Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI

Animalia : - Filum Porifera


- Filum Cnidaria

Disusun Oleh :

 David Saputra
 Dewi Saputri
 Pemilia Yodianti
 Rian Adi Saputra
 Selesia Adinda Febriani
 Vivi Cahaya Putri

SMA NEGERI 1 BENDUNGAN


Tahun Ajaran 2019/2020
i
KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa, karenaatas
berkat dan rahma-Nya sehingga tersediannya makalah biologi ini. makalah ini
berisi tentang keanekaragaman hewan. Makalah ini berisi tentang keanekaragaman
hewan dari Filum Porifera dan Filum Cnidaria.
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui keanekaragaman hewan yang
ada di bumi, serta dapat mengetahui anatomi hewan tersebut. Selain itu, kita juga
dapat mengelompokan jenis-jenis hewan termasuk ke golongan mana. Makalah ini
disajikan secara sistematis dan disertai gambar-gambar yang relevan, sehingga
mempermudah kita untuk mempelajarinya atau memahaminya.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada sumber-
sumber materi yang saya ambil sehinnga makalah ini bias saya buat. Akhir kata
,tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah biologi ini.

Bendungan, ..................

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. FILUM PORIFERA 2
1. Ciri-ciri Filum Porifera 2
2. Klasifikasi Filum Porifera 3
3. Sistem Reproduksi 4
4. Peranan Filum Porifera 5
B. FILUM CNIDARIA 6
1. Ciri-ciri Filum Cnidaria 6
2. Klasifikasi Filum Cnidaria 6
3. Sistem Reproduksi 8
4. Peranan Filum Cnidaria 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman dalam dunia hewan lebih banyak macamnya dibandingkan


dengan dunia tumbuhan. Jenis yang telah diidentifikasikan jauh lebih banyak
daripada jenis tumbuhan. Seluruh hewan dimasukkan ke dalam satu kelompok. Di
dalam kelompok yang sama itu, bila ditemukan perbedaan ciri maka dibuatlah
kelompok yang lebih kecil. Demikianlah seterusnya sehingga akhirnya diperoleh
kelompok yang anggotanya paling sedikit, tetapi lebih banyak memiliki ciri yang
sama. Dan dikelompokkan dari Filum Porifera dan Filum Cnidaria.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa


permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Apa ciri-ciri Filum Porifera dan Filum Cnidaria?
2. Apa klasifikasi Filum Porifera dan Filum Cnidaria?
3. Bagaimana Sistem Reproduksi Filum Porifera dan Filum Cnidaria?
4. Apa saja peranan Filum Porifera dan Filum Cnidaria?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Agar menambah wawasan kita tentang defenisi Filum Porifera dan Filum Cnidaria.
2. Mengetahui Klasifikasi dari Filum Porifera dan Filum Cnidaria.
3. Mengetahui Sistem Reproduksi Filum Porifera dan Filum Cnidaria.
4. Agar menambah wawasan tentang peranan Filum Porifera dan Filum Cnidaria.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. FILUM PORIFERA

1. Ciri-Ciri Porifera
Didalam membedakan spesies dari filum porifera, maka kita
perlu mengetahui ciri-ciri porifera dengan secara umum. Ciri-ciri porifera
ialah sebagai berikut :

1. Hewan jenis ini  yang bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana atau
juga primitif
2. Sebagian besar hidup di laut yang dangkal pada kedalaman sekitar 3,5 meter
3. Bentuk tubuh porifera tersebut menyerupai vas bunga atau juga piala
serta melekat didasar perairan
4. Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luarnya
(epidermis) yang tersusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk pipih, disebut
dengan pinakosit.
5. Pada epidermis terdapat porus atau lubang kecil yang disebut ostia yang
dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel)
6. Lapisan ddialamnya tersusun atas sel-sel yang berleher serta berflagel yang
disebut koanosit yang berfungsi untuk dapat mencernakan makanan
7. Di dalam mesoglea juga terdapat beberapa jenis sel, yakni sel amubosit, sel
skleroblas, sel arkheosit.
8. Di antara epidermis serta koanosit mempunyai lapisan tengah yang berupa
suatu bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkin
9. Sel amubosit atau juga amuboid yang berfungsi untuk dapat mengambil
makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblasnya tersebut
berfungsi dengan membentuk duri (spikula) atau juga spongin. Spikula
terbuat dari kalsium karbonat atau juga silikat
10. Spongin tersusun atas serabut-serabut spongin yang lunak berongga yang
membentuk seperti spon.
11. Sel arkheosit tersebut berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk
tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak serta
juga regenerasi.

Makanan porifera tersebut berupa partikel zat organik atau juga makhluk


hidup kecil yang masuk bersama air dengan melalui pori-pori tubuhnya. Makanan
lalu ditangkap oleh si flagel dikoanosit yang kemudian dicerna di dalam koanosit.

2
Dengan demikian pencernaannya tersebut dengan secara intraselluler. Setelah
dicerna, zat makanan tersebut kemudian  diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-
sel lainnya. Zat sisa makanan yang dikeluarkan dengan melalui oskulum
bersamaan dengan sirkulasi air.

2. Klasifikasi Porifera

Menurut suwarni (2008), berdasarkan jenis spikulanya, sponge terbagi atas 3


klas, yaitu :

a. Kelas Calcarea

Sponge ini memiliki tubuh yang disusun oleh spikula kalsium


karbonat.Bentuk saluran air beragam termasuk asconoid, sycanoid dan
leuconoid.Spikulanya ada yang lurus tapi ada juga yang terdiri dari 3-4 kaitan
(ray).Umumnya calcareous lebih kecil dengan choanocytes yang besar.

Contoh :Leucosolenia, Clathrina,Scypha, Leucandra.

b. Kelas Hexactinellida (Hyalospongiae)

Kadang disebut sponge kaca, dengan spikula silika yang berujung


(ray) 6, biasanya didapatkan pada kedalaman yang tinggi. Beberapa
diantaranya melekat pada substrat dengan bantuan batang semu

3
(stalk).Oskulum biasanya besar, ukuran panjang tubuh berkisar dari 7 cm
hingga lebih 1 meter.Tipe saluran air umumnya syconoid dan leuconoid.

Contoh :Euplectella

c. Kelas Demospongiae

Klas ini merupakan klas terbesar yang meliputi hampir 95% dari
seluruh jenis sponge.Tipe saluran air umumnya leconoid dan hidup di laut,
kecuali hanya 1 famili yang hidup di air tawar yaitu spongilidae.Spikula
tersusun dari unsur silika, tetapi berbeda dengan sponge kaca, klas ini tidak
mempunyai 6 ray.Skeleton dapat pula disusun dari silika dan sponging, atau
hanya sponging saja.Rongga kanal internal berukuran kecil, bulat dan
diselimuti oleh sel choanocytes.Bentuk, ukuran dan warna tubuh lebih
bervariasi.

Contoh :Haliclona, Pterosia, Xestospongia.

3. Sistem Reproduksi  Porifera

Porifera berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi


seksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) atau pembentukan
sekelompok sel esensial terutama amoebocyte, kemudian dilepaskan. Sepon air
tawar dan air laut membentuk gemuk, yaitu tunas internal.Gemuk terbentuk dari
sekumpulan amoebocyte berisi cadangan makanan dikelilingi amoebocyte yang
membentuk lapisan luar yang keras dan acapkali terdapat spikula sehingga
membentuk dinding yang resisten.

Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi.


Bagian tubuh sepon yang terpotong atau rusak akan mengalami regenerasi yang
utuh kembali. Kemampuan melakukan regenerasi ada batasnya, misalnya
potongan sepon leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai

4
beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi sepon
baru yang kecil.

Reproduksi aseksual terjadi baik pada sepon yang hermaproduktif, namun


sel telur dan sperma diproduksi pada waktu yang berbeda sperma dan telur
dihasilkan oleh amoebyte osculum bersama aliran air dan masuk ke individu lain
melalui ostium juga bersama aliran air. Dalam spongocoel ataufeagelated
chamber, sperma akan masuk ke choanocyte atau amoebocyte. Sel amoebocyte
berfungsi sebagai pembawa sperma menuju sel telur, terjadilah pembuahan
(fertilisasi), perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagella masih di
dalam mesohyl.Larva berflagella disebut juga larva amphiblastula.Keluar dari
mesohyl dan bersama aliran air keluar dari tubuh induk melalui osculum.Larva
amphiblastula berenang bebas beberapa saat kemudian menempel pada substrat
dan berkembang menjadi sepon muda yang sessile dan akhirnya tumbuh menjadi
besar dan dewasa.

Porifera tersebut berkembang biak dengan secara aseksual serta seksual.


Berikut ini penjelasan reproduksi porifera dengan secara seksual dan aseksual.

1) Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual porifera dengan cara pembentukan tunas (budding).


Tunas tersebut yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya
serta hidup sebagai individu baru, atau juga tetap menempel pada induknya
sehingga akan menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera
tersebut.

2) Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual tersebut berlangsung dengan persatuan antara sel telur


serta juga spermatozoid, yang akan menghasilkan yang namanya  zigot,
selanjutnya akan berkembang menjadi larva yang berflagel. Larva
itu bisa berenang serta keluar dengan  melalui oskulum. Jika menemukan
tempat yang seksual, larva tersebut maka akan menempel kemudian tumbuh
menjadi porifera.yang  baru.

4. Peranan Filum Porifera

Beberapa jenis sepon air laut seperti sepon jari berwarna orange axinella
conabina diperdagangkan untuk menghias aquarium air laut, adakalanya di di
ekspor ke Singapura dan Eropa. Jenis sepon dari Famili Clionidae mampu
mengebor dan menembus batu karang dan cangkang moluska, sehingga
membantu pelapukan pecahan batu karang dan cangkang moluska yang

5
berserakan di tepi pantai. Ada pula sepon yang tumbuh pada kerang-kerangan
tertentu dan mengganggu peternakan tiram.

1. Selain itu porefera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)


2. Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)
3. Mempunyai nilai estetika yang tinggi
4. Manfaat bagi sumber daya perairan sebagai tempat perlindungan dan sebagai
makanan hewan lain.

B. FILUM CNIDARIA

1. Ciri-ciri Filum Cnidaria


Adapun ciri-ciri dari filum Cnidaria yaitu:

1. Struktur tubuh diploblastik, terdiri atas : lapisan luar (ektoderm) berfungsi


untuk melindungi tubuh dan sensasi, dan lapisan dalam (endoderm/
gastrodermis), berfungsi sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Di
antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Lapisan mesoglea
bersifat non seluler seperti agar-agar dan berfungsi sebagai tempat lalu
lintasnya serabut saraf.
2. Punya mulut, dikelilingi tentakel
3. Bersel banyak, simetri radial
4. Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intrasel dan ektrasel.
5. Hidupnya bersifat polymorphise atau metagenesis, terdiri atas bentuk polip
dan mendusa.
6. Jenis kelamin: monoecius atau dioecius, larvanya disebut planula.
7. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat pada
lapisan ektoderm dan pada bagian dasar gastodermis.

2. Klasifikasi Filum Cnidaria

Filum cnidaria dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan ciri-ciri yang


dimilikinya, yaitu hydrozoa, scyphozoa, cubozoa, dan anthozoa.

a. Hydrozoa

6
Hyrozoa adalah cnidaria yang hidup dalam bentuk polip dan medusa,
namun umumnya bentuk polip lebih dominan  daripada medusa. Contoh
organismenya adalah obelia (mirip ubur-ubur, tapi bukan ubur-ubur) yang hidup
di laut. Pada awal pertumbuhannya, larva akan tumbuh menjadi polip, kemudian
polip akan menghasilkan medusa yang berenang bebas di lautan. 

Hidra adalah hydrozoa yang hanya memiliki bentuk polip saja, tidak
memiliki bentuk medusa. Saat kondisi lingkungan menguntungkan, hidra akan
berkembangbiak dengan membentuk tunas. Namun saat kondisi lingkungan tidak
menguntungkan, hidra akan berkembang biak secara seksual dengan membentuk
zigot yang tahan terhadap cekaman lingkungan. Zigot tersebut akan tumbuh
menjadi hidra lagi saat kondisi lingkungan kembali menguntungkan. Hidra adalah
hydrozoa yang hidup di air tawar.

b. Scyphozoa

Scyphozoa adalah cnidaria yang memiliki bentuk medusa lebih dominan


dibandingkan bentuk polip. Contoh anggota kelas ini adalah ubur-ubur atau
jellyfish. Hampir mirip dengan obelia, larva ubur-ubur akan tumbuh menjadi polip
lebih dahulu sebelum menghasilkan medusa. Bentuk medusa sangat dominan
sehingga kita sangat mengenal medusa ubur-ubur tapi tidak pernah tahu polip ubur-
ubur.

c. Cubozoa

7
Cubozoa memiliki bentuk medusa yang agak berbentuk kotak, tidak
setangah lingkaran seperti ubur-ubur. Tidak seperti hydrozoa dan scyphozoa,
cubozoa memiliki kumpulan mata pada tentakelnya. Cubozoa adalah perenang yang
sangat kuat dan memiliki racun yang sangat kuat. Beberapa spesies mampu
menyengat yang membunuh manusia dalam beberapa menit.

d. Anthozoa

Anthozoa hanya memiliki bentuk polip saja tanpa bentuk medusa. Anemon
adalah anthozoa yang menempel ada substrat tertentu dan memiliki tentakel yang
dapat menyengat. Beberapa jenis ikan, seperti ikan badut telah mengembangkan
kemampuan untuk tahan terhadap sengatan anemon laut yang beracun.
Bentuk anthozoa lain adalah koral yang kita kenal sebagai terumbu karang.
Koral memiliki tubuh keras karena menimbun materi kalsium karbonat sehingga
terbentuk tubuh keras seperti batu. Individu koral berada dalam pori-pori kecil yang
terdapat disepanjang permukaan koral. Anthozoa merupakan pemakan suspensi,
yang mekanan plankton dan organisme kecil lainnya.

4. Sistem Reproduksi

1. Sistem Reproduksi Kelas Hydrozoa dilakukan secara seksual dan aseksual.

a) Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk testes


dibagian atas dan ovarium di bagian bawah. Dalam reproduksi secara
seksual beberapa spesies ada yang bersifat dioecius dan ada juga yang
bersifat monoecius (hermaprodit) kebanyakan Hydra bersifat dioecious.
b) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas
pada dinding tubuhnya yang kemudian melepaskan diri menjadi Hydra.

8
2. Sistem Reproduksi Kelas Scyphozoa
Organ kelamin terpisah. Proses fertilisasi terjadi di dalam rongga enteron
betina. Zigot yang merupakan hasil peleburan antara ovum dengan
spermatozoid selanjutnya akan dikeluarkan dari dalam tubuh betina melaui
mulutnya dan berkembang menjadi larva berambut getar (planula).
Dengan rambut getarnya, planula ini akan mengembara kemudian
mengikatkan diri pada suatu substrat di dasar laut, pada saat itu rambut-
rambut getarya lepas dan tumbuh menjadi polip baru yang disebut skipistoma.
Bila telah mencaopai ukuran maksimal (kl 12 mm) skipistoma mengalami
strobilasi (membelah secara transversal sehingga terbentuk setumpukan ruas-
ruas yang masing-masing berbentuk cakram).
Selanjutnya ruas-ruas strobila (ephyra) yang telah tua, yaitu terletak di
bagian ujung strobila melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup
secara mandiri menjadi ubur-ubur/ medusa muda dan selanjutnya menjadi
dewasa.

3. Sistem Reproduksi Kelas Anthozoa


Anthozoa berasal dari bahasa yunani, anthos = bunga, zoon = hewan
merupakan hewan laut yang memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup
sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa. Ada
Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat kapur,
namun ada pula yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada
Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung nematosista.
Sel epitelial cnidaria pembangun koral mengeluarkan dinding kalsium
karbonat (CaCO3) dimana polip menyembunyikan dirinya. Senyawa yang
dikeluarkan polip inilah yang menjadi terumbu karang. Kelas anthozoa terdiri
atas 6.100 spesies. Anthozoa meliputi anemon laut, koral batu, koral tanduk,
bulu laut atau pena laut.

4. Peranan Filum Cnidaria

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan


komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.

Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di


Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di
Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada
ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan

9
objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk
mencengah pengikisan pantai.

Melindungi pantai dari hantaman gelombang, tempat berkembangbiak


berbagai jenis ikan, ada yang dipakai sebagai perhiasan, misalnya akar bahan dan
koral, ada yang dipakai sebagai bahan kapur misalnya batu karang, dan sebagai
taman laut untuk rekreasi. Selain itu Coelenterata dari kelas Scypozoa seperti
Aurelia digunakan sebagai bahan baku makanan di negara Jepang.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Porifera merupakan salah satu kelas dari invertebrata atau hewan tidak
bertulang belakang.Porifera adalah hewan yang pada permukaan tubuhnya  berpori.
Pori-pori ditubuhnya dihubungkan oleh saluran kecil menuju rongga yang
dindingnya mempunyai rambut getar. Fungsi pori sebagai saluran keluar masuknya
air yang mengandung bahan makanan ke dalam rongga tubuh. Ukuran tubuh porifera
sangat berfariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dengan lebar 1
meter. Bentuk spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi
kebanyakan berbentuk tidak beraturan dan dengan pola bervariasi, seperti : massif,
tegak, merayap (encrusting) atau tumbuh bercabang.

Cnidaria adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh sebenarnya


(acoelomata), yang tidak dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut
coelenteron (rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya pencernaan dan
pengedaran sari-sari makanan). Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga
kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari
kelas hydrozoa, scypozoa, dan kelas anthozoa).

B. Saran
Dari uraian di atas saya mengharapkan kritik dan saran, dalam pembutan
makalah manfaatkanlah waktu sehingga makalah selesia tepat pada waktunya,
kemudian carilah materi yang menarik untuk di jadikan topik makalah yang akan di
bahas, tanyakan kepada guru apabila tidak paham/tidak mengerti, cari materi
sebanyak mungkin agar tidak kekurangan materi yang akan di bahas.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-porifera/

https://dosenbiologi.com/hewan/ciri-ciri-filum-porifera

https://www.edubio.info/2015/01/filum-cnidaria.html

https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-coelenterata/

https://tatangsma.com/2015/02/ciri-ciri-filum-cnidaria-atau-coelenterata.html

12

Anda mungkin juga menyukai