MIKROKAPSUL MINYAK
JERUK NIPIS (Citrus
aurantifolia) PADA KAIN
KELOMPOK 10 KAPAS
02Pendahuluan 05 Kesimpulan
1
Abstrak
Immobilisasi mikrokapsul pada kain kapas dilakukan dengan metode pad-dry dengan
menggunakan binderpoliakrilat dan crosslinking agent N-methylol dihydroxyethylene
urea
Sebagai bahan pembanding,metode immobilisasi yang sama dilakukan pula pada
mikrokapsul minyak jeruk nipis berbasis kulit etil selulosa
Dipotong kecil-
Kulit Jeruk Dicuci dan dibilas
kecil
Sebanyak 200 g
disuling selama 8
jam
Minyak Atsiri
Kulit Jeruk
Pembuatan mikrokapsul minyak jeruk nipis berbasis
kulit melamin formaldehid
Prinsip pembuatan mikrokapsul minyak jeruk nipis dilakukan dengan metode polimerisasi in-situ yang dilakukan oleh pe
neliti sebelumnya. Tahapan diawali dengan :
1. prepolimerisasi melaminformalin, yaitu dengan mencampurkan 1,5 gram melamin, 4,8 mL formaldehid 37% dan 50
mL air,
2. penambahan air hingga volume 100 mL, pada pH 8,5-9. Campuran diaduk pada temperatur 70 °C selama 10 hingga 3
0 menit hingga larutan menjadi bening.
3. emulsi minyak jeruk, dengan mencampurkan2 gr Tween 20 dan 75 mL air kemudian diaduk hingga larut. Pada campu
ran ini ditambahkan 1-10 mL minyak jeruk pada temperatur kamar, sambil diaduk pada kecepatan 1000 rpm.Emulsi
minyak jeruk dimasukkan ke dalam larutan prepolimer melamin-formalin, kemudian diaduk dan diatur hingga pH 5.
4. Dalam campuran ini lalu ditambahkan larutan PVA melalui pengadukan pada temperatur 70°C selama 30 menit. Slurr
y kemudian didekantasi dan dikeringkan dalam desikator.
Immobilisasi mikrokapsul pada kain kapas
Immobilisasi mikrokapsul pada kain kapas diawali dengan penyiapan sampel kain kapas siap celup d
engan gramasi 0,01 gram/cm2berukuran 7 cm x 35 cm.
1.Larutan mikrokapsul disiapkan dengan variasi jenis mikrokapsul (EC dan MF) dan binder/crosslinki
ng agent. Volume larutan mikrokapsul yang diimmobilisasikan ditentukan sebesar 100 mL dengan
masing-masing kadar sebagai berikut:
a.mikrokapsul minyak jeruk EC 1,4%, mikrokapsul melamin formaldehid (MF) 1,25%, binder poliakr
ilat 4%, crosslinking agent N- methylol dihydroxyethylene urea 3%.
2.Larutan mikrokapsul dan binder/crosslinking diaduk sampaihomogen, kemudian kain kapas dimas
ukkan ke dalam larutan mikrokapsul selama 5-10 menit sambil diaduk dengan batang pengaduk.
3.Sampel kain selanjutnya dikeringkan pada mesin drying selama 3 menit. Proses perendaman kain
dengan larutan mikrokapsul dan pengeringannya diulang sebanyak 2 hingga 3 kali.
4.Sampel kain kapas yang telah mengalami perlakuan dengan mikrokapsul diamati menggunakan SE
M dan diuji daya tahan cucinya sesuai standar uji SNI ISO 105-C06:2010
Pengujian dan karakterisasi
FTIR
PSA
SEM
4
Hasil
1. Karakteristik mikrokapsul
Pembentukan shell mikrokapsul melaminf ormaldehid via polimerisasi in-situ diawali dengan pembu
atan preparat prepolimer melamin formaldehid (MF prepolimer) dengan cara mereaksikan melamin
dengan formaldehid pada pH basa
Hasil evaluasi terhadap mikrokapsul pada kain kapas setelah pencucian tampak terjadi penurunan jumlah
mikrokapsul baik secara setelah pencucian 1x maupun 5x. Kemungkinan terjadi adalah mikrokapsul yang tidak
teriksasi pada kain kapas. Mikrokapsul berbasis kulit etil selulosa lebih cocok dengan binder dihdroksietilen
urea, sedangkan binder poliakrilat cocok untuk mikrokapsul berbasis kulit melamin formaldehid. Immobilisasi
mikrokapsul melamin formaldhid pada kain kapas, memperlihatkan ketahanan terhadap pencucian hingga 5x
pencucian.
SEM Kapas yang trimmobilisasi
5
Kesimpulan
Mikrokapsul minyak jeruk nipis dalam kapsul melamin formaldehid berhasil disintesis de
ngan metode polimerisasi in-situ. Mikrokapsul terkarakterisasi dengan menggunakan SE
M berbentuk sperik. Mikrokapsul minyak jeruk dengan basis kulit melamin formaldehid y
ang disintesis pada kecepatan pengadukan 1000 rpm memiliki ukuran partikel 0,44 – 2,10
µm.Immobilisasi mikrokapsul melamin formaldehid pada kain kapas memperlihatkan ket
ahanan terhadap pencucian hingga setara 5 kali pencucian rumah tangga.Penurunan tahan
cuci terbaik untuk mikrokapsul etil selulosa/binder dihidroksi etilen urea dan mikrokapsul
melamin formaldehid/binder poliakrilat masing-masing berturut-turut 23% dan 22%.
Teknologi Pemanfaatan
Serat Daun Nanas Sebagai
Alternatif
Bahan Baku Tekstil
KELOMPOK 10
0 Metode
01 Abstract 3
OUTLINE 04 Hasil
02Pendahuluan
05 Kesimpulan
1
Abstrak
Peralatan decorticator
Lignin
4
Hasil
Komposisi Kimia
Hampir semua jenis serat mengandung selulosa. Sama halnya dengan serat-serat alam lainnya yang
berasal dari daun (leaf fibres), secara morphology jumlah serat dalam daun nanas terdiri dari bebera
pa ikatan serat (bundle of fibres) dan masing-masing ikatan terdiri dari beberapa serat (multi-celluler
fibre) dan secara umum sifat atau karakteristik serat daun nanas dapat ditunjukkan pada tabel :
Hal ini menunjukkan bahwa serat yang sudah mengalami proses treatment mempunyai
kemampuan daya serap yang tinggi pada proses pewarnaan. Namun demikian, sifat-sifat flexural
rigidty dan torsional rigidity pada serat daun nanas relatif lebih tinggi dibanding serat kapas. Hal
ini menyebabkan resistensi yang besar terhadap twisting ataupun bending dan serat cenderung
untwist (melawan puntiran) segera setelah twist diberikan, menyebabkan kesulitan untuk
mendapatkan kekompakan benang yang diinginkan.
Sangat memungkinkan bahwa serat daun nanas dapat dijadikan sebagai benang. mengingat
physical properties serat daun nanas, khususnya sifat elasticity, torsional dan flexural rigidity, yang
sangat berbeda dengan serat cotton, maka diperlukan modifikasi peralatan pemintalan yang
digunanakan, baik menggunakan sistem cotton, rotor ataupun dengan sistem spinning yang lain.
Tabel 7, menunjukkan bahwa pemintalan dapat dilakukan dengan 100% terdiri dari serat daun
nanas maupun dengan cara blending (campuran dengan serat lain), misal polyester, cotton,
ataupun serat wool. Untuk mengurangi sifat flexural rigidty dan torsional rigidity pada serat daun
nanas yang relatif cukup tinggi, penambahan bahan-bahan softener, misal oil-water emulsion,
pada serat sebelum diproses menjadi sangat diperlukan.
4
Kesimpulan
dengan beberapa kelebihan properties yang dimiliki oleh serat daun nanas, dis
amping pemanfaatan utama untuk industri tekstil, misal pembuatan kain vertical
blind (tirai penutup jendela) ataupun digunakan sebagai wall paper (kain pelapis
dinding), serat dari daun nenas dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai keperl
uan, misal sebagai bahan baku kertas (pulp), dikembangkan sebagai bahan co
mposite sebagai reinforced plastics ataupun roofing (eternit). Sebagai bahan ba
ku pembuat kertas yang cocok untuk tissue, filter rokok dan pembersih lensa, k
ertas dari serat daun nenas memiliki kualitas yang baik dengan permukaan yan
g halus.
THANK YOU