Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FILUM CNIDARIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Matakuliah : Taksonomi Hewan
Dosen Pengampu : Bapak Endik Nugroho,Spd., M.pd

Disusun oleh :

1. Konita Mardian (2011721004)


2. Yundawatul Chalim ( 2011721003)
3. Nahdilatul Dwi ( 2011721021)
4. Panca Prasetyo (2011721094)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUD TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA PASURUAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, 8 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cnidaria ................................................................................ 3

2.2 Ciri Umum Cnidaria ............................................................................... 4

2.3 Perkembangbiakan Cnidaria ................................................................. 5

2.4 Klasifikasi Cnidaria ................................................................................ 7


2.5 Peranan Filum Cnindaria.......................................................................16

BAB III PENIUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17

3.2 Saran ........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan daerah lautan lebih
luas dibandingkan dengan daratan. Ini dikarenakan sebagian besar yang
menjadi penghubung antar pulau adalah lautan (Sukamto, 2017). Fakta
yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki laut yang lebih luas
dibandingkan daratannya dapat dilihat dari garis pantai yang hampir di
setiap pulau di Indonesia. Garis pantai yang luas dan posisi yang berada di
wilayah tropis menjadikan perairan Indonesia kaya akan keanekaragaman
hayati, salah satunya Pantai Sancang yang memiliki bentangan alam yang
unik.
Terumbu karang merupakan sekumpulan organisme yang hidup di
perairan. Terumbu karang memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai
pelindung pantai dari degradasi dan abrasi, tempat tinggal biota laut, dan
tempat memijahnya hewan-hewan laut, (Ompi, 2019). Salah satu jenis
karang yang menjadi bagian penting dan berada di zona litoral adalah
filum Cnidaria.
Filum cnidaria adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga
tubuh. Kata Cnidaria berasal dari kata cnido yang berarti penyengat karena
sesuai dengan cirinya yang mempunyai sel penyengat. Sel penyengat
tersebut terdapat pada tentakel yang berada disekitar mulutnya. Sebagaian
dari Cnidaria hidup soliter sedangkan sebagian yang lain ada yang hidup
secara berkoloni. Namun, Pengetahuan Mengenai filum ini sangatlah
minim, oleh sebab itu, dibuatkannya makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca agar pembaca dapat mengetahui
tentang filum cnidaria.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu filum Cnidaria?
2. Bagaimana ciri umum dari filum Cnidaria?
3. Jelaskan bagaimana klasifikasi dari filum Cnidaria?
4. Bagaimana perkembangbiakan filum Cnidaria?

1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa aitu filum cnidaria
2. Untuk mengetahui ciri umum dari filum cnidaria
3. Untuk mengetahui pengklasifikasian filum cnidaria
4. Untuk mengetahui perkembangbiakan filum cnidaria
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cnidaria

Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum
penyengat". Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang
dinamai knidosit yang digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri.
Cnidaria dibagi menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena
laut), Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum
Cnidari kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang
dikategori sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang
disebut dengan Coelenteron.

Coelenterata berasal dari dua kata Bahasa Yunani, yaitu “coelom” yang
artinya rongga tubuh, dan “enteron” yang berarti usus, oleh karena itu hewan ini
juga sering disebut usus berongga. Cnidaria ditemukan kebanyakan di laut yang
dangkal khususnya pada suhu hangat dan daerah tropis., tidak ditemukan di darat.
Koloni hidroid selalu ditemukan menempel pada cangkang molluska, batu-batuan
dan hewan lain di daerah dangkal tetapi ada beberapa spesies yang dapat
ditemukan di daerah yang dalam.

Gambar 2.1 Ilustrasi ubur-ubur


Sumber:https://www.bola.com/ragam/read/4524807/ciri-ciri-coelenterataklasifikasi-dan-struktur-
tubuhnya-yang-perlu-diketahui
2.2 Ciri Umum Cnidaria

Kelompok hewan Cnidaria merupakan salah satu kelompok hewan dengan


karakteristik yang sangat unik. Kelompok hewan ini tidak mempunyai alat
pernapasan dan ekskresi. Lalu bagaimana dia bisa hidup jika tidak mempunyai alat
pernapasan? Pertukaran gas dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh secara
difusi. Sisa-sisa metabolisme berupa amoniak juga dibuang secara difusi. Sebagai
animalia, tentunya Cnidaria juga melakukan pergerakan. Pergerakan pada
Cnidaria juga sangat unik. Pergerakan pada Cnidaria terjadi karena kontraksi otot.
Gerakan yang dihasilkan searah vertikal, sedangkan Gerakan horizontal pada
Cnidaria bergantung pada arus laut.

Keunikan dari Cnidaria yang lain adalah tidak memiliki anus. Makanan
masuk ke mulut dengan bantuan tentakel kemudian masuk ke dalam suatu rongga
yang disebut rongga gastrovaskuler. Inilah alasan mengapa Cnidaria disebut juga
Coelenterata (karena mempunyai rongga tubuh). Di dalam rongga gastrovaskuler
terdapat enzim yang mencerna makanan. Makanan akan hancur dan diaduk oleh
adanya Gerakan flagel. Sari makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh
secara difusi. Sebagian sari makanan disimpan sebagai cadangan makanan,
kemudian sisa pencernaan makanan dibuang kembali melalui mulut.

Secara umum, Cnidaria mempunyai dua bentuk morfologi yaitu bentuk


polip/ bentuk hydroid yang diadaptasikan pada kehidupan sedentari (menetap) dan
bentuk medusa/bentuk ubur-ubur yang diadaptasikan pada kehidupan bebas.
Cnidaria disebut sebagai fase polip Ketika hidup melekat pada suatiu substrat dan
tidak dapat berpindah tempat (sessil). Sedangkan cnidaria disebut sebagai fase
medusa ketika hidup bebas berenang atau terapung didalam air, hidup bebas
berpindah tempat karena terbawa air (planktonic).

• Polip:
Tubuhnya berbentuk tabung dengan mulut di satu ujung yang
dikelilingi tentakel, bagian aboral (dasar) melekat pada substrat dengan
pedal disk (cakram pedal), hidup sendiri atau koloni (yang koloni kadang
terdiri lebih dari satu jenis individu yang masing-masing mempunyai
fungsi
khusus misalnya untuk reproduksi, mencari makan dan pertahanan, lapisan
mesoglea tipis.

Gambar 2.2
Sumber:https://1.bp.blogspot.com/FnDSvhugvh8/VrSNTwVtAuI/AAAAAAAAE1M/u5ZEth
Cuuow/s1600/medusa.jpg

• Medusa:
Tubuhnya berbentuk lonceng atau payung, mulut terpusat pada
bagian konkav (cekung), bagian yang cembung menghadap ke atas dan
yang cekung ke bawah, tentakel memanjang dari pinggiran payung, selalu
hidup bebas, lapisan mesoglea tebal. Walaupun bentuk polip dan medusa
sangat berbeda tetapi masing-masing mempunyai tubuh seperti kantung
yang merupakan dasar dari phylum Cnidaria.

Tentakel berfungsi untuk :

o untuk menangkap mangsa


o untuk pergerakan
o untuk pertahanan

2.3 Perkembangbiakan Cnidaria

Secara umum Cnidaria berkembang biak dengan 2 cara yaitu secara


aseksual dengan membentuk tunas dan secara seksual dengan perkawinan. Dalam
perkembangbiakan secara seksual, Cnidaria mengalami metagenesis atau
pergiliran keturunan antara fase vegetatif pertumbuhan dan fase
generatif/reproduksi. Suatu saat Cnidaria berbentuk polip sehingga disebut fase
polip, dan di saat lain berupa medusa, disebut fase medusa.

✓ Reproduksi Seksual; umumnya terjadi pada stadium Medusa


✓ Reproduksi Aseksual: terjadi pada stadium polip, dilakukan dengan jalan
pertunasan, pembelahan dan fragmentasi kaki

Reproduksi filum cnidaria umumnya diosius yaitu jantan dan betinanya berbeda,
beda individu antara jantan dan betina. Sperma dan sel telur dilepas di rongga
gastrovaskular atau keluar tubuh medusa keperairan tempat terjadinya
pertumbuhan. selanjutnya zygot berkembang menjadi larva dan berenang bebas
kemudian menetap disubstrat membentuk tubuh polip. selanjutnya polip
bereproduksi aseksual membentuk medusa.

Gambar 2.3 Proses reproduk sicnidaria

Sumber:https://2.bp.blogspot.com/AcHvJLkFnhQ/W96efVXOflI/AAAAAAAAInQ/YjCsXjU5lfo
d7oa0mSVceYcBS1oT7Zq1wCEwYBhgL/s400/reproduksi%2Bsiklus%2Bhidup%2Bubur%2Bub
ru.jpg
2.4 Klasifikasi Cnidaria

Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Filum Cnidaria


dibagi menjadi empat kelas, yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut),
Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari
kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang dikategori
sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang disebut
dengan Coelenteron. Kelas Hydrozoa memiliki bentuk polip dan medusa,
pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan pada Kelas
Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja. Berikut uraian masingmasing kelas
tersebut.
A. Kelas hydrozoan
Kelas Hydrozoa memiliki Kelas Hydrozoa memiliki anggota yang
paling banyak hidup di laut dan berkoloni, kadang-kadang ada yang soliter,
dan ada juga yang hidup di air tawar. Ukuran tubuhnya sangat kecil dan
mirip tumbuhan. Bila hidup berkoloni memiliki bentuk tubuh polip dan
medusa, sedangkan yang soliter hanya berbentuk polip. Hal tersebut
menentukan tipe hidupnya, apakah sessil atau planktonik. Reproduksi polip
pada kelas hydrozoa dengan aseksual, sedangkan pada medusa
reproduksinya secara seksual. Gamet dihasilkan di epidermis dan dilepas
keluar tubuh. Tidak ditemukan sel masenkim bebas dimesoglea. koloni
polipnya banyak. Dan kebanyakan dari kelas Hydrozoa hidup di air asin
dan beberapa ada yang hidup di air tawar.
Kalsifikasi Kelas Hydrozoa ada 7 Ordo yaitu:
1) Ordo Hydroidea: hidup soliter atau koloni, reproduksi dengan pertunasan
menghasilkan medusa-medusa kecil yang mempunyai ocellu dan statocyst,
Contoh: Hydra.
Gambar2.4.1 hydra
Sumber:https://obs.linescdn.net/0hTddFoLe1C0tZPyRzVBB0HGNpCCRq
UxhIPQlaVQlRVX98CxscZF9NfnVvBXojXUwVNw1DKHo9EHpzBx8eY1
5N/w644
2) Ordo Hydrocorallina: koloni dimorfik dengan polip kecil yang
menghasilkan rangka kapur, dapat mencapai ukuran besar dengan warna
cerah, penghuni terumbu karang, disebut juga koral penyengat (koral api).
Contoh: Millepora

Gambar 2.4.1 Millepora Sumber:https://reefbuilders.com/wp-


content/blogs.dir/1/files/2017/05/acropora- millepora-wild-1.jpg
3) Ordo Stylasterina: polip menghasilkan rangka kapur, medusanya dalam
berbagai ukuran bisa kecil juga ada yang besar, pada pangkal gatrozooid
terdapat duri. Contoh: Stylantheca dan Hydrailmania

Gambar 2.4.1 stylantheca


Sumber: https://calphotos.berkeley.edu/imgs/512x768/0000_0000/0204/0496. jpeg

4) Ordo Trachylina: generasi polip kurang berkembang (tidak ada), medusa


agak besar, diocieus. Contoh: Craspedacusta sowerbyi penghuni air tawar.
Gambar 2.4.1 Craspedacusta sowerbyi
Sumber:http://lifeinfreshwater.net/wp-content/gallery/freshwater-jellyfish-or-
hydromedusae-craspedacusta-sowerbyi/Freshwater-jellyfish-Craspedacusta-sowerbyi-
07.jpg
5) Ordo Siphonophera: bentuk koloni hidroid yang berenang bebas,
disekitar mulut tidak ada tentakel, memiliki banyak nematosit, berukuran
besar, bisanya beracun, medusa biasa menempel, jarang yang berenang
bebas, elagis, umumnya di laut tropis. Contoh: Physalia pelagica

Gambar 2.4.1 Physalia pelagica


Sumber:https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/21/cover-
5fe065f98ede480e067589d2.jpg?t=o&v=770

6) Ordo Chondrophora: Koloni hudroid, benerang bebas dengan alat


pengapung mengandung zat tanduk; contoh: Porpita dan Velella.

Gambar 2.4.1 porpita


Suimber:https://myanimals.com/wp-content/uploads/2020/06/blue-button.jpg
7) Ordo Actinulida: bentuk polip monomorfik, soliter dan kecil sekali,
bersilia, habitat perairan laut contoh: Octobydra
B. Kelas Scyphozoa
Kelas Schypozoa merupakan kelas dari phylum Cnidaria.
Schypozoa berasal dari bahasa yunani schypo yang berarti mangkok dan
zoa yang berarti hewan. Bentuk serupa medusa dengan tentakel.
Mempunyai mesoglea gelatinosa yang tebal .Rongga pencernaannya
membentuk percabangan yang berupa saluran-saluran, kemungkinan
bentuk polip sangat kecil.Sifat kelaminnya diesius.Semuanya hidup di
laut. (Suhardi.
1983). Scyphozoa ini umumnya hidupnya soliter atau tidak berkelompok.
Medusanya dominan dalam siklus hidupnya, berbetuk seperti mangkok
terbalik atau lonceng, tidak ada venum. polipnya kecil ataupun tidak ada
polip sama sekali. Gametnya berasal dari gastrosomal dan dilepas ke
rongga gastrovaskular. di mesoglea terdapat sel mesenkima yang berasal
dari epidermis. habitatnya yaitu di air laut. Hewan ini memiliki lapisan
mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrien. Setiap
sisi mulut dilengkapi dengan tangan 4 buah, Adanya stadium yang
menyerupai polip yang memperbanyak diri monogami (aseksual dengan
tunas, adanya stadium medusa (Schyphomedusa).
Sistem pencernaan: yaitu saluran Gastrovaskular, meliputi: mulut,
manubrium, perut pusat yang membentuk empat kantung masing-masing
dibatasi sekatan (septum). Sistem reproduksi: umumnya Scyphomedusa
diocieus gonad pada Gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskular dan keluar melalui mulut.
Klasifikasi kelas ini ada 4 Ordo yaitu:
1) Ordo Stavromedusae; bentuk seperti gelas piala, menetap dan menempel
dengan tangkai aboral Contoh: Lucernaria australis bebentuk gada
2) Ordo Cubomedusae; bebentuk dengan bagian tepi melekuk ke dalam.
Contoh: Carybdea marsupialis.
3) Ordo Decomedosae : payung berbentuk seperti piring, mulut dilengkapi
dengan empat buah lengan ostium (jumbai). Contoh Aurelia aurita, Cyanea
capilata. Pelagia noctiluca.
4) Ordo Rhizostomeae; mulut tertutup oleh lengan-lengan ostium berjumlah
delapan, tidak memiliki tentakel pada umbella. Contoh: Cassiopeia sp.
Berikut beberapa contoh dari kelas scyphozoa:

Gambar 2.4.2 lucirnaria Gambar 2.4.2 Carybdea

Gambar 2.4.2 Aurelia aurita Gambar 2.4.2 Cassiopeia sp.

C. Kelas Cubozoa
Cubozoa adalah invertebrata cnidaria yang dibedakan oleh medusa
berwujud kubus. Ubur-ubur kotak terkenal karena bisa yang sangat kuat.
Pada fase medusa, cubozoa memiliki bentuk seperti lonceng dengan 4 sisi
yang datar, tinggi tubuhnya bisa mencapai 17 cm, tentakelnya terdiri dari 4
rumpun dengan panjang mencapai 2 m. Sistem tubuh ubur-ubur kotak
sedikit lebih kompleks dari ubur-ubur lainnya. Sistem sarafnya lebih
mengembang dan matanya sudah dilengkapi retina, kornea dan lensa
dengan banyak 24 buah. Hidupnya di pantai sampai lepas pantai,
Makanannya yaitu ikan. tipe ubur-ubur yang sangat mematikan Medusa
Cubuzoa termasuk ubur-ubur sejati karena berukuran besar, pelagis dan
dominan, sedangkan berukuran polip kecil dan hidupnya menetap.
Cubomedusa mampu berenang cepat secara horizontal dengan bagian
aboral sebagat anteriornya. pada fase medusa. Salah satu contoh dari kelas
cubozoan ini yaitu Chronex fleckery (tawon laut).

1) Ordo Carybdeida
pada orodo ini memiliki 5 famili. Keistimewaan pada ordo ini ialah
memiliki otot yang bercabang, yang terdapat pada sudut payung kubus
(tubuhnya). sebagian besar memiliki 4 tentakel.

Gambar 2.4.3 Carybdeida


Sumber:http://siolegacy.ucsd.edu/zooplanktonguide/sites/default/files/B
ox%20Jelly%20copy.jpg
2) Ordo Chirodropida
Mirip dengan carybdeida, tetapi
ia memiliki sakulus kecil yang
menghubungkan rongga
lambungnya. Tentakelnya terletak
di setiap payung kubus.

Gambar 2.4.3 Chirodropida


Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b4/Cubozoa.jpg
D. Kelas Anthozoa

Kata anthozoa berarti hewan yang menyerupai bunga, berasal dari Bahasa
Yunani antho (bunga) dan zoon (hewan). Kelas ini merupakan kelas dalam filum
Cnidaria dengan anggota terbanyak, meliputi koral, bunga karang (mawar laut),
dan anemon laut. Ukuran tubuhnya bervariasi. Semua anggotanya hidup di laut,
baik soliter atau berkoloni, dan hidupnya melekat pada substrat. Mereka
menghasilkan zat kapur atau kalsium karbonat (CaCO3) yang membentuk terumbu
karang.
Tubuh anthozoa berbentuk silinder pendek dan pada salah satu ujungnya
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Hewan ini hanya memiliki bentuk polip,
dengan mulut yang terbuka secara tidak langsung, tetapi melalui faring yang
menghubungkannya ke dalam rongga gastrovaskuler. Rongga tersebut memiliki
sekat-sekat yang disebut mesentris. Di dalamnya juga terdapat nematosis yang
berfungsi mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsa.
Anthozoa memiliki 2 sub kelas yaitu:
1. Sub Kelas Zoantharia (Hexacoralia)
2. Sub Kelas Octocorallia (Alyconaria)
❖ Sub Kelas Zoantharia (Hexacorallia)
tentakel umumnya kurang dari 8, dan kadang bercabang contohnya
(Anemon)
1. Ordo Actinaria: tidak memiliki skeleton, polip dengan berbagai ukuran,
dinding tubuh berotot dan memiliki kaki cakram, melekat pada invertebrata
laut lainnya, hidup soliter atau berkoloni.
1. Sub Ordo Actinaria: memiliki filamen dengan
daerah bersilia. Cotoh: Metridium, Gonactinia,
Anthopleura, Actinia.
2. Sub Ordo Ptuchodactiaria: memiliki bagian bersilia,
tidak memiliki filamen, contoh: Ptychodactis.
3. Sub Ordo Corallimorpharia: tidak bersilia, memiliki
tentakel. Contoh: Corynactis.
Berikut beberapa contoh gambar dari ordo Actinaria:
Gambar2.4.4 Metridium Gambar 2.4.4 Ptychodactis.

Gambar2.4.4 Corynactis.
Gambar2.4.4 Gonactinia

2. Ordo Madreporaria 8 batu karang, eksoskeleton kompak berdabadan


batu kapur, polip kecil, tentake biasanya berjumlah 6, otot lemah,
berkoloni. Contoh: Fungia, Acropora, Montipora, Orbicela
3. Ordo Zoantharia: memiliki tentakel. Contoh: Zoanthus sp.
4. Ordo Antipatharia: karang hitam, skeleton berbentuk seperti tanaman
bercabang, tersusun atas zat tanduk dengan polip kecil yang bertentakel 6,
hidup di laut. Contoh: Antiphathes (akar bahar)
5. Ordo Ceriatharia: tidak berkoloni, memiliki tentakel yang panjang,
contoh: Arachnanthus nocturnus.
❖ Sub Kelas Octocorallia (Alyconaria): memiliki 8 tentakel bercabang dan
berduri, memiliki 8 septa, memiliki siponoglip dan endoskeleton, hidup
berkoloni.
1) Ordo Stolonifera: polip dapat muncul secara terpisah, skeleton terdiri atas
spikula. Contoh: Clavularia, Tubipora musica.
2) Ordo Telestacea: koloni berbentuk batang, tiap sumbu polip memiliki
anak polip. Contoh: Telesto sp.
3) Ordo Alcyonacea: karang lunak, memiliki polip pendek, skeleton berupa
spikula. Contoh: Alcyonium acaule.
4) Ordo Coenothecalia: spikula padat berupa kristal kapur berserabut.
Contoh: Heliophora (karang biru)
5) Ordo Gorgonacea: karang tanduk, berkoloni mirip tumbuhan, skeleton
berupa spikula kapur, polip pendek. Contoh: Coralium sp. (karang merah),
Gorgonia (kipas laut).
6) Ordo Pennatulacea: hidup berkoloni, berdaging, memiliki sumbu polip
yang panjang, rangka berupa spikula yang lunak. Contoh : Pennatula
phosphorea (pena laut).
Berikut beberapa gambar dari sub kelas Octocorallia:

Gambar 2.4.4 Clavularia, Gambar 2.4.4 Telesto sp.


2.5 Peranan Filum Cnindaria

Peran filum Cnidaria bagi kehidupan manusia terdiri dari peran menguntungkan
dan merugikan. Peran yang menguntungkan seperti sebagai bahan pangan dan hiasan,
dan obat. Terumbu karang berperan dalam ekosistem laut. Adapun peran merugikan
seperti ubur-ubur dengan nemotokist nya dapat menyebabkan gatal-gatal pada manusia.
Terumbu karang dapat menjadi penyebab kandasnya kapal di laut.

Peranan filum cnindaria/coelenterata :

 Euplexaura antiphates diguankan sebagai gelang dan diyakini dapat


menyembuhkan penyakit.

 Terumbu karang dapat membentuk danau dan dikelilingi karang yang dinamakan
atol dan pseudo atol.

 Jelly fish / ubur-ubur merupakan hewan yang dapat dikonsumsi karena memiliki
kandungan protein tinggi.

 Lingkungan coral reef (terumbu karang) berfumgsi sebagai pelindung pantai,


pelindung ikan, tempat mencari makan, dan bertelurnya/berkembang biak
berbagai jenis biota laut.

 Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan untuk wisata laut.

 Beberapa koral dan akar bahar dimanfaatkan sebagai perhiasan dan batu karang
sebagai bahan kapur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Coelenterata atau Cnidaria adalah hewan invertebrata yang mempunyai


rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh
tentakel. Golongan Coelenterata merupakan invertebrata yang sebagian besar
hidupnya dilaut. Ukuran tubuhnya merupakan yang paling besar baik yang soliter
maupun yang berbentuk koloni jika dibandingkan dengan invertebrata lainnya.
Cara hidupnya yang melekat didasar perairan, disebut polip, ada yang berenang
bebas disebut medusa. Filum Cnidaria terdiri atas empat kelas. Tiga kelas
knidoblast dimasukkan dalam kelompok cnidarian (terdiri dari kelas hydrozoa,
scyphozoan, dan kelas anthozoa), Coelenterata/Cnidaria memiliki bentuk tubuh
simetri radial, Hewan radial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian
ventral (bawah) atau bagian oral (mulut) dan bagian aboral, tetapi tidak ada bagian
anterior (kepala) dan posterior (kaki). Bentuk tubuh dasar hewan coelenterata
terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang secara bergantian terjadi pada
siklus hidupnya.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmadin. 2018. Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan. Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Indonesia.

Suwignyo S, B Widigdo, Y Wardianto, M Krisanti. 1998. Avertebrata Air. Jilid Institut


Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor.

School aio, 2018. “Ciri Dan Struktur Filum Coelebterata” yang diunggah oleh Aio
School 27 Mei 2018 https://youtu.be/UQ0SuXj7t7M

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Penerbit
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai