Anda di halaman 1dari 29

ZOOLOGI

KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI

MAKALAH
Biosains dalam Al-Qur’an

Tim Dosen:
Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd.
Dr. Hening Widowati, M.Si.

Disusun Oleh:
W.F. Novitasari (NIM. 18230006)

MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya,


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Biosains dalam Al-Qur’an.
Penyusunan tugas makalah ini dapat selesai tentu saja tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu kami dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd. selaku dosen pengampu Biosains
dalam Al-Qur’an.
2. Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si. selaku dosen pengampu Biosains dalam Al-
Qur’an.
3. Orang tua dan keluarga yang memotivasi dan selalu mendukung sehingga
penyusunan tugas makalah ini dapat selesai dengan baik.
4. Rekan-rekan satu angkatan yang saling memberikan motivasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun guna perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Metro, 2 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan................................................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Hewan dan Sistem Klasifikasi ................................. 4
B. Sistem Klasifikasi Hewan (Invertebrata dan Vertebrata) ..................... 7
C. Dasar-Dasar Pengelompokkan atau Klasifikasi Hewan ....................... 16
D. Keanekaragaman Hewan dalam Al-Qur’an ......................................... 17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi ini dihuni lebih dari sejuta spesies hewan, dan terdapat
kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh
ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan kedalam sekitar 35 Filum,
namun jumlah sebenarnya tergantung pada perbedaan pandangan para ahli
taksonomi. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi
anggota terbanyak sebagian besar Filum adalah spesies akuatik.Lautan yang
kemungkinan merupakan tempat asal mula jenis hewan pertama, masih
merupakan rumah bagi sejumlah besar Filum hewan. Fauna air tawar sangatlah
banyak tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut (Campbell et. al., 2004).
Kingdom Animalia atau kerajaan hewan merupakan kingdom yang diduga
memiliki jumlah spesies paling banyak.
Keanekaragaman jenis hewan di Indonesia telah banyak di teliti oleh
ilmuwan asing sejak zaman penjajahan. Berdasarkan garis Wallace dan garis
Weber, persebaran hewan-hewan di Indonesia meliputi tiga daerah zoogeografi
yaitu daerah Oriental (Asiatis) di kawasan barat, daerah Australia di kawasan
timur dan daerah peralihan.
Karena banyaknya spesies hewan dan tumbuhan yang terdapat di bumi
ini, maka diperlukan sistem klasifikasi untuk memberikan kemudahan dalam
mempelajari tentang ciri- ciri dan sifat yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup.
Klasifikasi merupakan suatu proses penggolongan terhadap makhluk
hidup yang dilakukan secara sistematis menurut suatu aturan tertentu.
Pengelompokkan dalam klasifikasi berdasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua
ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan
tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap
kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan
kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari
Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),

1
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang
dengan Carolus Linnaeus. Beliau merupakan ilmuan modern yang membuat
sistem pengelompokkan makhluk hidup dengan membaginya ke dalam dua
kelompok besar yaitu dunia tumbuhan (Plantae) dan dunia hewan (Animalia).
Keanekaragaman hewan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Pencipta untuk kesejahteraan umat manusia. Seperti Firman Allah berikut ini:

َ ‫س َم َوت ٍَوه َُوبِ ُك ِل‬


﴾٢٩﴿َ‫ش أىءٍ َع ِليم‬ َ َ‫س أبع‬ َ ََ‫س َما ٰٓ ِءف‬
َ َّ‫س َّوى ُهن‬ ِ ‫ىٱْل َ أر‬
َّ ‫ض َج ِميعًاث ُ َّمٱ أست ََو ٰٓىإِلَىٱل‬ ‫ه َُوٱلَّذِى َخلَقَلَ ُكم َّمافِ أ‬
Artinya :
“Dialah (Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” ( QS. Al-Baqarah (2): 29)
Sebelum manusia mempelajari ilmu pengetahuan, terlebih dahulu Allah
mengajarkan kepada Nabi Adam A.S. nama-nama benda yang beranekaragam.
Seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqarah (2): 31 dibawah ini:

َ َ‫ل أَن ِبئُونِي ِبأَس َماء هَـؤُالء ِإن ُكنتُم‬


ََ‫صا ِدقِين‬ َ ‫َو َعل ََم آ َدَ ََم األَس َماء ُكل َها ثُمَ َع َر‬
ََ ‫ض ُهمَ َعلَى ال َمالَئِ ََك َِة فَقَا‬
Yang artinya:
“Dan Dia Ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-
Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”

Di dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Setiap
individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Kekhasanahan dan tingginya
tingkat keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan
hidup umat manusia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dikaji lebih lanjut
tentang keanekaragaman hewan dan hubungannya dengan sistem klasifikasi
ditinjau dari segi sains dan Al-Qur’an.

2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah keanekaragaman hewan dan hubungannya dengan sistem
klasifikasi?
2. Bagaimana kajian keanekaragaman hewan dalam Al-Qur’an?
3. Apakah dasar-dasar pengelompokkan/klasifikasi hewan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman hewan dan hubungannya dengan sistem
klasifikasi.
2. Untuk mengetahui kajian keanekaragaman hewan dalam Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui dasar-dasar pengelompokkan/klasifikasi hewan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami manfaat kenaekaragaman hayati terutama keanekaragaman
hewan untuk kelangsungan hidup manusia.
2. Mengetahui konsep keanekaragaman hewan dan klasifikasi dalam
pandangan Al-Qur’an.
3. Lebih memahami lagi mengenai pengelompokkan makhluk hidup yang
akan membuat pemanfaatan makhluk hidup tersebut menjadi lebih
optimal.
4. Mengingatkan kita akan kebesaran Allah SWT. yang telah menciptakan
alam raya ini dengan keindahan yang tiada tara.
5. Agar lebih mencintai lingkungan dengan segala isinya dan menyadari
pentingnya kelestarian keanekaragaman hayati sebagai syarat mutlak
untuk tetap menjaga tersedianya plasma nuftah atau sumber gen.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Hewan dan Sistem Klasifikasi


Hewan termasuk kingdom Animalia, merupakan kelompok besar
organisme yang multiseluler, mampu menanggapi rangsangan dengan aktif dan
memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain (heterotrof).
Keanekaragaman hewan menunjukkan berbagai variasi dalam bentuk, struktur
tubuh, warna, jumlah dan sifat lainnya di suatu daerah.
Klasifikasi adalah metode menata organisme ke dalam kelompok
berdasarkan pada kemiripan struktur yang menunjukkan dekatnya kekerabatan
antara organisme tersebut dan juga menunjukkan evolusinya (Collins, 1999).
Tujuan klasifikasi:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
dimiliki.
2. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
3. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum
sampai yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai berikut:
Hewan Tumbuhan
Kingdom Regnum Kingdom)
Phylum Divisio (Division)
Class Classis (Class)
Ordo Ordo (Order)
Family Familia (Family)
Genus Genus (Genus)
Species Species (Species)
(Noorhidayati, 2010:64)

4
1. Sistem Klasifikasi.
Berdasarkan kriteria yang digunakan (Rahardian, 2012), sistem
klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Klasifikasi sistem alami, yaitu klasifikasi yang didasarkan pada sifat
morfologi, fisiologi dan anatomi yang dimiliki oleh makhluk hidup.
Contoh: kambing, sapi dan kerbau diklasifikasikan ke dalam hewan
berkaki empat (morfologi).
b. Klasifikasi sistem buatan, yaitu klasifikasi yang didasarkan pada ciri
morfologi yang mudah diamati dari makhluk hidup. Contoh: pada
klasifikasi tumbuhan terdiri atas herba, pohon dan semak.
c. Klasifikasi sistem filogenik, yaitu jenis klasifikasi yang didasarkan pada
sejarah evolusi makhluk hidup dan hubungan kekerabatan antara takson
satu dengan yang lainnya. Contoh: hubungan kekerabatan antara orang
utan dan gorilla.
2. Sejarah Sistem Klasifikasi.
a. Sistem Dua Kingdom (Aristoteles Tahun 1880). Pengelompokkan
makhluk hidup dengan sistem ini terdiri atas Kingdom Plantae
(tumbuhan) dan Kingdom Animalia (hewan).
b. Sistem Tiga Kingdom (Ernest Haekel Tahun 1866). Sistem tiga
Kingdom terdiri atas Kingdom Protista, Kingdom Plantae dan
Kingdom Animalia
c. Sistem Empat Kingdom ( E. Chatton Tahun 1959). Sistem empat
Kingdom terdiri atas Monera, Protista, Plantae dan Animalia
d. Sistem Lima Kingdom (Robert Whittaker Tahun 1969). Sistem lima
Kingdom terdiri atas Kingdom Monera, Kingdom Protista, Kingdom
Fungi, Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia.
e. Sistem Enam Kingdom (Carl Woese Tahun 1990). Sistem enam
Kingdom terdiri atas Kingdom Archae (Archaebacteria), Kingdom
Protista, Kingdom Monera, Kingdom Fungi, Kingdom Plantae dan
Kingdom Animalia (Nurhayati, dkk, 2012).

5
3. Struktur Tubuh Animalia
Dalam klasifikasi Kingdom Animalia, ada dua ciri yang membedakan
struktur tubuh suatu hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan:
a. Simetri tubuh
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan
yang memiliki simetri tubuh bilateral dan hewan yang memiliki simetri
tubuh radial.
 Simetri Bilateral adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun
bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong
dari depan ke belakang, maka akan terlihat bagian tubuh tubuh
yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral
selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga
memiliki sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi kepala
(anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping (lateral).
 Simetri Radial adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh
melingkar (bulat). Hewan dengan simetri radial hanya memiliki
dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral).
Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain porifera, cnidaria, dan
echinodermata.
b. Lapisan Tubuh
Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan
membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya,
hawan dikelompokkan menjadi diploblastik dan tripoblastik.
 Hewan Diploblastik adalah hewan yang memiliki dua lapis sel
tubuh. Lapisan terluar disebut dengan ektoderma, sedangkan
lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh dari hewan
diploblastik adalah Cnidaria.
 Hewan Triploblastik adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel
tubuh. Lapisan terluar disebut eksoderma, lapisan tengah disebut
mesoderma dan lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma akan
berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan

6
berkembang menjadi kelenjar pencernaan dan usus, sedangkan
endoderma akan berkembang menjadi jaringan otot.
c. Rongga Tubuh (Selom)
Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan
rongga tubuh (selom) yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan
sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: aselomata,
pseudoselomata dan selomata.
 Aselomata adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki
rongga antara usus dengan tubuh terluar. Hewan yang termasuk
aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).
 Pseudoselomata adalah hewan yang memiliki rongga dalam
saluran tubuh (pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang
memisahkan alat pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga
tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma.
Hewan yang termasuk pseudoselomata adalah Rotifera dan
Nematoda.
 Selomata adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan
mempunyai batas yang berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan
dalam dan luar dari jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan
menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron.
Mesenteron berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata
sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan
deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk protoselomata
antara lain Mollusca, Annelida dan Arthropoda. Sedangkan hewan
yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata
dan Chordata.

B. Sistem Klasifikasi Hewan (Invertebrata dan Vertebrata).


Kingdom Animalia atau kerajaan hewan merupakan Kingdom yang
diduga memiliki jumlah spesies paling banyak.Berdasarkan ada tidaknya
tulang belakang, hewan dibagi menjadi Invertebrata dan Vertebrata.

7
1. Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan
ini memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan
dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang. Selain itu, sistem
pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan
hewan Vertebrata.
Hewan Invertebrata dibagi menjadi 9 Filum, yaitu:
a. Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja
alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam
tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya
dapat sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni). Protozoa memakan
tumbuhan dan hewan dan berkembang biak secara reproduksi aseksual
(vegetatif) dengan cara membelah diri dan dengan cara seksual
(generatif) yaitu konjugasi. Contohnya Amoeba proteus.
Filum Protozoa terbagi menjadi beberapa Kelas, yaitu:
 Kelas hewan berambut getar (Ciliata)
 Kelas hewan berkaki semu (Rhizopoda)
 Kelas hewan berspora (Sporozoa)
 Kelas hewan berbulu cambuk (Flagelata)
b. Porifera
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-
pori, hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh
organ tubuhnya.
Porifera terdiri dari tiga Kelas:
 Kelas Calcarea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal,
contohnya: Seghpha sp., Charsarina sp.
 Kelas Hexactinelida
Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam, contohnya:
Pnerorepa sp.

8
 Kelas Demospangia
Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contohnya: Spongia
sp.
c. Coelenterata
Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus).
Coelenterata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang
menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah. Coelentrata terdiri dari
3 Kelas, yaitu:
 Anthozoa
 Hydrozoa
 Scyphozoa
d. Platyhelminthes
Kata Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata platys
(pipih) dan helminthes (cacing). Platyhelminthes adalah binatang
sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh adalah simetris bilateral tanpa
peredaran darah dengan pusat saraf yang berpasangan. Cacing pipih
kebanyakan sebagai penyebab penyakit karena hidup sebagai parasit
pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti
cacing pita dan cacing hati.
Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga Kelas, yaitu:
 Kelas Turbellaria (cacing berambut getar)
 Kelas Trematoda (cacing isap)
 Kelas Cestoda (cacing pita)
e. Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki
tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun
tidak ada sistem peredaran darah. Contoh: cacing askaris, cacing
tambang dan cacing filaria.
f. Annelida
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-
segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik, sistem
peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua

9
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermaprodit. Contoh: cacing
tanah, cacing pasir, cacing kipas dan lintah / leeches.
g. Mollusca
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen, tubuh lunak dan
biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau
cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari
serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh: kerang, nautilus,
gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut dan chiton.
Mollusca dibedakan menjadi 4 Kelas:
 Kelas Lamilli Brancuiata (golongan karang dan tiram)
 Kelas Gastropoda (golongan siput)
 Kelas Cephalopoda (golongan cumi-cumi)
 Kelas Amphineura
h. Echinodermata
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu: echimos (landak) dan derma (kulit).
Semua hewan yang termasuk Filum Echinodermata biasanya hidup di
laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama).
Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam
berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya regenerasinya
amat besar. Beberapa organ tubuh Echinodermata sudah berkembang
dengan baik.
Echinodermata dapat dibagi manjadi 5 Kelas, yaitu:
 Asteriodea/bintang laut
Contohnya: Dermaterias imbricate dan Asterias vulgaris/ bintang
laut.
 Ophiuroidea/bintang ular laut
Contohnya: Ophioderma brevispinum/bintang ular laut.
 Echinoidea/landak laut
Contohnya: Diadema antillarum/landak laut, Echinos
esculentus/bulu babi berbulu pendek.
 Holothuroidea/teripang
Contohnya: Holothuria scabra/teripang, Curcuma planci/mentimun
laut.

10
 Crinoidea/lili laut
Contohnya: Lamprometra palmata/lili laut.
i. Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf
tangga tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh
Arthropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem
peredaran darah terbuka.
Arthropoda dapat dibagi menjadi 4 Kelas, yaitu:
 Insecta/serangga
Contohnya : Hetaerina america/capung.
 Crustacea/udang-udangan
Contohnya: Ceonobita clypeatus/umang (kelomang).
 Arachnida/laba-laba
Contohnya: Eurypelma californica/laba-laba.
 Myriapoda/lipan
Contohnya: Scolopendra subspinipes/kelabang (lipan).
2. Vertebrata
Hewan Vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Hewan Vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari
otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam
memenuhi kebutuhannya, hewan Vertebrata telah memiliki sistem kerja
sempurna, peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-
pembuluh darah menjadi salurannya (Nuriadin, 2013).
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1. Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian
ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher
tidak mutlak ada. Contohnya: pada katak.

11
Hewan bertulang belakang (Vertebrata) ini terdiri atas 5 Kelas, yaitu:
a. Pisces
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
 Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.
 Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit.
 Tubuh terdiri atas kepala, badan dan ekor.
 Rangka tersusun atas tulang sejati.
 Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik
 Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan
arah dan posisi berenang.
Contoh: ikan gurame, hiu dan lele.
b. Amphibia
Ciri-ciri Amphibia sebagai berikut:
 Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab.
 Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak
hidup di air kemudian setelah dewasa hidup di darat, berudu
berbentuk seperti ikan yang bernafas dengan insang dan kulit,
setelah waktunya akan tumbuh kaki dan akhirnya ekor menghilang
sementara itu insang berangsur-angsur menghilang dan digantikan
oleh paru-paru kemudian katak menjadi dewasa.
 Jantung beruang tiga yaitu dua serambi dan satu bilik.
 Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan sel telur oleh
sperma terjadi di luar tubuhnya (fertilisasi eksternal).
c. Reptilia
Ciri-ciri Reptilia (hewan melata) adalah sebagai berikut:
 Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat keratin.
 Bernafas dengan paru-paru.
 Berdarah dingin (poikiloterm) yakni yang suhu tubuhnya
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
 Umumnya bersifat ovipar (bertelur), contoh: kadal dan vivipar
(beranak), contoh: ular.

12
 Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik
yang masih belum sempurna.
Contoh: ular, kadal dan iguana.
d. Aves
Ciri utama Aves sebagai berikut:
 Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah
berkembang dengan baik.
 Berdarah panas (homeoterm).
 Jantung terdiri dari empat ruang 2 serambi dan 2 bilik yang sudah
berkembang dengan baik.
 Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh
induk (fertilisasi internal).
 Terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan
tumbuh dengan baik di sebelah kiri.
Contoh: burung, ayam, bebek dan angsa.
e. Mamalia
Ciri-ciri utama Mamalia sebagai berikut:
 Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti
ikan paus, lumba-lumba.
 Berdarah panas (homeoterm).
 Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
 Otak berkembang dengan baik.
 Fertilisasi internal.
 Bernafas dengan paru-paru.
 Terdapat 4 ruang jantung yang sempurna.
Contoh: kambing, kucing, sapi dan gajah.

13
Berikut bagan keanekaragaman hewan:

14
Bagan Hewan Vertebrata:

15
C. Dasar-Dasar Pengelompokkan atau Klasifikasi Hewan
Pengelompokkan hewan didasarkan pada persamaan, perbedaan,
manfaat, ciri morfologi dan anatomi, dan berdasarkan ciri biokomia.
1. Berdasarkan Persamaan
Kita dapat mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaannya,
contohnya kuda dan sapi dapat dikelompokkan sebagai hewan yang
memiliki tulang belakang atau dapat pula dikelompokkan sebagai hewan
yang menyusui atau mamalia, karena memiliki kelenjar susu. Kuda dan
sapi juga dapat dimasukkan dalam kelompok hewan tetrapoda, karena
sama-sama berkaki empat (tetra = empat, podos = kaki).
2. Berdasarkan Perbedaan
Meskipun kuda dan sapi merupakan satu kelompok, yaitu hewan mamalia,
kita dapat pula memisahkan keduanya sebagai kelompok yang berbeda
berdasarkan perbedaan, cirinya, misalnya dengan melihat jumlah jari di
setiap kaki. Kuda memiliki tiga jari di setiap kaki, sehingga masuk dalam
kelompok hewan mamalia berjari ganjil atau perisodactyla. Sedangkan
sapi memiliki empat jari di setiap kakinya, sehingga masuk dalam
kelompok mamalia berjari genap atau artiodactyla, demikian pula kambing
dan kerbau.
3. Berdasarkan Manfaat
Pengelompokkan merupakan salah satu upaya dalam mengklasifikasi.
Hampir setiap orang melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup.
Klasifikasi dapat dilakukan oleh siapa saja, asalkan memiliki dasar dan
tujuan yang jelas. Sebagai contoh sapi, kerbau, kambing dimasukkan
dalam satu kelompok hewan ternak. Dasar pengelompokkan itu adalah
bahwa hewan tersebut dapat dijadikan hewan ternak, sedangkan tujuannya
adalah untuk memudahkan manusia dalam memanfaatkan hewan tersebut
sebagai hewan yang dapat diambil dagingnya, susunya, dan tenaganya.
4. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Klasifikasi didasarkan pada persamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri yang digunakan terutama ciri-ciri morfologi dan anatomi.
Morfologi adalah ciri-ciri yang tampak di bagian luar tubuh makhluk

16
hidup sehingga dapat kita amati langsung, sedangkan anatomi adalah ciri-
ciri yang ada di bagian dalam tubuh makhluk hidup.
Ciri-ciri yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi hewan, misalnya
ada-tidaknya tulang belakang, bentuk alat gerak, jumlah sayap (pada
serangga), ruas-ruas pada tubuh, jumlah kaki dan lain-lain.
5. Berdasarkan Ciri Biokimia
Dalam perkembangannya, ciri-ciri yang dapat digunakan dalam klasifikasi
tidak hanya ciri-ciri morfologi dan anatomi, tapi dengan melihat hubungan
kekerabatan, berdasarkan ciri-ciri biokimia, menggunakan kajian biologi
molekuler (DNA). Misalnya untuk menentukan ayah seorang bayi, dapat
dibandingkan DNA-nya. Meskipun ciri wajah dan tubuh tidak mirip, jika
DNA-nya mirip, dapat dipastikan orang tersebut merupakan ayah bayi
tersebut.

D. Keanekaragaman Hewan dalam Al-Quran


Beragamnya hewan yang ada di bumi, merupakan grand design
penciptaan Allah SWT. dan hampir sebagian besar jumlah makhluk hidup di
bumi adalah hewan (Animalia).
Sebagaimana terdapat dalam firman Q.S. An-Nur [24]: 45
َ‫أنَ َو ِم أن ُهمَ َّمن‬ ‫لَدَآٰبَّ ٍَةَ ِمنَ َّمآٰءٍَََۖفَ ِم أن ُهمَ َّمنَيَ أمشِىَ َعلَىََبَ أ‬
َِ ‫طنِِۦهَ َو ِم أن ُهمَ َّمنَ َي أمشِىَ َعلَىََ ِرجأ لَي‬ ََّ ‫ٱّللَُ َخلَقَََ ُك‬
ََّ ‫َو‬
َ‫ش أىءٍََقَدِير‬ َِ ‫ٱّللََ َعلَىََ ُك‬
َ َ‫ل‬ ََّ ِ‫ٱّللَُ َماَيَ َشا ٰٓ َُءََۚإ‬
ََّ َ‫ن‬ َُ ُ‫يَ أمشِىَ َعلَىََٰٓأ َ أربَ َعٍََۚيَ أخل‬
ََّ َ‫ق‬
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.

Ada pun penjelasan dalam surat An Nur ayat 45 dari berbagai sumber
yang kami kumpulkan dan diskusikan sebagai berikut:
Air (H2O) merupakan senyawa ciptaan Allah SWT yang tersusun oleh
unsur atom H dan atom O. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT
menciptakan semua makhluk-Nya berasal dari air. Air adalah unsur komponen

17
kehidupan yang paling penting. Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air,
jika tanpa air maka makhluk hidup tidak akan hidup. Demikianlah Allah SWT
menciptakan air sebagai unsur terpenting dalam penciptaan makhluk-Nya.
Dalam sebuah penelitian, kandungan air dalam otak manusia 83%, ginjal 82%,
jantung 79%, paru-paru 80%, tulang 22%, dan darah 90%. Bila kandungan air
dalam masing-masing organ tersebut tetap dipertahankan sesuai kebutuhan,
maka organ tersebut akan tetap sehat. Sebaliknya bila menurun, fungsinya juga
akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus dan patogen
lainnya.
Maka tidak satu pun hewan yang tidak memerlukan air. Kemudian
dijadikanlah hewan-hewan itu bervariasi dari segi jenis, memiliki potensi dan
perbedaan-perbedaaan lainnya. Maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya seperti ular atau siput, dan binatang merangkak
lainnya. Sebagian lainnya berjalan di atas kedua kakinya seperti manusia dan
burung. Ada pula jenis hewan yang berjalan di atas empat kaki seperti sapi dan
kerbau. Allah menciptakan makhluk yang dikehendaki-Nya dengan
beranekaragam untuk menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Dia
adalah Dzat yang berkehendak memilih dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Al-Qur’an juga menyebutkan tidak kurang dari sebelas kali bahwa
manusia diciptakan dari nutfah (itu artinya sejumlah kecil cairan atau tetesan
cairan). Hal ini disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya Surat
Al-Hajj ayat 5 dan Surat Al-Mukminun ayat 13.Air yang dimaksud dalam Q.S
tersebut adalah air kehidupan atau air yang mengandung spermatozoa. Ayat ini
tidak hanya mendahului ilmu pengetahuan dalam menerangkan kejadian
manusia dari setetes air seperti disebut dalam ayat 5 dan 6 Q.S Al-Thâriq,
bahkan juga telah mendahului ilmu pengetahuan dalam menerangkan bahwa
setiap makhluk hidup di atas bumi berkembang biak melalui sperma, meskipun
bentuk dan ciri sperma yang ada pada masing-masing makhluk itu berbeda
(tafsir-Quraish Shihab).
Demikian pula dalam Al-Qur’an Surat Al-Fathir ayat 28:
ََّ ِ‫نَ ِعبَا ِد َِهَ أالعُلَ َما َُءََۗإ‬
ََّ َ‫ن‬
ََ‫ّللا‬ ََّ َ‫امَ ُم أختَ ِلفََأ َ أل َوانُ َهَُ َكذَ ِلكََََۗإِنَّ َماَيَ أخشَى‬
َ‫ّللاََ ِم أ‬ َِ َ‫ابَ َو أاْل َ أنع‬ َ ِ َّ‫َو ِمنَََالن‬
َِ ‫اسَ َوالد ََّو‬
َ‫َع ِزيزََ َغفُور‬

18
Artinya : “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang
melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya
(dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-
hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”
Bahwa sesungguhnya diantara manusia, binatang melata, unta, sapi
dan domba terdapat bermacam-macam bentuk, ukuran dan warnanya pula.
Hanya manusia berakal yang mengetahui rahasia penciptaan-Nya yang dapat
mencermati hasil ciptaan yang mengagumkan ini dan membuat mereka tunduk
kepada Sang Pencipta.
1. Zoologi Invertebrata
Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa contoh atau perumpamaan
hewan Invertebrata yaitu:
a. Laron
Q.S. Al-Qari`ah [101] : 4
‫اشَ أٱل َم أبثُوث‬
َ ِ ‫اسَك أَٱلفَ َر‬
َُ َّ‫يَ أو ََمَيَ ُكونََُٱلن‬
Artinya: “Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang
bertebaran”
b. Laba-Laba
Q.S. Al-`Ankabut [29] : 41
َِ ‫تَلَبَيأتََُ أٱلعَن َكبُو‬
ََۖ‫ت‬ َِ ‫نَأَ أوهَنَََ أٱلبُيُو‬ َِ ‫لَ أٱلعَن َكبُو‬
َ‫تَٱتَّ َخذَ أ‬
ََّ ِ‫تَبَ أيتًاََۖ َوإ‬ َِ َ ‫ٱّللَِأ َ أو ِليَا ٰٓ ََءَ َك َمث‬ َِ ‫لَٱلَّذِينَََٱت َّ َخذُواََ ِمنَد‬
ََّ َ‫ُون‬ َُ َ ‫َمث‬
ََ‫لَ أَوَكَانُواََيَ أع َل ُمون‬
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-
pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.
Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui”
c. Lalat
Q.S. Al-Haj [22] : 73
ََُۖ‫ٱّللَِلَنَ َي أخلُقُواَ َذ ُ َبابًا َ َولَ َِو َٱجأ تَ َم ُعواََلَ ۥه‬ َِ ‫نَٱلَّذِينََ َتَدأعُونََ َ ِمنَد‬
ََّ َ‫ُون‬ ََّ ‫ب َ َمثَلَ َفَٱ أست َِمعُواََلَ َٰٓۥه َُۚ َ ِإ‬ َُ َّ‫َٰٓيأَيُّ َها َٱلن‬
ََ ‫اسَض ُِر‬
‫طا ِلبََُ َو أٱل َم أ‬
َُ‫طلُوب‬ َّ ‫فَٱل‬ َ ََُۚ‫ّلَيَ أستَن ِقذُو َهَُ ِم أن َه‬
ََ ُ‫ضع‬ َ ََُ‫َوإِنَيَ أسلُ أب ُه َُمَٱلذُّبَاب‬
َ َّ َ‫شيأـًٔا‬
Artinya: “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang

19
kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah”
d. Lebah
Q.S. An-Nahl [16] : 68
َِ ‫نَٱت َّ ِخذِىَ ِمنَََ أٱل ِجبَا‬
َّ ‫لَبُيُوتًاَ ََو ِمنَََٱل‬
ُ ‫ش َج َِرَ َو ِم َّماَيَ أع ِر‬
ََ‫شون‬ َِ َ ‫لَأ‬
َِ ‫َوأ َ أو َحىََ َربُّكَََإِلَىَٱلنَّحأ‬
Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang
dibuat oleh manusia"
e. Nyamuk
Q.S. Al-Baqarah [2] : 26
َُّ ‫ض َةً َفَ َما َفَ أوقَ َهاَۚ َفَأ َ َّما َٱلَّذِينََ َ َءا َمنُواَ َفَيَ أعلَ ُمونََ َأَنَّ َهُ َ أٱل َح‬
َ‫ق َ ِمن‬ َ ‫ل َ َّما َبَعُو‬ ََ ‫ى َأَن َيَض ِأر‬
َ ً َ‫ب َ َمث‬ َ َ َ َ‫ٱّلل‬
‫ّل َيَ أستَحأ َِٰٓۦ‬ ََّ ِ‫إ‬
ََّ َ ‫ن‬
ً ِ‫يرا َ َو َي أهدِى َبِِۦه َ َكث‬
َ‫يراَۚ َ َو َما‬ ً ‫ل َبِِۦه َ َك ِث‬
َُّ ‫ُض‬
ِ ‫لَۘ َي‬ ََّ َ َ‫َّربِ ِه أَمَۖ َ َوأ َ َّما َٱلَّذِينََ َ َكفَ ُرواَ َفَ َيقُولُونََ َ َماذََآٰ َأ َ َرا َد‬
َ ً َ ‫ٱّللُ َبِ َهذَا َ َمث‬
ََ‫ّلَ أَٱلفَ ِس ِقين‬
َ َّ ‫لَ ِب َِٰٓۦهَ ِإ‬
َُّ ‫ُض‬
ِ ‫ي‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang
yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari
Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud
Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu
(pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang
disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”
f. Semut
Q.S. An-Naml [27] : 18
َ‫سلَ أي َمنَُ َ َو ُجنُود ُ ۥهَُ َو ُه أَم‬
ُ َ ‫ّل َيَحأ ِط َمنَّ ُك أَم‬
َ َ َ ‫س ِكنَ ُك أَم‬ َُ ‫ت َنَ أملَةَ َ ٰٓيَأَيُّ َها َٱلنَّ أم‬
َ ‫ل َٱدأ ُخلُواَ َ َم‬ َِ ‫َحتَّىَٰٓ َ ِإذََآَٰأَت أَواَ َ َعلَىَ َ َوا َِد َٱلنَّ أم‬
َ‫ل َقَالَ أ‬
ََ‫ّلَ َي أشعُ ُرون‬
ََ
Artimya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari”

20
2. Zoologi Vertebrata
Vertebrata merupakan Subfilum dari Chordata yang memiliki
anggota yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuhnya dibagi menjadi
tiga bagian yang cukup jelas yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala dengan
rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena mempunyai
cranium ini Vertebrata dikenal juga sebagai craniata. Notochord sebagai
penyongkong berakhir pada cranium dan pada tingkat yang telah maju
diganti oleh unsur-unsur tulang rawan atau tulang sejati yang membentuk
tulang belakang. Kelompok ini dikatakan Vertebrata karena mempunyai
tulang belakang yang beruas-ruas (vertebrae) (Storer et al., 1957).
Dalam Al-Quran disebutkan beberapa contoh dan perumpamaan
tentang hewan Vertebrata, diantaranya yaitu:
a. Ikan (Pisces)
Q.S. As-Saffat [37] : 142
َ‫فَ أٱلتَقَ َم َهَُ أٱل ُحوتََُ َوه ََُوَ ُم ِليم‬
Artinya: “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela”
b. Burung (Aves)
Q.S. An-Nahl [16] : 79
ٍَ َ‫نَفِىَذَ ِلكَََ َل َءاي‬
ََ‫تَ ِلقَ أو ٍَمََيُؤأ ِمنُون‬ ََّ ِ‫ٱّللََُۗإ‬ َ َّ ِ‫نَإ‬
ََّ َ‫ّل‬ ََّ ‫س َما ٰٓ َِءَ َماَي أُم ِس ُك ُه‬ ٍَ ‫س َّخ َر‬
َّ ‫تَفِىَ َج َِوَٱل‬ َ ‫أرَ ُم‬ َّ ‫أَلَ أَمَيَ َر أواََإِلَىَٱل‬
َِ ‫طي‬
Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya
selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
yang beriman”
c. Ular (Reptil)
Q.S. An-Naml [27]:10
َ ‫ىليَ َخافُلَدَىََّ أٱل ُم أر‬
ََ‫سلُون‬ َ ِ‫ار َءاهَات َ أهت َُّز َكأ َ َّن َها َجآٰنٌّ َولَّى ُمدأ ِب ًرا َولَ أميُ َع ِق أبيَ ُمو َسى َلتَ َخ أفإِن‬ َ َ‫َوأ َ أل ِقع‬
َ ‫صا َكفَلَ َّم‬
Artinya: “Dan lemparkanlah tongkatmu!" Maka ketika (tongkat itu
menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor
ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh.
"Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para
rasul tidak perlu takut”

21
d. Katak (Amphibi)
Q.S.Al-'A`raf [7]:133
ََ‫صلَ ٍتفَٱ أست َ أك َب ُروا َوكَانُواقَ أو ًما ُّمجأ َِر ِمين‬ َّ ‫طوفَان ََو أٱل َج َرادَ َو أٱلقُ َّملَ َوٱل‬
َّ َ‫ضفَا ِد َع َوٱلد ََّم ََءا َي ٍت ُّمف‬ ُّ ‫س ألنَا َعلَ أي ِه ُمٱل‬
َ ‫فَأ َ أر‬
Artinya: “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang,
kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai
bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa”
e. Sapi, Gajah, Kambing (Mamalia)
1. Sapi
Q.S. Al-Baqarah [2] : 67
َ‫ٱّللَِأ َ أ‬
َ‫ن‬ ََ ‫ٱّللََ َيأ أ ُم ُر ُك أَمَأَنَتَذأ َب ُحواََ َبقَ َر َة ًََۖقَالُ ٰٓواََأَتَتَّ ِخذُنَاَه ُُز ًواََۖقَا‬
ََّ ‫لَأَعُو َذ َُ ِب‬ ََّ ‫سىََ ِلقَ أو ِم َِٰٓۦهَ ِإ‬
ََّ َ‫ن‬ ََ ‫َو ِإذأََقَا‬
َ ‫لَ ُمو‬
ََ‫أ َ ُكونَََ ِمنَََ أٱل َج ِه ِلين‬
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada
kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih
seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak
menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung
kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang
yang jahil"
2. Gajah
Q.S. Al-Fiil [105] : 1
َ‫بَ أٱل ِفي ِل‬ ‫لَ َربُّكَََبِأ َ أ‬
َِ ‫ص َح‬ ََ ‫أَلَ أَمَت َََرَ َكي‬
ََ َ‫أفَفَع‬
Atinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana
Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?”
3. Kambing
Q.S. Al-'An`am [6] : 143
َ‫ت‬ َِ ‫أنَ َح َّر ََمَأَ َِمَ أٱْلُنثَيَي‬
َ‫أنَأَ َّماَٱ أشتَ َملَ أ‬ َِ ‫لَ َءآٰلذَّك ََري‬ َِ ‫أنَ َو ِمنَََ أٱل َم أع َِزَٱثأنَي‬
َ‫أنََۗقُ أ‬ َِ ‫جٍََۖ ِمنَََٱلضَّأ أ‬
َِ ‫نَٱثأنَي‬ َ ‫ث َ َم ِنيَ َةََأ َ أز َو‬
َِ ‫َعلَ أي َِهَأَ أر َحا َُمَ أٱْلُنثَيَي‬
َ َ‫أنََۖنَبِـُٔونِىَ ِب ِع أل ٍَمَإِنَ ُكنت ُ أَم‬
ََ‫ص ِدقِين‬
Artinya: “ (yaitu) Delapan binatang yang berpasangan,
sepasang domba dan sepasang dari kambing. Katakanlah:
"Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua
yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?"
Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu
memang orang-orang yang benar”

22
Anjuran Berbuat Baik kepada Hewan
Beberapa hadist menganjurkan berbuat baik kepada hewan yaitu
diantaranya dengan cara:
a. Memberikan makanannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.:
ُ‫علَىَالَّذِيَيَ أركَبََُ َويَ أش َربََُالنَّفَقََ َة‬ َُ ‫سو‬
ََّ َ‫ل‬
َ ‫… ََو‬eَِ‫ّللا‬ ُ ‫لَ َر‬ ََ ‫ضيَاللَّهمَ َع أنهمَقَا‬
ََ ‫لَقَا‬ ِ ‫نَأَ ِبيَه َُري َأر َة ََ َر‬
َ‫َع أ‬
Artinya:“Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah saw bersabda:“Orang yang
menunggangi dan meminum (susunya) wajib memberinya makanan”(HR.
Bukhari)
b. Menolongnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.:
َ‫قَا أشتَ َدََّ َعلَ أي ِه‬ ٍَ ‫ط ِري‬ َ ‫لَبَ أينَاَ ََر ُجلََ ِب‬ ََ ‫َقَا‬eَ‫ي‬ََّ ‫نَالنَّ ِب‬ ََّ َ ‫ضيَّللاَََّ َع أنهمَأ‬ ِ ‫نَأَ ِبيَه َُري َأر َة ََ َر‬ َ‫َع أ‬
َُ ‫الر ُج‬
َ‫ل‬ ََ ‫ش َفَقَا‬
َّ َ ‫ل‬ َ ‫ل َالث َّ َرى َ ِمنََ َ أَال َع‬
َِ ‫ط‬ َُ ‫ث َََيأ أ ُك‬
َُ ‫ج َفَإِذَا َكأََلبَ َ َي أل َه‬
ََ ‫ب َث ُ ََّم َخ ََر‬
ََ ‫ل َفِي َها َفَش َِر‬ ََ َ‫ش َفَ َو َج َدَ َ ِبئأ ًرا َفَنَز‬ َ ‫أال َع‬
َُ ‫ط‬
َ‫َر‬ ََ ‫سقَى َ أالك أَل‬
َ َ‫ب َف‬
ََ ‫شك‬ َ َ ‫ل َا أل ِبئأ ََر َفََ َم‬
َ َ‫ل َ ُخفَّ َهُ َ ََما ًَء َف‬ ََ َ‫ل َالَّذِي َكَانََ َ َبلَ ََغ َ ِم َِني َفَنَز‬
َُ ‫ش َ ِمثأ‬ َ ‫ب َ ِمنََ َ أال َع‬
َِ ‫ط‬ ََ ‫لَقَدأَ َ َبلَ ََغ َ َهذَا َ أالك أَل‬
‫تَ َكبِ ٍَدَ َر أ‬
َ َ‫طبَ ٍَةَأَجأ ر‬ َِ ‫لَذَا‬ ََ ‫نَلَنَافِيَ أالبََ َهائِ َِمَ َْلَجأَ ًراَفَقَا‬
َِ ‫لَفِيَ ُك‬ ََّ ِ‫لَّللاَََّ َوإ‬ ُ ‫ّللاَُلَ َهَُفَغَفَ ََرَلَ َهَُقَالُواَيَاَ َر‬
ََ ‫سو‬ ََّ
Artinya:”Dari Abu Hurairah, berkata; Rasulullah SAW bersabda :
“Suatu ketika seorang laki-laki tengah berjalan di suatu jalanan, tiba-tiba
terasa olehnya kehausan yang amat sangat, maka turunlah ia ke dalam
suatu sumur lalu minum. Sesudah itu ia keluar dari sumur tiba-tiba ia
melihat seekor anjing yang dalam keadaan haus pula sedang menjilat
tanah, ketika itu orang tersebut berkata kepada dirinya, demi Allah,
anjing initelah menderita seperti apa yang ia alami. Kemudian ia pun
turun ke dalam sumur kemudian mengisikan air ke dalam sepatunya,
sepatu itu digigitnya. Setelah ia naik ke atas, ia pun segera memberi
minum kepada anjing yang tengah dalam kehausan iu. Lantaran demikian,
Tuhan mensyukuri dan mengampuni dosanya. Setelah Nabi SAW.,
menjelaskan hal ini, para sahabat bertanya: “ya Rasulullah, apakah kami
memperoleh pahala dalam memberikan makanandan minuman kepada
hewan-hewan kami ?”. Nabi menjawab : “tiap-tiap manfaat yang
diberikan kepada hewan hidup, Tuhan memberi pahala” (HR. Bukhari
dan Muslim)

23
Hadis di atas memberikan ketegasan betapa Islam sangat peduli akan
keselamatan dan perlindungan hewan. Bahkan disebutkan, bahwa bagi yang
menolong hewan sekaligus memperoleh tiga imbalan, yaitu :
(1) Allah berterima kasih kepadanya.
(2) Allah mengampuni dosa-dosanya.
(3) Allah memberikan imbalan pahala kepadanya.

Di samping sebagai Pencipta, Allah adalah penguasa terhadap seluruh


makhluk-Nya, termasuk binatang. Dia-lah yang memberi rezeki dan Dia
mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanan makanannya.
Allah SWT, berfirman dalam Q.S. Hud (11): 6
)6(‫ين‬ َ‫ّللاَِ ِر أزقُ َهاَ َو َي أعلَ َُمَ ُم أستَقََ َّرهَاَ َو ُم أ‬
ٌَّ ‫ست أَودَ َع ََهاَ ُك‬
ٍَ ‫لَ ِفيَ ِكَت َا‬
ٍ ‫بَ ُم ِب‬ ََّ َ‫ّلَ َعلَى‬ َ ِ ‫نَدَابَّ ٍَةَ ِفيَ أاْل َ أر‬
َ َّ ‫ضَ ِإ‬ َ‫َو َماَ ِم أ‬
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)”
Secara implisit, ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT., senantiasa
memelihara dan melindungi makhluk-Nya, termasuk binatang dengan cara
memberikan makanan dan memonitoring tempat tinggalnya.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyederhanaan objek studi dengan mengklasifikasikan makhluk
hidup sangat membantu dalam mempelajari dan memahami makhluk hidup.
Pemahaman yang baik terhadap makhluk hidup akan membuat pemanfaatan
makhluk hidup tersebut lebih optimal.
Klasifikasi juga memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup
yang sangat beraneka ragam dan dapat mengetahui hubungan kekerabatan
antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Dasar-dasar pengelompokkan atau klasifikasi hewan dapat
berdasarkan persaman, perbedaan, manfaat, ciri morfologi dan anatomi, dan
berdasarkan ciri biokimia.
Allah menciptakan makhluk yang dikehendaki-Nya dengan
beranekaragam adalah untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya.
Allah menciptakan keanekaragaman hewan dan beragam manfaatnya
bagi kesejahteraan hidup manusia. Tiada satupun ciptaan-Nya yang
diciptakan tanpa tujuan yang pasti. Hewan dapat diambil produknya seperti
daging, susu, telur dan juga menjadi alat transportasi, bahan pakaian,
penghangat, perhiasan dan lain-lain.

B. Saran
Dengan memahami ayat-ayat Al-Qur’an serta tafsir yang menyangkut
keanekaragaman hewan dan klasifikasi, marilah kita sebagai generasi penerus
meningkatkan kesadaran untuk merawat dan menjaga ciptaan Allah SWT.
yang ada di bumi seperti hewan, tumbuhan dan ekosistem yang menjadi
habitatnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Abdushsamad, Muhammad Kamil. 2007. Mukzizat Ilmiah dalam Al Quran.


Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.
Al-Jamal, Abdul Basith, dan Daliya Shiddiq Al-Jamal. 2003. Ensiklopedi Ilmiah
Dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Azhar, Tauhid Nur. 2012. Alam, Sains, dan Teknologi Mengurai Tanda-Tanda
Kebesaran Allah di Alam Semesta. Solo: Tinta Medina.
Departemen Agama R.I. 2007. Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Perkata. Bandung:
Sygma.
Hasan, A. 1985. Tafsir Quran. Bangil: Persatuan.
Nuriadin, Fapet. 2013.Makalah Pengantar Ilmu Peternakan Kontribusi Hewan
Ternak dan Hasil Ternak Bagi Kehidupan Manusia. Jakarta: Pustaka
Media.
Putri, Azzahra. 2013. Ayat-Ayat yang Berhubungan dengan Peternakan. Jakarta:
Indo Permata.
Rahardian, R dan Ananda, A. 2012. Mini Book Master Biologi SMA Kelas X, XI,
& XI. Jakarta: PT. Wahyu Media.
Alamendah. 2014. Ayat Al-Qur’an Tentang Pelestarian Satwa dan Keseimbangan
Ekosistem. (Online)
(https://alamendah.org/2014/11/26/ayat-al-quran-tentang-pelestarian-
satwa-dan-keseimbangan-ekosistem/)
Handarini, Wuri. 2013. Dasar Klasifikasi Kingdom Animalia. (Online)
(http://wuri-sman10yk.blogspot.com/2013/03/dasar-klasifikasi-kingdom-
animalia.html)
Irilaslogo. 2010. Klasifikasi Hewan Berdasarkan Klasifikasi Al-Qur’an. (Online)
(https://irilaslogo.wordpress.com/2010/04/09/klasifikasi-hewan-
berdasarkan-alquran/)
Karmen, Andrian. 2014. Biologi Kingdom Animalia. (Online)
(http://bahas-ipa.blogspot.com/2014/03/biologi-kingdom-animalia.html)
Rachmawati, Indriyana. 2017. Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasi Makhluk
Hidup. (Online)
(https://portal-ilmu.com/keanekaragaman-hayati/)
Syahid, Muhammad. 2017. Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup.
(Online)
(http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/02/keanekaragaman-dan-
klasifikasi-makhluk.html)

26

Anda mungkin juga menyukai