Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Taksonomi Organisme Tingkat Rendah

“Pengamatan Lumut (Bryophyta)”

Dosen Pengampu :
Dr. Tri Harsono M.Si

Oleh :

NAMA : Nia Kahiriani

NIM : 4193520010

KELAS : BIOLOGI B 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019

Judul :pengamatan hasil mikroskop tumbuhan lumut(Bryophyta)

Tujuan:-untuk mengetahui macam-macam lumut(bryophyta)

-untuk melihat kapsul pada lumut(bryophyta)

-untuk mengetahui klasifikasi dari lumut(bryophyta)

-untuk mengetahui fase gametofit dan sporofit pada lumut

Alat&Bahan:

Alat

N Nama alat Jumlah


o
1 Silet 1
2 Mikroskop 1
3 Objeck glass 1
4 Cover glass 1

Bahan

N Nama bahan Jumlah


o
1 Preparat tumbuhan lumut 1
Macam mcam tumbuhan lumut (Bryophyta)
No Jenis lumut Gambar
1 Lumut hati

Haplomitrium blumei Riccardia chamaedryfolia


2 Lumut daun

Dichodontium Campylopus
3 Lumut tanduk

Phaeoceros laevis Anthoceros punctatus


Gambar pengamatan

Gambar daun lumut Gambar batang lumut Gambar rhizoid Gambar kapsul
1. Lumut Daun (Hepaticeae)

Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci yaitu
anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi
tumbuhan lumut atau Bryophyta. Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup
ditempat basah, berkelompok. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai
sehingga paling banyak dikenal

Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang
mempunyai bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut
terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih ada 12.000
jenis lumut daun yang ada di alam ini.

Lumut daun terbagi atas beberapa ordo yaitu :

 Ordo Sphagnales. Contoh sepesies: Sphagnum spuarrosum, Sphagnum fumbriatum ( lumut


gambut ), Sphagnum acutifolium, Mnium.
 Ordo Bryales. Contoh spesies: Pogonatum cirrhatum, Polytrichum communae.
 Ordo Andreales.Contoh spesies: Andreaea rupestris, Andreaea petrophila.

2. Lumut Hati (hepaticopsida)

Lumut hati (Hepaticopsida) adalah salah satu jenis lumut yang mempunyai anggota lebih dari
6000 spesies. Lumut ini biasa ditemukan di tempat lembab seperti bebatuan, dinding tua bahkan
di tanah, bisa juga tumbuh epifit bahkan bisa hidup di tempat kering dengan struktur tubuh yang
memiliki tempat penyimpanan air (xeromorf ).

Lumut hati ini tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut
hati jantan dan betina. Alat Reproduksi nya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit.

Contoh lumut hati (hepaticopsida) yaitu: Pellia calycina, riccardia indica, reboulia
hemisphaerica, Marchantia

3. Lumut Tanduk (Anthocerotae)

Lumut tanduk hanya mempunyai satu famili saja yaitu famili Anthocerotaceae. Lumut ini
memiliki sporangium yang tidak bertangkai, bentuknya menyerupai tanduk yang panjangnya
sekitar 10-15 cm. Lumut tanduk dengan lumut hati hampir sama, yang membedakan sporofitnya
berbentuk kapsul panjang dengan gametofit menyerupai karpet lebar.

Contoh spesies Lumut Tanduk (Anthocerotae) : Anthoceros fusiformis, Anthoceros laevis


Klasifikasi Lumut

A.Lumut Daun (Hepaticeae)

Dichodontium

Kingdom: Plantae

Divisi: Bryophyta

Kelas: Bryopsida

Ordo: Dicranales

Famili: Dicranaceae
Genus: Dichodontium

Spesies: Dichodontium pellucidum 

Campylopus

Kingdom:Plantae

Divisi: Bryophyta

Kelas: Bryopsida

Ordo: Dicranales

Famili: Dicranaceae

Genus: Campylopus

Spesies:Campylopus umbellatus

B. Lumut Hati (hepaticopsida)

Haplomitrium blumei

Kingdom: Plantae

Divisi: Marchantiophyta

kelas: Haplomitriopsida

Ordo: Haplomitriales

Famili: Haplomitriaceae

Genus: Haplomitrium
Species: Haplomitrium blumei

Riccardia chamaedryfolia

Kingdom: Plantae

Divisi: Marchantiophyta

Kelas: Hepaticopsida

Ordo: Metzgeriales

Famili: Aneuraceae

Genus: Riccardia

Spesies: Riccardia chamedryfolia
C. Lumut Tanduk (Anthocerotae)

Phaeoceros laevis

Kingdom: Plantae

Divisi: Anthocerotophyta

Kelas: Anthocerotopsida

Ordo: Anthocerotales

Famili: Anthocerotaceae

Genus: Phaeoceros

Spesies: Phaeoceros laevis

Anthoceros punctatus

Kingdom:Plantae

Divisi: Anthocerotophyta

Kelas: Anthocerotopsida

Ordo: Anthocerotales

Famili: Anthocerotaceae

Genus: Anthoceros

Spesies:Anthoceros sp.
4. Fase Gametofit dan Sporofit

Metagenesis lumut berlangsung di antara fase haploid (gametofit) dan fase diploid
(sporofit). -Pada fase gametofit tumbuhan lumut sangat dominan serta memiliki masa hidup yang
lebih panjang bila dibandingkan dengan fase sporofit lumut.

-Bentuk gametofit tanaman lumut berupa protonema, sedang bentuk sporofina berupa
sporogonium.

-Metagenesis lumut diawali dengan berkecambahnya spora ketika jatuh di daerah yang cocok
dengan habitat hidupnya, kemudian tumbuh menjadi protalium (protonema).

-Protonema ada yang berhasil tumbuh besar dan terdapat juga yang tidak berhasil tumbuh, hal ini
terjadi karena beberapa faktor.

-Pada protonema (lumut muda) ada kuncup yang tumbuh berkembang menjadi tumbuhan lumut
dewasa (tumbuhan gametofi).
-Pada tumbuhan lumut (gametofit) akan terbentuk alat kelamin betina (arkegonium) dan alat
kelamin jantan (anteridium).
-Alat kelamin betina(arkegonium) menghasilkan ovum dan alat kelamin jantan(anteridium)
menghasilkan spermatozoid.
-Proses pembuahan ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot lalu akan berkembang
menjadi embrio. Embrio ini lalu akan tumbuh menjadi sporogonium atau sporofit.
-Selanjutnya sporofit akan membentuk sporogonium yang terdapat spora . Spora inilah yang
akan terkumpul dalam kotak spora (sporangium).
-Kemudian spora jika jatuh di tempat yang lembap dan sesuai dengan habitatnya spora akan
tumbuh menjadi protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu
seterusnya.

Fase Sporofit (Fase Singkat)


-Pada fase sporofit ini merupakan sebuah fase agar dapat menghasilkan spora.Sebab dalam siklus
hidup tumbuhan lumut, pada fase ini sporofit berlangsung sangat singkat.
-Kemudian cara mengahsikan Spora yang didapat dari zigot dari hasil sebuah proses fertilisasi.
Yang kemudian pada Zigot (2n) ini akan berkembang menjadi embrio (2n).
-Maka dengan Embrio inilah yang yang mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
sporofit.
-Hingga selanjutnya pada embrio tersebut mengalami pembelahan secara meiosis yang
membentuk banyak spora yang bersifat haploid (n).
-Kemudian keberadaan pada Spora – spora haploid ini tersimpan di dalam kotak spora atau
(sporagium) dimana tangkai spora digunakan sebagai penopangnya yang terdapat di apikal
batang tumbuhan lumut.
-Sehingga pada saat spora – spora ini matang, maka penutup kotak pada spora tersebut akan
terbuka disebakan adanya gerak hidroskopis), sehingga menyebakan kotak spora terbukadan
akhirnya spora akan keluar dengan bebas terbawa oleh angin.
-Dalam Fase sporofit merupakan suatu fase aseksual yakni (tanpa adanya perkawinan).
-Dimana Spora yang dihasilkan dari fase ini akan berkembang menjadi protonema dengan
melalui sebuah pembelahan mitosis yang akan membentuk tumbuhan lumut.
Fase Gametofit (Fase Dominan)
-Pada Fase gametofit ialah merupakan suatu tahapan tumbuhan dalam menghasilkan sel gamet
jantan atau (sperma) dan juga sel gamet betina yakni (ovum).
-Dimana fase ini sangat dibutuhkan dan merupakan suatu fase yang sangat dominan (panjang)
dari seluruh siklus hidup tumbuhan lumut.
-Maka dengan demikian apabila spora tersebut jatuh pada tempat yang tepat atau sesuai dengan
habitat tumbuhan lumut atau (lembab) maka pada spora tersebut akan membelah dengan secara
mitosis hingga membentuk protonema yakni (kecambah tumbuhan lumut) yang mempunyai sifat
haploid (n).
-Kemudian pada Protonema ini akan terus berkembang dan tumbuh hingga menjadi tumbuhan
lumut (mempunyai batang, lalu daun, dan juga rizoid atau pada tumbuhan lumut daun
membentuk lembaran daun yang lebar di permukaan tanah dengan batang yang sangat pendek).
-Maka pada tumbuhan lumut inilah yang dikenal dengan sebutan tumbuhan gametofit, sebab
pada tumbuhan lumut ini akan menghasilkan sel gamet.
-Adanya Beberapa tumbuhan lumut yang mempunyai sel kelamin yang sama di dalam satu
pohon, dan ada juga yang menghasilkan sel kelamin yang berbeda pad tiap pohonnya (misalnya:
lumut hati).
-Maka untuk dapat menghasilkan Sel sperma yakni dengan anteridium yang dapat dianalogikan
sebagai benang sari pada tumbuhan berbunga. Sementara untuk sel ovum dapat diperoleh dari
arkegonium.
-Kemudian untuk sperma pada tumbuhan lumut ini bersifat motif yakni (aktif bergerak), maka
dengan adanya dukungan atas daerah yang lembab atau (berair) dengan demikian akan dapat
memberi kemudahan terhadap sperma untuk mendekati ovum.
-Kemudian pada sperma bisa digunakan untuk menangkap senyawa kimia yang dihasilkan oleh
sel ovum sehingga sperma akan bergerak mendekati senyawa tersebut.
-Kemudian proses Fertilisasi pun dapat terjadi apabila sel sperma telah berhasil menemukan sel
ovum.
-Dimana nantinya pada proses fertilisasi sel sperma dan sel ovum ini akan dapat menghasilkan
zigot yang bersifat diplog (2n) dan sudah siap akan mengulangi siklus generasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai