Anda di halaman 1dari 9

AMARANTHACEAE

Terna berumur pendek atau tumbuh-tumbuhan berbatang kayu,

dengan daun-daun yang kadang-kadang bersifat sukulen,duduknya

berhadapan atau tersebar tanpa daun penumpu. Susunan bunga menyerupai

bunga Chenopodiaceae. Bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun atau

tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat seperti dikasium yang

selanjutnya tersusun lagi dalam rangkaian-rangkaian yang menyerupai bulir,

seringkali berwarna kehijau-hijauan. Benangsari pada pangkalnya seringkali

berlekatan menjadi buluh, seringkali diantaranya terdapat

pseudostaminodium yang bersifat petaloid.

Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 1 bakal biji. Tangkai putik

tidak ada atau berbentuk benang dengan kepala putik yang berbentuk kancing

atau terbelah. Bakal biji kampilotrop, tegak atau bergantungan pada tali pusar

yang basal. Buahnya buah buni, buak keras atau buah kering yang membuka

dengan sebuah tutup, kadang-kadang diselubungi tenda bunga. Biji dengan

lembaga yang bengkok melingkari endospermnya.

Karakter Spesifik dari family ini adalah memiliki habitus berupa

herbaseus, kadang berduri, daun tersebar, bunga dalam majemuk spika,

panikula, sering ditutupi braktea atau brakteola. Famili ini termasuk dalam

herba, jarang berkayu. Daun tersebar atau berhadapan; tunggal, sering dengan

anatomi tipe Kranz. Bunga kecil, tunggal atau dalam spika, panikula, rasemus

atau simosa, sering diliputi oleh braktea atau brakteola; aktinomorf, bi- atau

uniseksual; calix 3-5, kering berbentuk selaput, lepas atau bersatu di dasar;
corolla tidak ada; stamen sebanyak dan berhadapan dengan calix, lepas atau

bersatu di bawah membentuk tabung; bakal buah superus, 23 karpel, 1 ruang;

1 atau beberapa bakal biji. Buah akhene, nuks atau kapsula; biji dengan

endosperm. Famili ini terdiri dari sekitar 65 marga dan 900 jenis, tersebar di

daerah tropis dan subtropis

Dalam suku ini termasuk ± 850 jenis terbagi dalam 64 marga yang

tersebar di daerah-daerah tropika dan subtropika, anggota-anggotanya banyak

terdapat di Amerika Selatan.

Hubungan Evolusi dari famili ini menurut Bentham dan Hooker

memasukkan famili ini ke dalam seri Curvembryae pada Monochlamydae.

Engler meletakkan famili ini pada sub ordo Chenopodinae pada ordo

Centrospermae, Amaranthaceae berkerabat dekat dengan Chenopodiaceae

karena memiliki bunga monochlamydous, stamen uniseriate dan bakal biji

tunggal pada unilokular ovary, tetapi berbeda karakter bunga, braktea

scarious dan perianthum yang membranous. Famili ini merupakan famili

primitif dari Centrospermales. Berdasarkan penelitian yang terakhir pada

bunga family ini, basis bunga ini awalnya dichasium dengan tiga bunga

kemudian dua bunga mengalami reduksi dan hanya tinggal brakteola saja, ini

berarti bahwa tiap brakteola bunga merupakan peninggalan dari dichasium

yang sebelumnya. Hutchinson dkk tidak menyetujui bunga ini adalah

primitive tetapi berasal dari nenek moyang Caryophyllaceous.

Menurut Barus (2003) Bayam duri (Amarathus spinosus L.)

merupakan gulma semusim, adapun siklus hidup gulma semusim mulai dari
berkecambah, berproduksi, sampai akhirnya mati berlangsung selama satu

tahun. Gulma ini juga merupakan golongan gulma berdaun lebar.

CONTOH SPESIES DARI FAMILI AMARANTHACEAE

1. BAYAM DURI (Amaranthus spinosus)

Semua tumbuhan bayam berasal dari Amerika, namun kini tumbuhan

bayam sudah tersebar keseluruh dunia. Salah satu bayam yang sudah tersebar

keseluruh dunia yaitu bayam duri (Anonim, 2012:1). Tumbuhan bayam duri

merupakan tumbuhan liar yang sering tumbuh di pekarangan rumah dan di

halaman-halaman sekolah, di semak, di ladang atau di jalan-jalan kampung

serta di pinggir-pinggir sungai. Bayam duri ( Amaranthus spinosus L.)

termasuk tumbuhan jenis Amaranth (Thomas, 1989:25).

Tumbuham bayam duri (A.spinosus L.) mempunyai batang yang

tegak, lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter, kerap bercabang

banyak dan berduri. Dicetak pada tanggal 2019-10-26 Id Doc:

589c896681944d3210493e37 8 Daun bulat telur memanjang berbentuk

lanset, panjang 5-8 cm, dengan ujung tumpul dan pangkal runcing. Daun

pelindung dan anak daun pelindung runcing, panjangnya sama dengan tenda

bunga. Daun tenda bunga berjumlah 5 dengan panjang 2-3 mm, gundul, hijau

atau ungu dengan tepi transparan (Steenis, 2002:177-178). Sebagai tanda

khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada batang pohon, tepatnya dipangkal

tangkai daun terdapat duri. Bunganya terletak di bawah duduk diketiak, yang

atas terkumpul menjadi karangan bunga di ujung dan duduk di ketiak, bentuk
bunga seperti bulir atau bercabang pada pangkalnya. Bulir ujung sebagian

besar jantan, tidak berduri. Benang sari 5, lepas, tanpa taju yang disisipkan

diantaranya. Kepala putik duduk, bentuk benang. Buah bulat memanjang

dengan tutup yang rontok serta bayam duri juga berbiji (Steenis, 2002:178).

Tumbuhan bayam duri (A.spinosus L.) dapat dilihat pada Gambar 2.1 dimana

tumbuhan bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar

matahari dengan suhu udara antara 25º-35º (Thomas, 1989:25).

Menurut Tjitrosoepomo (2004:130-135) klasifikasi tumbuhan bayam

duri adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.

2. BAYAM MERAH

Bayam sangat dibutuhkan bagi anak kecil, ataupun balita. Cara

menghidangkannya pun beraneka ragam, seperti disayur ataupun untuk

campuran bubur. Zat besi yang terkandung dalam bayam sangat dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan tubuh balita. Bayam digemari masyarakat

Indonesia karena enak, lunak, dan dapt memperlancar pencernaan. Total luas

panen bayam di Indonesia pada tahun 1994 mencapai 34.600 hektar atau

menempati urutan ke-11 dari 18 sayuran komersial yang dibudidayakan dan

dihasilkan di Indonesia. (Hadisoeganda, 1996). Produksi bayam semakin

meningkat dari tahun ke tahun karena kesadaran mayarakat akan pentingnya

mengkonsumsi sayuran semakin meningkat. Bayam dapat menjadi sumber

protein yang murah dan baik bagi para penduduk di daerah tropis, sub tropis,

dan iklim sedang. Di Asia Timur dan Asia Tenggara, bayam sayur biasa

disebut Chinese amaranth. Ditingkat konsumen, dikenal dua macam bayam

sayur, yaitu bayam petik dan bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan

tumbuh tegak dengan batang yang besar (hingga dua meter). Daun mudanya

dimakan untuk dilalap atau digoreng dengan dibaluri tepung. Daun bayam

cabut berukuran lebih kecil dan ditanam 6 untuk waktu singkat (paling lama

25 hari), lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur

bobor (Saparinto, 2013).


Tanaman bayam merah memiliki ciri berdaun tunggal, ujungnya

meruncing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna putih kemerah-

merahan. Bunga bayam merah ukurannya kecil muncil dari ketiak daun dan

ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya tidak berdaging, tetapi bijinya

banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah pecah. Tanaman ini memilki akar

tunggang dan berakar samping. Akar sampingnya kuat dan agak dalam.

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak. Bayam merah memiliki banyak

manfaat karena mengandung vitamin A dan C, sedikit vitamin B, kalsium,

fospor, dan besi (Sunarjono, 2014).

Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistematika) tumbuhan, tanaman

bayam merah termasuk ke dalam :

Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryphyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor L. (Saparinto, 2013).

3. BROCCO LIAR / BUNGA BAYAM

Memiliki batang bulat dengan alur yang kasar memanjang, warna batang

hijau atau merah, tumbuh liar di sisi jalan. Daunya berbentuk bulat telur

memanjang, ada yang warna hijau dan ada yang warna merah. Bunga

tumbuhan ini berbentuk bulir dengan panjang kurang lebih 3-10 cm dengan

warna merah muda atau ungu. Bijinya berwarna hitam agak cerah.

Klasifikasi taksonomi tanaman Brococo lia/ bunga bayam (Celosia

argentea linn.) adalah:


Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Familia : Amaranthaceae

Genus : Celosia

Spesies : Celosia argentea linn


Dapus

Susilowati, Erna. 2012. Skripsi. PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN


GULMA BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.) PADA PEMBERIAN
EKSTRAK KIRINYUH (Chromolaena odorata (L.) R. M. King & H. B. Rob).
Fakultas MIPA. Universitas sebelas Maret. Surakarta

Sumiati. 2018. Skripsi. INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN PEKARANGAN DI


KAMPUNG PENAMPAAN UKEN KECAMATAN BLANGKEJEREN GAYO LUES
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI. Fakultas tarbiyah dan keguruan.
Universitas Islam Negeri Ar-raniry Darussalam. Banda Aceh.

http://eprints.umm.ac.id/25405/2/jiptummpp-gdl-danirestan-37707-2-babi.pdf.
diakses pada tanggal 26 oktober 2019.

http://digilib.unila.ac.id/10607/14/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 26


oktober 2019.

http://repository.fkip.unja.ac.id/file?i=10JnddvYptErkNlzXRAVi4ZVKC16msPB
sBcih4lDXwY. Diakses pada tanggal 26 oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai