Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

“JARINGAN EPIDERMIS”

DOSEN PEMBIMBING:
Khaerati, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

ARIF MUSTAMIN 1701412068

RISKAYANI 1701412069

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat atas karunia
Nya dan hidayah Nya kita masih diberi kesehatan lahir dan batin, selain dari pada
itu kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini memuat tentang “JARINGAN EPIDERMIS”.Makalah ini


disusun agar pembaca dapat memahami materi tentang jaringan epidemis dan bisa
mengambil tindakan positif yang berhubungan tentang jaringan epidermis.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada


pembaca.Walaupun makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan.Oleh
karenanya penyusun mohon untuk kritik dan saranya.Terima kasih.

Palopo, 26 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii-iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3.Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................

2.1 Definisi Epidermis .............................................................................................. 3

2.2 Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis ........................................ 5

a. Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun : ........................................ 5

b. Jaringan Epidermis pada Batang ....................................................................... 7

c. Jaringan epidermis pada akar ............................................................................ 8

2.3 Derivat Epidermis ............................................................................................... 9

a. Stomata .............................................................................................................. 9

b. Trikomata ........................................................................................................ 10

c. Litokis ............................................................................................................. 12

d. Sel Silika dan Sel Gabus ................................................................................. 12

e. Sel Kipas (buliform cell) ................................................................................. 12

f. Lenti Sel ........................................................................................................... 13

g. Velamen .......................................................................................................... 13

h. Parenkim Air (jaringan air) ............................................................................. 13

2.4 Struktur Anatomi dan Morfologi Derivat Epidermis ........................................ 13

a. Stomata ............................................................................................................ 13

iii
b. Trikom............................................................................................................. 15

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

KESIMPULAN ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun, dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti
jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan
pengangkut.Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga,
buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder.
Epidermis merupakan bagian dari jaringan pelindung pada tumbuhan. Fungsinya
antara lain ialah melindungi jaringan lain yang ada di bawahnya. Epidermis
berasal dari jaringan meristem, lebih tepatnya yaitu protoderma, dan
berdifferensiasi menjadi jaringan pelindung berupa epidermis. Jaringan epidermis
juga dapat berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel
penutup rambut akar, dan spina.
Epidermis biasanya terdapat di seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan
yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pengertian epidermis secara khusus
dan juga morfologi serta anatominya dan juga jenis dan berbagai macam
derivatnya patut ditelaah lebih jauh sebagai tujuan dari pembuatan makalah ini.
Fungsi dan perkembangan serta modifikasi epidermis, juga akan dibahas dalam
makalah ini.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Apakah Jaringan epidermis itu?


2. Bagaimana morfologi dan anatomi jaringan epidermis?
3. Apa yang dimaksud dengan derivat epidermis dan jenisnya?
4. Bagaimana morfologi dan anatomi derivat epidermis?

1
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui definisi epidermis dan fungsinya.


2. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi jaringan epidermis
3. Untuk mengetahui derivat epidermis dan jenisnya
4. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi derivat epidermis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Epidermis

Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak


paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,
batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang
berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung
jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis
daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis
daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.

Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan


(membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan
temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain).
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel
protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan
permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis
berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri
dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.

Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan
lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata
epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit).
Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan
melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi
utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis
sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama
organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami
modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina.
Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen

3
perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme
patogenik.

Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan
tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan daun pisang; ada
yang berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi epidermis yang berfungsi untuk pertukarangas. Jaringan epidermis
batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk
rambut (trikoma) sebagai alat perlindungan.

Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi
menyerap air dan garam mineral.

Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:

1. Tersusun dari sel-sel hidup.


2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara
mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian
dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis,
misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel
kersik (sel silika). Selain itu, fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan
sebagai berikut, yaitu sebagai pelindung

_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan _ Sebagai


pelindung terhadap kerusakan mekanik

_ Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature

_ Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan

4
2.2 Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis sebagai jaringan yang berfungsi sebagai pelindung,


mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan epidermis
terhitung kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain. Sel epidermis
memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil metabolisme, seperti plastid
dan grana yang sedikit (tidak membentuk klorofil), pati, dan protein, serta
antosianin. Pada dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar
fibril yang lebar, mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di
permukaan luar epidermis. Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat
lilin, merupakan lapisan datar atau berbentuk batang. Sel epidermis secara umum
memang mempunyai bentuk, ukuran, serta susunan yang beragam, tetapi selalu
tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang interseluler. Dalam
epidermis petal (daun mahkota), kadang-kadang terbentuk ruang udara, namun
selalu dilapisi oleh kutiku.

Sel epidermis umumnya tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil


dinding antiklinal sel epidermisnya kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam batang,
dan teristimewa pada daun tumbuhan monokotil, sel epidermis bentuknya
memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu (Leguminosae dan Punica), sel
epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping dan berbentuk tongkat. Dalam
tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk heksagon bila dilihat dari permukaan.
Namun sebenarnya berbentuk polihedron.

a. Struktur Morfologi Jaringan Epidermis pada Daun :

5
Gambar 2.1. Jaringan epidermis pada daun dikotil dan bagian bawah daun dengan
stomata.

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi
dari sel - sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut
daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan
cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata
terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka
terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi
keluar.

Gambar 2.2. Letak epidermis pada mesofil daun.

Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain
ada yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil
pembelahan periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm.
Dinding selnya mengalami penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap
keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi umumnya dari kutin.
Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal tipisnya
tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal. Pada beberapa jenis
tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil

6
kutikula epidermis dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari
tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel
penutup, tetapi pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung
kloroplas.

b. Jaringan Epidermis pada Batang

1. Batang Dikotil

Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin,
yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai
trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada
batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan
oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada
tumbuhan berguna untuk memperbesar daya perlindungan
batang dan mengurangi penguapan air. Gambar jaringan epidermis pada
tanaman dikotil :

Gambar 2.3. Jaringan epidermis pada tanaman dikotil.

2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan

7
pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara
xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar,
dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon
Nenas seberang (Agave sp). Epidermis pada batang umumnya juga terdapat
stomata dan trikomata.

Gambar 2.4. Jaringan epidermis pada tanaman monokotil.

c. Jaringan epidermis pada akar

Epidermis dan bulu akar. Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa
ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada
penampang melintang berbentuk membulat. Dinding sel disusun oleh selulosa
dan pectin yang menyerap air. Bila epidermis terkelupas waktu akar menua,
dinding selnya akan mengalami penebalan dengan kutin dan suberin.
Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar. Permukaan sel epidermis sebelah
luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar. Sel-sel yang
membentuk bulu akar terletak di belakang daerah pembentangan, meliputi
sepanjang daerah satu sampai beberapa centimeter.

8
Bulu akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral-mineral
dari dalam tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati
sel epidermis. Oleh karena itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak
serapat pada sel-sel epidermis daun. Selain itu, rambut akar juga dapat
membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh

2.3 Derivat Epidermis

Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada
epidermis yang berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang
berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis antara
lain:

a. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang
berl;ainan dengan epidermis.

Fungsi stomata:

-Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis


-Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\
-Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup.

Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari
sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis
lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di
bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti
yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding
sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.

9
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga,
stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm
yang berdekatan dengan sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya
berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya
sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di


samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:

a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda
ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada
Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama
besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah.
Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
d. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus
terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,
Acanthaceae.

b. Trikomata
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari
sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri,
tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah
epidermis(emergens).

10
Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)


Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak
memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium,
Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.

Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih


nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.

Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin


bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.

Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri


atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.

2. Trikoma glandular (menghasilkan sekret)


Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom
glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom
sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom
sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll.

Fungsi trikoma pada masing-masing organ:

- Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan


hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
- Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantunpenyerbukan.
- Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji,
menyerap air sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
- Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat
(kaktus, rotan).

11
c. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang
tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang
membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit.

d. Sel Silika dan Sel Gabus


Pada Gramineae, di antara sel-sel epidermis yang memanjang, di sebelah
atas tulang daun, terdapat sel pendek yang terdiri dari dua tipe sel, yaitu
sel silika dan sel gabus.

Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam
pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya
mengandung badan-badan silika yang berupa massa silika yang isotropik
dan di tengah-temgahnya biasanya berupa granula-granula renik. Pada
pandangan permukaan, benda-benda silika itu mungkin berbentuk bulatan,
elips, halter, atau bernentuk pelana. Sel gabus dindingnya mengandung
suberin dan sering mengandung bahan organik yang padat. Distribusinya
menyebabkan pengerasan pada kulit batang. Bentuknya segitiga,
segiempat, tidak teratur, angka 8, membulat, dll.

e. Sel Kipas (buliform cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis,
berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang
besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding
paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa
selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika
udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut
sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan
bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi
penguapan lebih lanjut.

12
f. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang
disebut lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan
batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka
stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang
stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung
zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak
membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin
lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari
luar tampak sebagai bintik-bintik.

g. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah
dalam epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek.
Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara.
Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda
atau multiple epidermis.

h. Parenkim Air (jaringan air)

Parenkim air merupakan beberapa lapis sel di sebelah dalam epidermis


daun tumbuhan xerofita. Tersusun oleh sel yang besar –besar berdinding
tipis dengan vakuola sentral yang besar. Parenkim air berfungsi untuk
menyimpan air pada tumbuhan xerofita. Epidermis beserta parenkim air
disebut epidermis ganda.

2.4 Struktur Anatomi dan Morfologi Derivat Epidermis

a. Stomata
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali.
Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang

13
khas disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan
lubang di antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat
dibedakan antara sel tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara
morfologi berbeda dari sel epidermis yang khas dan merupakan dua atau
lebih sel yang membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada hubungan
fungsional. Stoma bersama-sama sel tetangga jika ada disebut
perlengkapan stomata atau kelompok stomata.

Gambar di bawah ini merupakan contoh stomata pada Rapanea vinosa dan
Clusia ciruva di jaringan epidermis bawah.

Gambar 2.5. Stomata pada Rapanea venosa dan Clusia criuva.

Jaringan epidermis pada kedua tumbuhan tersebut, memiliki


tambahan berupa stomata yang di dekatnya terdapat sel penjaga. Sel
tetangga biasanya berkembang dari sel protoderm yang berbatasan dengan
sel induk stomatas, tetapi dapat juga berkembang dari sel seasal induk
stomata (de Bary, 1877) seperti yang dikutip dari Anatomi Tumbuhan
karya A. Fahn. Seperti yang telah disebutkan di atas, berdasarkan
hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat
dibagi menjadi tiga tipe: stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel
penjaga asalnya sama; stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang

14
dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata; dan stomata
mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda,
yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama,
sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan


dengan udara, terutama di daun, batang biasa, dan rizom. Tidak pada akar
dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang bersifat parasit tanpa
klorofil, sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada
Orobanche, meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada
batangnya. Stomata terdapat pada beberapa tumbuhan air yang melayang
tetapi tidak umum. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota,
tangkai sari (contohnya pada Colchicum), daun buah, dan biji, tetapi
biasanya stomata tersebut tidak berfungsi.

Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah mesofil ada ruang antar
sel yang disebut ruang substomata. Komposisi kimia dinding sel penjaga
sama dengan yang ada pada sel epidermis biasa tumbuhan yang sama.
Biasanya sel epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya berlanjut
pada dinding tersebut yang menghadap depan apertur dan juga sampai
kepada sel yang berbatasan dengan ruang substomata.

b. Trikom
Semua tambahan uniseluler maupun multiseluler pada epidermis disebut
trikom. Struktur yang lebih masif, seperti kutil, beberapa struktur sekresi,
daun duri (contohnya duri pada Rosa) yang terdiri atas jaringan epidermis
maupun subepidermis, disebut emergensi. Beberapa tipe trikom :

1) Trikom tanpa kelenjar


a. Rambut yang uniseluler sederhana atau multiseluler uniseriat yang
tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Triticum,
Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.

15
b. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih
secara nyata sekali, contohnya pada Olea.
c. Rambut multiseluler yang dapat berbentuk bintang (stelata)
contohnya pada Styrax, dll.
d. Rambut kasar, trikoma kasar multiseriat, yang di pangkalnya
terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang
berdampingan. Dapat dilihat pada pangkal tangkai daun Portulaca
oleraceae.

2) Trikom berkelenjar
Trikom berkelenjar terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya
larutan garam, larutan gula (nektar), terpentin, dan gom (polisakarida).
Trikom yang mengeluarkan sekresi itu sering disebut kelenjar.

Trikom sekresi garam, (1) rambut seperti gelembung yang terdiri atas
sel sekresi yang besar di ujung tangkai yang menyempit, terdiri atas
satu atau kadang-kadang beberapa sel. (2) kelenjar multiseluler terdiri
atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal

Trikom sekresi nektar, contohnya pada kelopak Abutilon, pada korola


Lonicera japonica dan Tropaeoium majus. Sitoplas pada tingkat
sekresi sangat rapat. Selain itu, terdapat juga kelenjar sekresi getah,
kelenjar sekresi tumbuhan karnivor seperti pada Dionaea.

Trikom sekresi terpentin, (1) rambut berkelenjar, contohnya pada


kelenjar Labiatae yang menghasilkan minyak esensial. Struktur
tersebut terdiri atas sel basal, tangkai uniseriate bersel satu atau
beberapa se panjangnya dan kepala berisikan satu atau beberapa sek
ekskresi. (2) Rambut kusut berkelenjar, rambut ini terdiri atas tangkai
dan kepala multiseriat, contohnya pada Cleome.

16
Koleter. Merupakan trikom yang menghasilkan bahan lengket. Trikom
berkelenjar biasanya terdiri atas kepala multiselular dan tangkai yang
kadang-kadang juga tidak ada. Semua sel epidermis bagian luar dan
kerap kali juga sel di sekitarnya mempunyai kemampuan bersekresi.
Bahan yang disekresi itu seringkali merupakan campuran antara
terpentin dan getah, sampai ke permukaan kelenjar oelh pecahnya
kutikula yang cepat. Koleter umumnya terlihat pada sisik kuncup.

Rambut sengat. Rambut sengat Urtica adalah trikom berkelenjar yang


sangat khusus. Rambut ini terdiri atas sel tunggal panjang, yang
pangkalnya melebar seperti kandung kemih dan bagian atasnya
menyerupai jarum. Pangkal yang lebar itu dikelilingi sel epidermis
yang timbul di atas sel-sel epidermis yang lain.

Rambut akar. Merupakan sel epidermis berbentuk tabung memanjang.


Hanyapada beberapa tumbuhan rambut tersebut bercabang. Rambut
akar mempunyai vakuola lebar dan biasanya berdinding tipis.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak
paling luar.Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,
batang, hingga daun.Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang
berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung
jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.Jaringan epidermis daun
terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun.Jaringan epidermis daun
tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.

Berdasarkan ontogeni dan fungsi, epidermis dapat dianggap sebagai


jaringan terpisah.Epidermis berkembang dari protoderm oleh pembelahan sel
antiklinal yang terus menerus.Sebagai jaringan yang kompak yang tidak memiliki
ruang antar sel dan ditutup dengan kutikula, epidermis memberi perlindungan bagi
semua organ tumbuhan yang secara keseluruhan atau hampir seluruhya terdiri atas
jaringan primer. Jaringan epidermis dapat memiliki tambahan uniseluler maupun
multiseluler yang memiliki fungsi sendiri, contohnya yaitu stomata dan trikom
yang juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis seperti trikom berkelenjar dan tanpa
kelenjar. Stomata memiliki struktur sel yang merupakan gabungan dari sel
penjaga dan lubang yang ada di dekatnya, secara umum berfungsi untuk respirasi
dan transpirasi pada tumbuhan. Trikom dengan beragam jenis dan modifikasinya
juga memiliki fungsi tersendiri yang spesifik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arwin dan Tri Jalmo. 2002. Biologi Umum. Lampung :Universitas
Lampung

Fahn. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Hasnunidah, Neni. 2009. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Lampung :


Universitas Lampung

Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira

http://crayonpedia.org/mw/1.struktur-dan-fungsi-jaringan-pada-tumbuhan-
11.1#a.jaringan-epidermis

http://e-dukasi .net/mapok/mpfull

http://id.wikipedia.org/wiki/jaringan-epidermis-tumbuhan

http://qthabz.blogspot.com/2008/09/blog-post12.html

http://toiusd.multiply.com/journal/item/243/ocimum-sanctum-kemangi-hutan

19

Anda mungkin juga menyukai