Anda di halaman 1dari 10

Bioeksperimen

Volume 2 No. 1, (Maret 2016)


25
ISSN 2460-1365

PEMANFAATAN KULIT KACANG DAN


BULU AYAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF
PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL
PULPING DENGAN MENGGUNAKAN
NaOH DAN CaO
Aminah Asngad, Inna Siti N, Suci Siska
Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta
E-mail korespondensi: aminah.asngad@ums.ac.id

Abstrak – Kertas pada umum merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya
terbuat dari kayu dengan kadar serat selulosa 39%. Maka dapat diprediksikan bahwa
akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan
terganggunya kestabilan lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan
mencari alternatif dengan bahan lain. Bahan alternatif yang dapat digunakan antara lain
jerami, ampas tebu, merang ,pelepah pohon pisang, kulit kacang dan bulu ayam dan
kulit kacang. Pada pembuatan kertas, penambahan larutan NaOH atau CaO, berfungsi
untuk melarutkan lignin saat proses pembuburan (pulping) sehingga mempercepat
proses pemisahan dan pemutusan serat. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui
ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas dari kulit kacang dengan penambahan
bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia) dengan menggunakan NaOH
dan CaO yang berbeda.2). Untuk mengetahui uji sensoris kertas dari kulit kacang
dengan penambahan bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia) dengan
menggunakan NaOH dan CaO.Penelitian dilakukan di Lab. Biokimia Prodi. Pend.
Biologi UMS dan lab. UGM. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Parameter yang di ukur: Uji
Ketahanan Tarik dan Uji Ketahanan Sobekdengan menggunakan Micrometer dan
program Universal Testing Machine serta Pengujian Sensoris menggunakan panelis
sebanyak 20 orang. ketahanan tarik paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia
NaOH 15% dan Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan
2.3531 N, diikuti dengan J1A2 (2.2732 N), J2A1 (2.1591 N), J2A2 (1.0875 N), J1A3 (0.9657 N),
J2A3 (0.7433 N). ketahanan sobek paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia NaOH
15% dan Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan 9.2773 N,
diikuti dengan J1A2 (6.9535 N), J1A3 (3.9324N), J2A1 (3.4954 N), J2A2 (1.9079 N), J2A3
(1.6277 N).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik,
ketahanan sobek, maupun hasil uji organoleptik kertas dari Kulit Kacang dan Bulu
Ayam Melalui Chemical Pulping (proses Kimia) Dengan Menggunakan NaOH dan
CaO

Kata kunci: Kulit kacang, bulu ayam, kertas, NaOH dan CaO
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
26
ISSN 2460-1365

PENDAHULUAN Syamsu dkk (2012) selulosa micobial dari nata


Kertas pada umumnya merupakan de cassava dapat dikombinasikan dengan
bahan yang tipis dan rata yang biasanya sabut kelapa untuk dijadikan sebagai bahan
terbuat dari kayu dengan kadar serat baku kertas.
39%. Penggunaan kertas di dunia saat Sejauh ini, pemanfaatan kacang
ini telah mencapai angka yang sangat tanah masih terbatas pada pengolahan
tinggi. Berdasarkan data Kementerian bijinya saja yang kemudian diolah menjadi
Perindustrian Republik Indonesia, pada produk makanan ringan atau bumbu
tahun 2012 permintaan kertas mencapai 12 masakan. Sementara itu, kulitnya belum
juta ton. Zulfikar (2011) mengemukakan dimanfaatkan secara maksimal. Kulit
90% pulp dan kertas yang dihasilkan kacang tanah umumnya hanya menjadi
menggunakan bahan baku kayu sebagai limbah atau sebagai pakan ternak dan
sumber bahan berserat selulosa. Maka dapat sebagai bahan dasar pembuatan asap cair
diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi (liquid smoke) antioksidan (Pertiwi, 2011),
hutan secara besar-besaran yang dapat briket untuk bahan bakar alternatif (Eko,
mengakibatkan terganggunya kestabilan 2010), dan pupuk organik (Dahlan dan
lingkungan sehingga perlu mendapat Darmansyah, 2011).
perhatian khusus. Untuk mengatasi hal ini Sekitar 30% dari buah kacang tanah
pemerintah harus mencari alternatif untuk berupa kulit dengan kandungan serat
mengganti penggunaan kayu hutan sebagai selulosa pada kulit kacang tanah sebesar
bahan baku pembuat pulp dan kertas. 63,5% (Murni, 2008). Berdasarkan data
Bahan alternatif yang dapat BPS pada tahun 2012, jumlah kacang tanah
digunakan antara lain jerami dengan kadar yang dipasok ke industri kacang tanah di
selulosa 30,2 %, ampas tebu dengan kadar Kabupaten Pati adalah 212.949,72 ton. Jika
selulosa 43-52% (Nasution, 2010), merang 30% dari kacang tanah berupa kulit, maka
dan pelepah pohon pisang, daun kulit dengan produksi tersebut akan dihasilkan
kacang dan bulu ayam dan kulit kacang limbah kulit kacang tanah sekitar 63.884,
dengan kadar selulosa 63,5% (Murni, 2008). 92 ton. Limbah kulit kacang tanah dengan
Menurut Purnawan dkk (2012) bahwa jumlah tersebut merupakan jumlah yang
hasil penelitian dengan menggunakan cukup besar dengan kandungan selulosa
ampas tebu sebagai bahan alternatif yang tinggi.
pembuat kertas dekorasi menggunakan Untuk memberi kekutan pada
metode organosolv dengan pelarut organik kertas, perlu ditambahkan keratin bulu
diperoleh bahwa semakin besar jumlah ayam karena keratin bulu ayam memiliki
etanol (larutan pemasak) ampas tebu struktur α-helik dan di dalamnya terdapat
yang diperoleh semakin halus dan lunak. sembilan asam amino sistein (C) dari total
Menurut hasil penelitian Prabawati dkk 98 residu asam amino dan 6 residu sistein
(2008) bahwa merang dan pelepah pohon ini akan membentuk jembatan disulfida
pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dan memberi kekuatan mekanik pada bulu
alternatif pembuatan kertas yang ramah (Lehninger, 1982). Menurut Badan Pusat
lingkungan dan kertas yang dihasilkan Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, pada
dari kedua bahan tersebut mempunyai tahun 2012 terdapat 142.687.132 ekor ayam
keungulan yang terletak pada corak dan yang dipotong. Sehingga terdapat potensi
warnanya yang khas. Sedangkan menurut besar sebagai bahan baku pembuatan
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
27
ISSN 2460-1365

keratin. Jika diasumsikan rerata berat (2010) dari hasil penelitian pemasakan
ayam pedaging yang dipotong 1.5 kg dan jerami padi untuk basis 100 liter larutan
sebesar enam persen dari bobot badan NaOH 5% untuk pemasakan 9 kg jerami
adalah bobot bulu, maka diperkirakan pada padi kering diperoleh sekitar 5,5 kg pulp
tahun tersebut dihasilkan 12.841.841,88 kg atau rendemen sekitar 65,6%. Sedangkan
limbah bulu ayam. Bulu ayam mengandung Pada penelitian (Muksin, 2007) CaO
protein sebesar 70–80% terutama disusun digunakan untuk pembuatan pulp secara
oleh keratin. Sehingga keratin dari bulu kumiawi dengan konsentrasi 10%. Menurut
ayam layak digunakan sebagai bahan hasil penelitian Asngad Aminah dkk
tambahan pembuatan paper bag karena (2014) bahwa ada perbedaan ketahanan
sifat dari keratin yang memiliki struktur tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji
kuat sehingga akan menyokong kekuatan organoleptik kertas seni dari ruput gajah
pada kertas. melalui Chemical Pulping (proses Kimia)
Bahan utama dalam proses dengan menggunakan NaOH dan CaO.
pembuatan kertas adalah bubur kertas atau Berdasarkan latar belakang di atas
yang dikenal dengan istilah pulp. Pada maka rumusan masalah pada penelitian
umumnya pulp terbuat dari bahan baku ini: (1) bagaimana ketahanan tarik dan
kayu yang mengalami beberapa tahapan ketahanan sobek kertas dari kulit kacang
proses, sehingga pada akhirnya berubah dengan penambahan bulu ayam melalui
menjadi bubur kertas yang prosesnya chemical pulping menggunakan NaOH dan
disebut dengan pulping. Proses pembuatan CaO yang berbeda?; serta (2) bagaimana uji
pulp ada dua macam yaitu secara kimia organoleptik karakteristik kertas dari kulit
(chemical pulping) dan proses mekanikal kacang dengan penambahan bulu ayam
(mechanical pulping). Proses kimia terdiri melalui chemical pulping menggunakan
dari tiga macam yaitu proses soda, proses NaOH dan CaO yang berbeda?. Tujuan
sulfat, dan proses sufit. Bahan kimia yang penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1)
digunakan pada proses sulfat yaitu NaOH, ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas
Na2S, CaO, Na2SO4. Keunggulan proses dari kulit kacang dengan penambahan
sulfat yaitu cocok untuk semua jenis bahan bulu ayam melalui chemical pulping
serat, kekuatan lembaran pulp relatif tinggi, menggunakan NaOH dan CaO; serta (2)
delignifikasi berlangsung cepat dengan uji organoleptik kertas dari kulit kacang
degradasi selulosa relatif kecil, daur ulang dengan penambahan bulu ayam melalui
bahan kimia relatif mudah. chemical pulping menggunakan NaOH dan
Pada pembuatan kertas, penambahan CaO yang berbeda.
larutan NaOH atau CaO, berfungsi untuk
METODE PENELITIAN
melarutkan lignin saat proses pembuburan
Penelitian telah dilaksanakan pada
(pulping) sehingga mempercepat proses
bulan Oktober 2013 –Pebuari 2014 di
pemisahan dan pemutusan serat (Sucipto
Laboratorium Biokimia Prodi. Pend. Biologi
dkk, 2009). Menurut hasil penelitian
UMS. Metode penelitian yang digunakan
Paskawati dkk, 2010, bahwa konsentrasi
adalah metode penelitian eksperimental.
larutan NaOH yang paling baik 15%, untuk
Rancangan lingkungan yang digunakan
melarutkan selulosa, pemakaian larutan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
NaOH yang berlebihan akan menyebabkan
pola faktorial dan dua ulangan. Penelitian
selulosa terdegradasi. Menurut Nasution
digunakan 2 faktor, yaitu: Faktor 1: Jenis
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
28
ISSN 2460-1365

Larutan (J) terdiri 2 taraf yaitu, J1: NaOH Muhammadiyah Surakarta dan masyarakat
dan J2: CaO, sedang faktor 2: Perbandingan umum. Hasil uji ketahanan tarik, ketahanan
komposisi limbah bulu ayam dan kulit sobek dan uji sensori adalah sebagai
kacang tanah terdiri dari 3 taraf, yaitu: A1: berikut.Tabel 1. Hasil Ketahanan Tarik dan
(Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%), A2: Ketahanan Sobek Kertas dari Bulu Ayam
(Bulu ayam 40% : Kulit Kacang 60%), dan dan Kulit Kacang dengan Menggunakan
A3: (Bulu ayam 30% : Kulit Kacang 70%). NaOH dan CaO
Adapun prosedur penelitian meliputi:
(a) Tahap Persiapan; (b) Tahap Pelaksanaan Tabel 1. Hasil Ketahanan Tarik dan Ketahanan
Pembuatan kertas, dan (c) Tahap Pengujian Sobek Kertas dari Bulu Ayam dan Kulit Ka-
fisik kertas meliputi Uji Ketahanan cang dengan Menggunakan NaOH dan CaO
Tarik dan Uji ketahanan sobek dengan Kekuatan Tarik
Perlakuan Kekuatan Sobek (N)
menggukan Dumblle untuk memotong (N)
kertas. Untuk mengukur bagian tengah J1A1 2.3531* 9.2773#
sample dengan menggunakan Micrometer J1A2 2.2732 6.9535
dengan mengaktifkan program Universal J1A3 0.9657 3.9324
Testing Machined. J2A1 2.1591 3.4954
Pengujian sensoris dilakukan oleh J2A2 1.0875 1.9079
20 orang panelis dengan memberikan J2A3 0.7433 ** 1.6277##
sampel dari masing-masing perlakuan yang
diujikan pada lembar angket yang telah Keterangan:
disediakan. Dalam penelitian ini, analisis * : kekuatan tarik yang paling
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif kuat
yang digunakan untuk melakukan uji ** : kekuatan tarik yang paling lemah
ketahanan tarik, ketahanan sobek, dan uji # : kekuatan sobek yang paling
sensoris kertas. kuat
## : kekuatan sobek yang paling lemah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pemanfaatan kulit Tabel 2. Hasil Uji Sensoris Kertas dari Bulu
kacang dan bulu ayam sebagai alternatif Ayam dan Kulit Kacang dengan Penambahan
bahan dalam pembuatan kertas melalui NaOH dan CaO
chemical pulping (proses kimia) dengan Uji Sensoris
menggunakan NaOH dan CaO diperoleh Kenampakan
data hasil pengujian ketahan tarik dan Perlakuan Tekstur Kesukaan
Serat
ketahanan sobek kertas. Pengujian J1A1 Kasar Tampak Netral
ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas J1A2 Kasar Tampak Netral
tersebut dilaksanakan di Universitas Gadjah J1A3 Kasar Tampak Netral
Mada Yogyakarta dengan menggunakan J2A1 Kasar Tampak Netral
alat uji Testing Machine dan uji sensori
J2A2 Kasar Tampak Netral
yang dilakukan oleh 20 orang panelis
J2A3 Kasar Tampak Netral
yaang terdiri atas mahasiswa Universitas
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
29
ISSN 2460-1365

PEMBAHASAN tanah 50%:50%). Pada kertas dengan


Hasil uji ketahanan tarik dan ketahanan komposisi serat dan selulosa yang
sobek kertas dari limbah bulu ayam dan seimbang membuat ikatan serat yang
kulit kacang dengan menggunakan NaOH terbentuk lebih panjang karena menurut
dan CaO sebagai berikut: (Wulandari, 2013) kandungan serat pada
1. Ketahanan Tarik bulu ayam sebanyak 82,2% dan menurut
Hasil rata-rata ketahanan tarik (Deptan, 2008)selulosa pada kulit kacang
kertas dari limbah bulu ayam dan kulit tanah sebanyak 63,5%. Untuk komposisi
kacang dapat disajikan dalam bentuk serat dan selulose yang tidak seimbang
diagram seperti tercantum pada Gambar yakni memiliki kandungan selulosa yang
1. lebih banyak, maka memiliki ikatan serat
yang lebih pendek karena komposisi
bulu ayam yang lebih sedikit sehingga
membuat ikatan serat menjadi pendek
dan kertasnya menjadi tidak solid.
Menurut Yosephine, (2012). Kandungan
serat pendek yang semakin banyak
dibandingkan dengan serat panjang
dari pulp menyebabkan kertas yang
terbentuk menjadi lebih rapuh.
Ketahanan tarik juga dipengaruhi
oleh bahan kimia yang digunakan,
karena bahan kimia tersebutberfungsi
Gambar 1. Uji Ketahanan Tarik Kertas
untuk melarutkan lignin yang
mengakibatkan serat mudah hancur
Berdasarkan hasil penelitian
pada saat penggilingan. Sehingga
(Gambar 1) pada uji ketahanan tarik
serat tersebut dengan mudah dapat
kertas dari Limbah Bulu Ayam dan Kulit
membentuk ikatan serat satu sama lain.
Kacang dengan menggunakan NaOH
Selain itu, pelarutan lignin oleh NaOH
dan CaO, diketahui bahwa ketahanan
danCaO menyebabkan bereaksi dengan
tarik paling tinggi pada perlakuan J1A1
lignin dan akan menyebabkan selulosa
(Bahan kimia NaOH 15% dan Bulu
terdegradasi dan serat akan rusak, tidak
ayam 50%: Kulit Kacang 50%) dengan
dapat terjalin sempurna. Rusaknya serat
rata-rata ketahanan 2.3531N, diikuti
akan mempengaruhi ikatan antar serat
dengan J1A2 (2.2732 N), J2A1 ( 2.1591
yang terjadi, karena jika ikatan antar serat
N), J2A2 (1.0875 N), J1A3 (0.9657 N),
kurang maka ketahanan tarik kertas juga
J2A3 (0.7433 N). Ketahanan tarik yang
lemah.Panjang serat yang terbentuk pada
berbeda dikarenakan setiap perlakuan
saat pulping jugaakan mempengaruhi
menggunakan limbah bulu ayam dan
ikatan antar serat, karena serat yang
kulit kacang dengan perbandingan
pendek mempunyai daya ikat serat
prosentase yang berbeda. Perlakuan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang memiliki nilai kekuatan tarik yang
serat yang panjang. Ikatan antar serat
paling tinggi yaitu pada perlakuan J1A1
yang terbentuk akan mempengaruhi
(prosentase bulu ayam dan kulit kacang
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
30
ISSN 2460-1365

ketahanan tarik, semakin besar kekuatan


ikatan antar serat maka ketahanan tarik
juga makin besar.
Homogenitas perekat juga
mempengaruhi ketahanan tarik kertas,
karena PVAc (perekat) berfungsi untuk
merekatkan ikatan antar serat. Adanya
Gambar 2. Uji Ketahanan Sobek Kertas
perekat ini menyebabkan tiap lembar
kertas menjadi kuat dan tidak mudah Berdasarkan hasil penelitian
putus ketika direntangkan dan ditarik (diagram 2) pada uji ketahanan sobek
pada sisi-sisinya secara berlawanan. kertas dari Limbah Bulu Ayam dan Kulit
Disamping homogenitas, Perekat juga Kacang dengan Menggunakan NaOH
dipengaruhi oleh cara penggilingannya. dan CaO , diketahui bahwa ketahanan
Karena penggilingan berfungsi untuk sobek paling tinggi pada perlakuan J1A1
menghomogenkan perekat dan (Bahan kimia NaOH 15% dan Bulu ayam
mempengaruhi kualitas ikatan antar
50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata
serat. Semakin pulp tergiling secara
ketahanan 9.2773N, diikuti dengan J1A2
homogen, maka ikatan antar serat
(6.9535N), J1A3 (3.9324N), J2A1(3.4954N),
semakin tinggi, sehingga katahanan tarik
J2A2(1.9079N), J2A3 (1.6277N). Ketahanan
kertas semakin tinggi pula. Perbedaan
sobek yang berbeda dikarenakan setiap
ketahanan tarik juga dapat disebabkan perlakuan menggunakan Limbah
tidak ratanya ketebalan kertas waktu Bulu Ayam dan Kulit Kacang dengan
pencetakan, karena pencetakan perbandingan prosentase yang berbeda.
dilakukan secara manual. Perlakuan yang memiliki nilai kekuatan
Menurut Casey (1981), perbedaan tarik yang paling tinggi yaitu pada
ketahanan tarik kertas disebabkan perlakuan J1A1 (prosentase bulu ayam
karena perbedaan panjang serat yang dan kulit kacang tanah 50 % : 50%).Hal
menyusun kertas tersebut dan adanya ini karena kandungan selulosa pada kulit
kacang tanah sebesar 63,5% (Deptan,
metode surface sizing (metode mengisi
2008) seimbang dengan serat dari bulu
permukaan lembaran kertas, biasanya
ayam dengan kandungan serat sebesar
dengan pati). Sedangkan menurut 82,2% (Wulandari, 2013). Komposisi
Paskawati (2010), Bahwa faktor yang yang seimbang tersebut membuat ikatan
mempengaruhi kekuatan kertas yaitu serat lebih panjang dan solid sehingga
kekuatan individual kertas, ikatan antar ketahanan sobeknya tinggi dan serat
serat, dan panjang serat. panjang pada bulu ayam dapat seimbang
dengan serat pendek yang dimiliki
2. Ketahanan Sobek
selulosa sehingga ikatan antar serat lebih
Hasil rata-rata ketahanan sobek
panjang dan kekuatan sobeknya lebih
dapat dilihat pada Gambar 2. kuat
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
31
ISSN 2460-1365

Nilai kekuatan sobek yang dilakukan peda 20 orang panelis dari


rendah terdapat pada perlakuan yang berbagai kalangan pekerjaan. Adapun
komposisi limbah bulu ayam yang hasil uji sensoris dapat dilihat pada table
rendah, dan komposisi limbah kulit 2 di atas.
kacang tanah tinggi. Hal ini disebabkan a. Tekstur
karena kandungan selulosa yang Berdasarkan hasil penelitian
memiliki ikatan serat pendek lebih menunjukkan bahwa rata-rata
banyak sehingga menyebabkan kertas pada masing-masing perlakuan
lebih keras dan mudah rapuh. Menurut menunjukkan tekstur kertas dari
penelitian Yosephine (2012) semakin bulu ayam dan kulit kacang tanah
tinggi amilopektin atau selulosa maka memiliki tekstur yang kasar. Hal
kekuatan sobeknya semakin rendah
tersebut disebabkan oleh serat-serat
dan jika keadaan keadaan kertas keras
dari bulu ayam yang sulit hancur
atau getas menyebabkan kertas mudah
karena memiliki ikatan serat yang
sobek. Juga didukung hasil penelitian
panjang sehingga membuat ikatannya
Retnoningtyas (2012), bahwa keadaan
solid sehingga tidak mudah hancur
kertas yang keras dan getas inilah yang
dan menyebankan teksturnya kasar.
menyebabkan kertas menjadi mudah
Selain itu kulit kacang tanah yang
disobek.
partikelnya juga sulit hancur karena
Hmogenitas perekat (P VAc) juga
berpengaruh terhadap ikatan antar kandungan selulosa yang juga
serat, karena adanya perekat tersebut tinggi menyebabkan tekstur kertas
menyebabkan tiap lembar kertas menjadi semakin terlihat kasar. Menurut
kuat dan tidak mudah robek. Pada penelitian (Sucipto, 2009), tekstur
penelitian, perbedaan ketahanan sobek permukaan dipengaruhi oleh teknik
juga dapat disebabkan tidak ratanya pencetakan dan ukuran serat. Pada
ketebalan kertas waktu pencetakan, pembuatan kertas pada penelitian,
karena pencetakan dilakukan secara pencetakan menggunakan screen
manual. sehingga permukaan kertas tidak
Menurut Menurut Haygreen rata, berbeda dengan kertas dipasaran
dan Bowyer (1986),bahwa ketahanan yang menggunakan metode pressing
sobek dipengaruhi oleh ikatan antar sehingga kertas yang dihasilkan lebih
serat tetapi lebih sangat dipengaruhi halus dan rata
oleh keterpaduan serat masing-masing. Faktor lain yang menyebabkan
Sedangkan menurut Paskawati, (2010), kertas tersebut kasar yaitu pada saat
kekuatan individual kertas, ikatan antar penggilingan. Pulp yang digiling
serat, dan panjang serat mempengaruhi dengan waktu yang lebih lama
kekuatan kertas. menyebabkan komposisi pulp lebih
3. Pengujian Sensoris homogen karena bulu ayam dan kulit
Pengujian sensoris yang dilakukan kacang tanah dapat hancur sehingga
meliputi tekstur, kenampakan serat dan tekstur yang nampak menjadi lebih
tingkat kesukaan masyarakat terhadap halus dari pada pulp yang digiling
produk. Pengujian organoleptik dengan waktu yang kurang lama.
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
32
ISSN 2460-1365

b. Kenampakan Serat kacang, kesukaan masing-masing


Berdasarkan hasil penelitian panelis bervariasi, tergantung pada
menunjukkan bahwa kenampakan tekstur, dan kenampakan serat.
serat kertas pada semua perlakuan Rata-ratapanelis menyukai semua
nampak, terutama pada perlakuan kertasdengan nilai 2,3 (netral), yang
pada perlakuan J1A1 (prosentase menarik perhatian panelis tekstur dan
bulu ayam dan kulit kacang tanah 50 kenampakan serat yang tampak pada
%: 50%). Hal itu karena ikatan serat perlakuan tersebut.
yang terbentuk panjang yaitu dengan d. Daya Terima Masyarakat
komposisi bulu ayam dan kulit kacang Daya terima masyarakat atau
tanah yang seimbang (50%: 50%). dapat disebut parameter overall
Ikatan serat yang panjang tersebut (keseluruhan) merupakan parameter
menyebabkan serat pada kertas penerimaan umum yang dilakukan
menjadi terlihat karena bulu ayam yang untuk mengetahui penerimaan
sulit hancur sehingga membuat serat konsumen secara menyeluruh
tersebut nampak ketika kertas sudah terhadap suatu produk (Martini,
dicetak. Pencetakan kertas tersebut 2009). Hasil uji organoleptik
berpengaruh terhadap kenampakan menunjukkan bahwa daya terima
serat yang ada pada kertas. panelis yang paling dominan pada
Menurut penelitian (Sucipto, 2009), semua perlakuan keju yaitu agak suka.
Kenampakanpada kertas seni pelepah Daya terima masyarakat dipengaruhi
pisang hasilpenelitian kelihatan lebih oleh uji organoleptik yang telah
unik denganmenampilkan serat-serat dilakukan sebelumnya dan tingkat
yang panjangdengan permukaan kesukaan panelis yang berbeda.
yang tidak rata.Menurut Fegel dan Namun, berdasarkan Gambar 4.3
Wegener (1995), proses pencetakan bahwa pada perlakuan LK2 memiliki
juga mempengaruhi hasil pada range rata-rata paling tinggi. Hal ini
kenampakan serat. disebabkan oleh aroma lemon pada
Munculnya serat ini juga perlakuan LK2 sangat disukai panelis.
dipengaruhi oleh bahan kimia (NaOH Sedangkan range rata-rata terendah
dan CaO) yang berperan dalam pada perlakuan LK1, karena aroma
pemisahan dan pemutusan serat yang lemon yang dihasilkan kurang tajam
merupakan larutan alkali pada proses sehingga panelis hanya memilih
pemotongan serat tidak sempurna kriteria agak suka pada keju atau soy
sehingga bulu ayam sulit dihancurkan cheese.
yang menyebabkan serat masih tetap
KESIMPULAN
tampak ketika pencetakan.
Berdasarkan data dan pembahasan
c. Kesukaan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Kesukaan terhadap kertas
1. Ada perbedaan hasil kertas dari kulit
tergantung pada tekstur, dan kacang dan bulu ayam melalui chemical
kenampakan serat yang ada. pulping dengan menggunakan NaOH
Berdasarkan hasil uji sensoris dan CaO pada ketahanan tariknya dan
kertas dari bulu ayam dan kulit ketahanan sobeknya adalah J1A1 (50%
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
33
ISSN 2460-1365

limbah bulu ayam: 50% limbah kulit Standarisasi Industri Medan Vol.
kacang tanah) rata-rata ketahanan 45 No. 1 hal. 16-21.(Diakses pada 2
tariknya 2,3531 N dan ketahanan Oktober 2014).
sobeknya 9,277311 N.
Paskawati, Y. A., Susyana., Antaresti., E. S.
2. Tidak ada perbedaan hasil kertas dari
Retnoningtyas. 2010. Pemanfaatan
kulit kacang dan bulu ayam melalui
Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku
chemical pulping dengan menggunakan
Pembuatan Kertasm Komposit
NaOH dan CaO pada uji organoleptik
Alternatif. Jurnal Widya Teknik
pada semua perlakuan.
Prabawati, Susy Yunita dan Abdul Gani
DAFTAR PUSTAKA Jaya. 2008. Pemanfaatan Sekam Padi
Asngad, A. 2014. Pemanfaatan Rumput dan Pelepah Pohon Pisang sebagai
Gajah (Pennisetum purpureum) Bahan Alternatif Pembuat Kertas
untuk Pembuatan Kertas Melalui Berkualitas. Aplikasia, Jurnal
Chemical Pulping Menggunakan Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol.
NaOH dan Na2CO3. Prosiding IX, No. 1 Juni 2008
Seminar Nasional Pendidikan Biologi Purnawan.2012. Pemanfaatan Limbah
Program Studi Pendidikan Sains Ampas Tebu Untuk Pembuatan
Pascasarjana UNS. Kertas Dekorasi Dengan Metode
Deptan.2008. Pemanfaatan Limbah Sebagai Organosolv. Jurnal EKOSAINS.Vol.
Bahan Pakan Ternak.http://jajo66. 4. No. 2.
files.wordpress.com. Diakses 12 Syamsu , Khaswar, dkk. 2014. Kajian Proses
Okober 2014. Produksi Pulp Dan Kertas Ramah
Fengel, D dan G Wengener.1995. Kayu Kimia Lingkungan Dari Sabut Kelapa.
Ultrasruktur dan Reaksi-Reaksi. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.9
Penerjemah H. Sastrohamidjojo. No.1 2014.
Yogyakarta: Gadjah Mada Sucipto., S. Wijana., dan E. Wahyuningtyas.
University.
2009. Optimasi Penggunaan NaOH
Haygreen, Jhon G & Jim L Bowyer. dan Tapioka Pada Produksi Kertas
1989. Hasil Hutan dan Ilmu Seni Dari Pelepah Pisang. Jurnal
Kayu penerjemah Sutjipto A
Teknologi Pertanian
Hadikusumo. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Wulandari, Winarto Adi dan Sri
Murni, R, dkk. 2008. Pemanfaatan Limbah Rahayu.2013. Kecernaan lemak dan
sebagai Bahan Pakan Ternak. energi konsentrat monogastrik berbasis
Laboratorium Makanan Ternak hidrolisat tepung bulu ayam secara
Fakultas Peternakan Universitas in vitro. Jurnal Ilmiah Peternakan.
Jambi. Jambi. Vol:1(2).
Nasution, Zainal Abidin. 2010. Pembuatan
Yosephine, allita.2012. Pemanfaatan
dan Karakteristik Dari Limbah Jerami Ampas Tebu dan Kulit Pisang
Padi Untuk Tatakan Gelas Cetak Dalam Pembuatan Kertas Serat
Tangan. Penelitian Pada Balai Riset Campuran. JurnalTeknik Kimia
Bioeksperimen
Volume 2 No. 1, (Maret 2016)
34
ISSN 2460-1365

Indonesia.Vol.11 No. 2 (Diakses Nenas(Kajian Variasi Pelarut CaO,


pada 2 Oktober 2014). Suhu dan Waktu Pemasakan).
Zulfikar T, M., Sri Kumalaningsih, dan Jurnal Penelitian Teknologi Industri
Susinggih Wijana. Teknologi
Produksi Pulp dari Serat Daun Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai