Anda di halaman 1dari 21

Makalah Zoologi Vertebrata

KELAS CHONDRICHTHYES

Dosen pengampu :

Rizky Ahadi, M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

Julaiha (210207002)

Ita Kausari (210207041)

Cut Linda Wati (210207067)

Cut Qaulan Karima (210207052)

Nazuhra Azhani (210207061)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023
KELAS CHONDRICHTHYES
I. CIRI-CIRI CHONDRICHTHYES

Chondrichthyes mempunyai ciri utama yaitu struktur tubuhnya


tersusun dari tulang rawan. Dan juga mempunyai ciri-ciri lain seperti gigi
tidak bersatu dengan rahang, tidak mempunyai gelembung renang, jantung
beruang dua, dan memliki usus dengan katup-katup spiral.

Chondrichthyes merupakan anggota vertebrata terbesar kedua,


beberapa di antaranya dapat mencapai panjang 15 m (Rhincodon sp). Dan juga
merupakan ikan terbesar. Hampir semua chondrichthyes hidup di laut,
sebagian merupakan predator bagi ikan lainnya dan juga memakan Crustacea
serta Mollusca. Sebagian Chondrichthyes ada yang bersifat filter feeder
menyaring partikel seperti plankton dari aliran air yang masuk ke mulut dan
keluar melewati insang (misalnya Rhycodont typus).

Rhincodon typus dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai whale shark


(Rhincodontidae; Orectolobiformes), dan Cetorhinus maximus yang dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama basking shark
(Cetorhinidae;Lamniformes) merupakan dua ikan terbesar yang
terdokumentasikan; maximus tercatat dengan panjang 9,7 m sedangkan R.
typus 13,7 m, keduanya pemakan plankton; maximus merupakan passive
filter feeder dietnya kurang bervariasi dibandingkan R. typus yang dapat
"menghisap" makanannya yang lebih bervariasi termasuk nekton (Pauly,
1997).

Perbandingan ukuran relatif keduanya dengan Homo sapiens.


Sebagaimana golongan ikan lainnya, Chondrichthyes merupakan hewan
poikilotermal, artinya tidak memiliki kemampuan untuk mengatur suhu
internal tubuhnya. Beberapa di antaranya memiliki organ listrik sehingga
dapat mendeteksi keberadaan prey. Hiu memiliki elektroreseptor di kepalanya
sehingga dapat mendeteksi arus listrik yang disebabkan oleh gerakan
mangsanya. Organ ini juga berfungsi sebagai alat navigasi. Ada pula yang
memiliki sengat beracun untuk mempertahankan diri sekaligus juga sebagai
organ untuk "menangkap" mangsanya. Chondrichthyes berkelamin tunggal
dan fertilisasinya secara internal. Dari segi reproduksi, ada yang bersifat
oviparous, sebagian besar hiu bersifat ovovivipar, dan beberapa bersifat
vivipar. Lama periode gestasi dua tahun (terlama di antara Vertebrata). Ciri-
ciri Chondrichthyes ada yang dapat dengan mudah dikenal dari morfologi
luarnya, ada pula yang harus dilakukan pembedahan.1

II. Klasifikasi Kelas Chondrichthyes

Terbagi ke dalam dua sub kelas yaitu:

1. Elasmobranchii (hiu, pari, dan skate)

Elasmobranchii, berasal dari kata elasmos yang artinya lempeng dan kata
branchia artinya insang. Berbagai ikan hiu, ikan pari listrik (rays), ikan pari
(skates) termasuk dalam subkelas elasmobranchii.

Ciri utama subkelas elasmobranchii adalah mempunyai tipe sisik plakoid


atau sebagian spesies tidak mempunyai sisik, terdapat 5-7 lengkung insang
dan insang terdapat pada sekat terpisah di sepanjang pharynx. Di antara
contoh ikan subkelas ini adalah Squalus dan Raja. tampak bagian anatomi
penting ikan pari listrik. Pada bagian dalam tubuh ikan pari listrik terdapat
organ listrik berbentuk menyerupai cakram, tersusun atas sel-sel multinukleat
disebut elektrosit. Pada saat semua sel mengeluarkan reaksi berulangkali atas
instruksi saraf sadar dari otak maka aliran listrik dengan jumlah ampere yang
cukup tinggi akan ke luar ke air di sekelilingnya untuk menyengat mangsa
atau musuh yang ditakuti.

Tenaga listrik yang dikeluarkan mencapai beberapa kilowatt.Mempunyai


tulang rawan secara keseluruhan tanpa adanya tulang sejati. Ikan bertulang
rawan di Indonesia terdiri dari ikan pari dan hiu. Ada sekitar 78 jenis hiu, 56

1
Hurip Pratomo dan Bayu Rosadi, Modul Identifiasi Pisces, (Jakarta : DeePublish, 2021),
h.1
pari dan 3 jenis hiu hantu (chimera) yang ada di Indonesia. Salah satu jenis hiu
yang besar populasinya di Indonesia yaitu Carcharhinus, ada sekitar 17 spesies.
Begitu juga jenis hiu yang didaratkan di Pelabuhan Tanjung Tiram yaitu
Carcharhinus. Yang meniadi ciri khas dari famili Carchahinidae adalah
spirakel tidak ada (kecuali pada Galeocerdo dan kadang-kadang Loxodon,
Negaprion dan Triaenodon), usus memiliki katup seperti gulungan.

Gambar ikan pari

2. Holochepali (kimera/ hiu hantu)

Holocephali, berasal dari kata holo yang artinya seluruh, dan cephala
yang berarti kepala. Salah satu contoh subkelas ini adalah Chimaera atau ikan
tikus namun ada pula yang menyebutnya dengan ikan hantu atau ghostfish.
Jenis ini berasal dari pantai barat Amerika Utara dengan penampilan dua pola
warna yang cukup menarik.

Ciri utama subkelas holocephali yaitu mempunyai celah insang yang


ditutupi oleh operkulum, rahang memiliki lempeng-lempeng gigi, lubang
hidung tunggal, tubuh tanpa sisik, mempunyai organ tambahan clasper pada
jantan atau myxopterygium, gurat sisi merupakan lengkung terbuka. contoh:
ikan Chimaera, dan Hydrolagus.2

Gambar chimaera atau ikan tikus

III. Karakteristik Morfologi Kelas Chondrichthyes

Chondrichthyes merupakan anggota sub filum vertebrata yang sering di


sebutkan bertulang rawan karena memiliki tulang endoskeleton yang
relatiflentur yang terbuat dari tulang rawan dan bukan tulang yang keras.
Beberapa hewan Chondrichthyes dapat mencapai panjang 15 cm contohnya
yaitu jenis ikan hiu (Rhincodon sp) dan menjadi spesies ikan paling besar.
Hampir semua Chondrichthyes hidup di laut, Sebagiandi antaranyamenjadi
predator bagiikan lain dan juga memakan Crustacea dan juga Mollusca.
Sebagian Chondrichthyes bersifat filter feeder yaitu menyaring partikel kecil
seperti plankton dari aliran air yang masuk dari mulut dan keluar melalui
insang.

Chondrichthyes memiliki karakteristik berkerangka bertulang rawan


dan juga bertulang keras yang memiliki perkembangan. Selama
perkembangan sebagian besar vertebrata mula-mula kerangka tersusun atas

2
Bambang Irawan, Klasifikasi dan Deskripsi Kelas Chondrichthyes, ( Surabaya : Airlangga
University Press, 2022), h.5
tulang rawan dan kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan
mulai di gantinya matriks tulang rawan yang lunak dengan matriks kalsium
fosfat yang keras.

Sebagian besar ikan hiu memiliki tubuh yang langsing, dapat berenang
dengan lincah dan cepat, karena memiliki otot renang yang sangat kuat
khususnya pada sirip kaudal yang mendorong tubuhnya kedepan. Fungsi
utama sirip dorsal adalah untuk menstabilkan tubuh sedangkan sirip pektoral
di depan dan pelvis di belakang yang berpasangan dapat memberikan daya
angkat dalam air. Chondrichthyes memiliki indra yang tajam merupakan
adaptasi yang seirama dengan gaya hidup hiu yang aktif sebagai karnivora.
Hiu memiliki penglihatan yang tajam tetapi tidak dapat membedakan warna.

lubang-lubang hidung hiu seperti lubang hidung sebagian besar ikan


berpangkal buntu, lubang hidung berfungsi untuk penciuman dan bukan untuk
bernafas selain mata dan lubang hidung kepala hiu juga memiliki sepasang
daerah pada kulit yang dapat mendeteksi medan listrik yang dibangkitkan oleh
kontraksi otot hewan disekitarnya pada masing-masing sisi ikan hiu terdapat
sistem gurat sisi (lateral line system) atau suatu barisan organ mikroskopis
yang sensitif terhadap perubahan.

Sistem gurat sisi merupakan suatu ciri primitif yang ditemukan


pada hampir sebagian besar spesies vertebrata akuatik. Sistem gerak sisi
memungkinkan hewan ini mendeteksi getaran-getaran kecil hiu dan ikan
lainnya tidak memiliki gendang telinga kepada vertebrata darat mengirimkan
gelombang suara yang menjalar melalui udara ke dalam telinga menuju organ
auditori (pendengaran). Suara mencapai H dan di air dan keseluruhan tubuh
hewan itu mengirimkan suara itu ke organ pendengaran di telinga bagian
dalam. Telur hijau dibuahi secara internal ciri jantan memiliki sepasang
penjepit pada sirip tropisnya yang memindahkan sperma ke dalam saluran
reproduksi betina.

Ikan pari merupakan kerabat dekat hiu namun mereka memiliki gaya
hidup yang sangat berbeda sebagian besar ikan pari adalah penghuni dasar laut
yang berbentuk pipih dan mengambil makanan dengan cara menggunakan
rahangnya untuk melumat makanan mollusca dan crustacea. sirip pectoral ikan
pari sangat besar dan digunakan untuk mendorong hewan untuk berenang
banyak ikan pari memiliki ekor menyerupai pecut dan pada beberapa spesies
mengandung duri berbisa yang berfungsi sebagai alat pertahanan.3

a. Karakteristik morfologi luar

Fiturmorfologi luar adalah fitur yang dapat diamati tanpa melakukan


pembedahan. Berikut ini adalah beberapa karakteristik luar dari
Chondrichthyes:

1. Posisi mulut di bagian ventral kepala

2. Lubang nasal terletak pada masing – masing sisi kepala, dan biasanya
tunggal ( terbagi dua tidak sempurna sepenuhnya menjadi lubang keluar
dan lubang masuk oleh suatu lembaran atau gelambir dan posisi kurang
lebih di sebelah ventral).

3. Sebagian besar memiliki sirip ekor heterocercal, ekor tipe ini dibagi
menjadi dua bagian, pada lobus bagian atas (dorsal) terdapat kepanjangan
columna verteblaris, sedangkan lobus bagian ventral merupakan tonjolan
sehingga terbentuklah ekor tipe heterocercal.

4. Terdapat 5-7 pasang celah insang.

5. Jari – jari sirip tidak bersegmen ( jari – jari lunak ) disebut ceratotrichia.

6. Pada kulit terdapat sisik placoid.

7. Giginya merupakan modifikasi dari sisik placoid yang tertanam dalam


jaringan dan tidak berdifusi dengan rahang. Gigi yang tua akan tanggal
dan di gantikan oleh gigi yang tumbuh di belakangnya.

3
Nail A, Campbell, Biologi jilid 2,( Jakarta: Erlangga, 2003 ), h.4
8. Sebagain besar taksa melakukan fertilisasi secara internal. Organ capulasi
merupakan derivat dari sirip pelvis ( disebut myxopterygia atau clasper ),
oragn ini di masukkan ke kloaka hewan betina dan oviduct.

9. Organna sensoria pada Chondrichthyes berkembang baik, memliki sel


sensoris pada organ Linea lateralis untuk mendeteksi perubahan tekanan
dan adanya getaran di sekitar tubuhnya.
b. Karakteristik struktur dalam tubuh

Kelompok karakter ini hanya dapat di amati bila kita melakukan


pembedahan (sectiona). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pada yang masih lestari, cranium tidak memiliki sutura.

2. Memiliki endoskeleton dari kartilago yang mengalami kalsifikasi


(akumulasi garam kalsium, bukan osifikasi) sehingga skeletonnya
menjadi lebih kuat.

3. Ujung rahang atas terbentuk dari palatoquadrate.

4. Jantung memiliki dua bilik, yaitu auriculum dan satu ventricle.

5. Notochord terdapat sepanjang hidupnya.

6. Chondrichthyes tidak memiliki gelembung udara maupun paru-


paru, karena itu harus aktif berenang agar tidak tenggelam.

7. Sudah memiliki otak dan chorda spinalis yang dilindungi oleh


vertebrae.

8. Sistem pencernaannya tersusun dari mulut, pharynx, lambung, usus,


dan kloaka yang terletak di sisi ventral. Pada hewan betina kloaka
memiliki dua fungsi yaitu alat ekskresi dan alat reproduksi.4

a) karakteristik Sub kelas Elasmobranchii

1. Rangka terdiri dari tulang rawan seluruhnya.

2. Tidak mempunyai tutup insang (operculum), tetapi mempunyai


celah insang (gill slits).

3. Insang 5-7 pasang dan tiap-tiap insang mempunyai sekat pelat


tulang (gill clefts).

4
Bambang Irawan, Taksomoni Hewan Klasifikasi dan Deskripsi Kelas Chondrichthyes,
( Jawa Timur : Airlangga University Press, 2012 ), h.15
4. Pada umunya mempunyai spiracle atau lubang penyembur yang
terletak di depan celah insang.

5. Bersisik placoid.

6. Mulut berada pada bagian bawah atau ventral.

7. Pada ikan jantan terdapat clasper atau mycopterygia pada bagian


sirip perut atau pelvic fins.

8. Siripnya tebal dan kaku dan terdiri dari jari-jari dari zat tanduk.

9. Sirip ekor termasuk tipe heterocercal atau asymetris. Pada


umumnya viviparous. Yang termasuk subkelas ini ada dua ordo
yaitu Squaliformes, Rajimorfes dan Lamniformes.

a. Ordo Squaliformes

Bentuk tubuh pada umumnya seperti torpedo atau "fusiform".


Celah insang terletak di sisi kepala dan jumlahnya 5-7 pasang. Spiracle
kecil terletak pada bagian belakang mata. Mulut berbentuk seperti bulan
sabit, terletak sedikit muka matra dan bagian bawah dari hidung
(kepala), pada kedua sisi sudut mata terdapat kedua lubang hidung. Mata
relative kecil dan kadang kadang dapat ditutupi oleh kelopak mata
bawah. Sirip punggung ada dua, dan sirip punggung pertama lebih besar
dari pada sirip punggung kedua. Sirip ekor tipe heterocercal, biasanya
daun sirip bagian atas lebih lebar (epicercal). Sirip dada biasanya lebih
besar dari sirip perut. Sirip-sirip yang berpasangan berbentuk segitiga.
Letak sirip perut selalu dekat anus.

Ikan Chodrichthyes atau ikan cucut tidak mempunyai gelembung


renang (vesicanatatoria atau swimbladder) dan sebagai pengganti
fungsinya dipergunakan oleh sirip ekor. Tergolong ikan perenang cepat
dan dapat berenang jauh dengan tipe badannya fusiform. Pada umumnya
ikan cucut memiliki penciuman lebih tajam dibanding penglihatan.
Sebagian besar ikan cucut berkembang biak atau bereproduksi secara
viviparous, misalnya Carcharias dan Aqualus sedang sebagian kecil
secara oviparous, misalnya genus Scyllium. Ikan yang termasuk kedalam
ordoSqualiformes lebih kurang 13 familia dan 250 species. Famili yang
paling umum adalah: Hexanchidae (cow sharks), Heterodontidae (horn
shark), Squantinidae (angel shark), Carcharinidae (sand shark),
Pristiophoridae (saw shark), Squalidae (dogfish shark), Sphyrnidae
(hammerhead sharks), Scyliorhinidae (cat shark), Rhyncodontidae
(whale shark), Orectolobidae (nurse shark).

1) Family Carchariidae:

Sirip punggung ada dua, hidung depan mulut yang panjang dan
tidak bergigi. Sirip punggung ke dua bertepatan dengan sirip dubur.

(Family Carchariidae)

2) Family Sphyrnidae

Ikan-ikan yang tergolong ke dalam kelompok ini dikenal dengan


nama cucut martil atau cucut palu karena kepalanya seperti palu. Sirip
punggung dua, tidak berduri. Sirip punggung pertama di muka sirip
perut. Hidung di depan mulut panjang, tidak bergigi. Ujung hidung
berbentuk huruf "T" atau melebar, dengan mata pada kedua ujungnya.
Sirip punggung kedua bertepatan sirip dubur.
(Family Sphyrnidae)

b. Ordo Rajiformes

Ikan yang termasuk ordo ini sering disebut dengan "ikan pari".
Ciri-cirinya, celah insang terletak pada bagian bawah kepala. Jumlah celah
insang terdiri dari 5 pasang. Celah insangnya tidak kelihatan, hal ini
disebabkan sirip dada yang besar dan melebar ke muka dan belakang. Pada
bagian muka sirip dada menutup celah insang dan sirip dada tersebut
melalui bawah mata. Sirip punggung kecil dan kadang-kadang tidak ada
sama sekali. Mempunyai spiracle relative besar dan spiracle ini berfungsi
penting untuk tempat keluar masuknya air yang diperlukan pada waktu
pernapasan. Ikan pari tidak mempunyai gelembungrenang sebagai
pengganti tugas ini dipergunakan sirip dada, sehingga mereka dapat pula
naik atau turun di dalam air. Bentuk umum ikan pari (Rajiformes) adalah
"Depressed", Cara berkembang biak sebagian besar viviparous mis,
Narcia dan Astrape, sedang yang bersifat oviparous Pristis dan Trygon.

Daerah distribusi ikan ini yaitu seluruh lautan, terutama pada daerah
dasar berpasir dan berlumpur, sekitar karang, muara-muara sungai dan
bahkan ada yang berenang hingga air tawar misalnya Trigon walga. Famili
dari ordo Rajiformes yang umum dikenal adalah: Pristidae (sawfishes),
Myliobatidae (eagle rays), Rhinobatidae (guitar fishes), Dasyatidae (sting
rays), Torpenidae (electric rays), Mobulidae (Mantas, devil rays).

1) Family Pristidae:

(sawfishes) Anggota family ini mempunyai bentuk badan seperti


cucut, tetapi lebih gepeng ke bawah (depressed). Dasar sirip dada tidak
terlalu menonjol ke samping badan. Sirip ekor sempurna, termasuk tipe
heterocercal. Mempunyai sirip punggung ganda dan besar. Sirip punggung
pertama bertepatan di atas sirip perut. Kepala dan rahang atas memanjang
ke depan seperti pedang dan pinggirannya bergerigi. Pada umumnya
viviparous.

(Family Pristidae)

2) Family Terpenidae :

Bentuk badan depressed dan membundar. Ekor pendek dan tebal.


Mempunyai dua sirip punggung pada ekor. sirip ekor mempunyai dua
gerigi pada ujungnya. Kulit licin atau berduri. Memiliki organ listrik pada
antara sisirp dada dan kepala.
Family Terpenidae

3) Family Dasyatidae:

Bentuk badan ikan ini "Depressed" dan berbentuk belah ketupat.


Ekor seperti cambuk dan terdapat sirip ekoryang kecil di ujungnya. Sirip
punggung termodifikasi menjadi duri. Kulit berduri atau atau bersisik
placoid. Bibir depan segi empat. Hidup pada perairan pantai yang dangkal
atau muara-muara sungai.

(Family Dasyatidae)

b) karakteristik Sub kelas holocephali

1. Mempunyai 4 insang, gill clefts satu pasang.

2. Tidak mempunyai spiracle.

3. Tidak bersisik.

4. Tidak mempunyai cloaca.


5. Pada hewan jantan mempunyai alat clasper pada sirip perut dan pada
genus Chimaera mempunyai sejenis clasper (tentaculum) pada kepala.

6. Celah insang tertutup operculum, tidak mempunyaicloaca dan


spiracle.

7. Sirip punggung pertama jauh di depandan ditunjang oleh duri kuat


(spine).

8. Ekor bulat danmeruncing Tiap-tiap rahang mempunyai gigi-gigi pelat


yang besar.

Pada ikan yang dewasa tidak bersisik. Hidup pada laut dingin sampai
kedalaman 6000 kaki atau 2000 meter. Mempunyai tiga genera dan 25 species,
makanannya berupa ikan, invertebrate dan rumput laut. Famili yang umum
dikenal adalah Chimaeridae dan Rhinochimaeridae. Spesies misalanya,
Chimaera phantasma Jordan and Snyder, 1900, Hydrolagus deani (Smith and
Radicliffe, 1912).5

( family chimaeridae)

IV. Sistem Pencernaan, Pernapasan, dan Peredaran Darah Kelas Chondrichtyes

A. Sistem Pencernaan

5
Andi Iqbal Burhanuddin, IKHTIOLOGI, ( Yogyakarta : DEEPUBLISH, 2012 ), h.5
Ikan pari termasuk pemakan di dasar perairan (bottom feeder). Ikan ini
umumnya bersifat sebagai predator, memiliki gigi kecil-kecil yang berfungsi
sebagai penghancur. Tubuh yang berbentuk pipih dorsoventral dengan mulut pada
posisi ventral membuat ikan ini sangat cocok untuk mengkonsumsi hewan dasar,
baik infauna maupun epifauna.

Sistem Pencernaan pada chondrichtyes terdiri dari mulut, faring, esofagus yang
pendek , lambung, usus dan bermuara ke anus. Kelas chondrichtyes ini memiliki
mulut yang lebar dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam, gigi
ini tertanam di dalam daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh
barisan gigi baru dari belakang. Kemudian Lidah yang rata menempel ke lantai
mulut. Di sisi faring yang lebar terdapat lubang yang mengarah ke celah insang
dan spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang
berbentuk U, yang berujung di stingter sirkular, katub polarik. Usus mengikuti
dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus. Di dalam usus terdapat sekat
yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang menunda
masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.

Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior
rongga tubuh.Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-
hijauan dan kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior
usus.Pankreas terdapat di antara lambung dan usus, salurannya bergabung dengan
usus tepat di bawah saluran empedu.Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya
tidak diketahui, melekat di dorsal penghubung antara usus dan kloaka.6

B. Sistem Pernapasan

Pada ordo Pleurotremata, yaitu ikan hiu sistem respirasinya adalah setiap kali
mulut ikan hiu dibuka maka air dari luar akan masuk ke faring, kemudian keluar
lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago

Mutiari Nurul Syam Utami, dkk, “Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp.) di TPI Tasik Agung
6

Rembang”, Journal Of Marine Research, Vol.2, No.3, (2014), h.2


sebagai penyokong filament insang. Spirakel juga membantu asupan air selama
respirasi dan terutama sangat berfungsi pada saat hiu berada di dasar laut.

Hiu bernafas terutama dengan membuka mulut sambil melebarkan rongga


mulut-tenggorokan (bucco-pharyngeal) dan mengontraksi kantong insang untuk
menutup celah insang. Dengan mulut tertutup, mereka mengontraksi rongga
bucco-pharyngeal sambil melebarkan kantong insang, sehingga menarik air ke
insang tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi. Kemudian, dengan
mulut masih tertutup, rongga bucco-pharyngeal dan kantong insang berkontraksi,
dan celah insang dibuka untuk mengeluarkan air.

Sedangkan pada ordo Hypotremata secara fisiologi contohnya ikan pari,


hewan ini melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam
mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang
dan spirakel.7

Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum)


misalnya pada ikan hiu.Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan
oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan
volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut.

Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah,


sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air
mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah
proses inspirasi, Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil,
tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah
insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas
O2 dan CO2.8

C. Sistem Peredaran Darah


7
Novi Marliani, “Spesies Ikan Bertulag Keras (Ostheichethes) Hasil Tangkapan Nelayan di
Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya”,
Jurnal Nasional Biotik, Vol.5, No.9, (2015), h.23
8
Ning Setiati, dkk, “Status Kepunahan dan Upaya Konservasi Jenis-Jenis Ikan Chondrichtyes
yang Teridentifikasi di TPI Tegalsari Kota tegal”, Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol.5, No.1,
(2020), h.15
Jantung terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung perikardium;
kantung tersebut terdiri atas:
Sinus venosus, berdinding tipis yang menerima darah dari berbagai vena,
diikuti oleh Atrium; Ventrikel, berdinding tebal; dan Konus arteriorus, dari sini
darah melintas secara anterior ke aorta ventral, dari aorta ini lima pasang arteri
brankial aferen terdistribusi ke kapiler insang untuk aerasi, empat pasang arteri
brankial aferen kemudian mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang
di sepanjang dinding middorsal selom.

Arteri utama terdiri atas:


Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala; Sepasang subklavia ke sirip
pektoral; Seliaka ke lambung, hati, dan usus Mesenterika anterior ke limpa besar
yang meruncing dan bagian belakang usus; Mesenterika posterior ke kelenjar
rektal; Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan
organ reproduksi; serta sepasang iliaka ke sirip pelvik.Di luar sirip pelvik terdapat
aorta kaudal yang menyambung ke ekor.9

V. CONTOH SPESIES KELAS CHONDRICHTHYES


a. Spesies Loxodon Macrorhinus

Ikan hiu adalah hewan yang berbadan ramping dan kecil dengan
moncong panjang, mata besar dengan lekukan posterior, dan warna tubuh
keperakan atau kecokelatan tanpa pola. Ikan hiu ini tersebar di perairan laut
Indo-pasifik barat, meliputi laut merah dan Afrika hingga bagian timur ke
Indonesia, bagian utara keperairan jepang, dan bagian selatan ke Australia.
Ikan hiu tropis ini ditemukan diperairan umumnya berukuran kecil.

Ikan hiu ini juga bertubuh langsing, bagian atas sirip ekornya lebih
panjang daripada bagian bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara.

9
Safrida, Zoologi Vertebrata Memuat Riset Terkini, ( Banda Aceh : Syiah Kuala University
Press, 2021), h.50
Kebanyakan spesies berenang terus untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
agar tidak tenggelam. Jenis ini juga memiliki garis lateral pada bagian
punggung memanjang dari kepala hingga ekor untuk mengetahui letak
makanannya.

Secara umum terdapat 10 tipe habitat hiu. Beberapa tipe diantaranya


terdapat di perairan Laut Jawa yaitu di perairan payau dan di sekitar muara,
serta perairan dangkal sampai daerah pasang surut hingga kedalaman 200 m. Di
Laut Jawa, perairan dengan tipe habitat tersebut merupakan daerah
penangkapan ikan. Keberadaan kelompok ikan hiu di suatu perairan
dipengaruhi oleh kondisi oseanografi yang secara langsung dapat
mempengaruhi penyebaran ikan, migrasi, agregrasi, pemijahan, persediaan
makanan, tingkah laku ikan dan variabilitas hasil tangkapan ikan.10

Ikan Hiu (LoxodonMacrorhinus)

Habitat Ikan Hiu (Loxodon Macrorhinus)

Ikan Hiu biasa ditemukan di kawasan pantai di seluruh lautan yang ada
di seluruh dunia. Meski demikian, mereka biasanya tinggal diluar daerah
pinggiran pantai. Terkadang, hewan ini juga berkelana ke daerah lautan yang
lebih dalam.
10
Diah Aryulina, dkk, Biologi SMA dan MA Untuk Kelas X, ( Erlangga : PT. Gelora Aksara
Pratama, 2006), h.13
Hiu ini juga dapat ditemukan di lautan dengan ke dalaman 1000 meter
atau 3.280 feet atau lebih. Akan tetapi hiu putih biasanya lebih suka dengan air
laut dengan temperature 15 derajat Celcius sampai 24 Celcius (59 F – 75 F).
Jadi, hiu ini lebih banyak tinggal di lautan dangkal dekat dengan permukaan
air laut.

Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertulang, telur hiu biasanya


dibuahi di dalam tubuh betina. Hiu jantan memiliki "claspers", ekstensi atau
perpanjangan dari sirip perut yang digunakan untuk mentransfer sperma ke
betina dan membuahi telurnya.

Kebanyakan ikan hiu berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar),


tetapi terdapat juga beberapa jenis yang melakukan perkembangbiakan atau
melakukan reproduksi dengan cara melahirkan. Masa kehamilan pada seekor
hiu betina bias mencapai kurun waktu hingga dua tahun, ini mungkin cukup
panjang bagi seekor ikan untuk hamil dan di ketahui hiu dogfish berduri
mungkin memiliki periode kehamilan hiu terpanjang. Namun ada juga
sebagian hiu yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar, yaitu cara
perkembang-biakan dengan bertelur, dimana telur di erami di oviduk dalam
tubuh induknya sampai menetas. Setelah menetas, anaknya keluar dari tubuh
induknya.
Hiu mengonsumsi beranekaragam makanan, termasuk anjing laut,
singa laut, lumba-lumba, berbagai macam ikan, cumi-cumi yang ada di laut
dan hiu juga memakan banyak ikan yang ukurannya lebih kecil darinya,
contohnya moluska, krutasea, plankton, hingga sampah atau bangkai yang ada
di laut.11

11
Abdul Jabarsyah, Pengenalan Jenis Ikan Asosiasi Mangrove di Kalimantan Utara, (Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press, 2022), h.5
Daftar Pustaka
Abdul Jabarsyah, 2022. Pengenalan Jenis Ikan Asosiasi Mangrove di Kalimantan
Utara. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.

Andi Iqbal Burhanuddin, 2012. IKHTIOLOGI. Yogyakarta : DEEPUBLISH.

Bambang Irawan, 2022. Klasifikasi dan Deskripsi Kelas Chondrichthyes.


Surabaya : Airlangga University Press.

Bambang Irawan. 2012. Taksomoni Hewan Klasifikasi dan Deskripsi Kelas


Chondrichthyes. Jawa Timur : Airlangga University Press.

Diah Aryulina, dkk. 2006. Biologi SMA dan MA Untuk Kelas X. Erlangga: PT.
Gelora Aksara Pratama.

Hurip Pratomo dan Bayu Rosadi, 2021. Modul Identifiasi Pisces. Jakarta :
DeePublish.

Mutiari Nurul Syam Utami, dkk, 2014. Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp.) di
TPI Tasik Agung Rembang. Journal Of Marine Research. Vol.2. No.3.

Nail A,Campbell.2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ning Setiati, dkk, 2020. Status Kepunahan dan Upaya Konservasi Jenis-Jenis Ikan
Chondrichtyes yang Teridentifikasi di TPI Tegalsari Kota tegal. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. Vol.5. No.1.

Novi Marliani, 2015. Spesies Ikan Bertulag Keras (Ostheichethes) Hasil


Tangkapan Nelayan di Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal
Nasional Biotik. Vol.5. No.9.

Safrida, 2021. Zoologi Vertebrata Memuat Riset Terkini. Banda Aceh : Syiah
Kuala University Press.

Anda mungkin juga menyukai