam struktur
yang mampu menerima dan mengubah rangsangan/stimulus yang
diterimanya. Reseptor merupakan penghubung antara dunia luar
dan dunia di dalam tubuh. Reseptor sensoris memiliki beberapa
karakteristik dasar sebagai berikut : 1). mengandung sel – sel
reseptor yang dapat merespon stimulus pada ambang batas
(stimulus dengan intensitas minimal), 2). struktur dirancang untuk
menerima stimulus yang spesifik, 3). sel reseptor pertama bersinaps
dengan serabut syaraf aferen, yang akan membawanya ke susunan
syaraf pusat, dan 4). impuls syaraf diangkut sepanjang jalur syaraf
melalui batang otak dan diensefalon, menuju ke korteks otak.
Impuls atau tanggapan dari sistem syaraf pusat dihantarkan
dari sistem syaraf pusat ke otot atau efektor yang lain oleh neuron
motoris. Neuron ini biasanya mempunyai akson yang panjang dan
ditutupi oleh pembungkus myelin serta neurilemma. Neuron
sensoris berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor ke pusat
susunan

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 57 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 58
Walisongo 2016 Walisongo 2016
telah
syaraf. Neuron sensoris dan neuron motoris dihubungkan oleh
neuron adjustor.
Pada kegiatan ini, praktikan diharapkan dapat mengetahui
jenis-jenis reaksi sensorik dan motorik pada hewan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kandang mencit
b. Stopwatch
c. Spidol
2. Bahan
a. Mencit c. Minyak kayu putih
b. Kapas d. Parfum
D. Cara Kerja
1. Celupkan minyak kayu putih dan parfum pada kapas, lalu
dekatkan pada mencit. Amati respon mencit.
a. Mencit tidak bereaksi: netral (0)
b. Mencit menghindari bau: positif (+)
c. Mencit mendekati bau: negatif (-)
2. Buat jalur lurus berjarak 20 cm pada sebuah meja. Amati
dan catat pola pergerakan mencit menuju ke depan pada
kecepatan maksimum. Durasi pergerakan tersebut dilihat
dari saat awal hingga mencapai ujung jalur yang telah
ditentukan (upayakan mencit berjalan lurus pada jalur yang

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 59 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 60
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ditentukan). Catat waktu yang diperlukan mencit untuk
bergerak. Lakukan percobaan sebanyak 3x.
3. Letakkan mencit di meja datar dengan posisi telentang. Tahan
sebentar kemudian lepaskan mencit. Catat waktu yang
diperlukan mencit untuk mengembalikan tubuhnya ke posisi
tegak di atas meja. Lakukan percobaan sebanyak 3x.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 59 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 61
Walisongo 2016 Walisongo 2016
ACARA 14 Kegiatan ini berdasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:
GERAK REFLEKS 1. Pada umumnya kerusakan sistem saraf pusat
menyebabkan kelumpuhan sementara semua refleks
A. Tujuan yang dikendalikan oleh otak dan medula spinalis.
1. Mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh
Kondisi akibat kerusakan otak dirsebut neural shock,
otak.
sedangkan kondisi kerusakan medula spinalis ini
2. Mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan oleh
disebut spinal shock, yang lamanya tergantung pada
medula spinalis.
kerumitan sistem saraf suatu organisme.
B. Dasar Teori 2. Kerusakan salah satu lengkung refleks dapat
Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari menyebabkan hilangnya refleks tertentu.
terhadap perubahan lingkungan internal maupun eksternal. Refleks
Pada percobaan ini, praktikan diharapkan dapat melihat
dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (disebut refleks kranial)
perbedaan macam-macam gerak refleks yang dikendalikan oleh otak
atau medula spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik
dan medula spinalis.
kranial dan spinal. Saraf kranial dan spinal dapat berupa saraf
somatik yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf C. Alat dan Bahan
otonom yang mengendalikan refleks otot polos, jantung, dan 1. Alat
kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan a. Papan dan alat seksi f. Senter
otak, tetapi otak seringkali ikut memberikan pertimbangan dalam b. Aquarium g. Sumber listrik
refleks spinal. c. Lampu spiritus h. Pinset
Refleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu, disebut lengkung d. Thermometer i. Alat penghitung
refleks dengan komponen: reseptor, neuron sensorik, neuron e. Gelas piala 500 cc
penghubung (di dalam otak dan medula spinalis), neuron motorik,
dan afektor. Sebagian besar refleks merupakan refleks yang rumit,
melibatkan lebih dari satu neuron penghubung.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 61 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 62
Walisongo 2016 Walisongo 2016
3. Bahan 7. Masukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas + 80℃,
a. Katak d. Asam sulfat amati apa yang terjadi.
b. Kapas 8. Masukkan salah satu kaki katak ke dalam gelas piala yang
c. Air panas berisi asam sulfat, amati apa yang terjadi.
9. Sentuhlah salah satu kaki katak dengan sumber listrik (dari
D. Cara Kerja intensitas rendah ke tinggi). Amati apa yang terjadi.
1. Letakkan katak dalam posisi normal pada papan, amati
10. Ambil lampu senter, sorot pada mata katak dari jarak 25 cm,
posisi kepala, mata, dan anggota geraknya. Sentuh kornea
15 cm, dan 5 cm. Amati pupil dan iris katak.
matanya dengan kapas. Amati apa yang terjadi.
2. Hitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara
menghitung gerakan kulit pada rahang.
3. Amati keseimbangan dengan cara:
a. Letakkan katak dalam posisi terlentang pada papan.
Putarlah papan secara horizontal, amati posisi dan
gerakan kepala, mata, dan anggota geraknya.
b. Miringkan papan perlahan-lahan sehingga kepala katak
sedikit terangkat. Amati apa yang terjadi.
4. Masukkan katak ke dalam aquarium yang berisi air, amati
cara berenangnya. Keluarkan katak dari aquarium, letakkan
pada papan dengan posisi normal.
5. Cubit jari kaki dengan pinset, amati apa yang terjadi.
6. Masukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air
(suhu kamar) kemudian panaskan. Amati pada suhu berapa
katak bereaksi.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 63 Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 64
Walisongo 2016 Walisongo 2016
DAFTAR PUSTAKA

Akers, R.M and Denbow, D. M. 2013. Anatomy and Physiology of


Domestic Animal. 2nd edition. Wiley Blackwell.

Campbell Neil A., Mitchell and Reece. 1999. Biology: Concepts


and Connections. California: The Benyamin Cummings
Publishing Company.

Costa, G. 1995. Behaviour Adaptation of Dessert Organism.


Catania: Spring.

Eckert and Randall, 1997. Animal Physiology: Mechanism and


Adaptations. W.H. Freeman and Company. USA.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.

Rastogi, S.C. 2007. Essentials Of Animal Physiology. Fourth


Edition. New Age International Limited Publisher.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan – Jurusan Pendidikan Biologi UIN 65


Walisongo 2016

Anda mungkin juga menyukai