Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FOLUM PORIFERA

Disusun Oleh :
1. Ajeng Alifah Rizky
2. Desi Puji Fitriyani
3. Nazwa Nabila
4. Risky Setiawan

Kelas : X IPA 5

SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR


KAB. TULANG BAWANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah “ANIMALIA
INVERTEBRATA (PORIFERA)” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu
meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya. Makalah ini kami buat guna memenuhi salah satu tugas Biologi.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk
itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan,
dorongan dan arahan dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat kami

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pengertian Porifera.............................................................................. 2
B. Ciri-ciri Porifera.................................................................................. 2
C. Struktur dan Fungsi Tubuh.................................................................. 3
D. Cara Hidup dan Habitat....................................................................... 3
E. Reproduksi........................................................................................... 3
F. Klasifikasi Filum Porifera................................................................... 4
G. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia.......................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................... 8


A. Kesimpulan.......................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung.
Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup
menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada
beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum
ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta
makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan
akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang
melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel
yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel
ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari
spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula
tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak
memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa
terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu
subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan
bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan
tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi
hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa
adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada
bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan
menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh
bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang
disebut parasoa.

B. Perumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri hewan Porifera ?
2. Ada berapa kelompokkah Klasifikasi Filum Porifera ?
3. Bagaimanakah Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui ciri-ciri hewan Porifera
2. Mengetahui kelompok Klasifikasi Filum Porifera
3. Mengetahui Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti
membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana.
Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons
sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.

B. Ciri-ciri Porifera
1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan
bersel banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi
jaringan tubuhnya masih sederhana karena :
a. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus
b. Belum mempunyai sistem saraf
Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.
Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel)
karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.
2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah
mempunyai sistem canol.
3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
a. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
b. Lapisan dalam
Tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle
dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar)
terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau
Mesenchym.
4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal dari :
- Kapur (Ca CO3)
- Silicat (H9 Si3O2)
- Campuran kapur + silikat
Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5. Tempat hidup
- Dilaut (kebanyakan)
- Air tawar (beberapa)
6. Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang
membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat
makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher.
Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan
diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang
sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di
antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut
mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang
merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak mempunyai
sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain
choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt
tergantung pada keadaan lingkungan.

2
C. Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera
dikelompokkan dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori (ostium) yang
merupakan celah masuknya air ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih
lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel, air kemudian keluar melalui
oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas) tubuh.
Struktur anatomi porifera :
1. Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk celah-
celah kecil yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan menggerakkan
ostium disebut porosit.
2. Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut
koanosit. Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan
fungsi sel ini sebagai ‘alat’ pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam koanosit,
oleh karena itu disebut memiliki pencernaan interseluler.
Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah
(mesoglea/mesenkim) yang terdiri dari 3 model sel, yaitu amubosit dan
skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit merujuk kepada bentuk dan sifat
selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah berubah bentuk.
Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula. Spikula umumnya terbuat
dari mineral kalsium karbonat dan silika, sedangkan yang lain terbuat dari bahan
organik spongin. Sedangkan arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara
seksual.
Porifera belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna.Pencernaan
dilakukan secara sederhana dengan cara menyaring makanan, berupa plankton
dan bakteri, yang terlarut dalam air. Sel yang berperan dalam proses ini adalah
koanosit. Setelah itu, maka tugas selanjutnya, yaitu mengedarkan makanan
dilakukan oleh amubosit. Amubosit pula yang berperan mengangkut zat sisa
pencernaan untuk dibuang.

D. Cara Hidup dan Habitat


Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan
plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga
porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara
intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.
Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut
dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya
Haliciona dari kelas Demospongia.
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya
menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang
bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai
tumbuhan.

E. Reproduksi
Porifera melakukan Reproduksi Aseksual maupun Reproduksi Seksual.
1. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang
musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera dapat
membentuk individu baru dengan regenerasi.

3
2. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma
dan ovum). Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar
Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama
sehingga porifera bersifat Hermafrodit.

F. Klasifikasi Filum Porifera


Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga
kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea
(Calcisspongiae).
1. Hexactinellida
Kerajaan : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order : Amphidiscosida
Order : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan.


Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang
membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh
spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki
jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-
bentuk ruang yang tersembunyi.
a. Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya
berupa hexaster. Contoh Euplectella.
b. Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
Amphidics. Contoh Hyalonema.

2. Demospongiae
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Halichondrida

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa


empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa
bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons
ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia
memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman
abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
a. Sub kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres
tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang
tidak memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial
dan perkembangan cortical axial mengalami kemajuan. Kelompok ini
mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive
menetaskan amphiblastulae.

4
1) Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang
memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah
terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya
berupa teract berukuran kecil. Beberapa spesies tidak memiliki
rangka seperti pada Oscarella.
2) Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki
beberapa megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes,
mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas.
Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons ini memiki korteks yang
dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atasnlapisan
fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar. Contoh
Geodia dan Aciculites.

b. Sub Kelas Ceractinomorpha


Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas
Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula,
megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid
atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering
ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1) Ordo Halichondrida
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki
Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta
tidak memiliki microskleres. Contoh Halichondrida,
Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2) Ordo Poecilosclerida
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu
mengandung megaskleres choanosomal dan dermal. Contoh
Coelosphoera dan Myxilla.
3) Ordo Haplosclerida
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada
terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat
spongin atau bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan
perekat spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal
dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam
hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform,
sigmoid atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan
mempunyai rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak
pernah ada . Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada
Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat
spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh
Callyspongia
4) Ordo Dictyoceratida
Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula.
Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin
yang bisa menyertakan partikel lain seperti pasir, kerang, spikula atau
spons lain. Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A.

5
3. Calcarea
Kerajaan : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea

Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka
spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan
mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas
dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk
bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga
lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.
a. Sub kelas Calcaronea
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva
amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap
koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang
terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub
kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.
1) Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2) Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid
atau Leuconoid. Contoh Sycon.

b. Sub Kelas Calcinea


Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa
parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus
koanosit yang menempati dasar sel. Pada sebagian besar spesies
triradiata, spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang
ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung
berupa anyaman dari asconoid.
1) Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid
yang secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau
korteks. Contoh Clathrina
2) Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid
hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas.
Contoh Leucascus levcetta.
3) Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang
berupa Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata
yang disertai penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.

6
G. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
1. Sebagai makanan hewan laut lainnya
2. Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
3. Sebagai hiasan akuarium
4. Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia
5. Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
6. Sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya
7. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)

Gambar untuk porifera :

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta
tahun yang lalu, berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera
mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis
'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh
permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan
hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar
hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan hanya 150
species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun
secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang
dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau
hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup.
Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu
baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan
membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh
menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok
ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai
hiasan yang ada pada akuarium.

B. Saran
Dari pembahasan tentang filum porifera ini semoga memberikan manfaat
dan menambah wawasan para pembaca. Jika dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan kami mohon maaf dan diharapkan kritik dan saran
sebagai pembelajaran untuk pembuatan makalah yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama

http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/
0016%20Bio%201-4b.html

http://makalahporifera.blogspot.com/

http://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-
porifera/

Anda mungkin juga menyukai