Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ARTHROPODA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Zoologi Invertebrata”
Dosen Pengampu : Hifni Septina Carolina, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok VIII


Kelas A
1. Alpiah 1801061001
2. Amelia Fitriyani 1801060005
3. Yesi Mira Yeni 1801061037

TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Zoologi Invertebrata di Institut Agama Islam Negeri
Metro. Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan
tentang Arthropoda. Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Namun, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Metro, 02 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Al-Quran ................................................................................. 4
B. Pengertian Arthropoda ....................................................................... 4
C. Ciri-Ciri Umum Arthropoda .............................................................. 5
D. Klasifikasi Arthropoda ....................................................................... 6
E. Peranan Arthropoda ........................................................................... 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 23
B. Saran ................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan
yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum
terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-
filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai habitat, antara lain di
air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Arthropoda adalah hewan triploblastik,
selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri
atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin
dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas
terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah
digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami
pergantian kulit (eksdisis). Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang
sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran
darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung
disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin).
Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku,
atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus
malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan dengan
perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis.
Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak
dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada
hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali. Arthropoda
memiliki empat kelas, diantaranya yaitu : Kelas Myriapoda, Kelas Crustacea,
Kelas Arachnida, dan Kelas Insecta. Arthropoda dalam dunia hewan
merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian spesies
hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern
yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah
spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini

1
kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat
hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi
oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida,
contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Arthropoda mungkin satu-
satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di
pegunungan yang tinggi.
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka
luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel.
Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung.
Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Arthropoda?
2. Bagaimana ciri-ciri dari filum Arthropoda?
3. Bagaimana morflogi dari masing-masing kelas Arthropoda?
4. Bagaimana fisiologi dari masing-masing kelas Arthropoda?
5. Bagaimana Peranan Arthropoda bagi kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Arthropoda.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri dari filum Arhtropoda.
3. Mengetahui dan memahami morfologi dari masing-masing kelas
Arthropoda.
4. Mengetahui dan memahami fisiologi dari masing-masing kelas
Arthropoda.
5. Mengetahui peranan Arthropoda bagi kehidupan manusia.

2
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah wawasan bagi
pembaca mengenai filum Arthropoda. Selain itu pembaca dapat memiliki
kemampuan untuk membandingkan kelas-kelas Arthropoda baik dari segi
morfologi maupun fisiologi.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Al-Qur’an
ْ َ‫ب‬
‫ط ن ِ ِه‬ ‫ف َ ِم نْ هُ ْم َم ْن ي َ ْم ِش ي عَ ل َ ٰى‬ ۖ ‫ق كُ هل د َا ب ه ٍة ِم ْن َم ا ٍء‬ َ َ ‫َّللا ُ َخ ل‬
‫َو ه‬
ۚ ٍ ‫أ َ ْر ب َ ع‬
‫َو ِم نْ هُ ْم َم ْن ي َ ْم ِش ي عَ ل َ ٰى‬ ‫َو ِم نْ هُ ْم َم ْن ي َ ْم ِش ي عَ ل َ ٰى ِر ْج ل َ يْ ِن‬
ٍ ‫ي ٍء ق َ ِد ير ق َ دْ أ َنْ زَ لْ ن َا آ ي َ ا‬
‫ت‬ ْ َ‫كُ ِل ش‬ ‫َّللا َ عَ ل َ ٰى‬
‫َّللا ُ َم ا ي َ شَا ُء ۚ إ ِ هن ه‬
‫ق ه‬ ُ ُ ‫ي َ ْخ ل‬
ٌ ‫س ت َقِ ي ٍم‬
ْ ‫ط ُم‬ ِ ‫َّللا ُ ي َ ْه ِد ي َم ْن ي َ شَا ُء إ ِ ل َ ٰى‬
ٍ ‫ص َر ا‬ ‫ت ۚ َو ه‬
ٍ ‫ُم ب َ ي ِ ن َا‬
Artinya : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian
dari hewan itu ada yag berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan
dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya allah maha
kuasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya kami telah menurunkan ayat-
ayat yang menjelaskan dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus. (Qs.An-nur ayat 45-46.)

Kata daabbatin memiliki makna hewan melata di muka bumi. Hewan yang
berjalan di atas perutnya seperti ular dan ikan. Demikian pula cacing dan
lainya. Sedangkan dengan empat kaki adalah semua binatang sedangkan yang
dimaksud sebagian yang lain berjalan dengan banyak kaki adalah seluruh
jenis binatang, salah satunya laba-laba. Kaki-kaki tersebut bukanlah hal yang
percuma, akan tetapi merupakan anggota tubuh yang diperlukan saat hewan
melakukan gerakan. Semua kaki itu sesuai dengan fungsinya bergerak.
Semua kaki-kaki ini bergerak sesuai dengan fungsinya. Sebagian ahli tahfsir
mengatakan bahwa di dalam Al-Quran tidak ada keterangan yang melarang
berjalan dengan lebih dari empat kaki ( Al-Qurtubi, 2009).

B. Pengertian Filum Arthropoda


Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas
dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum Arthropoda memiliki kaki yang
berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah

4
diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong Arthropoda hidup di
darat sampai ketinggian 6.000m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan
sampai kedalaman 10.000 meter. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting,
udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta
spesies-spesies lain yang dikenalhanya berdasarkan fosil. Habitat hewan
anggota filum Arthopoda di air dan didarat.1

C. Karakteristik Umum Arthropoda


1. Tubuh dan kaki yang beruas-ruas atau berbuku.
2. Tubuh terdiri atas kepala (cephalin), dada (toraks), dan perut (abdomen)
yang bersegmen-segmen.
3. Bentuk tubuh simetri bilateral, tripoblastik selomata, dan tubuhnya
bersegmen.
4. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel
kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh
yang kuat.
5. Memiliki organ sensoris yang sudah berkembang, seperti mata, penciuman,
serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan penciuman.
6. darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah
7. Alat pencernaan makann lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus,
dan anus.2

D. Klasifikasi Arthropoda

1
Nursista Wulandari, “Filum Arthropoda”, dalam www.academia.edu diunduh pada 22
September 2019
2
Yeni Yulianti, “Arthropoda”, dalam www.academia.edu diunduh Pada 22 September
2019

5
Kelas Ciri Umum
Crustacea a. Memiliki dua pasang antena.
b. Kepala menyatu dengan dada (sefalotoraks)
c. Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen.
d. Memiliki eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin
e. Dapat mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya
f. Tidak memiliki pembuluh darah kapiler.
g. Sebagian respirasinya menggunakan insang.
h. Pertukaran udara terjadi secara difusi.

Arachnida a. Tubuh terdiri dari abdomen dan sefalotoraks.


b. Memiliki enam pasan anggota gerak.
c. Hidup di darat maupun di dalam air.
d. Jumlah matanya bervariasi
e. Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau
dengan keduanya

Myriapoda a. Tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen.


b. Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang alat
peraba besar, dan peraba kecil yang beruas-ruas.
c. Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua
pasang kaki.
d. Sistem respirasinya menggunakan trakea.
e. Tubuh berbentuk silindris, memanjang, terdiri
dari cephalon (ruas-ruas kepala).

Insecta a. Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut.


b. Mulut bertipe penggigit, penghisap dan penelan.
c. Memiliki 3 pasang kaki.
d. Sebagian besar hidup di darat.

1. Crustacea
Ada sekitar 67.000 spesies Crustacea yang hidup saat ini. Anggota
kelompok ini termasuk krill, udang, teritip, kepiting, lobster, dan udang
karang. Crustacea memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga segmen,
kepala, dada, dan perut. Kebanyakan krustasea hewan air, tetapi ada juga
beberapa spesies darat dan bahkan beberapa spesies perasitic.3

3
Sridianti, “4 Klasifikasi Arthropoda”, dalam www.sridianti.com diunduh pada 02
November 2019

6
Gambar 1. Morfologi Udang

a. Morfologi Crustacea
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang
menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).
Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas
dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4
pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang
antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian
abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya
terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga
berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea
dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa
metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf
Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion
kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra
penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan-
hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota
tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem
peredaran darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang,
sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan
diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah. Golongan
hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuahan
berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat

7
menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis)
berkali-kali.4
b. Fisiologi Crustacea

Gambar 2. Fisiologi Udang

1) Sistem Pencernaan
Crustacea memiliki alat pencernaan berupa mulut yang berda
di bagian anterior tubuhnya, sedangkan esofagus, lambung, usus
dan anus berada di bagian posterior.
Crustasea mempunyai kelenjar pencernaan atau hati yang berada
di kepala-dada di kedua sisi dari abdomen.
Sedangkan untuk sisa pencernaan dibuang di anus, selain itu
dibuang melalui alat ekskresi yang disebut kelenjar hijau yang
berada di dalam kepala. Crustecea memakan hewan-hewan kecil.5
2) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah
terbuka karena beredar tanpa melelui pembuluh darah. Darah tidak
mengandung hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin yang daya
ikatnya terhadap oksigen rendah.6

4
Sridianti, “4 Klasifikasi Arthropoda”, dalam www.sridianti.com diunduh pada 02
November 2019
5
Anonymous, “Pengertian Arthropoda, ciri-ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peran”,
dalam www.artikesiana.com diunduh pada 02 November 219
6
Zaldi, “Filum Crustacea”, dalam www.academia.edu diunduh pada 02 November 2019

8
3) Sistem respirasi / pernapasan
Crustacea bernapas umumnya dengan insang, kecuali yang
bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuhnya dan
memiliki sebuah jantung untuk memompa darah.7

4) Alat indera dan sistem syaraf


Alat indera berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai
yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa
dua pasang antena. Sistem syarafnya berupa tangga tali. Pada
sistem syarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan
dari pasangan-pasangan ganglion keluar syaraf yang menuju ke
tepi. 8

5) Sistem reproduksi
Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu).
Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva
yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia.9

2. Arachnida
Arthropoda dalam subfilum Chelicerata. Istilah arachnid berasal dari
bahasa Yunani arachne, berarti laba-laba. Arachnida adalah kelas
invertebrata kaki-sendi dalam subfilum Chelicerata. Mereka tinggal atau
habitat terutama di darat tetapi juga ditemukan di air tawar dan di semua
lingkungan laut, kecuali untuk laut terbuka. Ada lebih dari 100.000 spesies
yang telah teridentifikasi, termasuk banyak spesies laba-laba,
kalajengking, Laba-laba penuai (harvestman), kutu, dan tungau. Mungkin
ada sampai 600.000 spesies secara total, termasuk yang tidak diketahui.10

7
Zaldi, “Filum Crustacea”, dalam www.academia.edu diunduh pada 02 November 2019
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Sridianti, “ Struktur Tubuh Arachnida”, dalam www.sridianti.com diunduh pada 02
November 2019

9
a. Morfologi Arachnida

Gambar 3. Morfologi Laba-Laba

Tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada), serta


abdomen (perut) yang tidak beruas. Tubuh disediakan dengan
polisakarida disebut kitin tahan air.hal ini meliputi awalnya memiliki
fungsi pelindung,dan juga dukungan lokomotory dalam fungsinya.
Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala)
dan bagian toraks (dada). Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-
laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior
abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut
dan dapat berputar bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang
merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar
benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang
mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di
udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak
mangsa.11

11
Mentari, “Arachnida”, dalam www.biologipgbi.blogspot.com diunduh pada 02
November 2019

10
b. Fisiologi Arachnida

Gambar 4. Anatomi laba-laba: (biru) sistem saraf; (hijau) sistem


pencernaan dan ekskresi; (merah kuat) sistem peredaran; (kuning) sistem
reproduksi; (merah halus) sistem respirasi. Keterangan: (1) Kelisera, (2)
Kelenjar racun, (3) Otak, (4) Lambung, (5) Cabang aorta depan, (6)
Sekum pencernaan, (7) Jantung, (8) Usus tengah, (9) Tubulus Malphigi
(10) Bilik kloaka, (11) Aorta belakang, (12) Spineret, (13) Kelenjar sutera,
(14) Trakea, (15) Ovarium (betina), (16) Paru-paru buku (17) Tali saraf,
(18) Kaki, (19) Pedipalpus.

1) Sistem Saraf
Pada sebagian besar Arachnida, semua ganglion saraf
(termasuk yang berada di opisthosoma) menyatu di prosoma. Akan
tetapi pada Mesothelae yang tergolong laba-laba paling primitif
yang masih hidup, ganglion-ganglion pada opisthosoma dan
ganglion prosoma bagian belakang tidak menyatu. Pada
kalajengking, ganglion-ganglion pada sefalotoraks menyatu,
namun pada abdomen masih terdapat pasangan ganglion terpisah.12

2) Sistem Respirasi
Arachnida umumnya memiliki paru-paru buku dan trakea.
Paru-paru buku menyerap oksigen dan membuang zat sisa
menggunakan hemolimfa sebagai alat pengangkut, sedangkan
trakea melakukan hal yang sama tanpa menggunakan hemolimfa.
Paru-paru buku ini berbeda dengan paru-paru pada vertebrata.
Paru-paru buku adalah tumpukan kantong udara dan jaringan yang
berisi hemolimfa, sehingga memberikan bentuk seperti “lipatan”

12
Kontributor Tentorku, "Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)," dalam
www.tentorku.com pada 02 November 2019

11
buku. Struktur seperti “lipatan halaman buku” ini terisi udara
sehingga memaksimalkan permukaan yang terpapar udara.
Kemudian, bagian “halaman buku” yang tidak terlipat, terisi
dengan hemolimfa yang membawa oksigen dan karbondioksida.13

Gambar 5. Diagram paru-paru buku laba-laba: (1) celah paru-paru; (2)


jaringan berisi hemolimfa; (3) “halaman-halaman” paru-paru

Jumlah paru-paru buku bervariasi dari satu pasang pada


sebagian besar laba-laba, sampai empat pasang pada kalajengking.
Pada mayoritas spesies, respirasi menggunakan paru-paru buku
tidak membutuhkan gerakan untuk memfasilitasi pernafasan ini.
Ada tidaknya paru-paru buku ini membagi Arachnida menjadi dua
kelompok, yaitu Arachnopulmonata (memiliki paru-paru:
kalajengking, kalajengking cambuk, Schizomida, Amblypygi, dan
laba-laba); dan Apulmonata (tidak memiliki paru-paru: tungau,
caplak, Opiliones, Ricinulei, Solifugae, dan kalajengking palsu).14

3) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi Arachnida sudah efisien untuk menjaga cairan
tubuh mereka di darat (selain dengan lapisan lilin pada kutikula).
Kelenjar ekskresi pada Arachnida terletak di sisi (tepi) prosoma
dan berjumlah sampai dengan empat pasang, dan juga satu atau dua
pasang tubulus Malphigi. Ada yang memiliki salah satu jenis

13
Kontributor Tentorku, "Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)," dalam
www.tentorku.com pada 02 November 2019
14
Ibid.

12
kelenjar, dan ada juga yang memiliki keduanya. Sampah nitrogen
utama golongan laba-laba adalah guanin.15

4) Sistem Pencernaan
Arachnida umumnya adalah karnivora. Mereka menggunakan
racun untuk melumpuhkan mangsa menggunakan kelisera (pada
laba-laba), atau menggunakan ekor sengat (pada kalajengking).
Hewan ini makan dari tubuh yang serangga dan hewan kecil yang
telah dicerna sebagian (di luar) dengan menggunakan cairan
pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, lalu menuangkan cairan
tersebut pada tubuh mangsa dengan kelisera atau pedipalpus.
Cairan pencernaan itu akan “melelehkan” mangsa menjadi cairan
nutrisi yang siap disedot melalui mulut, menuju kerongkongan, lalu
lambung.
Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan
banyak yang memakan madu dan serbuk sari sebagai makanan
tambahan. Tungau dan caplak sebagian besar adalah parasit
pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari golongan
laba-laba yang dapat memakan benda padat dan memiliki cara
makan yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk
mengambil invertebrata kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan
di antara mulut dan ujung depan pangkal kaki. Di sini, mangsa
dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini adalah cara makan
nenek moyang Arthropoda.
Bentuk lambung hewan golongan laba-laba bulat panjang
dengan diverticula (kantong-kantong) di sekujur tubuhnya. Baik
lambung maupun kantong-kantong tersebut menghasilkan enzim-
enzim pencernaan dan menyerap zat gisi dari makanan. Sampah

15
Kontributor Tentorku, "Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)," dalam
www.tentorku.com pada 02 November 2019

13
makanan dikeluarkan melalui anus pada bagian belakang
abdomen.16

5) Sistem Transportasi
“Darah” atau hemolimfa Arachnida bervariasi dalam komposisi,
tergantung model pernafasannya. Hewan golongan laba-laba yang
memiliki sistem trakea yang efisien tidak membutuhkan
mekanisme transportasi oksigen dalam “darah,” sehingga mungkin
memiliki sistem peredaran yang tereduksi. Bahkan, beberapa
tungau tidak memiliki jantung sama sekali.
Pada kalajengking dan sebagian laba-laba, “darah”
mengandung hemosianin, yaitu pigmen berbasis zat tembaga
dengan fungsi yang mirip dengan hemoglobin pada vertebrata.
Jantung mereka berlokasi di bagian depan abdomen.17

6) Sistem Reproduksi
Arachnida memiliki satu atau dua gonad pada abdomen.
Fertilisasi umumnya internal dan pada sebagian besar spesies,
individu jantan menyalurkan sperma ke individu betina dalam
“paket” atau spermatofor. Pada spesies lain, pedipalpus dapat
digunakan untuk “menyuntikkan” sperma ke lubang kelamin betina.
Sebagian besar hewan golongan laba-laba bertelur, akan tetapi
kalajengking dan beberapa tungau menyimpan telur di dalam tubuh
mereka sampai menetas. Kalajengking juga menjaga “bayi”
mereka di punggung sampai molting pertama kali18
3. Myriapoda
Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani “muríos” yang berarti
“sepuluh ribu,” dan “podos” yang berarti “kaki”. Hal ini untuk
menegaskan bahwa kelompok ini merupakan kelompok hewan yang

16
Kontributor Tentorku, "Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)," dalam
www.tentorku.com pada 02 November 2019
17
Ibid.
18
Ibid.

14
berkaki banyak (bukan berarti jumlah kakinya benar-benar mencapai
sepuluh ribu).
Lain dengan Arachnida yang merupakan kelompok Keliserata, Myriapoda
termasuk ke dalam kelompok Mandibulata, yaitu merupakan
kelompok Arthropoda yang memiliki rahang bawah (mandibula). Contoh
hewan ini diantaranya adalah lipan dan kaki seribu.

a. Morfologi Myriapoda

Gambar 6. Morfologi Kaki Seribu

Myriapoda memiliki jumlah kaki yang banyak dan semuanya


hidup di darat. Selain itu hewan ini juga memiliki sepasang antena dan
organ tambahan di mulut, yaitu sepasang rahang bawah (mandibula)
yang digunakan untuk menggigit, memotong, atau memegang
makanan dan satu atau dua pasang rahang atas (maksila) yang
digunakan untuk memanipulasi makanan dan bernafas dengan trakea,
mengeluarkan zat sisa menggunakan tubulus Malphigi, dan
berkembang biak dengan generatif (seksual). 19
Kelas ini dibagi

menjadi dua yaitu: Chilopoda (lipan) dan Diplopoda (kaki seribu).

Anonymous, “Karakteristik Myriapoda” dalam www.tentorku.com diakses pada 0 2


19

November 2019 pukul 19.00

15
b) Fisiologi Myriapoda

Gambar 7. Fisiologi Lipan

1) Sistem pencernaan
Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen
pertama, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah
dan daun-daunan.

2) Sistem respirasi
Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang
terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat
dua pasang di tiap ruasnya.

3) Sistem peredaran darah


Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi
berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian
punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap
segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di
tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak
mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin yang larut
dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh
yang mengambil bagian dalam peredaran darah).

16
4) Sistem ekskresi
Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang
bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen
(N).
5) Sistem syaraf
Sistem syarafnya disebut syaraf tangga tali dengan alat
penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu
pasang antena sebagai alat peraba.
6) Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan
sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada
yang ovipar.

4. Insecta
Insecta, berasal dari bahasa Latin insectum, sebuah kata
serapan dari bahasa Yunani entomon yang artinya “terpotong menjadi
beberapa bagian" adalah salah satu kelas avertebrata di
dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin, bagian
tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen),
tiga pasang kaki yang terhubung ke thorax, memiliki mata majemuk, dan
sepasang antena. Kebanyakan serangga adalah terestrial atau hidup di
darat, tetapi ada jenis serangga tertentu yang hidupnya akuatik atau hidup
di air, misalnya: water strider (Gerridae), dan kumbang air (Noteridae).
Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya
sejumlah kecil yang hidup di lautan.
a. Morfologi Insecta

17
Gambar 8. Morfologi Belalang

Tubuh dibedakan atas kepala (cephal), dada (toraks), Perut


(abdomen). Pada kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi
sebagai indera pembau dan peraba. Antena serangga yang hidup di
siang hari luhur memanjang. Antena serangga yang hidup di malam
hari, misal ngengat, pedek dan bercabang-cabang. Di kepala juga
terdapat mulut, mata majemuk atau mata facet dan sebagai yang lain
bermata tunggal yang disebut oselus. Mulut insecta ada 4 tipe, yaitu
tipe menjilat dan menhisap misalnya lalat rumah, menghisap misal
kupu-kupu, menususk dan mengisap contohnya nyamuk, dan
menggigit misalnya belalang. Pada mata tunggal (oselus) terdapat satu
lensa dan retina sebagai penerima rangsang. Mata facet tersususn atas
banyak mata tunggal atau omatidium yang msing-masing
permukaannya berbentuk segi enam. Masing-masing mata tunggal atau
omatidium memiliki lensa dan retinan. Mata faset dapat digunakan
untuk melihat ke segala arah20.
Dada insecta terdiri atas 3 segmen yaitu segmen depan (protoraks),
tengah (mesotoraks), dan belakang (metatoraks),. Masing-masing
segmen memiliki kaki jalan. Pada segmen protoraks dan mesotoraks
terdapat sepasang sayap. Pada belalang atau jangrik jantan, sayap dapat
digesek-gesek sehingga mengeluarkan bunyi. Bunyi-bunyian itu
gunanya untuk menerik perhatian jangrik betina. Meski jauh, jangrik

20
Anonymous, “Kelas Hexapoda atau Insecta”, dalam www.imlearningsekolah.
blogspot.com diakses pada tanggal 2 November 2019.

18
betinan akan terbang mendekatinya. Berarti semakin nyaring suara
jangrik jantan, semakin banyak betinan bertandang. Di liang jangkrik
terdapat lebih dari satu betina.
Pada tonggerek atau garengpung terdapat rongga udara di perut
yang dapat mengeluarkan suara nyaring. Dengan menggetarkan udara,
keluarkan suara nyaring akibat resonansi. Tonggeret berbunyi pada
awal musim perkawinan telah datang.
Perut dibentuk oleh 11 segmen. Segmen ke -9 dan 10 membentuk
alat kelamin. Pada serangga betina, kedua segmen ini membentuk alat
peletak telur yang disebut ovipositor. Bentuknya memanjang, dan
runcing. Ovipositor ini di gunakan untuk meletakkan telur dengan
jalan menembus tanah atau buah-buahan. Kemudian telur
disalurkannya.

b. Fisiologi insecta

Gambar 9. Fisiologi Lebah

1) Sistem respirasi
Insecta bernapas dengan sistem pembuluh udara yang
disebut trakea. Jadi, trakea berupa pembuluh-pembuluh udara,
berada di kiri kanan tubuhnya. Setiap sigmen trakea bercabang
menuju ke permukaan kulit, berakhir sebagai lubang kecil yang
disebut lubang spirakel atau stigma. Lubang spirakel ini berada di
kedua sisi lateral abdomen. Oksigen dari udara masuk lewat
spirakel kemuian mengikuti saluran trakea untuk menuju saluran
tubuh.

19
2) Sistem transportasi
Serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantungnya
ada 5 buah terletak di dada bagian dorsal. Darah tidak lagi bertugas
untuk mengedarkan oksigen, karena pengedaran oksigen dilalukan
oleh trakea. Darah bertugas mengedarkan sari-sari
makanan.Setelah mengambil sari-sari makanan dari usus, darah
dipompa oleh jantung hingga mengalir melalui pembuluh darah
aorta ke arah depan. Setelah itu darah beredar ke seluruh tubuh
tanpa melalui pembuluh darah dan kembali ke jantung melalui
lubang ostium pada jantung.

3) Sistem ekskresi
Alat ekskresi berupa pembuluh malpighi yang mengelilingi
usus. Pembulu malpighi merupakan serabutan-serabutan halus,
terkandang berwarna putih atau kekeunginan. Bila kalian menyayat
perut kecoak atau atau jangkrik, kalian akan mendapati organ
tersebut. Organ ini berfungsi mengumpulkan sisa metabolisme cair
untuk kemudian dimasukan ke dalam usus selanjutnya dikeluarkan
lewat anus.

4) Sistem pencernaan
Makanan dari mulut serangga masuk ke esofagus kemudian ke
lambung atau ventrikulus. Dari lambung, makanan dibawa ke usus
dan sisa makanan dikeluarkan lewat anus yang terletak di posterior
tubuh. Pada jangkrik, terdapat pelebaran esofagus berbentuk
tabung bulat yang berotot. Gunanya untuk mencerna makanan yang
berupa dedaunan.

5) Sistem saraf dan indera


Serangga memiliki sistem saraf tangga tali, yang memanjang di
kiri kanan tubuhnya. Pada kepala terdapat simpul saraf yang
disebut ganglion otak. Gangion merupakan kumpulan saraf.
Ganglion otak berhubungan dengan antena yang berfungsi sebagai
indera pembau dan perasa serta maksila sebagai indera pengecap.

20
6) Sistem Reproduksi
Golongan Insecta umumnya berkembang biak dengan seksual
dan fertilisasi terjadi secara internal. Serangga menarik lawan jenis
dengan berbagai macam cara, seperti dengan warna (kupu-kupu),
suara (jangkrik), atau dengan bau (ngengat). Sperma dari serangga
jantan dapat langsung membuahi telur, tetapi dapat juga disimpan
pada struktur internal betina yang bernama spermatheca. Sperma
yang tersimpan didalamnya dapat membuahi lebih dari satu
rangkaian telur. Banyak serangga yang hanya kawin sekali dalam
hidupnya. Setelah kawin, serangga betina seringkali bertelur pada
sumber makanan agar larva dapat langsung makan setelah menetas.

E. Peranan Arthropoda
Berikut ini merupakan peranan arthopoda dalam diantaranya :
1. Sumber protein hewani dan bernilai ekonomis tinggi, contohnya udang,
kepiting, dan lobster.
2. Sumber makanan ikan, terutama Microcrustacea yang merupakan
komponen penting pembentuk zooplankton.
3. Myriapoda membantu proses penguraian sampah organik, karena
kemampuannya memakan-partikel-partikel sampah (detritus) menjadi
partikel yang lebih kecil, contoh luwing/lipan.21
4. Sebagai ektoparasit pada hewan-hewan ternak, contohnya caplak.
5. Sarangnya menyebabkan rumah menjadi kotor, contohnya laba-laba
6. Arthropoda dapat menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi
manusia, lebah madu (Apis mellifera) adalah bentuk konkritnya.
7. Semua larva atau ulat pemakan daun, wereng dan belalang yang merupakan
bagian dari arthropoda sangat merugikan karena mereka adalah pelaku
utama yang merusak tanaman milik petani.
8. Kita tahu bahwa penyakit kaki gajah ditularkan dengan perantara vektor
yang dalam hal ini adalah nyamuk. Dalam hal ini, nyamuk sangat

21
Anonymous, “ Peranan Arthropoda “, dalam www.dosenbiologi.com diunduh pada
tanggal 02 November 2019 pukul 19.55.

21
merugikan karena dapat menyebarkan penyakit. Selain penyakit kaki gajah,
ada beberapa penyakit lain yang juga disebabkan oleh Arthropoda yang
satu ini, diantaranya seperti demam berdarah, cikungunya dan lain-lain.22

22
Indah mufidah, “Peranan Arthropoda “, dalam www.ukhtiinda,blogspot.com diakses
pada02 november 2019 pukul 20.00.

22
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Filum Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme
yang tergolong filum Arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
2. Karakteristik Umum Arthropoda yaitu Tubuh dan kaki yang beruas-ruas
atau berbuku. Tubuh terdiri atas kepala (cephalin), dada (toraks), dan perut
(abdomen) yang bersegmen-segmen. Bentuk tubuh simetri bilateral,
tripoblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan
kutikula yang merupakan rangka luar (eksoskeleton). Memiliki organ
sensoris yang sudah berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena
yang berfungsi sebagai alat peraba dan penciuman, darah terbuka yang
tidak memiliki kapiler darah Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas
mulut, kerongkongan usus, dan anus.
3. Morfologi dan fisiologi dari kelas-kelas Arthropoda:
a. Crustacea memiliki dua pasang antenna, kepala menyatu dengan dada
(sefalotoraks), tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen,
memiliki eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin, dan dapat
mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya, Tidak memiliki pembuluh
darah kapiler, sebagian respirasinya menggunakan insang dan
pertukaran udara terjadi secara difusi.
b. Arachnida tubuh terdiri dari abdomen dan sefalotoraks, memiliki enam
pasan anggota gerak, hidup di darat maupun di dalam air, jumlah
matanya bervariasi, dan Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea
atau dengan keduanya
c. Myriapoda tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen, pada kepala
terdapat sepasang mata, sepasang alat peraba besar, dan peraba kecil
yang beruas-ruas, tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua
pasang kaki, sistem respirasinya menggunakan trakea, tubuh berbentuk
silindris, memanjang, terdiri dari cephalon (ruas-ruas kepala).

23
d. Insecta memiliki tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut, mulut
bertipe penggigit, penghisap dan penelan, memiliki 3 pasang kaki, dan
sebagian besar hidup di darat.
4. Peranan Arthropoda sebagai berikut :
a. Sumber protein hewani
b. Sumber makanan ikan
c. Myriapoda membantu proses penguraian sampah organik
d. Sarangnya menyebabkan rumah menjadi kotor
e. Arthropoda dapat menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi
manusia
f. Semua larva atau ulat pemakan daun, wereng dan belalang yang
merupakan bagian dari arthropoda sangat merugikan karena mereka
adalah pelaku utama yang merusak tanaman milik petani.
B. Saran
Dapat disadari makalah yang tersusun ini masih sangat banyak
kekurangan dan masih jauh pula dari kesempurnaan. Perlu adanya pemahaman
lebih mandalam tentang Arthropoda. Peran Arthropoda bagi kehidupan
manusia hendaknya kita gunakan dan manfaatkan sebaik mungkin. Karena
yang berasal dari alam sudah tentu baik. Kami mengharapkan kritik dan saran
guna memperbaiki makalah kami selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. “Karakteristik Myriapoda”. dalam www.tentorku.com diakses pada


02 November 2019

Anonymous. “Kelas Hexapoda atau Insecta”. dalam www.imlearningsekolah.


blogspot.com diakses pada tanggal 2 November 2019.

Anonymous. “Pengertian Arthropoda, ciri-ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peran”.


dalam www.artikesiana.com diunduh pada 02 November 2019

Anonymous. “Peranan Arthropoda“. dalam www.dosenbiologi.com diunduh pada


tanggal 02 November 2019

Kontributor Tentorku. "Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)”. dalam


www.tentorku.com pada 02 November 2019

Mentari. “Arachnida”. dalam www.biologipgbi.blogspot.com diunduh pada 02


November 2019

Mufidah, Indah. “Peranan Arthropoda“. dalam www.ukhtiinda.blogspot.com


diakses pada 02 november 2019

Sridianti. “4 Klasifikasi Arthropoda”. dalam www.sridianti.com diunduh pada 02


November 2019

Sridianti. “ Struktur Tubuh Arachnida”. dalam www.sridianti.com diunduh pada


02 November 2019

Wulandari, Nursista. “Filum Arthropoda”. Dalam www.academia.edu diunduh


pada 22 September 2019

Yulianti, Yeni. “Arthropoda”. www.academia.edu. Diunduh Pada 22 September


2019

Zaldi. “Filum Crustacea”. dalam www.academia.edu diunduh pada 02 November


2019

25

Anda mungkin juga menyukai