Anda di halaman 1dari 14

Makalah Struktur Hewan

Tentang Sistem Integumen

Oleh :

Elky Tubagus

19010022

2019 / B

Dosen pengampu

RINA WIDIANA, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sistem integumen/ sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun
tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar.
Fungsinya antara lain sebagai pelindung, penerima rangsangan dari luar /
eksteroreseptor, respirasi, ekskresi, termoregulasi dan osmoregulasi /homeostatis.

Fungsi lain dari sistem integumen diantaranya :

1. Sebagai tempat cadangan makanan. Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4
musim.

2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia.

3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.

4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,


dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup" (Wikipedia, 2010).

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat di luar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap


mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh misalnya menjadi pucat,
kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga
dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres,
ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.
I.2 RUMUSAN MASALAH

1.jelaskan Struktur dan fungsi umum integumen?

2. Jelaskan Struktur integumen Pisces dan Tetrapoda?

3. Jelaskan Prinsip perbedaan integumen Pisces dengan Tetrapoda

4. Jelasakan apa yang dimaksud Derivat epidermis

5. Jelaskan apa yang dimaksud Derivat dermis

I.3 TUJUAN

1.mahasiswa mampu mengetahui Struktur dan fungsi umum integumen

2.mahasiswa mampu mengetahui Struktur integumen Pisces dan Tetrapoda

3.mahasiswa mampu mengetahui perbedaan integumen pisces dengan tetrapoda

4.mahasiswa mampu mengetahui apa itu derivat epidermis

5.mahasiswa mampu mengetahui apa itu derivat dermis

BAB II

PENDAHULUAN

1. Struktur dan fungsi umum integumen


Komponen utama sistem integumen adalah kulit yang menutupi seluruh permukaan
tubuh hewan. Kulit terdiri atas epidermis (suatu jaringan epitel) dan dermis (suatu
jaringan ikat). Epidermis terdiri atas beberapa lapisan luar ke dalam yaitu stratum
korneum, lusidium, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum
germinativum. Dermis pada kulit terdiri atas jaringan ikat longgar pada lapisan
papillare, dan jaringan ikat padat pada lapisan retikulare. Lapisan papillare menjorok
ke epidermis membentuk papilla dermis. Pada kulit terdapat kelenjar minyak,
kelenjar keringat. Kelenjar minyak merupakan kelenjar alveolar bercabang sederhana
dan bersifat holokrin. Bagian skletorisnya terdiri atas sel-sel indiferen, sel-sel minyak
muda dan sel-sel minyak tua. Bagian eksretorisnya dilapisi oleh epitel berlapis
banyak pipih. Kelenjar keringat termasuk kelenjar tubuler bergelung dan bersifat
apokrin. Pada penampang melintang bagian sekretorisnya terdiri atas sel-sel mioepitel
yang berbentuk pipih dan sel-sel kelenjar yang berbentuk silindris. Bagian
eksretorisnya terdiri atas epitel berlapis kubus dua. Rambut merupakan turunan dari
kulit, terdiri atas batang rambut, yaitu bagian rambut yang tersembul dari permukaan
kulit. Akar rambut, yaitu bagian rambut yang terbenam di dalam kulit. Folikel
rambut, yaitu epitel yang membungkus akar rambut. Bulbus rambut adalah bagian
akar rambut yang membesar. Matriks rambut, yaitu sel-sel rambut yang berbatasan
dengan papilla rambut. Muskulus erektores pilorum yaitu berkas otot polos yang
terentang dari folikel rambut sampai epidermis.Sisik tanduk dijumpai pada reptil,
aves dan sebagian mamalia. Pada penyu (chelonian) penandukan epidermis
membentuk perisai yang melindungi tumbuhnya. Bagian dorsal disebut carapace,
sedangkan bagian ventral disebut plastron. Carapace terdiri atas:

- Pelat-pelat marginal, yaitu bagian yang menjadi pinggir perisai.

- Suatu seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya ditengah-tengah dari depan ke
belakang berturut-turut : nukhal, neural dan pigal.

- Pelat-pelat kosta yang terletak antara neural dengan marginal, bersatu dengan
rusuk.

Plastron pada Chelonia dibangun oleh 5 macam pelat-pelat tanduk yaitu berturut-turut
dari depan ke belakang: gular, humeral, pectoral, abdominal, femoral dan anal.Bulu
merupakan ciri khas dari aves. Terdiri atas tangkai yang kosong, disebut kalamus.
Bagian distalnya melebar membentuk bendera atau veksilum, pada ujung proksimal
dari kalamus terdapat lubang kecil yang disebut umbilikus inferior. Pada pertemuan
kalamus dengan bendera dipermukaan ventral bulu terdapat lubang bekas pembuluh
darah dan saraf yang disebut umbilicus superior. Bendera bulu mempunyai sumbu
longitudinal yang disebut batang bulu (rakhis). Bagian kiri batang bulu
mempercabang-cabangkan rami dengan anak cabang radii. Pada radii terdapat kait-
kait yang disebut radioli. Radioli dan radii proksimal berkaitan dengan radioli dan
radii distal, dengan demikian membentuk daerah bulu. Berdasarkan strukturnya
dikenal 3 macam bulu yaitu pluma, plumula, dan filopluma.Turunan epidermis juga
merupakan integument, seperti halnya tori (bantal-bantal kaki) yang merupakan
modifikasi dari epidermis yang besifat elastis yang terdiri atas serabut-serabut elastin
yang terdiri atas serabut-serabut elastin dan sel-sel lemak dan masih banyak lagi
gambaran yang merupakan bukti bahwa beberapa bagian dari organ tubuh hewan
merupakan integumen, seperti tanduk kosong dan telapak pada kambing, rongga pada
rusa, kuku dan jari-jari pada manusia.

Fungsi umum

Fungsi kulit antara lain memantau lingkungan dan berbagai mekanoreseptor dengan
lokasi khusus di kulit terhadap interaksi tubuh dengan objek fisis dan mekanik seperti
paparan sinar matahari yang dapat terjadi secara akut yaitu timbulnya reaksi terbakar
sunburn dan pigmentasi, maupun kronis yang dapatmenyebabkan penuaan dini dan
pertumbuhan tumor

2. Struktur integumen Pisces dan Tetrapoda

A. Sistem Integumen pada Pisces

a. Sisik

Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Ikan
yang sama sekali tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus,
Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta
alba).

Jenis-jenis sisik ikan yaitu:

- Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).
Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur
sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian
dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan
epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang
mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada
osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang
lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari
dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal
denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-
sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila
dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik.

- Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari
kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan,
yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,
kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya
pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang
menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.

- Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut
ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan
berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini
adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.d.Sisik
Cycloid dan CtenoidSisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-
masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan
golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid
dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian
atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah
tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara
tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti
genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih
cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih
gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-
butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)
transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid
adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil).
Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di
tengah-tengah sisik.

- Cycloid dan ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada
golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari
keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya
meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian
posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak
mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih
tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah
kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat
mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang
terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian
depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen
(chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak
berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian
posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik
awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.

b. Lendir

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal
dibanding dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan
dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam
epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu,
misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding
pada saat atau keadaan normal.
Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang
dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam
osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar masuknya air
melalui kulit.

Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai alat perlindungan pada saat
terjadi kekeringan, misalnya ikan paru-paru (Protopterus) yang menanamkan diri
pada lumpur selama musim panas dengan membungkus tubuhnya dengan lendir
hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang menggunakan lendirnya untuk
melindungi telur dari gangguan luar, misalnya anggota dari genus Trichogaster

B. Sistem Integumen pada Amfibi

Amfibi terbungkus oleh kulitnya yang lembut (tipis) dan bersih, tanpa bulu, tanpa
sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering
terutama di bagian perut. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga
kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian besar
amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang
mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun (Fakta ilmiah, 2010).

C. Sistem Integumen pada Reptil

1. Kelenjar Keringat

Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.


Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan
pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan
lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan
berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang
terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes
(bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum
outonomicum (Isman, 2009).

2. Sisik

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali
anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat
halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar
seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa
modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan
terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal
sebagai osteoderm (Isman, 2009).

Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah (Isman, 2009):

- sikloid (cenderung datar membundar)

- granular (berbingkul-bingkul), dan

- berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).

- Sisik ular picung (Rhabdophis subminiata) yang berlunas

c. Sistem Integumen pada Aves

Sistem integument pada aves terdiri dari bulu dan paruh yang mempunyai fungsi
tertentu.

- Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal
tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula
dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang
bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi empat jenis (Jasin, 1984) :

- Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya


bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak
terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
- Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan
detail.

- Plumae, Bulu yang sempurna Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada
bagian sayap disebut remiges, pada ekor disebut retises.

- Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut

barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

d. Sistem Integumen pada Mamalia

- Kulit

EPIDERMIS

- Biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air.

- Melindungi tubuh dari masuknya benda asing dan mencegah evaporasi cairan
berlebih.

- Pada lapisan ini pula terdapat sel melanosit yang menentukan warna kulit kita.

Terdiri atas :

- Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk Stratum granulosum, mengandung
pigmen Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

DERMIS

- Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut,
kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast.

- Pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba
dan nyeri.

HIPODERMIS
- Bagian terdalam dari kulit.

- Tersusun atas jaringan adiposa.

- Terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera
dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh.

e. Mammalia

1. Kelenjar Keringat

Kelenjar merupakan derivat sel epithel. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di
seluruh permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih
terbatas, misalnya di daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki,
sekitar anus, dan kelenjar susu. Tipe :

- merokrin (hanya mengeluarkan sekret) : ludah, pankreas, mucus

- holokrin (seluruh sel sbg sekret) : keringat, lamak

- apokrin : sekret bag. Ujung/puncak (kel mamae)

2. Kelenjar Susu

Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini
merupakan modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu,
yang terentang dari ketiak sampai lipat paha.

Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu tumbuh, dapat dibedakan


kelenjar susu aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan inguinal (lipat
paha).

3. Tanduk

Tanduk (Bahan Tulang / Zat Tanduk) terdiri dari:

- Tanduk Kosong (Lanjutan Dari Tl. Frontal, Tunggal) : Kambing, Domba,


Kerbau, Sapi
- Prong Horn : Tanduk Kosong, Bercabang, Tiap Tahun Berganti; Antilop

- Cula : Rambut Menyatu, Tetap (Badak)

- Rangga : Tanduk Tulang, Berganti (Rusa Jantan)

- Tanduk jerapah : tl frontal, permanen.

4. Cakar, Kuku, dan Telapok

- Cakar : Bag. Dorsal (Konveks): Unguis, Runcing; Bag Ventral (Konkaf) : Sub-
unguis

- Kuku : Lebar, Pipih; Sub-unguis Lebih Lunak, tersusun atas Protein yang
mengeras disebut keratin. Bagian-bagiannya yaitu matriks, dinding, dasar, alur, akar,
lempeng, lunula, eponikium, hiponikiu.

- Telapok : unguis perisai tanduk; kuneus (ventral sub-unguis menanduk)

3. Derivat epidermis
Struktur pada tubuh yang berkembang dari epidermis sewaktu janin

Derivat Epidermis tersebut adalah :

1.Rambut

Akar rambut, batang rambut

Akar: diselubungi folikel rambut: bulbus, papila, matriks (pertumbuhan)

2.Kuku

Berbentuk zat tanduk

Terdapat pada ujung jari

3.Kelenjar pada kulit


•Kelenjar keringat

•Kelenjar ceruminose

Sumber :http://www.biologimu.com

4. Derivat Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.

- Stratum papilaris

Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2 Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam
pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar
papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di
atasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner.
Tepat di bawah epidermis serat-serat kolagen tersusun rapat.

- stratum retikularis

Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil
serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan
lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan
sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tempat
tertentu, seperti folikel rambut, skrotum preputium, dan puting payudara. Pada kulit
wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini
berperan untuk ekspresi wajah. Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia
superfisialis di bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel
lemak.
Sel-sel dermis

Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat
seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.

DAFTAR PUSTAKA

Dian, 2010. Pembahasan Sistem Integumen. Rahayuwahab@yahoo.com. Diakses pada


tanggal 17 September 2010.

Fakta Ilmiah, 2010. Sistem Integumen

Isman, 2009. Sistem Integumen pada Reptil. www.http://wikipedia.com. Diakses pada


tanggal 17 September 2010.

Wikipedia, 2010. Sistem Integumen pada Vertebrata. www.http://wikipedia.com. Diakses


pada tanggal 17 September 2010.

Sonny J. R. Kalangi,Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013,


hlm. S12-20

Anda mungkin juga menyukai