Anda di halaman 1dari 82

Coniferophyta

Oleh
L. Japa
CIRI-CIRI UMUM
• Struktur daunnya disesuaikan dengan habitat hidupnya yang kering

• Daunnya berbentuk sisik, jarum, atau lembaran daun dengan sistem urat

daun paralel

• Stomata sunken di bawah epidermis

• Di bawah epidermis terdapat jaringan (hypodermis) yang susunan selnya

sangat kompak atau padat dan berdinding tebal

• Mesophyll atau jaringan dasar daun tersusun atas parenchema, dan

biasanya mesophyll dipenetrasi oleh dua atau lebih saluran resin (resin

ducts)
CIRI-CIRI UMUM
• Di bagian tengah helai daun terdapat satu atau dua vascular bundles
tersusun sisi saling sisi

• Xylemnya utamanya tersusun atas tracheids

• Strobillus jantan (microsporangiate cones) panjangnya 1 -2 cm, dan


bearada pada cabang bagian bawah, sedangkan strobillus betina
(macrosporangiate cones) ukurannya lebih besar dan berada pada sistem
cabang di bagian atas

• Pollen tidak pernah tertiup angin ke atas, maka tidak pernah terjadi
fertilisasi dari satu induk (pokok pohon) melainkan selalu terjadi
outcrossing
CIRI-CIRI UMUM
• Microsporangium muda mengandung banyak microsporacytes (sel induk
microspora)
• Di awal musim semi, setiap microsporasyte bermeiosis menghasilkan 4
haploid microspora
• Setiap microspora berkembang menjadi pollen (serbuk sari) bersayap yang
mengandung 2 sel PROTALLIAL (1 sel generatif dan 1 sel buluh). Pada fase
yang belum matang ini tertiup angin ke ovule cone (polinasi)
• Setiap ovule mengandung sebuah nucellus multiselular (megasporangium)
• Setiap megasporangium mengandung sebuah megasporacyte (sel induk
megaspora)
• Setiap sel induk megaspora bermeiosis menghasilkan 4 megaspora (hanya
satu yang berfungsi dan 3 lainnya mati). Namun demikian gametophyte
betina bisa mengandung lebih dari 2000 inti bebas (terjadi setelah 13
bulan polinasi)
• Meiosis terakhir sel induk megaspora diinduksi oleh polinasi serbuk sari
CIRI-CIRI UMUM
• Setelah 1 tahun dari polinasi baru terjadi fertilisasi atau setelah 15 bulan polinasi,
buluh serbuk sari menjangkau sel telur dalam archegonium

• Setiap buluh serbuk sari mengandung 2 sperma, dan salah satunya bergabung
dengan sel telur daln lainnya melebur

• Banyak atau beberapa sel telur dalam archegonium terbuahi, sehingga terjadi
polyembryony

• Perkembangan embryo memerlukan waktu tidak kurang dari 1 tahun

• Hanya satu embryo biasanya berkembang, hanya sekitar 3-4% biji pinus yang
mengandung lebih dari satu embryo (menghasilkan 2-3 seedling ketika
berkecambah).
CIRI-CIRI UMUM
• Setelah 1 tahun dari polinasi baru terjadi fertilisasi atau setelah 15 bulan polinasi,
buluh serbuk sari menjangkau sel telur dalam archegonium

• Setiap buluh serbuk sari mengandung 2 sperma, dan salah satunya bergabung
dengan sel telur daln lainnya melebur

• Banyak atau beberapa sel telur dalam archegonium terbuahi, sehingga terjadi
polyembryony

• Perkembangan embryo memerlukan waktu tidak kurang dari 1 tahun

• Hanya satu embryo biasanya berkembang, hanya sekitar 3-4% biji pinus yang
mengandung lebih dari satu embryo (menghasilkan 2-3 seedling ketika
berkecambah).
KLASIFIKASI dan TAKSONOMI
Kingdom Plantae

Divisi Coneferophyta/Coneferospermatophyta
/Pinophyta
Kelas Coniferopsida dan Cordaetopsida
Ordo Taxales, Araucariales, , Podocarpales,
Pinales, Cupressales

Family Araucariaceae, Podocarpaceae,


Pinaceae, Cupessaceae, Taxodiaceae,
Cephalotaxaceae, Taxaceae

Genus Lebih dari 50 Marga


Spesies Sekitar 550 Jenis
• Divisi ini memiliki jumlah sekitar 550 spesies.
• Anggota yang dominan pada divisio ini adalah
pinus.
• Tumbuhan yang tergolong divisi ini dapat
berupa semak, perdu atau pohon dengan tajuk
berbentuk kerucut (conus), maka disebut
Coniferophyta.
• Divisi ini merupakan kelompok terbesar, yang
beranggotakan pohon tertua dan tertinggi di
muka bumi.
• Divisi : Coniferophyta
• Sub-divisi : Coniferospermophyta
• Merupakan group Gymnospermae yang paling
banyak anggotanya, luas sebarannya, dan umum
dikenal.
• Meliputi 50 genus dan 550 spesies
• Meliputi 2 kelas : a). Cordaitopsida/Taxinae
dengan genus Cordaites yang sudah punah dan
b). Coniferopsida
• Meliputi 3 ordo : a). Voltziales, b). Taxales (5
genus dan 20 spesies yang masih hidup), c).
Coniferales
• Kingdom : Plantae
• Upkingdom : Gymnospermae
• Divisi : Coniferophyta
• Subdivisi : Coniferospermae
• Kelas : 1. Taxinae/Cordaitopsida,
dengan genus Cordaites yang sudah punah.
: 2. Coniferinae
Terdiri dari 3 ordo yaitu :voltziales( sudah
punah), Taxales dan Coniferasles.
ORDO 2 Coniferasles
Famili 1
Famili 2 Famili 3
Palissyaceae
Araucariaceae Podocarpaceae

famili 5
famili 4 Famili 6
Cupessaceae / Cephalotaxaceae
Pinaceae Taxodiaceae
Ordo Coniferales
• Sangat penting (dominan) sebagai komponen
vegetasi di belahan bumi bagian selatan
• Meliputi 6 famili:
1. Palissyaceae, dengan 2 genus: a). Palissya dan
b). Strachyotaxus. Semuanya tinggal fosil
2. Podocarpaceae, dengan 150 spesies masih
hidup yang merupakan anggota dari 18 genus
(Podocarpus, sebagai genus utama dengan
100 spesies, Dacrydium, Dacrycarpus,
Afrocarpus, Retrophyllum, Nageia,
Sundacarpus, Parasitaxus, Microcachys,
Prumnopitys, Lagarostrobos, Halocarpus,
Phyllocladus, Acmopyle, Microstrobos, Manoa,
Lepdiothamnus, dan Saxeqothea
3. Araucariaceae, dengan 3 genus dan 40
spesies. Ketiga genus dimaksud adalah: a).
Araucaria, b). Agathis/Dammara (Agathis
alba), dan c). Wollemia.
4. Cephalotaxaceae, dengan 1 genus
(Cephalotaxus) dan 6 spesies tersebar di
Himalaya Timur dan Jepang.
5. Cupressaceae/Taxodiaceae, dengan 5 genus:
a). Athrotaxis, b). Callistris, c). Diselma, d).
Sequoia, dan e). Metasequoia
• Catatan:
1. Famili Cupressaceae, diperkirakan mulai ada
sejak 290 juta tahun lalu
2. Genus Sequoia (spesies Sequoia
sempervirens) dikenal dengan redwood,
tercatat sebagai pohon tertinggi di dunia (117
m) dengan diameter 11 m.
6. Pinaceae, terbesar jumlah anggotanya,
meliputi 10 genus dan 215 spesies masih
hidup. Salah satu genus yang paling terkenal
dari semua contoh Gymnospermae adalah
Pinus, dengan tidak kurang dari 90 spesies.

Catatan:
Dalam taksonomi lain nama genus Pinus
dipakai sebagai nama divisi yaitu Pinophyta
Genus Pinus
• Daunnya seperti jarum
• Ketika masih kecambah sampai umurnya
kurang dari 1 tahun, daunnya masih tunggal
tersusun secara spiral
• Setelah berumur 1 tahun, daunnya tersusun
dalam group (gerombol atau bundles) terdiri
atas 1-8 helai daun tergantung spesiesnya
• Monoceous, mikrosporangia dan
makrosporangia terdapat pada cone yang
berbeda dalam pohon yang sama
• Polinasi biasanya terjadi antara pohon yang
berbeda, karena mikrosporangia berada di
dahan bagian bawah, dan bila berada dalam
dahan sama dengan makropsongia, maka
mikrosporangia berada di pangkal dahan
• Polinasi cendrung dioceous
Cone jantan
• Mikrosporofil tersusun secara spiral dan agak
jauh dari brack
• Ukurannya relatif kecil, biasanya dengan
panjang 2-3 cm
• Setiap mikrosporofil, kadang mengandung 2
mikrosporangia
• Setiap mikrosporangium mengandung banyak
sel induk mikrospora, diawal spring membelah
secara meiosis sehingga terbentuk 4
mikrospora haploid.
Cone Betina
• Lebih besar dan lebih kompleks strukturnya
• Ovule dan scale (biji dan sisik) tersusun
sedemikian rupa pada megasporofil sehingga
disebut “kompleks biji-sisik”
• Setiap kompleks biji-sisik mengandung 2
ovules pada permukaan atasnya
• Sel induk megaspora membelah meiosis
menghasilkan 4 megaspora haploid, akan
tetapi hanya 1 yang berfungsi (fertil), 3 lainnya
yang letaknya dekat dengan mikrofil segera
rusak
Strobilus Betina Pinus
• Gambar sebelumnya adalah cabang fertil
primer dan bagian-bagiannya untuk kelas/klas
Cordaitopsida
• Cordaitopsida, adalah 1 dari 2 kelas divisio
Coniferophyta
• Anggota klas ini sudah punah
• Mereka hidup dan dominan pada periode
PENNSYLVANIAN dan PERMIAN, terakhir
sampai MESOZOIC.
• Keterangan:
A. Kantung serbuk sari
B. Irisan longitudinal cone
betina (1. brack, 2.
scale/sisik)
C. Sebuah sisik yang
berovule
D. Cabang dengan cone
berbiji (tahun I)
E. Sebuah kombinasi
antara brack dan scale

Cat. D dan E (Pinus taxifolia),


dan C (spesies dari
genus Pseudotsuga)
Siklus Hidup Pinus
Tahapan Reproduksi Seksualnya
• Polinasi, biasanya terjadi pada musim spring
• Terbentuk 4 megaspora, 1 bulan sebelum
polinasi
• Terbentuk 1 megagametofit, 6 bulan setelah
polinasi
• Terbentuk 2000 inti bebas megagametofit
kemudian dinding sel, 13 bulan setelah
polinasi
• Sekitar 15 bulan setelah polinasi, terbentuk 2
atau 3 archegonia di ujung mikropilar
megagametofit
• Setelah mencapai tahap ini, siap dibuahi
• Sekitar 12 bulan lebih awal, serbuk sari telah
berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari
sambil secara perlahan-lahan merusak
jaringan nucellus menuju megagametofit yang
sedang berkembang
• Dua belas bulan setelah polinasi, sel gamet
jantan membelah menjadi 2 jenis sel (sel
steril/sel tangkai dan sel spermatogenous/sel
bodi
• Tiga bulan kemudian (15 bulan sejak polinasi),
buluh serbuk sari mencapai sel telur di
acrchegonium→sel sperma bersatu dengan sel
telur (fertilisasi terjadi).
Catatan:
• Ada 2 sperma yang terbentuk, tetapi hanya
satu yang bersatu dengan inti telur, yang satu
lainnya rusak
• Satu embrio berkembang
• Tetapi 3-4% biji pinus mengandung lebih dari 1
embrio. Bagaimana ini bisa terjadi????
Zigot Pinus
Contoh Spesies
Phyllocladus hypophyllus
• Phyllocladus
hypophyllus
ditemukan di
Brunei, Indonesia,
Malaysia,
Philippines, dan
Papua New Guinea.
Phyllocladus alpinus
Phyllocladus aspleniifolius
Agathis damara
Tuja orientalis L. = Biota orientalis
Picea glauca (White Spruce)
Podocarpus macrophyllus (foliage
and mature seed cones
Juniperus communis
Pinus sylvestris
• Cephalotaxus harringtoniana
• Cephalotaxus wilsoniana
Famili : Araucariaceae
Terdiri dari 2 genus, yaitu:
• Araucaria, misalnya
A. cuninghamii.
Genus ini terdiri atas 12 jenis
tersebar di Amerika
Selatan, Irian, Australia,
dan Keledonia Baru.
• Agathis, anatara lain
• Agatis alba (Dammara alba).
Marga ini terdiri atas 20
jenis tersebar di Asia,
Australia, Selandia Baru,
Keledonia dan Polynesia.
ORDO 3 Taxiales

Famili : Taxaceae
Terdiri dari 2 genus yaitu :
Genus 1 : Taxus
Spesies:
• Taxus baccata
• Taxus canadensis
Genus 2 : Torreya
Spesies:
• Torreya californica
Taxus
Sporofil dan Mikrosporangia Taxus
MANFAAT
• Gymnosperms have major economic uses.
Pine, fir, spruce, and cedar are all examples of
conifers that are used for lumber. Some other
common uses for gymnosperms are soap,
varnish, nail polish, food, and perfumes.
Pinus
• Kayu pinus secara luas digunakan dalam pertukangan
barang yang bernilai tinggi seperti mebel, bingkai
jendela, panel, lantai dan atap kayu
• Kayunya dapat digunakan bahan bangunan ringan,
peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu
lapis
• Getah pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin
• Pinus juga digunakan untuk membuat kerajinan
dekoratif seperti keranjang, nampan, pot, dll
Pinus
• Pinus juga ditanam untuk dipakai pada saat hari natal
untuk membuat pohon natal
• Beberapa Pinus memiliki biji yang besar, yang disebut
kacang pinus, yang dipanen dan dijual untuk memasak
dan memanggang kue
• Pinus juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias untuk
menghias taman dan kebun yang luas dengan dibuat
menjadi ukuran yang kerdil seperti bonsai
• Phyllocladus trichomanoides, Like the Kauri,
Tanekaha shed their lower branches,
producing smooth straight trunks and knot-
free timber which is sought after for its
strength.
• The bark is rich in tannin, from which Māori
extracted a red dye.
• Phyllocladus aspleniifolius, The wood of this
species is highly prized by fine furniture
makers and wooden boat builders. The
species continues to be harvested in Tasmania
through clearfell logging operations.
• Podocarpus macrophyllus (Kusamaki or
Inumaki) is the state tree of Chiba Prefecture,
Japan. It is a popular large shrub or small tree
in gardens, particularly in Japan and the
southeastern United States.
• The ripe cone arils are edible, though the seed
should not be eaten. Because of its resistance
to termites and water, inumaki is used for
quality wooden houses in Okinawa Prefecture,
Japan.
• Buddhist Pine is highly regarded as a feng shui
tree in Hong Kong, giving it a very high market
value. In recent years, the illegal digging of
Buddhist Pine has become a problem in the
city
• Pines are among the most commercially
important of tree species, valued for their
timber and wood pulp throughout the world.
In temperate and tropical regions, they are
fast-growing softwoods that will grow in
relatively dense stands, their acidic decaying
needles inhibiting the sprouting of competing
hardwoods.
• Commercial pines are grown in plantations for
timber that is denser, more resinous, and
therefore more durable than spruce (Picea).
Pine wood is widely used in high-value
carpentry items such as furniture, window
frames, paneling, floors and roofing, and the
resin of some species is an important source
of turpentine.
• Many pine species make attractive
ornamental plantings for parks and larger
gardens, with a variety of dwarf cultivars being
suitable for smaller spaces. Pines are also
commercially grown and harvested for
Christmas trees. Pine cones, the largest and
most durable of all conifer cones are craft
favorites.
• Pine boughs, appreciated especially in
wintertime for their pleasant smell and
greenery, are popularly cut for decorations. A
number of species are attacked by nematodes,
causing pine wilt disease, which can kill some
quickly. Pine needles are also used for making
decorative articles like baskets, trays, pots,
etc.
• This native American skill is now being
replicated across world. Pine needle
handicrafts are made in the US, Canada,
Mexico, Nicaragua and India. Pine needles
serve as food for various Lepidoptera.
• Because pines have no insect or decay
resistant qualities after logging, they are
generally recommended for construction
purposes as indoor use only (ex. indoor
drywall framing). This wood left outside can
not be expected to last more than 12–18
months depending on the type of climate it is
exposed to. It is commonly referred to by
several different names which include North
American timber, SPF (spruce, pine, fir) and
whitewood.
• Some species have large seeds, called pine
nuts, that are harvested and sold for cooking
and baking.
• The soft, moist, white inner bark (cambium)
found clinging to the woody outer bark is
edible and very high in vitamins A and C. It can
be eaten raw in slices as a snack or dried and
ground up into a powder for use as a thickener
in stews, soups, and other foods, such as
Finnish pine bark bread (pettuleipä).
Edible seeds of the Korean Pine (Pinus koraiensis)
• Adirondack Indians got their name from the
Mohawk Indian word atirú:taks, meaning
"tree eaters".
• A tea made by steeping young, green pine
needles in boiling water (known as "tallstrunt"
in Sweden) is high in vitamins A and C.
Japanese White Pine bonsai (Pinus
parviflora bonsai)
 Manfaat dari pinus merkusii
1. Bidang Kesehatan
a. Mengobati gangguan pada sistem pencernaan
b. Mengobati Diabetes
c. Mengobati Anemia
d. Mengobati Alergi
e. Mengobati Penyakit liver
f. Mengobati Penyakit ginjal
g. Mengobati Penyakit wanita
h. Mengobati Penyakit pembuluh darah jantung
i. Memperkuat tenaga dan menghilangkan keletihan
j. Mencegah berbagai penyakit menular dan tumor
k. Memperlambat penuaan
2. Bidang Kecantikan
a. Dapat memperbaiki metabolisme gizi kulit
b. Memperbaiki Jerawat
c. Menghilangkan Flek
d. Menghilangkan Ketombe

3. Nilai Ekonomis
a. Getah pinus
Getah pinus itulah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di banding
bagian pohon lainnya. Getah pinus dapat diolah menjadi bahan
pengencer cat.
b. Hasil kayunya juga bermanfaat untuk konstruksi, korek api, pulp,
dan kertas serat panjang.
BACK
Ekologi dan Sebarannya
• Penyebarannya luas terutama di daerah
beriklim sedang dan dingin. Coniferophyta
menjadi sangat penting karena merupakan
sumber bahan kertas, kayu lunak, bahan
bangunan, bahan plastik, pernis, dan tinta
cetak (Kistinnah, 2009).
Ekologi :
 Coniferales sebenarnya merupakan tumbuhan purba
yang pernah hidup dominan pada zaman karbon atas (
345 juta tahun lalu)
 Tanaman ini cenderung sulit dan dapat bertahan hidup
di lingkungan stres, termasuk kekeringan, angin
kencang, panas, dan dingin
 Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah
beriklim sedang. Bentuk daunnya yang sempit sangat
adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri
khas daerah tersebut
 Di daerah tropika hanya beberapa jenis yang tumbuh di
alam dan secara alami menyukai daerah pegunungan
yang sejuk
Persebaran :
 Di daerah beriklim sedang dan daerah beriklim
tropis.
• Group gymnospermae paling banyak,
tersebar luas dan paling dikenal (populer).
Bahkan tercatat sebagai pohon tertinggi (117
m tinggi) dengan diameter batang 11 m, yaitu
Sequoia sempervirens (pohon kayu
merah/redwood). Mulai ada sejak 290 juta
tahun yang lalu.
Sequoia sempervirens (pohon kayu merah/redwood)
• Coniferophyta disebut juga Pinophyta.
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta hidup
tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di
seluruh daerah di dunia. Pohon pinus dan
cemara banyak tumbuh di Eropa bagian
pegunungan. Pinus banyak ditanam di
Indonesia, misalnya Pinusmerkusii di sumatra
(terutama di Aceh) banyak ditanam di daerah-
daerah pegunungan oleh dinas kehutanan
untuk menghasilkan terpentin.

Anda mungkin juga menyukai