Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

SISTEM SARAF VERTEBRATA (IKAN TUNA) DAN


INVERTEBRATA (UDANG)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Abdul Rahem Faqih, M.Si

Disusun oleh:

Elsa Dian Oktaviani (205080500111005)

Fio Risdania (205080501111009)

Rinata Entonnia Putri (205080500111038)

Lalu Oktavian Diandra P. (205080507111019)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas berkat

limpahan rahmat-Nya “Makalah Fisiologi Hewan Akuakultur Sistem Saraf

Vertebrata Ikan Tuna dan Invertabrata (Udang)” ini dapat terselesaikan

dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas pada mata kuliah Fisiologi Hewan Akuakultur. Tim penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan karya tulis ini, khususnya kepada:

1. Dr. Ir. Abdul Rahem Faqih, M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah

Fisiologi Hewan Akuakultur, atas segala masukan, nasehat dan

koreksinya.

2. Kedua orang tua dan segenap keluarga dari penulis yang telah

memberikan dorongan semangat dan iringan doa untuk penulis.

3. Teman-teman program studi budidaya perairan dan seluruh keluarga besar

civitas akademika Universitas Brawijaya yang turut berkontribusi dan

berpartisipasi.

Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun selalu

diharapkan dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini ke depan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan bagi

masyarakat Indonesia umumnya.

Malang, 22 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Syaraf Pada Ikan........................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Syaraf Ikan................................................................................3
2.2.1 Syaraf Cranial......................................................................................3
2.2.2 Syaraf Bony Fish..................................................................................4
2.2.3 Syaraf Spinal Cord dan Syaraf Spinal..................................................5
2.3 Sistem Syaraf Vertebrata (Ikan Tuna).........................................................5
2.4 Sistem Syaraf Invertebrata (Udang)............................................................8
BAB III. PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

DAFTAR GAMBAR

iii
Gambar 2. 1 Proses Rangsangan Induksi Kejutan Listrik....................................9

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Achyani (2011). ikan merupakan hewan vertebrata (hewan

bertulang belakang) yang memiliki beberapa organ dalam, yaitu seperti otak,

mulut, insang, jantung, hati, lambung renang, lambung usus, anus, dan lain

sebagainya. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi untuk mengantisipasi

adanya perubahan yang terjadi pada keadaan lingkungan maupun perubahan

status kehidupan. Jika terjadi perubahan lingkungan maka akan ditransfer

menuju sistem saraf, kemudian saraf akan merangsang kelenjar endokrin

dengan tujuan untuk mengeluarkan hormon-hormon yang akan ditransfer menuju

organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan untuk merangsang jaringan-

jaringan.

Menurut Khasani (2013). Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem

saraf pusat yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, kemudian sistem

sarat tepi (otonom). Sistem saraf pada hewan vertebrata mempunyai peranan

penting yaitu sebagai orientasi terhadap lingkungan, menerima stimulus dari luar

danakan meresponnya. Pusat koordinasi saraf terletak pada otak dan sumsum

tulang belakang yang akan mengirimkan rangsangannya melalui impuls saraf

dan dibawa oleh saraf motoris ke organ-organ efektor, maupun

sebaliknya.Informasi akan diterima otak melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh

reseptordan sensoris.

Otak adalah salah satu organ yang sangat penting bagi ikan, dengan

adanya otak, ikan dapat menerima rangsangan dari lingkungan dengan melalui

organ perasa. Sistem saraf pada ikan sama halnya seperti pada manusia, yaitu

terdiri dari otak sebagai pusat koordinasi, kabel tulang belakang dan banyak

1
saraf. Otak pada ikan dibagi menjadi beberapa daerah yaitu, lobus penciuman,

telencephalon, dll.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan saraf pada ikan?

2. Apa saja jenis-jenis saraf pada ikan?

3. Bagaimana sistem saraf pada ikan tuna?

4. Bagaimana sistem saraf pada udang yang merupakan jenis dari hewan

invertebrata?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan saraf pada ikan.

2. Menjelaskan jenis-jenis saraf ikan.

3. Mengetahui sistem saraf ikan tuna.

4. Mengetahui sistem saraf udang.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Saraf Pada Ikan

Sistem saraf adalah sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan

lingkungan yang mana nantinya perubahan lingkungan ini akan diinformasikan

ke sistem saraf pusat, saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk

mengeluarkan hormon yang kemudian dikirimkan ke organ target yang

dibutuhkan untuk metabolisme. Sistem saraf pada ikan dapat dikelompokkan

menjadi sistem saraf pusat dam sistem saraf periferi. Sistem saraf pusat tersusun

atas otak dan medula spinalis. Sedangkan saraf cranial dan spinal serta cabang-

cabangnya merupakan penyusun sistem saraf periferi. Sistem saraf otonom

adalah bagian sistem perifera yang fungsinya untuk mempengaruhi otot polos

dan kelenjar.

2.2 Jenis-jenis Saraf Ikan


2.2.1 Saraf Cranial

Saraf cranial adalah lanjutan dari medulla oblongata sampai ke bagian

depan sirip kaudal. Saraf cranial terdiri atas :

1. Saraf terminal merupakan saraf kecil. Saraf ini tergabung pada saraf cranial I

yang berhubungan dengan otak bagian depan serta serabut-serabut saraf

terbesar yang mengelilingi bulbus olfaktori.

2. Saraf olfaktori merupakan penghubung antara organ olfaktori dengan pusat

olfaktori otak depan. Fungsi dari saraf olfaktori ini adalah membawa impuls

bau-bauan.

3. Saraf optic merupakan penghubung antara retina mata dan tecrum opticum.

Saraf ini berfungsi sebagai pembawa 4 impuls penglihatan.

3
4. Saraf oculometer merupakan saraf motor somatik. Saraf ini berfungsi

sebagai saraf motor somatic yang mengatur kerja otot mata superior rektus,

otot inferior rektus, otot inferior oblique, serta otot internal rektus yang

terhubung dengan bagian otak mesenchepalon.

5. Saraf trochlear memiliki peran melakukan inervasi pada otot mata superioi

oblique berhubungan dengan mesenchepalon.

2.2.2 Saraf Bony Fish

Saraf bony fish terdiri atas :

1. Saraf Olfaktori fungsinya yaitu untuk membantu penciuman.

2. Saraf optik fungsinya untuk membantu pengelihatan.

3. Saraf occulometer berfungsi untuk mengatur empat otot bergaris pada mata

dan juga otot mata.

4. Saraf trochlear berfungsi untuk mengatur satu otot bergaris mata.

5. Saraf trigeminal berfungsi untuk mengatur otot wajah dan rahang, respon

terhadap suhu dan bagian kepala.

6. Saraf abdusen berfungsi untuk mengatur semua otot bergaris mata untuk

menggerakkan bola matanya.

7. Saraf facial dan acoustic merupakan gabungan sistem sensorik dan motorik

pada liea lateralis, sensitifitas mulut dan kepala.

8. Glossopharyngeal merupakan gabungan rasa dan linea lateralis serta

mengatur otot insang atau celah insang.

9. Vagus merupakan gabungan motorik pada insang, rasa, linea lateralis, organ

dalam, dan gerak spontan.

4
2.2.3 Saraf Spinal Cord dan Saraf Spinal

Spinal cord adalah tabung dimana pusat dari alurnya (central calan) memiliki

diameter yang kecil jika dibandingkan dengan dindingnya. Di sekeliling pusat dari

alurnya, jika dilihat pada potongan melintang akan membentuk pola seperti

sepasang sayap kupu-kupu. Bagian ini merupakan sebuah materi kelabu (gray

metter) yang tersusun atas sel-sel saraf dan dikelilingi oleh serabut sataf (white

matter) yang dibungkus dan dikumpulkan dalam suatu ikatan yang fungsinya

sesuai. Materi kelabu dibedakan dalam dua bagian, yaitu:

1. Tanduk dorsal yang fungsinya untuk menerima serabut sensori visceral

dan somatic.

2. Tanduk ventral yang berjumlah satu pasang dan berisikan inti dari satu

motor.

2.3 Sistem Saraf Vertebrata (Ikan Tuna)

Menurut Lailatul (2021), sistem saraf hewan vertebrata dibagi menjadi

dua bagian, yaitu system saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf pusat

terdiri atas otak dan sumsul tulang belakang. Sistem saraf disusun oleh dua tipe

sel yaitu sel neuron dan sel glia. Neuron adalah unit kerja fungsional dari sistem

saraf. Kerja sel-sel neuron berlangsung melalui konduksi potensal aksi yang

merupakan perubahan sederhana dalam hal polaritas voltase yang tercipta antar

membran neuron. Potensial aksi merepresentasikan transmisi informasi melalui

sistem saraf secara keseluruhan dan sekaligus menjalankan fungsi koordinasi

dan kontrol.

Menurut Moyle, et al. (1982), system saraf adalah sebagai system

koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan

status kehidupan. Pada ikan terdapat dua kelompok kerja system saraf, yakni

sistem saraf pusat dan system saraf otonom. Kedua system saraf tersebut pada

5
dasarnya tidak bisa bekerja secara terpisah, tetapi saling melengkapi. Sistem

saraf pusat berupa jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berakar dalam

otak maupun sumsum tulang belakang. Perubahan lingkungan akan

diinformasikan ke sistem saraf pusat, saraf akan merangsang kelenjar endokrin

untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target dan

aktivitas metabolisme dibutuhkan merangsang jaringan-jaringan. Saraf adalah

organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi

sebagai penghubung. Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormonal

mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua

aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah bahwa koordinasi

dan pengaturan melalui saraf berjalan relatif cepat jika dibandingkan melalui

sistem hormonal. Sistem saraf pada ikan mendeteksi kondisi lingkungan (pH dan

suhu). Ikan Tuna menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa

(sense organ) yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke

otak. Sistem saraf terdiri dari:

1. Sistem cerebro spinal

2. Sistem saraf pusat

3. Sistem saraf tepi

4. Sistem otonomi

5. Organ-organ khusus (hidung, telinga, mata)

Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormonal mengatur peranan

penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang

berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah bahwa koordinasi dan

pengaturan melalui saraf berjalan relatif cepat jika dibandingkan melalui sistem

hormonal. Pusat koordinasi saraf terdapat pada otak dan sumsum tulang

6
belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls saraf yang dibawa oleh

saraf motoris ke organ-organ efektor dan sebaliknya, otak akan menerima

informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh saraf sensoris dari reseptor.

Dalam menjalarkan impuls baik yang berasal dari syaraf pusat ke efektor,

maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja

pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel saraf

hanyalah merupakan satuan/unit struktural, sedangkan unit fungsionalnya

merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas saraf pusat

sebagai pusat koordinasi, saraf sensoris, saraf motoris, efektor dan reseptor.

Pada beberapa spesies ikan tuna bisa menaikkan suhu darahnya di atas suhu air

dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka mampu hidup di air yang

lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam (Moyle et al., 1982)

Menurut Irianto (2008). Untuk mempertahankan mutu ikan, otak, dan

sistem saraf pusat untuk semua ikan tuna yang akan diekspor (terutama yellowfin

dan big eye yang bobotnya melebihi 25 kg) sebaiknya dirusak. Supaya tenang,

ikan dipingsankan oleh pukulan tajam pada bagian atas kepala (antara mata)

dengan menggunakan pemukul ikan atau alat tumpul lainnya. Cara lain untuk

membuat ikan tenang adalah dengan menutup matanya menggunakan sarung

tangan atau lembaran kain. Setelah itu, dicari titik lunak pada bagian kepala

diantara mata dengan merabanya menggunakan ibu jari. Kemudian, alat tusuk

(semacam paku) ditusukkan pada bagian lunak tersebut dengan sudut 45o dan

ditekan terus sampai ke rongga otak. Pada saat mematikan ikan tuna,

disarankan untuk menggunakan metode Taniguchi saat merusak urat saraf pada

saluran saraf, yaitu dengan memasukkan kawat stainless steel atau nilon

monofilament ke otak melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan

alat tusuk atau alat pelubang dan ditekan sejauh mungkin ke saluran saraf untuk

7
merusak urat saraf. Ikan seharusnya bergetar kembali pada saat alat Taniguchi

menuju saluran saraf. Jika nilon monofilament yang digunakan ditinggalkan pada

saluran saraf, nilon tersebut dipotong dengan meninggalkan bagian yang tampak

di permukaan kepala ikan 2-3 cm.

2.4 Sistem Saraf Invertebrata (Udang)

Sistem saraf udang dinamakan sebagai sistem saraf tangga tali, yaitu

ganglion kepala (otak) terhubung dengan antenna (indra peraba), mata (indra

penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Pada udang terdapat “otak” di

sebelah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal, dan sebuah

rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar

berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak

dan korda ventral. Sistem saraf udang terbukti mengandung amina biogenik yang

berbeda, banyak peptida, crustacean cardioactive peptide (CCAP), proctolin,

pentapeptide, dan allatostatins. Peptida mengerahkan efeknya secara intrinsik

pada neuron di dalam sistem saraf dan secara ekstrinsik pada target perifer,

seperti jantung, otot visceral, dan otot rangka. Peptida mencapai target mereka

baik dengan pelepasan parakrin dalam sistem saraf, atau dengan pelepasan dari

organ neurohemal ke dalam sirkulasi hemolimfa, atau terkadang dengan

pelepasan dari neuron motorik melalui persarafan peptidergik langsung dari serat

otot. Proctolin dan allatostatin, masing-masing didistribusikan secara luas dalam

sistem saraf udang. Allatostatin dan proctolin yang dialokasikan dalam neuron

motorik yang diidentifikasi memasok rangkaian serat otot yang sama dalam

tubuh udang. Peptida memodulasi kinerja neuromoskular dengan mengubah

kedua sifat pelepasan pemancar melalui beberapa mekanisme. Efek prasinaps

dan pascasinaps yang berbeda dari masing-masing peptida adalah sinergis

tetapi kedua peptida memberikan tindakan yang berlawanan pada serat otot

8
yang sama, yaitu peningkatan (proctolin) atau penekanan (allatostatin) kontraksi.

Kedua peptida ini merupakan pemain penting dalam fungsi otot naik dan turun

pada udang (Wiese, 20013).

Dalam proses reproduksi mengunakan rangsangan induksi kejutan listrik,

udang menggunakan sistem koordinasi yang terdiri dari saraf, indera dan sistem

endokrin (hormon). Pada udang, rangsangan yang diterima dari luar akan

diterima oleh sistem saraf pusat (SSP) lalu diteruskan ke organ penghasil

hormone perangsang gonad (Gonad Stimulating Hormone), kemudian organ

tersebut akan mengekresikan gonad somatic hormone yang berfungsi untuk

merangsang hormone androgen dalam mengatur pengeluaran sperma (Khasani,

2012).

Gambar 2. 1 Proses Rangsangan Induksi Kejutan Listrik

9
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sistem saraf adalah sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan

lingkungan.

2. Sistem saraf pada ikan dapat dikelompokkan menjadi sistem saraf pusat

dam sistem saraf periferi.

3. Saraf cranial adalah lanjutan dari medulla oblongata sampai ke bagian

depan sirip kaudal, terdiri dari syaraf terminal, olfaktori, optic,

occulometer, dan trochlear.

4. Saraf bony fish terdiri dari saraf olfaktori, optic, occulometer, trochlear,

trigeminal, abdusen, facial, glossopharyngeal, dan vagus.

5. Spinal cord adalah tabung dimana pusat dari alurnya (central calan)

memiliki diameter yang kecil jika dibandingkan dengan dindingnya.

6. Sistem saraf disusun oleh dua tipe sel, yaitu sel neuron dan sel glia.

Neuron adalah unit kerja fungsional dari sistem saraf.

7. Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormonal mengatur peranan

penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang

berlangsung dalam tubuh.

8. Untuk mempertahankan mutu ikan, otak dan sistem saraf pusat untuk

semua ikan tuna yang akan diekspor (terutama yellowfin dan big eye

yang bobotnya melebihi 25 kg) sebaiknya dirusak.

9. Mematikan ikan tuna, disarankan menggunakan metode Taniguchi saat

merusak urat saraf pada saluran saraf, yaitu dengan memasukkan kawat

stainless steel atau nilon monofilament ke otak melalui lubang yang telah

dibuat dengan menggunakan alat tusuk atau alat pelubang, dan ditekan

sejauh mungkin ke saluran saraf untuk merusak urat saraf.

10
10. Sistem saraf udang dinamakan sebagai sistem saraf tangga tali, yaitu

ganglion kepala (otak) terhubung dengan antenna (indra peraba), mata

(indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).

11. Sistem saraf udang terbukti mengandung amina biogenik yang berbeda,

banyak peptida, crustacean cardioactive peptide (CCAP), proctolin,

pentapeptide, dan allatostatins.

12. Rangsangan yang diterima udang dari luar akan diterima oleh sistem

saraf pusat (SSP) lalu diteruskan ke organ penghasil hormone

perangsang gonad (Gonad Stimulating Hormone), kemudian organ

tersebut akan mengekresikan gonad somatic hormone yang berfungsi

untuk dalam mengatur pengeluaran sperma.

3.2 Saran

Makalah tentang “Sistem Saraf Vertebrata (Ikan Tuna) dan Invertebrata

(Udang)” ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat

mengahrapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis juga mengharapkan

masukkan dari pembaca dan dosen pengajar agar makalah ini menjadi lebih baik

dan sempurna.

11
DAFTAR PUSTAKA

Achyani, R. (2011). Mekanisme Pengaturan Sistim Saraf Pada Tubuh Ikan

Di Lingkungan Perairan Yang Terkontaminasi Oleh Sianida. Jurnal

Harpodon Borneo, 4(2), 51-61.

Irianto, H. E. (2008). Teknologi Penanganan dan Penyimpanan Ikan Tuna Segar

di Atas Kapal. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and

Biotechnology, 3(2), 41-49.

Khasani, I. (2012). Kriopreservasi spermatofor dan inseminasi buatan pada

udang galah, tahap awal transgenesis udang galah. Media Akuakultur,

7(1), 5-10.

Khasani, I. (2013). Atraktan Pada Pakan Ikan: Jenis, Fungsi, Dan Respon Ikan.

Media Akuakultur, 8(2), 127-133.

Kilawati, Y., & Arfianti, D. (2017). Iktiologi Modern. Malang. Universitas

Brawijaya Press.

Lailatul, N. (2021). Modul Pembelajaran Fisiologi Hewan (Doctoral Dissertation.

Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung).

Moyle, P. B., & Cech Jr, J. J. (1982). Blood and its circulation. Fishes e an

introduction to ichthyology. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc, 52-

73.

Wiese, K. (2013). The crustacean nervous system. New York: Springer-Verlag

Berlin Heidelberg

12

Anda mungkin juga menyukai