Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN PORIFERA ........................................................................ 5
2.2 KARAKTERISTIK UMUM PORIFERA ................................................... 5
2.3 KLASIFIKASI PORIFERA ...................................................................... 6
a. Calcarea (Calcispongiae) .......................................................................... 6
b. Hexactinellida (Hyalospongiae)................................................................. 6
c. Demospongiae .......................................................................................... 7
2.4 ANATOMI PORIFERA ................................................................................ 9
2.5 MORFOLOGI PORIFERA ....................................................................... 10
2.6 REPRODUKSI PORIFERA ..................................................................... 12
a. Reproduksi Aseksual .............................................................................. 12
b. Reproduksi Seksual ................................................................................ 12
2.7 SISTEM SALURAN AIR PORIFERA ........................................................ 13
2.8 SISTEM PERNAFASAN ........................................................................... 14
2.9 SISTEM EKSKRESI ................................................................................. 15
2.10 CARA HIDUP DAN HABITAT ................................................................. 16
2.11 MANFAAT PORIFERA ........................................................................... 16
2.12 BUDIDAYA PORIFERA DAN ADAPTASI PORIFERA ............................ 18
BAB III ............................................................................................................... 20
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 20
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 20
3.2 SARAN ................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung.
Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup
menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies,
ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama
filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta
makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan
akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui
oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan
tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea.
Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran
sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan.
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti
membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana.
Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons
sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons. Porifera hidup secara
heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke
tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Porifera
Sumber : Wikipedia.org
5
6. Memiliki warna tubuh cerah, berfungsi:
- melindungi tubuh dari cahaya matahari.
- menarik perhatian mangsa atau lawannya.
7. Diploblastik.
8. Memiliki saluran air melalui ostium - Spongocoel oskulum.
a. Calcarea (Calcispongiae)
Kingdom: Animalia
Phylum: Porifera
Class: Calcarea
Subclass: Calcaronea
Order: Leucosolenida
Family: Leucosoleniidae
Leucosolenia aboralis
Genus: Leucosolenia
Sumber : http://google.com/
Ciri khusus dari spesies ini adalah dindingnya tipis, kerangkanya tidak
memiliki spikula dan mempunyai kanal askonoid.
6
b. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Kingdom: Animalia
Phylum: Porifera
Class: Hexactinellida
Order: Lyssacinosidea
Family: Euplectellidae
Ciri khusus dari spesies ini adalah struktur tubuh yang terdiri ataas
lapisan epidermis dan endodermis. Di antara kedua lapisan itu terdapat bahan
gelatin yang disebut mesoglea. Mesoglea terdiri atas beberapa macam sel
diantaranya sel amebosit, skleroblas, porosit, arkeosit dan spikula. Euplectella
aspergillum merupakan metazoan (bersel banyak) yang sederhana.Tubuh
Euplectella aspergillum tampak dari luar seperti radial simetris, mereka biasanya
silinder, tetapi bisa juga berbentuk cangkir, guci atau keranjang, bercabang,
melengkung dan berdiri tegak dengan topangan spikula. Terdapat pori-pori
dalam tubuh Euplectella aspergillum sebagai jalan masuknya air yang membawa
makanan. Oksigen diambil langsung dari air oleh sel-sel koanosit secara
absorbs.
7
c. Demospongiae
Kingdom: Animalia
Phylum: Porifera
Class: Demospongiae
Order: Poecilosclerida
Family: Acarnidae
Genus: Acarnus
Acarnus erithacus
Species: Acarnus erithacus
Sumber : http://google.com/
Ciri khusus dari spesies ini adalah Mempunyai kerangka tubuh yang
tersusun atas berbagai bentuk spicula dan kadang-kadang juga spongen.
Spikula berukuran besar dan diikat oleh sponge seperti jala.
8
2.4 ANATOMI PORIFERA
Secara umum struktur tubuh porifera terdiri dari bagian berikut ini:
Spons adalah hewan sederhana yang terdiri dari beberapa jenis sel. Sel-
sel ini sebagian besar independen satu sama lain dan hanya disatukan secara
longgar. Sel-sel ini tidak membentuk jaringan atau organ, sehingga spons tidak
memiliki mulut, sistem pencernaan atau sistem peredaran darah.
9
Struktur Porifera
Sumber : http://budisma.net/
1. Epidermis: bagian luar tubuh tersusun oleh sel-sel pinakosit, pada bagian
tertentu membentuk pori (porosit), pori-pori tersebut membentuk saluran
yang disebut poriostu.
2. Mesoglea/mesenkim : bagian tengah tubuh tersusun oleh:
a. sel koanosit: sel bersilia berfungsi untuk menangkap dan mencerna
partikel makanan.
b. sel amoebosit: berfungsi untuk mengedarkan zat makanan yang sudah
dicerna oleh sel koanosit.
c. sel skleroblas: sel yang membentuk matrik berupa spikula dan spongin
yakni bagian yang menyokong tubuh porifera. Spikula tersusun oleh
senyawa kalsium karbonat atau silikat, sedangkan spongin tersusun dari
serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
d. sel arkeosit: berasal dari sel embrionik amoebosit yang berperan dalam
proses reproduksi/regenerasi
3. Rongga: membentuk Spongocoel yang merupakan muara dari poriostum.
Berfungsi menyalurkan air dari poriostum ke saluran
pengeluaran yaitu oskulum Saluran yang terbentuk pada tubuh porifera
memiliki berbagai tipe yaitu askon, sycon dan rhagon(leucon)
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
10
1. Pinacocyte atau Pinacoderm, seperti epidermis berfungsi untuk
melindungi tubuh bagian dalam. Bagian sel Pinacocyte dapat
berkontraksi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit
membesar atau mengecil.
2. Mesohyl atau Mesoglea, terdiri dari zat semacam agar (gelatinous
protein matrix), mengandung bahan tulang dan sel Amebocyte.
3. Choanocyte, yang melapisi rongga atrium atau Spongocoel. Bentuk
Choanocyte agak lonjong, ujung yang satu melekat pada mesohyl dan
ujung yang lain berada di Spongocoel serta dilengkapi sebuah flagelum
yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagela pada lapisan
Choanocyte menghasilkan arus air di dalam Spongocoel ke arah
Osculum, sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Sel Amebocyte di dalam mesohyl (mesenkim) mempunyai banya fungsi,
antara lain untuk pengangkut dan cadangan makanan, membuang partikel sisa
metabolism, membuat spikul, serat spons dan membuat sel reproduktif. Untuk
kepentingan berbagai kepentingan tersebut, terdapat beberapa tipe
Amebocyte. Amebocyte dengan pseudopodia tumpul dan nukleus besar disebut
archeocyte, mampu membentuk sel-sel tipe lainnya yang diperlukan.
Amebocyte untuk pengangkutan makanan dan berkeliaran di dalam
mesohyl disebut Amebocyte pemangsa. Amebocyte yang menetap dan
mempunyai pseudopodia sepeti benang, berfungsi sebagai jaringan
pengikat disebut collencyte. Amebocyte yang menghasilkan spikul dan serat
spons diebut sclerocyte (scleroblast).
11
Cerah, mengandung
pigmen pada amoebosit
Pucat Pucat yang berfungsi untuk
Warna
melindungi tubuh dari
sinar matahari.
Seperti vas
bunga, kendi, Seperti vas bunga atau Tidak beraturan dan
Bentuk
dompet, atau mangkuk. bercabang.
tubuh
silinder.
Tipe
Askon Tipe sikonoid Tipe leukonoid
saluran air
Laut dalam maupun
Laut dangkal Kedalaman laut 200 - dangkal, meskipun ada
Habitat
1.000 m. yang di air tawar.
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan tunas (budding)
dan gemula (gemmule, tunas internal). Tunas merupakan salah satu jenis sel-sel
amebosit yang mudah dilepaskan. Sekelompok sel yang dilepaskan akan
tumbuh menjadi individu baru. Gemula merupakan sekumpulan arkeosit
(archeocyte) yang mengandung cadangan makanan dan dikelilingi oleh amebosit
yang membentuk lapisan luar yang keras atau terkadang mengandung spikula.
Arkeosit merupakan amebosit dengan pseudopodia yang tumpul dan
bernukleus besar. Namun beberapa jenis Porifera membentuk gemula tanpa
cangkang atau kadang-kadang berbentuk larva yang berenang bebas. Di daerah
tropis, gemula terbentuk sepanjang tahun terutama menjelang musim kemarau,
sedangkan di daerah empat musim, pembentukan gemula terutama terjadi pada
musim gugur sebagai upaya pertahanan diri menghadapi musim dingin.
b. Reproduksi Seksual
Pada umumnya Porifera bersifat hermafrodit, tetapi sel telur dan sperma
diproduksi pada waktu yang berbeda. Beberapa jenis ada yang diesis
12
(dioecious). Sperma dikeluarkan bersama aliran air melalui oskulum dan masuk
ke individu lain melalui ostium. Fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi di mesohil
dan menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh menjadi larva berflagela yang
disebut larva amfiblastula. Larva amfiblastula keluar dari mesohil, kemudian
bersama aliran air keluar melalui oskulum. Larva amfiblastula berenang bebas
dan menempel di suatu substrat hingga tumbuh menjadi Porifera dewasa.
13
1 Acson, merupakan tipe yang paling sederhana, proses Leucocolenia
pengambilan zat-zat makanan terjadi didalan Spongocoel
2 Sycon, proses pengambilan makanan terjadi didalam Scypha
rongga berflagel
3 Rhagon, proses pengambilan zat-zat makanan terjadi Spongia
dikamar(ruang) kecil yang beflagel yang terdapat dibagian
tengah saluran. Flagel tersebut berasal dari koanosit-
koanosit yang melapisi dinding kamar/ ruang tersebut.
Alat pernafasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit
(bagian dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut
diedarkan keseluruh tubuh oleh sel-selamubosit. Porifera bernapas dengan cara
memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada seluruh
permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga Spongocoel. Proses pernapasan
selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan
langsung dengan rongga Spongocoel. Perhatikan Gambar 1. Aliran air yang
masuk melalui ostium menuju rongga Spongocoel membawa oksigen sekaligus
zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel
leher (koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus
melakukan proses pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar
melalui oskulum.
14
2.9 SISTEM EKSKRESI
Untuk pembuangan sisa- sisa metabolisme atau sampah tubuh, hewan
spons juga belum mempunyai alat khusus. Dalam penelitian, ternyata zat- zat
sampah yang berupa butir- butir itu dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya
oleh amoebosit. Kemudian, ke luar bersama aliran air melewati oskulum.
Seperti halnya Protozoa, maka proses pengaturan kadar air di dalam tubuh
spons ini pun diatur oleh vakuola denyut. Mekanisme pengaturan kadar air dalam
tubuh Porifera yang hidup di air laut tidak sehebat bila dibandingkan dengan
Porifera yang hidup di air tawar. Oleh sebab itu, kadar kandungan vakuola
denyut yang ada pada tubuh Porifera air tawar akan lebih banyak bila
dibandingkan dengan Porifera Laut (Kastawi dkk., 2003).
Porifera banyak menghasilkan spikula yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian
dari gelatin mesenkim). Hasil sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau
karbonat (zat kapur) ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang
berbentuk monakson, tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang
spongin. Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk
membedakan jenis-jenis Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini digunakan
sebagai dasar klasifikasi Porifera.
15
2.10 CARA HIDUP DAN HABITAT
16
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Peranan Porifera bagi kehidupan
manusia sebagai spons mandi dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya
memiliki potensi obat penyakit kanker.
Beberapa jenis spons laut seperti spons jari berwarna oranye, Axinella
canabina, diperdagangkan untuk menghias akuarium air laut. Jenis spons dari
famili Clionidae mampu mengebor dan menenmbus batu karang dan cangkang
moluska sehingga membantu pelapukan pecahan batu karang dan cangkang
moluska yang berserakan di tepi pantai. Ada pula spons yang tumbuh pada
kerang-kerangan tertentu dan mengganggu peternakan tiram.
Tidak banyak hewan yang memakan spons karena banyak spikulnya dan
baunya tidak sedap. Musuh utama spons laut ialah siput jenis Nudibranchia.
Musuh spons air tawar ialah larva serangga dari ordo Neuroptera. Spons air
tawar acapkali mengotori jaring apung, mengganggu aliran air ke dalam jaring
apung.
Peran porifera bagi sumber daya manusia :
1. Spongia & Hippospongia sebagai spons mandi. Demosponga selain
sebagai spons mandi juga pembersih kaca. Contoh : Euspongia
officinalis.
2. Pengisi jok kendaraan & kuas dinding. Contoh : Euspongia oficinalis.
3. Menghasilkan senyawa Bioaktif yang berpotensi menyembuhkan
penyakit seperti kanker. Contoh : Luffariella variabillis.
4. Jenis Venus flower Basket (E. aspergillum) telah dinyatakan
kegunaannya pada bidang fiber optick.
5. Bahan industri (kosmetik, dll), hiasan Aquarium air laut.
6. Sponge yang mati & mengeras bisa jadi batu gosok (ampelas) kayu.
7. Kandungan kimia dari spon laut Acanthodendrilla sp adalah
Acanthosterol, terdapat 10 derivat Acanthosterol yang merupakan
steroid sulfat dan berkhasiat sebagai anti mikroba.
8. Pada spons Aaptos sp juga telah ditemukan berbagai senyawa yang
dapat digunakan sebagai campuran obat seperti senyawa antitumor,
antivirus, antibakteri, antijamur, antifouling, antimalaria dan lain-lain.
17
3. Jenis sponge famili Clionidae mampu mengebor dan menembus batu
karang, membantu palapukan pecahan batu karang & cangkang
molussca yang berserakan di tepi pantai.
4. Sebagai deteksi lingkungan, sebagian besar spons kini dikembangkan
sebagai biomonitor pencemaran logam berat melalui sponge watch
program yaitu sebagai bioindikator dan biomonitor kualitas perairan.
18
keberhasilan fragmentasi spons akan menurun hingga hanya berkisar antara 70-
90% dan spons akan mengalami stres hingga kematian. Beberapa langkah yang
dapat dilakukan untuk mengurangi stres atau tingkat kematian yang tinggi ialah
dengan cara memotong spons tetap didalam rendaman air, tidak menggenggam
dengan terlalu kuat hingga seperti memeras, gunakan selalu alat potong yang
benar-benar tajam dan tahan karat (MacMillan, 1996).
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
20
8. Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, porifera
terdiri atas 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea atau Calcispongia, Kelas
Hexactinellida atau Hyalospongiae dan Kelas Demospongiae
9. Peranan Porifera, antara lain: Spons mandi dan alat penggosok, Potensi obat
penyakit kanker, Sebagai makanan hewan laut lainnya, Sebagai sarana
kamuflase bagi beberapa hewan laut., Sebagai hiasan akuarium, Dijadikan
obat kontrasepsi (KB), Sebagai campuran bahan industri (kosmetik), Pengisi
jok kendaraan bermotor,dan lain-lain.
3.2 SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama
Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media
Demospongiae. 2014. file:///E:/Demospongiae.htm Diakses tanggal 1 Maret 2014
Dewi, Aryanti Suhita.2010. Respon Stress Pada Spons dan Potensi Aplikasinya
Sebagai Biomonitor Polutan Pada Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal
Swualen. 5(3) : 92 - 100
Hibberd, Ty. Moore, Kirriliy. 2009. HIMI Benthic Invertebrate Field Guide.
Australian Antartic Division. Kingston
GOOGLE IMAGE 2016
Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang :JICA Experts CPIU
Kimball, John W. 2007. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Neil, campbel & Reece, Jane B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Penerbit ALFABETA. Bandung
Soemadji. 2001. Zoologi. Pusat Penelitian Universitas Terbuka . Jakarta
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta
Suwignyo, sugiarti. 2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penebar Swadaya.
22