Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN BERPEMBULUH

Pinophyta 2

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
Aminah Afaf (06091181419014)
Ayu Fadhilah (06091181419011)
Dosen Pembimbing

Drs. Didi Jaya Santri, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah
ini kami dapat memperluas pengetahuan mengenai tumbuhan pinophyta.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta
pihak pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari dosen yang membaca makalah ini.
Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kita di masa yang
akan datang Amin.
Palembang 14 Januari 2016
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pinophyta berasal dari kata Pinos yang artinya Minum dan Phyton yang artinya
tumbuhan. Jadi Pinophyta adalah kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya masuk ke
ruang serbuk melalui penyusutan cairan pada tetes penyerbukan. Pinophyta dapat disebut
juga

Gymnospermae.

Istilah

Gymnospermae

didasarkan

pada

bijinya

yang

terbuka/telanjang dimana ovulum tidak terbungkus daun buah karpel.


Akar dan batang pinophyta berkambium, berkas pembuluh pengangkutan kolateral
terbuka. Xilem pada pinophyta hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa
sel sel pengiring. Habitus pinophyta adalah semak, perdu atau pohon. Sistem
perakarannya adalah sistem akar tunggang. oPinophyta memiliki batang yang tegak lurus
dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat
majemuk. Pinophyta tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk
srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel
pada strobilus betina. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif.
Penyerbukan yang terjadi pada Pinophyta hampir selalu dengan cara anemogami
(penyerbukan dengan bantuan angin). Pembuahan yang terjadi pada pinophyta disebut
pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur).
Pinophyta atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada
sejak Palaezoicum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil daripada Pinophyta
berkembang pada akhir Palaezoicum dan awal mesozoicum kemudian menyusut pada
akhir Mesozoikum seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoicum hanya tinggal
4 kelas dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya
ditemukan 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida, sedangkan kelas
Ginkopsida hanya ditemukan di daerah subtropis seperti Jepang, Cina, dan Amerika
Utara. Cycadopsida diwakili oleh ordo Cicadales dengan 2 familia (Cicadaceae dan
Zamiaceae),

Coniferales

dengan

beberapa

familia

(Pineceae,

Arauchariaceae,

Pddocarpaceae, Cupressaceae). Sedangkan Gnetopsida diwakili oleh ordo Gnetales


dengan beberapa Familia (Gnetaceae, Ephedraceae, Welwitisiaceae).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja karakteristik pinophyta ?
2. Jelaskan klasifikasi pinophyta ?

3. Bagaimana reproduksi dan daur hidup pinophyta ?


4. Apa saja peranan pinophyta bagi kehidupan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik pinophyta
2. Mengetahui klasifikasi pinophyta
3. Mengetahui reproduksi dan daur hidup pinophyta
4. Mengetahui peran pinophyta bagi kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik
2.1.1.Karakteristik umum :
1. biji terbuka

2. tumbuh kurang lebih terdedah ke udara pada permukaan strobilus atau pada
pangkal di antara daun-daun
3. Serbuk sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang terbuka dan serbuk sari
tumbuh dari tiap serbuk sari menembus jaringan ovul.
4. Sebagian besar berupa tumbuhan berkayu, semak rendah sampai pohon
2.1.2. karakteristik khusus :
1.

Tidak adanya pembuluh trakea pada xylem, kecuali pada anak divisi Gnetophytina

2.

Tidak adanya sel pengantar pada floem

3.

Adanya gametofit betina yang terdiri dari banyak sel atau banyak nucleus

4.

Tidak adanya pembuluh ganda

5.

Adanya arkegonium pada gametofit betina, kecuali pada Gnetum dan Welwitschia

2.2. Klasifikasi
Pinophyta terbagi menjadi 3 anak divisi, 7 class, 9 ordo, 9 Famili, 65-70 genus dan
600-630 spesies.

Gambar 1. Klasifikasi pinophyta


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Pinophyta

2.2.1. Anak divisi Cycadophytina


Tumbuhan menyerupai tumbuhan palem atau tumbuhan paku-pakuan, kayu lunak,
tanpa trakea; strobilus jantan sederhana; Ovul dengan satu integument. Cycadophytina terdiri
dari tiga kelas, yakni Lyginopteridopsida (paku biji), Bennettiopsida dan Cycadopsida. Di
antara ketiga kelas tersebut hanya Cycadopsida yang masih ada, sementara kedua kelas
lainnya sudah punah.
Kelas Cycadopsida

Tumbuhan menyerupai palem atau tumbuhan paku, hidup pada periode Triassic
(zaman mesozoik) sampai sekarang. Daun majemuk pinnatus, membentuk mahkota pada
ujung batang, batang dengan empulur dan korteks yang padat, ada saluran resin. Tumbuhan
dioecius; biji terdapat pada megasporofil yang bergabung dalam strobilus kecuali pada Cycas
dimana rmegasporofil tersusun spiral pada batang seperti halnya daun; mikrosporofil tersusun
dalam strobilus jantan.
Kelas cycadopsida memiliki satu ordo yaitu Cycadales, dan satu suku yaitu
cycadaceae. Cycadaceae (Pakishaji-Pakisahajian) merupakan Pohon atau perdu yang
menyerupai palem, jarang bercabang, kadang-kadang berumbi (Zamia, Bowenia, Stangeria),
empulur besar, pada kulit batang terdapat saluran-saluran resin. Daun majemuk pinnatus,
terkumpul di ujung batang membentuk mahkota (roset batang), daun muda menggulung
seperti daun paku-pakuan. Tumbuhan diocious, unisexual, strobili terletak terminal. Strobilus
jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral, masing-masing
membawa mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawah, mikrospora (serbuk sari)
halus. Megasporofil (carpel) dari strobilus betina tersusun lepas satu sama lain (Cycas) atau
bersatu pada marga lain, setiap makrosporofil membawa 2 atau lebih ovule dipinggirnya. Biji
biasanya serupa drupa.
Suku ini terdiri dari 10 marga dan 100 jenis, tersebar didaerah tropis dan subtropics,
terutama di Mexico, India Barat, Amerika Selatan, Australia, dan Afrika Selatan. Satu marga
(Zamia) terdapat di Amerika Utara. Banyak jenis ditanam sebagai tanaman hias, beberapa
jenis menghasilkan tepung dari empulur batang atau biji muda yang dapat digunakan sebagai
bahan makanan. Daun beberapa Cycadaceae diperdagangkan, dan beberapa jenis
mengandung racun.
Contoh jenis:
Cycas rumhii (pakis haji,), Cycas circinalis, Cycas revolute (pakis jepang), Cycas siamensis .
2.2.1. Anak divisi Pinophytina
Tumbuhan dengan daun tunggal, kayu tidak mempunyai trakea, relative padat,
mikrostrobilus tunggal; ovule dengan satu integument. Pinophyta terdiri dari 2 kelas yaitu:
kelas Ginkgoopsida dan Coniferopsida.

2.2.2.1.

Kelas Ginkgoopsida (Ginkgo)

Hanya memiliki satu spesies yang tersisa yaitu Ginkgo biloba. Berasal dari suku
ginkgoaceae dan ordo ginkgoales. Gingoko biloba berbentuk Pohon, terdapat saluran resin.
Daun tersebar, berbentuk kipas, sering bercangap dua, tulang daun dikhotomis. Tumbuhan
dioecious, strobilus jantan keluar dari ketiak daun, tanpa braktea, membawa banyak sporofil,
setiap mikrosporofil membawa 2 mikrosporangia; ovula banyak terdapat pada batang yang
pendek terdiri dari pasangan-pasangan yang bertangkai (satu dari setiap pasang sering gugur),
setiap ovul dengan semacam kerah pada dasarnya (kemungkina sisa dari megasporofil), biji
serupa drupe dengan integument luar berdaging dan integument dalam keras.
Ginkgo biloba sekarang banyak ditanam di taman-taman atau pinggir jalan di
Jepang,cina, Eropa dan Amerika.
2.2.2.2.

Kelas Coniferopsida (Conifers)

Umumnya berupa semak, perdu, dan pohon dengan tajuk yang keanyakan berbentuk
kerucut. Daunnya banyak berbentuk jarum.
Kelas coniferopsida terdiri dari 5 ordo yaitu :
2.2.2.2.1. ordo pinales
Ordo pinales memiliki satu suku yaitu Pinaceae (Tusam-tusaman). Pinaceae
merupakan Pohon yang mempunyai saluran resin. Daun umumnya selalu hijau, tunggal,
berbentuk jarum, dan tersebar. Pinaceae bersifat monoecious. Strobilus jantan aksilar atau
terminal pada cabang pendek dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun spiral,
masing-masing dengan 2-6 mikrosporangia. Strobilus betina aksilar atau terminal membawa
sejumlah sisik-sisik ovula yang tersusun spiral, setiap sisik ovul membawa 2 ovul pada
permukaan atasnya; strobilus betina yang masak tumbuh, menjadi conus (kerucut) yang
mengeras dan berkayu. Biji biasanya bersayap, embrio dengan 2-15 kotiledon.
Suku in terdir dari 9 marga dan 215 jenis, tersebar dibelahan bumi utara dan selatan, samapai
ke Sumatera, Jawa, Amerika dan India Barat. Pinaceae mempunyai kepentingan ekonomi,
seperti penghasil kayu (bangunan dan industri kertas), , bahan-bahan kimia seperti turpentine,
resin, minyak esensil, serta sebagai tanaman hias, juga sering dipakai untuk reboisasi.
Contoh jenis:
Abies balsamena , Pinus merkusii, Pinus insularis , Pinus silvestris.
2.2.2.2.2. ordo Araucariales

Memiliki satu suku yaitu Araucariacea. Araucariaceae merupakan pohon, mempunyai


saluran resin. Daun tersebar, bentuk jarum atau lebar. Tumbuhan monoecious atau diecious,
strobilus jantan besar, axillar atau terminal pada ketiak atau cabang-cabang pendek dengan
mikrosporofil

bertangkai

dan

berbentuk

sisik,

pada

bagian

bawahnya

banyak

mikrosporangium yang panjang. strobilus betina besar terminal cabang pendek, dengan
banyak makrosporofil yang tersusun spiral, masing-masing 1 ovul pada bagian atas (pada
Araucaria

diselubungi

oleh

lidah-lidah

yang

berlekatan

dengan

makrosporofil).

Makrosporofil setelah penyerbukan bertambahlah besar, kaku atau berkayu. Biji dengan
embrio 2-4 kotiledon.Sel-sel protalium setelah perkecambahan serbuk sari bertambah secara
sekunder.
Suku ini terdiri dari 2 marga, yaitu :

Agathis : terdiri dari 20 jenis. tersebar di Asia, Australia, Selandia Baru, Kaledonia,

dan Polinesia
Araucaria : terdiri dari 20 jenis. Tersebar di Amerika Selata n, Irian, Australia, dan
Kaledonia Baru

Contoh jenis:
Agathis dammara , A. australis, Araucaria
2.2.2.2.3. Ordo Podocarpales
Podocarpales terdiri dari satu suku yaitu pordocarpacea (Jemuju-jemujuan) yang
merupakan Pohon atau perdu. Daun tersebar, berhadapan atau tersusun spiral, berbentuk
sisik, jarum atau lanset. Duduk daunnya tersebar atau bersilangan dengan 1-3 resin di
dalamnya. Tumbuhan umumnya dioecious, strobilus terletak di ketiak daun. Strobilus jantan
dengan banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, setiap mikrosporofil dengan sepasang
mikrosporangia. Strobilus betina dengan satu ovula (jarang beberapa) yang diliputi oleh suatu
lapisan sukulen yang disebut epimatium dan duduk pada suatu reseptakulum yang terdiri dari
sisik-sisik yang bersatu. Biji dapat seluruhnya diliputi oleh epimatium (Podocarpus) atau
sebagaian tertanam pada arilus berbentuk cawan (Phylocladus), embrio dengan 2 kotiledon.
Suku ini terdiri dari 7 marga dan sekitar 150 jenis, tersebar terutama dibelahan bumi bagian
selatan.
Contoh jenis

Podocarpus

amarus , Podocarpus

blumei , Podocarpus

imbricatus, Podocarpus

polystachyus
2.2.2.2.4. Ordo Cupreccales
Merupakan perdu atau pohon dengan daun berbentuk jarum atau sisik yang tersebar,
berhadapan, atau berkarang. Strobilus jantan dengan mikrosporofil yang bertangkai pendek
dengan satu sisik lebar yang mempunyai 2 sampai 9 kantong sari. Serbuk sari tanpa
gelombang udara yang pada perkecambahan bukan merupakan sel protalium. Strobilus betina
dengan sisik-sisik yang tersusun spiral atau berhadapan. Yang pada sisi atasnya terdapat 1
sampai 9 bakal biji. Sisik-sisik tersebut pada bagian atasnya mempunyai tempat dengan
pertumbuhan sel-sel yang khusus yang membentuk pembengkakan.
Cupreccales memiliki 2 suku yaitu :
2.2.2.2.4.1. cupressaceae
Pohon, perdu, umumnya mengandung resin. Daun kecil, berupa sisik, berhadapan
atau berkarang 3, selalu hijau. Tumbuhan monoecious, jarang dioecious. Strobilus jantan
kecil, terminal pada cabang pendek dengan 2-4 mikrosporofil yang tersusun bersilangan atau
dalam lingkaran, terdapat braktea pada setiap strobilus; mikrosporofil melebar membentuk
sisikyang besar, dengan 2-7 mikrosporangia (kantung sari) pada sisi bawah, serbuk sari tidak
mempunyai gelembung udara dan pada perkecambahan tidak membentuk sel-sel protalium.
Strobilus betina kecil, terminal, dengan sejumlah sisik-sisik (makrosporofil) yang tersusun
bersilangan atau dalam lingkaran, setiap sisik dengan 1-20 ovula (bakal biji), strobilus betina
yang masak berkayu atau berdaging. Biji tidak bersayap atau dengan 2-3 sayap, embrio
dengan 2 kotiledon. Suku ini terdiri dari 19 marga dan 130 jenis, tersebar luas diseluruh
dunia.
Contoh jenis:
Cupressus sempervirens, Junniperus chinensi,

juniperus communis, Thuja occidentalis,

Thuja orientalis.
2.2.2.2.4.2. Taxodiaceae
Pohon, umumnya tanpa saluran resin pada batang. Daun bentuk sisik atau jarum.
Tumbuhan monoecious. Strobilus jantan terminal atau aksilar, kecil, tersusun serupa bulir,
mikrosporofil sedikit sampai banyak dengan tangai pendek dan sisik yang lebar dan
mempunyai 2 sampai 9 kantong sari (sporangium), serbuk sari tanpa gelembung udara, pada

perkecambahan bukan merupakan sel-sel protalium. Strobilus betina berkayu, bulat, terletak
terminal, sporofil dengan 2-9 ovula (bakal biji) braktea dan sisik ovula bersatu sebagian atau
seluruhnya. Biji dengan 2-3 sayap, embrio dengan 2-9 kotiledon.
Suku ini terdiri dari 10 marga dan 16 jenis, tersebar dari Asia Timur, Tasmania, dan Amerika
Utara. Beberapa jenis sebagai tanaman hias, dan dikenal sebagai kayu yang tahan terhadap
pembusukan atau kerusakan karena serangan rayap atau jamur.
Contoh jenis

Cunninghamia lanceolata, Taxodium distichum


2.2.2.2.5. Ordo Taxales
Terdiri atas pohon atau semak. Duduk daun tersebar, berbentuk lanset. Strobilus
berumah dua, strobilus jantan terpisah-pisah atau merupakan bulir dalam ketiak daun dengan
mikrosofil yang berbentuk perisai atau sisik, masing-masing dengan 2 sampai 8 sporangium,
serbuk sari tanpa gelembung udara, dan pada perkecambahan tidak membentuk sel-sel
protalium. Bakal biji berpasangan diatas sisik-sisik biji atau pada ujungnya. Setelah
penyerbukan, sisik-sisik tidak berkayu dan membesar sehingga tidak membentuk kerucut.
Taxales terdiri dari 2 suku, yaitu :
2.2.2.2.5.1. taxaceae
Terdiri dari pohon atau perdu dengan daun berbentuk lanset yang tersebar. Ada yang
mempunyai saluran resin ada yang tidak. Strobilus jantan terpisah- pisah dalam ketiak atau
dalam bulir-bulir kecil dalam ketiak daun. Mikrosporofil bangun perisai dengan 2 sampai 8
sporangium. Serbuk sari tanpa gelembung udara. Bakal biji pada ujung tunas cabang yang
tumbuh dari tunas pendek yang berdaun. Tunas cabang yang mendukung bakal biji tertutup
dengan satau atau dua sisik. Tiap bakal biji mempunyai satu integumen. Biji seluruhnya atau
sebagian diselubungi oleh salut biji (arilus). Lembaga memiliki dua daun lembaga. Serbuk
sari pada perkecambahan hanya memiki satu sel generatif dan satu sel buluh serbuk sari.
Taxaceae terdiri dari 3 marga yaitu : taxus, torreya,austrotaxus
Contoh jenis :
Taxcus baccata
2.2.2.2.5.2. cephalotaxaceae

Berbentu perduatau pohon dengan daun berbentuk lanset. Terdapat 1 saluran resin
pada daun. Berumah dua. Strobilus jantan berbentuk bulir di ketiak daun. Tiap strobilus
terdiri atas 12 mikrosporofil. Masing-masing dengan 3 kantong sari. Serbuk sari tanpa
gelembung udara. Strobilus betina dalam ketiak-ketiak, sisik-sisik, yang terdapat pada tunastunas ketiak yang pendek. Sisik-sisik biji bersilangan. Masing-masing dengan 2 bakal biji
pada sisi atasnya. Kulit biji yang luar tebal berdaging, kulit biji yang dalam keras. Lembaga
mempunyai dua daun lembaga. Tediri dari 2 marga yaitu cephalotaxus dan amentotaxus
Contoh spesies :
Cephalotaxus fartanei

2.2.3. Anak divisi Gnetophytina


Merupakan tumbuhan Gymnospermae yang problematik denga sifat-sifat morfologi yang
menarik. Strobilus jantan maupun strobilus betina majemuk, embrio dengan 2 cotyledon.
Terdiri dari kelas Gnetopsida, ordo Gnetales, dan suku Gnetaceae (Belinjo-belinjoan).
Gnetaceae merupakan Pohon, perdu atau liana, tanpa saluran resin, pada pembuluh
xylem sudah terdapat trakea, saluran lender terdapat pada floem. Daun tunggal, berhadapan,
bentuk ovatus, elliptic sampai oblongus dengan tulang daun menyirip. Tumbuhan
monoecious; bunga dalam strobilus yang membentuk panikula, terletak axiilar atau terminal;
pada pembungaan terdapat nodus-nodus, setiap nodus terdapat braktea-braktea serupa sisik
terletak dalam lingkaran dan bersatu membentuk struktur serupa cawan yang disebut
kupula;pada strobilus jantan, di atas kupula terdapat sejumlah bunga-bunga jantan yang
tersusun spiral; setiap bunga jantan mempunyai badan serupa perigonium berbentuk corong
yang didalamnya terdapat 1 stamen dengan 2 anther mikrosporangia;pada strobilus betina di
atas kupula terdapat 1 lingkran bunga bunga betina yang sebagian besar fertile,setiap bunga
betina mempunyai 1 ovul yang d bungkus oleh perianthium yang berdaging ,ovul dengan 2
integumen yang membungkus neselus,setiap integumen terbuka pada bagian apeks;setelah
biji masak,integument luar mengeras.embrio dengan 2 kotiledon.
Suku

ini

merupakan

monogenericgnetumdan

sekitar

30

jenis,tersebar

di

daerah tropis.sukuini mempunyai kepentingn ekonomi cukup tinggi,yaitu biji di buat dan
gurih,daun muda dan biji untuk sayur,kulit kayu di buat benang jala dan sebagian bahan
pembuat kertas.

Contoh jenis;
Gnetum gnemon

2.3. Daur hidup


Pinophyta merupakan sporofit yang berkromosom diploid (2n). bereproduksi secara generatif
(seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika
tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi dengan bantuan angin
(anemogami). Berikut merupakan tahapan hidup pinophyta :
1)

Pohon pinus (sporofit) berkromosom diploid (2n) yang sudah dewasa membentuk
strobilus jantan (konus serbuk sari) dan strobilus betina (konus yang berovulasi).

2)

Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun reproduktif kecil yang mengandung
ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n).

3)

Strobilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji.
Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium (nuselus) yang terlindungi oleh
lapisan integumen, dengan sebuah bukaan berbentuk lobang kecil yang
disebut mikropil.

4)

Penyerbukan terjadi bila serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian terisap
masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil. Namun proses pembuahan ovum oleh sel
sperma baru akan terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan.

5)

Di dalam strobilus betina terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang
terdapat di dalam nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun demikian, hanya
satu sel yang bertahan hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n), sedangkan tiga sel
lainnya mengalami reduksi, lalu mati.

6)

Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan
gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina yang berdekatan dengan mikropil akan

membentuk arkegonium. Arkegonia yang terbentuk berjumlah dua atau tiga yang
masing-masing mengandung satu ovum.
7)

Sementara itu, serbuk sari yang jatuh pada liang bakal biji (mikrofil) akan berkecambah
membentuk tabung atau buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang
arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah
menjadi dua sel, yaitu sel steril(dislokator) dan sel spermatogen. Sel spermatogen
membelah menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang berbeda (satu sel
berukuran besar dan satu sel berukuran kecil). Saat mencapai ovum, sel steril
(dislokator) dan sel spermatozoid yang berukuran kecil mati, sedangkan sel
spermatozoid (n) yang berukuran besar membuahi salah satu ovum (n) sehingga
terbentuklah zigot (2n).

8)

Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio
tersebut memiliki akar yang belum sempurna dengan beberapa daun embrionik.
Embrio mendapatkan makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan cadangan
makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n) yang berasal dari integumen sporofit
induk. Jadi, sebuah biji Gymnospermae terdiri atas tiga generasi, yaitu dua generasi
sporofit (2n) dan satu generasi gametofit (n)

Gambar 2. Siklus hidup

Sumber : http://old.briarcliff.edu/departments/biol/BIO112/botu2gy.htm

2.4.Peranan
1. sebagai tanaman hias
Contoh : Cycas rumhii, Taxodium distichum, Junniperus chinensi
2. sebagai bahan makanan
Contoh : Gnetum gnemon, Junniperus communis,
3. sebagi bahan obat dan kosmetik
contoh : ginkgo biloba
4.
sebagai bahan bangunan dan industri
contoh : Pinus merkusii, Podocarpus imbricatus
5. sebagi bahan-bahan kimia seperti turpentine, resin, minyak esensil
Contoh : Thuja orientalis, Agathis dammara

Bab III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. pinophyta merupakan tanaman gimnospora atau biji terbuka dimana ovulum tidak
terbungkus daun buah karpel.
2. Pinophyta terbagi menjadi 3 anak divisi yaitu Cycadophytina, Pinophytina dan
Gnetophytina
3. Pinophyta bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat
reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan
pada umumnya terjadi dengan bantuan angin (anemogami).
4. Tumbuhan dari divisi pinophyta berperan dalam bidang makanan, industri, obatobatan dan komestik, bagunan dan industri, serta kimia.

Daftar pustaka :
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Gajah Mada : Jogjakarta
www.botany.wisc.edu/courses/botany_401/pdf/401_04Gymno.pdf
diakses : 14 januari 2016
https://en.wikipedia.org/wiki/Pinophyta
diakses : 14 januari 2016
https://biochurch.wikispaces.com/file/view/N.Gymnosperms'12.pdf
diakses : 14 januari 2016

http://old.briarcliff.edu/departments/biol/BIO112/botu2gy.htm
diakses : 14 januari 2016

Anda mungkin juga menyukai